• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

K. Deskripsi Fokus Penelitian

a. Melakukan pengawasan secara akurat dan kejelasan dalam melaksanakan pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

b. Melaksanakan Pengawasan dengan pedoman yang telah direncanakan.

Melaksanakan pengawasan dengan melihat apa yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Mencegah terjadinya Tindakan yang penyimpangan selama beraktivitas/pengawasan yang dilakukan di lapangan.

2. Pengawasan Represif

a. Terpusat pada titik-titik pengawasan yang strategis

b. Pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan telah dilaksanakan.

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari bulan juli sampai dengan bulan sepetember 2021 setelah peneliti melakukan semininar Proposal. Adapun lokasi dan tempat penelitian yaitu pada Dinas TenagaKerja dan Tranmigrasi Provnsi Sulawesi Selatan. Alasan pemelihan lokasi ini dikarenakan intansi tersebut terlibat langsung dalam mengawasi tenaga kerja asing di Kota Makassar.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Adapun dalam penlitian ini menggunkan deskripsi kualitatif yaitu penliti memberikan segala infomarmasi yang didapatkan di lapangan dengan pengamatan langsung, wawancara serta mengumpulkan data terkait permasalahan yang diteliti yakni pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar.

2. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yakni kuliatatif dekriptif yaitu jenis penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh dan mengolah berbagai macam data yang telah dikumpulan melalui hasil wawancara maupun pengamatan langsung dilapangan sehingga data yang didapatkan dapat memberikan gambaran tentang permasahalahan yang diteliti yaitu pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja asing di Kota Makassar.

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan terhadap hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti yang didapatkan pada informan yang berkaitan dengan pengawasan tenaga kerja asing di kota makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang didapatkan pada peraturan-peraturan dan dokumen-dokumen maupun buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan merupakan orang-orang yang berada dalam ruang lingkup dalam pengawasan tenaga kerja asing, dimana pengambilan informan ini menyampaikan informasi yang akan diteliti dan mengtahui situasi maupun kondisi tentang pengawasan tenaga kerja asing. Dalam penetapan informan mengggunakan teknik titik, merupakan teknik penentuan informan yang disarkan pada tujuan yang diteliti. Adapun dalam informan dalam penelitian ini yaitu :

.

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan

1. Rany Harwiyanti S.Sos. RH Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja

TH Kepala Bidang Pengawasan ketenagakerjaan

4. Giawan

Lussa,SH.,M.Hum.

GL Seksi Pembinaan pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja

5. A. Yulia M,ST AY Pengawasan Norma Kerja Jaminan Sosial 6. Akhiruddin S.Sos AK Seksi Pembinaan Organisasi Kerja Pengusahan dan Syarat-syarat Tenaga Kerja.

7. Juanda JU Staf Pengawasan Ketenagakerjaan

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini:

1. Observasi

Proses pengumpulan data secara observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan atau berkunjung langsung pada tempat yang diteliti dalam hal ini di Dinas Tenaga kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

2. wawancara

Wawancara merupakan proses pengumpulan informasi dan data dalam bentuk pertanyaan dengan bertemu langsung kepada infoman yang terkait dalam permasalahan yang diteliti yaitu berkaitan dengan pengawasan tenaga kerja asing di Kota Makassar

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari dokumen dan buku-buku yang didapatkan dan dianggap berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan menambah bukti dan informasi yang masih kurang dari hasil wawancara.

F. Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data (Data collection)

Pengumpulan data Observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dalam penelitian kualitatif menggunakan kombinasi ketiganya yaitu (triangulasi).

Pada tahap awal peneliti melakukan observasi secara bertahap dilokasi penelitian pada situasi/obyek yang akan diteliti, dimana peneliti menerima akan banyak data.

2. Reduksi Data (Data reduction)

Setelah data yang dikumpulkan di lapangan dengan jumlah yang banyak kemudian data tersebut di catat secara rinci dan cermat dan melakukan reduksi data memilih dan merangkum data yang dianggap penting dari topik yang diteliti, oleh karena itu mereduksi data membuat gambaran besar menjadi jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan banyak data.

3. Penyajian Data (Data display)

Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya menampilkan data yang telah didapatkan dan memvisualisasikan sehingga data yang didapatkan dapat dipahami tentang apa yang terjadi dan akan direncanakan.

4. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya ialah melakukan penarikan kesimpulan terhadap data yang telah disajaikan dan direuduksi dalam penarikan kesimpulan ini penliti menggukana data yang telah dikumpulkan sebelumnya dan menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

G. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunkan triangulasi cara yang sangat penting untuk menguji validitas dari hasil penelitian yang telah diteliti dengan menggambungkan semua data yang didapatkan. Triangulasi dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1. Triangulasi sumber

Dalam triangulasi sumber melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah didapatkan dan membadingkan data terhadap informasi-informasi yang telah didapatkan secara berbeda, dengan membandingkan hasil pengamatan langsung dan hasil wawancara serta buku-buku yang telah didapatkan.

2. Triangulasi Teknik

Teknik triangulasi merupakan teknik yang penting dalam menguji reliabilitas data yang telah didapatkan kemudian dilakukan verifikasi terhadap data dari sumber yang berbeda dengan menggukan teknik ini dengan menggabungakan semua data yang telah didapatkan dari hasil wawancara pengamatan langsung dan dokumen-dokumen pendukung dan buku-buku yang sudah ada sehingga data yang didapatkan menjadi relevan.

3. Triangulasi Waktu

Dalam teknik triangulasi waktu, sangat mempengaruhi kerebilitas data diamana dalam pengambilan data terhadap informan dilakukan pada jam tertentu. Misal pada pagi hari dan sore hari dimana informan mempunyai waktu luang, sehingga data yang didapatkan menjadi valid dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

31 BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Peneltian

1. Deskripsi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan merupakan Dinas yang memiliki kewenangan di Bidang Pembinaan Dan Penempatan Tenaga Kerja juga perlindungan tenaga kerja pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun tugas utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai instansi pemerintah yang bekerja pada bidang tenaga kerja dan transmigrasi pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya merumuskan kebijakan ketenagakerjaan dan Transmigrasi, pelaksana kebijakan tenaga kerja dan transmigrasi, administrasi ketenagakerjaan, pengawasan tenaga kerja dan transmigrasi pelaporan dan evaluasi bidang tenaga kerja dan transmigrasi.

Terkait dengan tugas dan fungsinya, maka Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beberapa wewenang perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), Izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, kartu izin ketenagakerjaan, izin kerja, hingga izin lembaga pelatihan kerja (LPK).

Salah satu wilayah yang banyak menggunakan Tenaga Kerja Asing adalah Kota Makasar yang merupakan Kota terbesar di kawasan timur Indonesia sehingga penggunaan Tenaga Kerja Asing tidak bisa dihindari. Melihat dengan banyaknya investor yang berinvestasi di Kota Makasssar. Adapun Tenaga Kerja Asing yang

masuk di Kota Makassar diakibatkan juga dengan kemampuan dan keterampilan skill yang dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing yang belum bisa dimiliki oleh para tenaga kerja lokal.

Di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan terdapat lima puluh enam (56) Tenaga Kerja Asing (TKA) yang terdaftar dari bulan januari-juli 2021 yang bekerja di wilayah Kota Makassar dengan China 14 tenaga kerja dan diikuti Korea selatan dan Filipina sebanyak 6 tenaga kerja, Amerika serikat jepang dan Malaysia sebanyak 5 tenaga kerja, Belanda 3 tenaga kerja, taiwan jerman dan australia sebanyak 2 tenaga kerja, jepang, turki, vietnam dan sudan masing-masing 1 tenaga kerja. Adapun dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing harus mempunyai dokumen-dokumen perizinan seperti permohonan rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Permohonan izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dan vitas (visa tinggal terbatas). Setelah semua dokumen telah dipenuhi maka Tenaga Kerja Asing tersebut sudah diperbolehkan untuk bekerja pada perusahaan yang berada Kota Makassar.

2. Struktur Organisasi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan

Struktur Organisasi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana yang tercantum dalam peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 77 Tahun 2016 tentang kedudukan susunan Organisasi tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi B. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan fakta dan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti dan disesuaikan dengan teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif. Dengan

menggunakan teori tersebut peneliti berupaya untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar” dan pembahasan penelitian diurutkan berdasarkan sub fokus dari teori tersebut. Dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara yang menggunakan Teknik Purposive. Dimana pada informan ini merupakan orang-orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena informan tersebut sering berurusan dengan yang sedang diteliti terhadap pengawasan Tenaga Kerja Asing. Mengingat jenis data yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga data yang didapatkan berupa kata-kata dan kalimat hasil wawancara, observasi dan maupun dokumentasi lainya.

Melihat dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar yang memiliki sebanyak 156 Tenaga Kerja Asing yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dengan China sebanyak 14 tenaga kerja dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing masuk di Kota Makassar maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan pada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan selalu melakukan pengecekan kelengkapan dokumen administrasi yang dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing yang akan masuk bekerja di wilayah Kota Makassar.

Adapun Tenaga Kerja Asing yang terdaftar di Provinsi Sulawesi Selatan Penempatan Kota Makassar sebagai berikut :

Tabel 4.1

Keberadaan TKA Menurut Asal Negara di Kota Makassar 2021

No. Asal Negara Jumlah TKA

Sumber Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulsel, januari-juli 2021

Sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian berikut ini merupakan beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi TKA.

1. Permohonan Rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 2. Permohonan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA)

3. pemohon Visa

4. Disediakan VITAS (visa tinggal terbatas) untuk masuk di wilayah Indonesia 5. Pengecekan dan pemeriksaan orang asing tersebut di tempat pemeriksaan

imigrasi

6. Pemberian Izin Keimigrasian (ITAS/Izin Tinggal Terbatas)

7. Selama Bekerja wilayah di Indonesia (ITAS)

Namun jika ditemukan ketidaksesuaian dalam Peraturan-peraturan tersebut, Maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan melakukan pengawasan terhadap TKA.

1. Pengawasan Preventif a. Pengawasan secara akurat

Dalam pelaksanaan kegiatan Pengawasan Preventif dengan menggunakan informasi-informasi secara akurat. Data yang salah dari pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil Tindakan korektif yang salah atau dapat menyebabkan masalah yang sebenarnya tidak ada. Berdasarkan wawancara dengan JU selaku staf Pengawasan Ketenagakerjaan

“Data Tenaga kerja asing (TKA) yang didapatkan di seksi penempatan dan perluasan kesempatan kerja kemudian diteruskan ke kepala bidang pengawasan ketenagakerjaan agar bisa melakukan pengawasan terhadap TKA yang bekerja di wilayah Kota Makassar.” (hasil wawancara JU tanggal 15 Agustus 2021)

Pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan akan meminta terlebih dahulu data kepada Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja nantinya dari data yang telah didapatkan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan akan melakukan Pengecekan kelengkapan dokumen administrasi terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Kota Makassar.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan TH selaku kepala bidang Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa informasi-informasi yang diberikan oleh tim pengawas di lapangan sudah akurat, berikut Pernyataan dari TH :

“Informasi yang telah diberikan oleh tim pengawas di lapangan sudah cukup akurat, dan kita juga selalu berkoordinasi dengan tim pengawas yang melakukan pengawasan langsung terhadap TKA” (hasil wawancara TH tanggal 19 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan diatas informasi yang didapatkan dari tim pengawas yang melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja asing maupun yang melakukan pengecekan kelengkapan dokumen perizinan selalu memberikan informasi yang akurat kepada kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

MA Selaku Kepala Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan juga menyampaikan pernyataan serupa tentang pelaksanaan pengawasan yang dilakukan menggunakan informasi yang akurat :

“Ya, berdasarkan informasi kemarin dari tim pengawas, mereka telah memenuhi data dan persyaratan untuk benar-benar bekerja dan tinggal di sini, jika mereka sudah mengisi datanya dan sudah mendapatkan izin tinggal dan bekerja mereka harus lapor terlebih dahulu, untuk kelengkapan dokumen perizinan terhadap TKA yang bekerja di perusahaan yang berada di Kota Makassar” (hasil wawancara MA tanggal 10 Agustus 2021)

Berdasarkan Pernyataan tersebut bahwa informasi yang diberikan oleh tim pengawas yang melaksanakan pengawasan langsung terhadap perusahaan-perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing, sudah memberikan informasi yang akurat dan mendapatkan bahwa tidak ada terjadinya pelanggaran terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di wilayah Kota Makassar. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pembinaan Organisasi Kerja Pengusaha dan Syarat-syarat Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

“Untuk kelengkapan pemeriksaan dokumen terhadap TKA yang berada di wilayah Kota Makassar, sejauh ini belum ada masalah yang ditemukan dan pemeriksaan dokumen berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan” (hasil wawancara AK 20 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa setiap pemeriksaaan dokumen-dokumen perizinan yang dilakukan berjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tim pengawasan yang memberikan informasi-informasi sesuai dengan data di lapangan bahwa setiap bulan dirapatkan bersama untuk ditindak lanjuti pelaksanaan kegiatan pengawasan yang berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing.

Namun beberapa laporan yang diberikan setiap bulan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan di Kota Makassar selalu melaporkan TKA nya ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dan diikuti dengan berkasnya.

Sebagaimana pernyataan yang diberikan Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

“Laporan-laporan jumlah TKA yang diterima setiap tahunnya di wilayah Kota Makassar mengalami penambahan jumlah setiap bulannya. Dan perusahaan yang menggunakan TKA tersebut juga selalu melaporkan TKA nya dengan membawa dokumen kelengkapannya” (hasil wawancara RH 20 Agustus 2021)

Berdasarkan. Hasil wawancara dari Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Disnakertrans provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Seksi Penegakan Hukum Disnakertrans provinsi Sulawesi Selatan, yang telah diwawancarai oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa setiap yang terkait dalam pengawasan Penggunaan Tenaga Kerja Asing

mendapatkan informasi-informasi yang akurat untuk pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan terhadap Tenaga Kerja Asing dengan mengumpulkan data-data yang berbeda dari masing-masing Bidang untuk selalu bisa menindaklanjuti pengawasan oleh semua instansi terkait dalam mengawasi penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

b. Pengawasan Dengan Pedoman yang Telah Direncanakan

Pengawasan Preventif ini juga dilakukan dengan melaksanakan pengawasan dengan pedoman yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pengawasan Preventif ini memfokuskan pada pengawasan perizinan Tenaga Kerja Asing. Dalam hal ini pemerintah Daerah harus merencanakan Pelaksanaan Pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar agar pengawasan berjalan secara objektif dan menyeluruh. Dalam pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar, diperlukannya Rencana Kerja pengawasan sehingga pengawasan bisa menyeluruh ke semua perusahaan yang dituju. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan :

“Pengawasan yang dilakukan melalui rencana kerja dimana pengawasan melakukan pengawasan terhadap sedikitnya 2 perusahaan selama satu bulan. Melakukan pengawasan, termasuk pengawasan terhadap tenaga kerja asing” (hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara pengawasan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Kerja yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai sasaran minimal bisa mengawasi 2 perusahaan dalam satu bulan. Dalam pengawasan ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan verifikasi perizinan Tenaga Kerja Asing di

masing-masing perusahaan, seperti yang dijelaskan oleh GL Kepala Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan berikut:

“Di bidang pengawasan itu melakukan pengawasan langsung ke perusahaan-perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing dan melihat dokumen kelengkapan TKA seperti dokumen RPTKA, IMTA dan ITAS, kalau TKA tersebut tidak memiliki dokumen itu atau tidak sesuai dengan dokumen yang tertera maka kami cabut dan berhentikan dari tempat bekerja tersebut” (hasil wawancara GL 11 Agustus 2021) Berdasarkan pernyataan tersebut pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan selalu mengikuti rencana kerja yang telah ditetapkan.

Dari rencana kerja yang telah dibuat pihak Bidang Pengawaan Ketenagakerjaan selalu melakukan pengecekan kelengkapaan dokumen perizinan seperti kelengkapan dokumen rencana penggunakaan tenaga kerja asing (RPTKA) izin memepekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) dan izin tinggal terbatas (ITAS) terhadap tenaga kerja asing yang akan masuk bekerja di Kota Makassar dan apabila tenaga kerja asing tersebut belum memiliki kelengkapaan dokumen-dokumen perizinan yang telah ditetapkan maka tenaga kerja asing tersebut belum bisa diizinkan untuk bekerja di wilayah Kota Makassar.

Adapun perencanaan pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

1. Pengawasan Rutin dengan Pengecekan administrasi

2. Merencanakan pelaksanaan pengawasan secara terbuka maupun tertutup.

Setelah melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar baik pengawasan secara administrasi maupun secara langsung di

lapangan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melalui bidang pengawasan ketenagakerjaan selalu melakukan rapat evaluasi bersama dengan instansi yang terkait Tenaga Kerja Asing. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan :

“Setelah melakukan pengawasan terhadap TKA maka dari bidang ketenagakerjaan Bersama dengan instansi yang terkait dengan TKA akan melakukan rapat evaluasi tentang tindak lanjut yang akan diambil. Ketika memang ada TKA yang menyimpang atau melakukan tindak pidana maka kami akan memberikan sanksi yang tegas” (hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat simpulkan bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing maka harus sesuai dengan pedoman yang telah direncanakan sehingga pengawasan yang dilakukan berjalan secara objektif, setelah melaksanakan pengawasan, terdapat rapat evaluasi yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing. Dan hasil dari rapat evaluasi tersebut apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan maka akan diberikan sanksi yang tegas diantaranya larangan kerja yang diberlakukan kepada Tenaga Kerja Asing sampai memenuhi semua dokumen perizinan dan akan dikeluarkan dari perusahaan yang ditempati bekerja dan akan mendapatkan denda terkait dengan pelanggaran yang dilakukan.

c. Melakukan Pengawasan untuk Mencegah terjadinya Tindakan Penyimpangan-Penyimpangan

Dalam Pengawasan Preventif juga melakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya Penyimpangan selama pengawasan dilakukan. Melihat dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing yang terdaftar bekerja di Kota Makassar dengan 156 Tenaga Kerja Asing dan sebanyak 14 Tenaga Kerja Asing berasal dari china

melihat Negara china merupakan negara dengan penduduk terbesar di dunia dan banyaknya Investor asal China yang masuk berinvestasi di Kota Makassar sehingga mengakibatkan banyaknya Tenaga Kerja Asing asal china yang bekerja di Kota Makassar. Adapun Tenaga Kerja Asing dari Sudan, Vietnam, Afrika Selatan, Inggris, Singapura dan Turki sebanyak 1 Tenaga Kerja yang bekerja sebagai pengajar bahasa arab, marketing, Manager serta machine Advisor yang bekerja di perusahaan yang menggunakan tenaga kerja yang profesional maka perusahaan tersebut menggunakan Tenaga Kerja Asing dan pengajar bahasa arab yang didatangkan dari Sudan untuk menjadi mentor pengajar bahasa arab yang baku.

Sehingga Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing dengan meminta terlebih dahulu data TKA kepada Seksi Pembinaan Penempatan dan Perluasan kesempatan Kerja dijelaskan oleh AY.

“Kami terlebih dahulu meminta data TKA kepada seksi pembinaan penempatan dan perluasan kerja nantinya dari data tersebut kami akan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap 156 TKA yang masuk bekerja di Kota Makassar dan akan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap TKA tersebut apakah TKA yang masuk bekerja tidak melakukan tindakan penyimpangan-penyimpangan terhadap dokumen perizinan yang telah dikeluarkan” (hasil wawancara AY 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas pengawasan yang dilakukan terhadap tenaga kerja asing terlebih dahulu meminta data-data TKA yang bekerja di Kota Makassar dari data yang telah didapatkan kemudian akan dilakukan pengecekan terhadap perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing, sejauh ini terdapat 156 tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Makassar dengan china sebanyak 14 tenaga

Berdasarkan hasil wawancara diatas pengawasan yang dilakukan terhadap tenaga kerja asing terlebih dahulu meminta data-data TKA yang bekerja di Kota Makassar dari data yang telah didapatkan kemudian akan dilakukan pengecekan terhadap perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing, sejauh ini terdapat 156 tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Makassar dengan china sebanyak 14 tenaga

Dokumen terkait