• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DI KOTA MAKASSAR. Oleh: Oleh: MUH. ARFAH SHIDDIQ Nomor Induk Mahasiswa :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DI KOTA MAKASSAR. Oleh: Oleh: MUH. ARFAH SHIDDIQ Nomor Induk Mahasiswa :"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOTA MAKASSAR

Oleh:

Oleh:

MUH. ARFAH SHIDDIQ

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11305 17

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)

i

SKRIPSI

PENGAWASAN TENAGA KERJA ASING (TKA) DI KOTA MAKASSAR

Sebagai Salah Satu Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik (S.AP)

Disusun dan Diajukan Oleh:

MUH. ARFAH SHIDDIQ

Nomor Induk Mahasiswa: 10561 11305 17

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Muh Arfah Shiddiq Nomor Induk Mahasiswa : 10561 11305 17

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar bahwa karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 02 September 2021 Yang menyatakan

Muh Arfah Shiddiq

(6)

v ABSTRAK

Muh Arfah Shiddiq, 2021, Pengawasan Tenaga Kerja Asing (TKA) Di Kota Makassar, ( di bimbing oleh Abdul Mahsyar dan Samsir Rahim.)

Tenaga kerja asing merupakan warga asing pemegang visa untuk masuk bekerja di wilayah Indonesia. Sehingga diperlukan pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja asing agar kurang penggunaan tenaga kerja asing ilegal di Kota Makassar. Dalam pengawasan tenaga kerja asing di Kota Makassar dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui (1) bagaimana pengawasan Preventif terhadap penggunaan tenaga kerja asing di Kota Makassar (2) untuk mengetahui bagaimana pengawasan Represif terhadap tenaga kerja asing di Kota Makassar.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan sumber data primer adalah Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan. Dan dari data yang telah diperoleh dari hasil penelitian diolah menggunakan Teknik analisis secara deskripsi kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan pengawasan tenaga kerja asing yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan mengawasi tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Makassar dengan melakukan pengawasan rutin dengan pengecekan administrasi kelengkapan dokumen- dokumen perizinan dan melakukan pengawasan langsung terhadap perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing di Kota Makassar.

Kata Kunci : Pengawasan, Tenaga Kerja Asing

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas nikmat dan karunia ALLAH SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengawasan Tenaga Kerja Asing (TKA) Di Kota Makassar. Yang merupakan salah satu syarat penyelesaian studi ilmu Administrasi Negara fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis tentunya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan yang disengaja maupun kesalahan yang tidak disengaja, termasuk dalam penulisan proposal penelitian ini yang tentunya menemui hambatan, dan kesulitan sehingga untuk menjadi lebih baik membutuhkan doa dan dukungan yang merupakan perantara penulis dengan sang pencipta baik yang secara langsung maupun secara tidak langsung.

Proposal penelitian ini merupakan tahapan awal yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Abdul Mahsyar, M.Si. selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.

Samsir Rahim, S.Sos. M.Si. selaku Pembimbing II. Terima Kasih atas segala bimbingannya, ajaran dan ilmu-ilmu baru yang penulis dapatkan selama penyusunan skripsi ini. Dengan segala kesibukan masing-masing dalam pekerjaan maupun pendidikan, masih bersedia untuk membimbing dan menuntun penulis dalam penyusunan skripsi ini. Sekali lagi Terimakasih dan mohon maaf bila ada kesalahan yang penulis lakukan.

(8)

vii

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara dan Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kepada kedua orang tua Ibunda Darwati dan Ayahanda Hasan Basri yang selalu mendoakan dan selalu memberikan motivasi serta selalu mensuport dari belakang sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Segenap Staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah.

8. Kepada para penguji penulis mulai dari Ujian Proposal Hingga Ujian Skripsi, terima kasih masukan dan arahnya.

9. Bapak M. Abdi Taufan Husni, S.H Selaku Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

10. Ibu Rany Harwiyanti S.Sos. Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

(9)

viii

11. Kepada semua staf Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan

12. Seluruh Narasumber yang telah memberikan data-data yang terkait dalam penyusunan skripsi ini.

13. Kepada teman-teman saya Samsu alam, Ikram Maulidin, Rahmawati, Muh.

Hijir ismail, Misbahriantari, Sri nurnandayani, A. Wahdania yang selalu memberikan dorongan dan masukan kepada peneliti.

14. Serta ucapan terima kasih tak lupa saya ucapkan kepada teman- teman kelas H yang telah memberikan banyak referensi serta motivasi kepada saya untuk menyelesaikan Skripsi ini.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesain skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar 02 September 2021

Muh. Arfah Shiddiq

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Konsep Teori Pengawasan ... 10

C. Fungsi Pengawasan ... 13

D. Bentuk Dan Tujuan Pengawasan ... 14

E. Jenis Pengawasan ... 16

F. Proses Pengawasan ... 17

G. Konsep Tenaga Kerja Asing ... 18

H. Pengawasan Tenaga Kerja Asing ... 20

I. Kerangka Pikir ... 22

J. Fokus Penelitian ... 23

K. Deskripsi Fokus Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Jenis Dan Tipe Penelitian ... 25

C. Sumber Data ... 26

(11)

x

D. Informan Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 28

G. Teknik Pengabsahan Data ... 29

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Deskripsi Lokasi Peneltian ... 31

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 33

C. Pembahasan Penelitian ... 49

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Informan...27 Tabel 4.1 Data sesuai dengan asal negara TKA januari-juli 2021…...35

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir...23

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan...33

Gambar 4.3 Contoh Surat RPTKA...43

Gambar 4.4 Contoh Surat Perpanjangan IMTA...44

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan globalisasi di era saat ini mendorong pergerakan mobilitas investasi ke berbagai sendi-sendi kehidupan yang ada di seluruh dunia, tidak terkecuali pada sektor tenaga kerja yang mengakibatkan, terjadinya migrasi penduduk antar negara. Dalam upaya memberikan izin Tenaga Kerja Asing perlunya tata tertib hukum dalam mempekerjakan tenaga asing pada suatu wilayah sehingga terwujudnya pembangunan daerah serta menambah kualitas mutu kerja pada tenaga kerja lokal, untuk melakukan hal tersebut para owner modal selaku pengusaha perlu membawa tenaga kerja dari Negara asal maupun dari Negara lainya untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Asing. Sehingga dibutuhkan peraturan tenaga kerja yang dapat mengendalikan Tenaga Kerja Asing dan dapat menghindari masuknya Tenaga Kerja Asing ilegal yang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi pada suatu daerah maka perlunya perjanjian antara masyarakat ASEAN (Astuti, 2018).

Indonesia merupakan salah satu negara yang masuk dalam masyarakat ekonomi (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) yang dimulai pada tahun 2015 tujuan dari dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan kestabilan perekonomian dalam masyarakat ASEAN, serta mampu mengatasi masalah-masalah dalam perekonomian ASEAN. Dampak positif yang muncul dengan adanya (MEA), tentunya akan meningkatkan investasi yang ada di dalam Negeri maupun di luar Negeri sehingga akan membuka banyak lapangan

(15)

pekerjaan yang baru. Sedangkan dampak negatif dari (MEA) mudahnya jasa maupun barang yang masuk secara bebas, yang akan mengakibatkan Tenaga Kerja Asing bisa masuk dengan mudah di Indonesia sehingga akan meningkatkan persaingan tenaga kerja dalam bidang ketenagakerjaan (Laksono, 2018).

Kebutuhan terhadap tenaga kerja yang ahli dan profesional dalam bidang pekerjaan tertentu membuat perusahaan yang berada di Indonesia, baik dari perusahaan nasional maupun swasta menggunakan Tenaga Kerja Asing yang handal dalam bidang pekerjaan tertentu sehingga kebutuhan akan penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Dalam rangka memberikan tertib administrasi serta kelancaran dalam pelayanan terhadap orang asing yang telah berkepastian hukum terhadap izin tinggal keimgrasian sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA) dipandang sangat penting oleh pihak keimgrasian.

Adapun dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing menetapkan bahwa Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disingkat (TKA) adalah warga Negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia, tenaga kerja pendamping adalah tenaga kerja Indonesia yang ditunjuk dan dipersiapkan sebagai pendamping dalam rangka alih teknologi dan alih keahlian. Pemberi kerja Tenaga Kerja Asing yang selanjutnya disebut dengan (TKA) adalah badan hukum atau badan lainnya yang mempekerjakan (TKA) dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Dari Undang-Undang tersebut menjelaskan tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing yang ada di Indonesia harus mempunyai visa masuk untuk bekerja di

(16)

Indonesia selanjutnya para pemberi kerja bagi Tenaga Kerja Asing harus memberikan imbalan\kompensasi kepada pemerintah terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing di perusahaan atau di wilayah tertentu.

Peraturan mengenai Tenaga Kerja Asing juga diatur dalam dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah. Dalam undang-undang tersebut mengatur tentang pembagian urusan ketenagakerjaan. Dalam pasal 12 ayat 2 bahwa diatur jika urusan tenaga kerja adalah urusan pemerintah yang harus dan tidak berkaitan dengan pelayanan dasar. Sehingga apabila dirujuk pasal 11 ayat (1) UU No 23 Tahun 2014 bahwa dalam urusan tenaga kerja merupakan urusan pemerintah daerah karena merupakan urusan pemerintah yang konkuren. Yang bisa dibagi dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam hal urusan ini diberikan ke pemerintah daerah. sehingga dalam hal urusan tersebut adalah dasar dalam penerapan pelaksanaan otonomi daerah.

Peraturan kewenangan Pengawasan Ketenagakerjaan yang diatur dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah setiap Pengawasan Ketenagakerjaan yang berada pada wilayah Kabupaten/kota di seluruh Indonesia diambil alih statusnya ke Provinsi pada bulan januari tahun 2017 termasuk Kota Makassar.

Berdasarkan jumlah Tenaga Kerja Asing yang masuk di Indonesia dari data kementerian ketenagakerjaan Republik Indonesia tahun 2018 jumlah Tenaga Kerja Asing yang masuk di Indonesia mencapai 95.335 orang naik 10,88% dari tahun 2017 sebanyak 85,975 pekerja. dari jumlah Tenaga Kerja Asing yang masuk di Indonesia terdapat tenaga kerja profesional yaitu sebanyak 30.262 manajer 21.237

(17)

konsultan dan direksi sebanyak 30.708 orang, Adapun Tenaga Kerja Asing berdasarkan dari Negara asalnya china sebanyak 32.000 orang dari Jepang, 9.686 orang dari Korea, 6.895 orang dari India dan 4.667 dari Malaysia. Jumlah Tenaga Kerja Asing tersebut berdasarkan berdasarkan izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Salah satu wilayah Indonesia yang mempunyai Tenaga Kerja Asing adalah Kota Makassar mengingat Kota Makassar merupakan Kota terbesar di Indonesia timur. Kota Makassar merupakan Kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di ujung selatan pulau Sulawesi. saat ini perusahaan yang berada Kota Makassar sudah banyak yang menggunakan Tenaga Kerja Asing. Jumlah Tenaga Kerja Asing yang Masuk bekerja di Kota Makassar bulan Januari sampai 30 Juli 2021 sebanyak 56 Pekerja, yang bekerja di berbagai perusahaan yang ada di Kota Makassar. Dengan adanya tenaga asing yang masuk di Kota Makassar perlunya dilakukan pengawasan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing yang hendak masuk bekerja maupun yang sudah bekerja.

Seiring dengan banyaknya penggunaan Tenaga Kerja Asing Adapun masalah yang ditemui yaitu tentang penyalahgunaan dokumen-dokumen pada administrasi ketenagakerjaan tentang perizinan (TKA). dimana Tenaga Kerja Asing dibebaskan mendapatkan visa kunjungan yang telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2016 tentang untuk meningkatkan hubungan Negara Republik Indonesia dengan Negara lain dan untuk meningkatkan perekonomian dan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara perlu diberikan kemudahan bagi orang asing masuk ke wilayah Indonesia.

(18)

Namun dengan kemudahan terhadap pemberian visa kunjungan wisata tersebut sering disalahgunakan sehingga Tenaga Kerja Asing yang telah mendapatkan visa tersebut digunakan untuk bekerja. Cara mereka tersebut dipergunakan agar mereka tidak lagi membayar retribusi Tenaga kerja Asing yang ditetapkan perorangan/per bulan oleh pemerintah. Sehingga keberadaan Tenaga Kerja Asing ilegal ini yang menggunakan visa kunjungan wisata tersebut dapat merugikan pemerintah Kota Makassar dan masyarakat sebagai tenaga kerja lokal.

Sehingga dibutuhkan pengawasan terhadap penyalahgunaan Tenaga Kerja Asing pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing di wilayah Kota Makassar.

Sehingga diperlukan pengawasan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing yang ada di Kota Makassar dengan melakukan sidak langsung terhadap perusahaan- perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dengan tujuan memberikan tertib administrasi perizinan dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing, dan memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing yang ilegal serta memberikan Tindakan tegas terhadap tenaga asing tersebut. Pengawasan kepada Tenaga Kerja Asing harus dilakukan secara teratur serta berkala untuk menghindari dan mencegah masuknya tenaga kerja ilegal yang masuk di Kota Makassar.

(19)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pengawasan Preventif terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

2. Bagaimana Pengawasan Represif terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengawasan Preventif terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar

2. Untuk mengetahui Pengawasan Represif terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini meliputi 1. Manfaat teoritis

Diharapkan pada penelitian ini mampu memberikan bantuan pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan pada studi ilmu administrasi negara tentang bentuk pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

2. Manfaat praktis

Sebagai upaya memperluas pengetahuan bagi penulis di bidang ilmu administrasi negara khususnya pada pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar

(20)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dijadikan referensi dalam suatu penelitian. Penelitian terdahulu dijadikan sebagai acuan pembeda dalam penelitian untuk menganalisis perbedaan maupun persamaan di dalam penelitian. Dalam penelitian terdahulu yang terkait dalam penelitian ini adalah :

NO Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Penelitian Engli Irama Siagan (2016) berjudul Pelaksanaan Pengawasan Izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing di kantor Imigrasi Kelas I Pekanbaru.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, dampak pelaksanaan pemantauan izin tinggal TKA kategori I Pekanbaru di Kantor Imigrasi belum berjalan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat bahwa kantor imigrasi hanya menerima laporan dari perusahaannya tentang adanya Tenaga Kerja Asing dengan mengurus surat izin.

Di Kantor imigrasi kelas I Pekanbaru ditemukan juga beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu sumber daya manusianya perlu ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Kemudian perlunya pemaksimalan komunikasi melalui sosialisasi yang diberikan terhadap perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing dan

(21)

sosialisasi terhadap masyarakat agar berpartisipasi dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing. Agar dapat melancarkan tugas kantor imigrasi dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing.

Faktor yang menghambat pelaksanaan pengawasan yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang ada di kantor imigrasi sehingga perlu penambahan unit kendaraan agar pelaksanaan pengawasan berjalan sesuai dengan yang telah dilaksanakan selanjutnya perlunya dilakukan pengawasan secara berkala oleh kantor imigrasi di kota Pekanbaru untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh kantor imigrasi tentang izin tinggal Tenaga Kerja Asing di kota Pekanbaru.

2. Penelitian Abharina

atikah sari (2017) yang berjudul pengawasan Tenaga Kerja Asing di kota Cilegon.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Tenaga Kerja Asing di kota Cilegon rata-rata bekerja di perusahaan swasta asing atau Perseroan Terbatas (PT) yang beroperasi di bidang industri. Dalam kegiatan pengawasan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing yang

(22)

berada di kota Cilegon harus dilakukan dengan cara akurat dan tepat waktu, serta pengawasan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam perencanaan pengawasan baik pada pelaksanaan kegiatan pengawasan administratif maupun di lapangan. Namun dalam pengawasan penggunaan Tenaga Kerja Asing yang bekerja pada perusahaan- perusahaan di kota Cilegon masih belum bisa dikatakan maksimal Diantaranya. kurangnya sumber daya manusia yang memadai, masih banyaknya perusahaan yang melakukan paket\borongan dalam hal tenaga kerja, kurangnya jadwal pengawasan yang dilakukan oleh Tim Pora (tim pengawasan orang asing), 3. Hasil penelitian Diello

wigra hardinata (2018) berjudul pengawasan keimgrasian terhadap Tenaga Kerja Asing

dalam kegiatan

penanaman modal asing.

hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengaturan Tenaga Kerja Asing dalam penanaman modal asing di Indonesia diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan pasal 42, setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Sedangkan Dalam pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing dalam

(23)

kegiatan penanaman modal asing, yaitu dilakukan oleh Keimgrasian, regulasi pengawasan Tenaga Kerja Asing diatur dalam pasal 68 ayat 1 UU Keimgrasian, dimana pengawasan Keimgrasian terhadap orang asing dilaksanakan dalam permohonan visa masuk atau keluar. Namun dalam peraturan perundang- undangan yang mengatur pengawasan dan pengendalian terhadap orang asing dan Tenaga Kerja Asing belum dijalankan secara maksimal, terutama koordinasi antara Lembaga yang terkait sehingga dapat meningkatkan jumlah pelanggaran peraturan keimgrasian oleh orang asing.

B. Konsep Teori Pengawasan

Pengawasan merupakan sebuah proses ataupun sebuah Langkah-langkah pencegahan dari Tindakan penyimpangan fatal dan mengoreksi apabila terjadi sebuah penyimpangan-penyimpangan kecil yang dilakukan oleh karyawan dalam proses penerapan aktivitas organisasi serta menjamin tujuan organisasi yang telah tercapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya (Situmeang, 2017).

(24)

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen. Sehingga pengawasan ditujukan untuk memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan guna untuk mencapai tujuan. Melalui pengawasan, dimungkinkan untuk menilai apakah suatu entitas telah melaksanakan aktivitas sesuai dengan tanggung jawab dan fungsinya secara efektif, efisien dan sesuai dengan regulasi yang berlaku (Kusnadi, 2017).

Menurut Situmorang dalam (Islamiah et al., 2016). Adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk merealisasikan kebijakan yang telah dirumuskan. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan salah satu fungsi departemen manajemen pemerintah untuk mengevaluasi ketepatan pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.

Sedangkan menurut (Amiruddin, 2016). pengawasan merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan secara rasional yang diperlukan dan pola perilaku standar yang umum di komunitas tertentu sehingga efektivitas dan efisien pekerjaan yang dilakukan antar manajer dapat terwujud.

Menurut Permendikbud RI No. 0415/U/1987 tentang pedoman pelaksanaan pengawasan di lingkungan Depdikbud menjelaskan bahwa. Pengawasan adalah salah satu fungsi organisasi administrasi serta manajemen yang meliputi pemeriksaan, pengkajian, dan pemantauan untuk menjaga agar kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi departemen dapat dilakukan secara berdaya guna, berhasil guna sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Handoko dalam (Situmeang, 2017). mengutarakan karakteristik pengawasan yang baik dan efektif :

(25)

1. Akurat yaitu informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat, apabila jika informasi tersebut tidak akurat, sistem pemantauan dapat menyebabkan organisasi melakukan Tindakan perbaikan yang salah, atau bahkan menimbulkan masalah yang sebenarnya tidak ada.

2. Tepat waktu yaitu data yang telah dikumpulkan harus disederhanakan dan dievaluasi secepat mungkin.

3. Berfokus pada titik pemantauan strategis, sistem pengawasan harus berfokus pada area dimana penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan menyebabkan kerusakan yang paling fatal

4. Objektif serta merata, informasi harus mudah dimengerti serta bersifat objektif dan lengkap

5. Realistis secara ekonomi, biaya penerapan sistem pengawasan harus lebih rendah atau setidaknya sama dengan manfaat yang diperoleh dari sistem tersebut.

6. Praktis dalam organisasi, sistem kendali harus sesuai dan berkoordinasi dengan kenyataan kenyataan dalam organisasi

7. Terkoordinasi dengan proses kerja organisasi, karena setiap tahapan proses kerja dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan seluruh operasi, dan informasi pengawasan harus menjangkau semua orang yang membutuhkannya.

8. Fleksibel, pengawasan harus memiliki fleksibilitas untuk membagikan asumsi ataupun respons terhadap ancaman maupun peluang dari lingkungan.

9. Bersifat panduan dan operasional, sistem pengawasan yang efisien harus menunjukkan deteksi atau penyimpangan dari standar dan Tindakan yang

(26)

korektif yang harus diambil.

10. Sistem pengawasan harus diterima oleh anggota organisasi agar dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan mampu menggerakkan pelaksanaan pekerjaan dalam anggota organisasi.

C. Fungsi Pengawasan

Menurut Sule dan saefullah mengemukakan pendapat tentang fungsi pengawasan, pada dasarnya adalah proses yang telah direncanakan berjalan dengan semestinya. Fungsi pengawasan meliputi mengidentifikasi berbagai faktor yang menghambat suatu kegiatan dan mengambil Tindakan korektif yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Singkatnya fungsi pengawasan diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang direncanakan terkoordinasi dan dilakukan sebagaimana mestinya. Jika tidak berfungsi dengan baik maka fungsi pengawasan juga akan melakukan proses untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar tetap dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Fungsi pengawasan itu sendiri adalah untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai yang diberi tugas dan diberi wewenang untuk bekerja, mendidik pegawai untuk bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan serta mencegah kelalaian, kelemahan dan penyimpangan sehingga dapat menghindari kerugian yang tidak diinginkan dan memperbaiki kesalahan dan penyalahgunaan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan (Takaendengan, 2018).

Pelaksanaan fungsi pengawasan perlu menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas yang dilakukan dalam suatu organisasi, pengawasan harus bersifat preventif, artinya pengawasan yang dilakukan untuk menghindari penyimpangan-

(27)

penyimpangan dari rencana yang direncanakan dan berorientasi saat ini, artinya pemantauan hanya mencakup kegiatan yang sedang berlangsung, hanyalah alat yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kontrol dan tidak boleh dilihat sebagai akhir, maka pelaksanaan pengawasan itu harus mempermudah pencapaian tujuan. Proses pelaksanaan pengawasan harus efisien agar tidak ada pengawasan yang menghambat upaya peningkatan efisiensi (Sigar et al., 2018).

Menurut Sule dan saefullah mengemukakan tiga fungsi pengawasan sebagai berikut :

1. Mengambil Langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan

2. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan

3. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

D. Bentuk Dan Tujuan Pengawasan

Berdasarkan Bentuk dan tujuan pengawasan yang dikutip dari (Kusnadi, 2017) dikelompokkan menjadi dua yaitu Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif..

1. Pengawasan Preventif

Pengawasan Preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan selama beraktivitas dan memberikan pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien. Selain itu juga untuk memastikan target serta tujuan yang hendak dicapai serta memastikan

(28)

kewenangan dan tanggung jawab selaku Lembaga sehubungan dengan tugas wajib yang telah diberikan. Dan menentukan sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta menentukan kewenangan dan tanggung jawab terhadap instansi sehubungan dengan tugas yang telah diberikan.

2. Pengawasan Represif/detektif

Pada prinsipnya pengawasan ini dilaksanakan setelah dilakukannya Tindakan dengan membandingkan apa yang telah terjadi dengan hal apa yang telah direncanakan terjadi. Dalam perihal pembuatan produk hukum wilayah serta aksi tertentu dalam pemerintah daerah. Menurut bagi Hanan pengawasan ini berupa pembatalan otorisasi (vernietiging) atau skorsing (schorsing).

Teknik pengawasan adalah cara untuk melaksanakan pengawasan dengan terlebih dahulu menentukan titik titik pengawasan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai keadaan keseluruhan kegiatan yang dilakukan.

Adapun tujuan pengawasan yakni :

1. Untuk mengetahui apakah terjadi kelemahan, kesulitan dan kegagalan pada suatu kegiatan yang direncanakan

2. Membandingkan antara pelaksana dengan standar yang telah dibuat.

3. Pengawasan dilakukan bukan hanya untuk memperbaiki kesalahan yang baru terjadi akan tetapi juga terhadap masa-masa yang akan datang.

4. Untuk mengetahui apakah pekerjaan berjalan dengan baik.

5. Memperbaiki kesalahan karyawan dan menghindari mengulangi kesalahan yang sama

6. Mengetahui apakah penggunaan anggaran yang telah ditetapkan dalam rencana

(29)

berorientasi pada tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

7. Membandingkan dengan rencana yang ditentukan dalam rencana standar untuk memahami standar hasil pekerjaan.

8. Untuk mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur atau kebijakan yang telah ditentukan.

E. Jenis Pengawasan

Menurut Handoko yang dikutip dari (Anggraini, 2019). membagi tiga jenis pengawasan yaitu :

1. Pengawasan pendahuluan (steering controls)

Dirancang untuk memprediksi masalah atau penyimpangan dari standar atau target, dan memungkinkan koreksi dilakukan sebelum fase tertentu dari aktivitas selesai. Pengawasan ini bersifat preventif, artinya merupakan Tindakan preventif yang dilakukan sebelum terjadi masalah atau penyimpangan.

2. Pengawasan (concurrent)

Pengawasan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Jenis pengawasan ini sering disebut dengan pengawasan “ya, tidak” screening control berhenti”, terus” dilakukan selama kegiatan berlangsung. Oleh karena

itu diperlukan proses yang harus diselesaikan sebelum kegiatan dapat dilanjutkan.

3. Pengawasan umpan balik (past-action controls)

(30)

Yang bertujuan untuk mengukur hasil kegiatan yang diselesaikan. Sebab dari penyimpangan atau kesalahan yang dicari tahu kemudian penemuan tersebut diterapkan pada kegiatan-kegiatan pada masa yang akan datang.

F. Proses Pengawasan

Menurut Handoko Proses pengawasan merupakan serangkaian kegiatan untuk melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas kerja terhadap pekerjaan dalam organisasi maupun instansi. Dalam proses pengawasan terdiri dari beberapa Tindakan yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan (Anggraini, 2019).

1. Penetapan standar perencanaan/pelaksanaan Langkah pertama dalam pengawasan adalah menetapkan standar implementasi, yang berarti ukuran yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengevaluasi hasil.

2. Penentuan pengukuran penerapan, penetapan standar akan menjadi sia-sia Ketika pengukuran tidak disertai dengan berbagai cara mengukur pelaksana kegiatan nyata. Pada tahap ini menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara cepat.

3. Untuk mengukur kinerja kegiatan, ada beberapa cara untuk mengukur kegiatan yaitu :

a. Pengamatan

b. Metode-metode otomatis

c. Laporan-laporan baik secara tertulis maupun lisan d. Pengujian atau dengan pengambilan sampel.

4. Perbandingan penerapan dengan standar analisis penyimpangan, sesi kritis dari proses pengawasan adalah membandingkan penerapan nyata dengan

(31)

penerapan yang sudah direncanakan ataupun standar yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Pengambilan Tindakan koreksi bila diperlukan, jika hasil analisis menunjukkan bahwa Tindakan korektif telah dilakukan, maka Tindakan tersebut harus dilakukan. Tindakan korektif dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Dapat mengubah standar, meningkatkan implementasi, atau menerapkan dua standar pada saat yang bersamaan.

G. Konsep Tenaga Kerja Asing

Tenaga kerja Asing (TKA) Merupakan warga negara asing pemegang visa dengan bertujuan bekerja di Indonesia. Dan setiap pemberi kerja bagi Tenaga Kerja Asing harus memiliki surat izin yang tertulis dalam instansi/Lembaga berwenang yang menaungi Tenaga Kerja Asing dalam bidang ketenagakerjaan. Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia hanya dalam bentuk kerja untuk jabatan-jabatan tertentu dan waktu tertentu (Septianingrum, 2018).

Menurut Hakim Tenaga Kerja Asing merupakan tiap orang yang bukan warga negara Indonesia yang bekerja di wilayah Indonesia yang mampu melakukan pekerjaan baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja, guna untuk menghasilkan jasa atau barang sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat.

Tenaga Kerja Asing menurut Sumarprihatiningrum adalah orang asing yang bukan warga negara Indonesia, mempunyai kemampuan dan kompetensi yang dimilikinya sehingga dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan di dalam negeri guna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Nurhidayati, 2019).

(32)

Adapun dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Dalam Undang-Undang tersebut juga mengatur tentang penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia dalam bab VIII pasal 42 sampai 49 tersebut menyebutkan bahwa pemberi kerja yang akan menggunakan Tenaga Kerja Asing harus mempunyai rencana penggunaan tenaga asing dan mencakup jabatan yang akan diduduki, jangka waktu dan harus didampingi oleh tenaga kerja dari warga negara Indonesia. Dalam pembuatan rencana penggunaan tenaga asing harus disahkan oleh Menteri sebagai persyaratan untuk mendapatkan izin bekerja di Indonesia. Tenaga Kerja Asing harus memiliki standar kompetensi dan kualifikasi di bidang pengetahuan, keahlian, keterampilan di bidang tertentu serta pemahaman tentang budaya Indonesia. Pendampingan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing mengutamakan pada alih keahlian dan alih teknologi sehingga pendamping Tenaga Kerja Asing tersebut dapat menggantikan Tenaga Kerja Asing di yang telah didampinginya. Tenaga Kerja Asing dilarang memegang posisi tertentu dan harus tunduk pada keputusan Menteri.

Setelah pemutusan kerja, pemberi kerja wajib memulangkan Tenaga Kerja Asing ke negara asalnya. Peraturan Menteri tenaga kerja Nomor 16 Tahun 2015 tentang tata cara penggunaan Tenaga Kerja Asing. Persyaratan Tenaga Kerja Asing dimuat dalam Bab V pasal 6 antara lain disebutkan bahwa Tenaga Kerja Asing harus memperoleh Pendidikan lima tahun dan sertifikat Kompetensi serta pengalaman kerja sesuai dengan jabatannya, dan harus mentransfer pengetahuan profesionalnya kepada tenaga kerja pendamping, serta disertifikasi oleh laporan penyelenggara

(33)

Pendidikan dan pelatihan untuk memiliki NPWP dan pengalaman kerja serta kartu jaminan sosial untuk pekerja diatas enam bulan. Persyaratan diatas tidak berlaku bagi pekerjaan yang bersifat darurat atau mendesak. Pemberi kerja yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing harus mendapatkan izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang juga berlaku untuk anggota direksi dewan komisaris atau anggota Pembina sebagai pengurus dan bertempat tinggal di luar negeri. Pemberi kerja yang mempekerjakan satu Tenaga Kerja Asing harus merekrut paling sedikit sepuluh tenaga kerja Indonesia di perusahaan penyedia Tenaga Kerja Asing.

H. Pengawasan Tenaga Kerja Asing

Hakikat pengawasan ketenagakerjaan adalah sebuah sistem dalam mengawasi serta menggerakkan pelaksanaan peraturan di bagian ketenagakerjaan.

pengawasan mengenai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja pendamping dikerjakan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan pada kementerian tenaga kerja dan transmigrasi serta dinas pada divisi ketenagakerjaan di provinsi dan kabupaten/kota selaku pemegang tanggung jawab (Suhandi, 2016).

Penerapan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan merupakan faktor penting dalam penggunaan Tenaga Kerja Asing maupun tenaga kerja lokal sebagai upaya penegakan hukum ketenagakerjaan secara merata baik dalam instansi ketenagakerjaan sebagai penyelenggara pengawasan serta industri yang menyertai tenaga kerja dimulai dari awal penggunaan tenaga kerja tersebut

Pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing di Indonesia tidak lain merupakan dari penerapan selective sercive atau kebijakan selektif.

(34)

Dengan kata lain hanya orang asing yang menawarkan keuntungan dan tidak membahayakan ketertiban dan keamanan masyarakat, yang diperbolehkan masuk dan berada di wilayah Indonesia. Untuk melaksanakan kebijakan selektif, perlu dilakukan pengawasan terhadap kegiatan orang asing yang bertempat tinggal dan beroperasi di wilayah Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan berdasarkan sistem hukum yang berlaku di Indonesia (Mirwanto, 2016).

Adapun berdasarkan bentuk kegiatan pengawasan orang asing yang dilaksanakan sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 180 dan 181 Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 terdiri atas :

1. Pengawasan Administratif 2. Pengawasan Lapangan

Pengawasan ketenagakerjaan dilakukan dalam satu kesatuan sistem pengawasan ketenagakerjaan yang terpadu terkoordinasi dan terintegrasi yang terdiri dari unit kerja pengawasan ketenagakerjaan, pengawasan dan tata kerja pengawasan ketenagakerjaan (Amiruddin et al., 2018).

Adapun dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 pasal 176 menjelaskan tentang pengawasan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan yang mempunyai kompetensi dan independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing pengawasan dilakukan terhadap norma hukum ketenagakerjaan bagi penggunaan Tenaga Kerja Asing di Indonesia, dengan cara

(35)

melakukan pemeriksaan norma ketenagakerjaan secara rutin dan periodik terhadap perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

I. Kerangka Pikir

Pengawasan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing merupakan hal yang penting yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam memberikan penegakan hukum dan perlindungan hukum dalam bidang ketenagakerjaan. Dalam kajian pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan maka terdapat beberapa aspek yang dilakukan dalam pengawasan tersebut terhadap penerapan peraturan Menteri ketenagakerjaan Nomor 16 tahun 2015.

Dalam melaksanakan tujuan dan fungsi pengawasan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing maka terdapat dua tujuan dalam melaksanakan pengawasan yaitu Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif di mana pada Pengawasan Preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan selama beraktivitas dan memberikan pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan pengawasan terhadap penggunaan Tenaga Kerja Asing secara efektif dan efisien. Sedangkan Pengawasan Represif dilakukan dengan membandingkan apa yang terjadi dengan apa yang telah terjadi dalam pengawasan ini dilakukan untuk melihat serta memantau Tenaga Kerja Asing yang sudah memiliki izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

(36)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

J. Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir diatas maka dalam penelitian ini memfokuskan pada dua indikator yaitu :

1. Pengawasan Preventif

2. Pengawasan Represif /Detektif

Pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar

Pengawasan Preventif

Pengawasan Repsresif/Detektif

Meningkatkan Pengawasan Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar

(37)

K. Deskripsi Fokus Penelitian 1. Pengawasan Preventif

a. Melakukan pengawasan secara akurat dan kejelasan dalam melaksanakan pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

b. Melaksanakan Pengawasan dengan pedoman yang telah direncanakan.

Melaksanakan pengawasan dengan melihat apa yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Mencegah terjadinya Tindakan yang penyimpangan selama beraktivitas/pengawasan yang dilakukan di lapangan.

2. Pengawasan Represif

a. Terpusat pada titik-titik pengawasan yang strategis

b. Pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan telah dilaksanakan.

(38)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari bulan juli sampai dengan bulan sepetember 2021 setelah peneliti melakukan semininar Proposal. Adapun lokasi dan tempat penelitian yaitu pada Dinas TenagaKerja dan Tranmigrasi Provnsi Sulawesi Selatan. Alasan pemelihan lokasi ini dikarenakan intansi tersebut terlibat langsung dalam mengawasi tenaga kerja asing di Kota Makassar.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Adapun dalam penlitian ini menggunkan deskripsi kualitatif yaitu penliti memberikan segala infomarmasi yang didapatkan di lapangan dengan pengamatan langsung, wawancara serta mengumpulkan data terkait permasalahan yang diteliti yakni pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar.

2. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yakni kuliatatif dekriptif yaitu jenis penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh dan mengolah berbagai macam data yang telah dikumpulan melalui hasil wawancara maupun pengamatan langsung dilapangan sehingga data yang didapatkan dapat memberikan gambaran tentang permasahalahan yang diteliti yaitu pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja asing di Kota Makassar.

(39)

C. Sumber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan terhadap hasil wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti yang didapatkan pada informan yang berkaitan dengan pengawasan tenaga kerja asing di kota makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang didapatkan pada peraturan- peraturan dan dokumen-dokumen maupun buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

D. Informan Penelitian

Informan merupakan orang-orang yang berada dalam ruang lingkup dalam pengawasan tenaga kerja asing, dimana pengambilan informan ini menyampaikan informasi yang akan diteliti dan mengtahui situasi maupun kondisi tentang pengawasan tenaga kerja asing. Dalam penetapan informan mengggunakan teknik titik, merupakan teknik penentuan informan yang disarkan pada tujuan yang diteliti. Adapun dalam informan dalam penelitian ini yaitu :

.

(40)

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Inisial Jabatan

1. Rany Harwiyanti S.Sos. RH Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja

2. Andi Muhammad Alam Passalowongi SH, MH

MA Seksi Penegakan Hukum

Ketenagakerjaan 3. M. Abdi Taufan Husni,

S.H

TH Kepala Bidang Pengawasan ketenagakerjaan

4. Giawan

Lussa,SH.,M.Hum.

GL Seksi Pembinaan pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja

5. A. Yulia M,ST AY Pengawasan Norma Kerja Jaminan Sosial 6. Akhiruddin S.Sos AK Seksi Pembinaan Organisasi Kerja Pengusahan dan Syarat-syarat Tenaga Kerja.

7. Juanda JU Staf Pengawasan Ketenagakerjaan

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini:

1. Observasi

Proses pengumpulan data secara observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan atau berkunjung langsung pada tempat yang diteliti dalam hal ini di Dinas Tenaga kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

2. wawancara

(41)

Wawancara merupakan proses pengumpulan informasi dan data dalam bentuk pertanyaan dengan bertemu langsung kepada infoman yang terkait dalam permasalahan yang diteliti yaitu berkaitan dengan pengawasan tenaga kerja asing di Kota Makassar

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari dokumen dan buku-buku yang didapatkan dan dianggap berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan menambah bukti dan informasi yang masih kurang dari hasil wawancara.

F. Teknik Analisis Data

1. Pengumpulan Data (Data collection)

Pengumpulan data Observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dalam penelitian kualitatif menggunakan kombinasi ketiganya yaitu (triangulasi).

Pada tahap awal peneliti melakukan observasi secara bertahap dilokasi penelitian pada situasi/obyek yang akan diteliti, dimana peneliti menerima akan banyak data.

2. Reduksi Data (Data reduction)

Setelah data yang dikumpulkan di lapangan dengan jumlah yang banyak kemudian data tersebut di catat secara rinci dan cermat dan melakukan reduksi data memilih dan merangkum data yang dianggap penting dari topik yang diteliti, oleh karena itu mereduksi data membuat gambaran besar menjadi jelas dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan banyak data.

(42)

3. Penyajian Data (Data display)

Setelah melakukan reduksi data, selanjutnya menampilkan data yang telah didapatkan dan memvisualisasikan sehingga data yang didapatkan dapat dipahami tentang apa yang terjadi dan akan direncanakan.

4. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya ialah melakukan penarikan kesimpulan terhadap data yang telah disajaikan dan direuduksi dalam penarikan kesimpulan ini penliti menggukana data yang telah dikumpulkan sebelumnya dan menjawab rumusan masalah dalam penelitian.

G. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunkan triangulasi cara yang sangat penting untuk menguji validitas dari hasil penelitian yang telah diteliti dengan menggambungkan semua data yang didapatkan. Triangulasi dapat dibagi menjadi tiga bagian :

1. Triangulasi sumber

Dalam triangulasi sumber melakukan pengecekan ulang terhadap data yang telah didapatkan dan membadingkan data terhadap informasi-informasi yang telah didapatkan secara berbeda, dengan membandingkan hasil pengamatan langsung dan hasil wawancara serta buku-buku yang telah didapatkan.

(43)

2. Triangulasi Teknik

Teknik triangulasi merupakan teknik yang penting dalam menguji reliabilitas data yang telah didapatkan kemudian dilakukan verifikasi terhadap data dari sumber yang berbeda dengan menggukan teknik ini dengan menggabungakan semua data yang telah didapatkan dari hasil wawancara pengamatan langsung dan dokumen-dokumen pendukung dan buku-buku yang sudah ada sehingga data yang didapatkan menjadi relevan.

3. Triangulasi Waktu

Dalam teknik triangulasi waktu, sangat mempengaruhi kerebilitas data diamana dalam pengambilan data terhadap informan dilakukan pada jam tertentu. Misal pada pagi hari dan sore hari dimana informan mempunyai waktu luang, sehingga data yang didapatkan menjadi valid dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

(44)

31 BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Peneltian

1. Deskripsi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan merupakan Dinas yang memiliki kewenangan di Bidang Pembinaan Dan Penempatan Tenaga Kerja juga perlindungan tenaga kerja pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun tugas utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai instansi pemerintah yang bekerja pada bidang tenaga kerja dan transmigrasi pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan diantaranya merumuskan kebijakan ketenagakerjaan dan Transmigrasi, pelaksana kebijakan tenaga kerja dan transmigrasi, administrasi ketenagakerjaan, pengawasan tenaga kerja dan transmigrasi pelaporan dan evaluasi bidang tenaga kerja dan transmigrasi.

Terkait dengan tugas dan fungsinya, maka Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan memiliki beberapa wewenang perizinan mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), Izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh, kartu izin ketenagakerjaan, izin kerja, hingga izin lembaga pelatihan kerja (LPK).

Salah satu wilayah yang banyak menggunakan Tenaga Kerja Asing adalah Kota Makasar yang merupakan Kota terbesar di kawasan timur Indonesia sehingga penggunaan Tenaga Kerja Asing tidak bisa dihindari. Melihat dengan banyaknya investor yang berinvestasi di Kota Makasssar. Adapun Tenaga Kerja Asing yang

(45)

masuk di Kota Makassar diakibatkan juga dengan kemampuan dan keterampilan skill yang dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing yang belum bisa dimiliki oleh para tenaga kerja lokal.

Di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan terdapat lima puluh enam (56) Tenaga Kerja Asing (TKA) yang terdaftar dari bulan januari-juli 2021 yang bekerja di wilayah Kota Makassar dengan China 14 tenaga kerja dan diikuti Korea selatan dan Filipina sebanyak 6 tenaga kerja, Amerika serikat jepang dan Malaysia sebanyak 5 tenaga kerja, Belanda 3 tenaga kerja, taiwan jerman dan australia sebanyak 2 tenaga kerja, jepang, turki, vietnam dan sudan masing-masing 1 tenaga kerja. Adapun dalam mempekerjakan Tenaga Kerja Asing harus mempunyai dokumen-dokumen perizinan seperti permohonan rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) Permohonan izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dan vitas (visa tinggal terbatas). Setelah semua dokumen telah dipenuhi maka Tenaga Kerja Asing tersebut sudah diperbolehkan untuk bekerja pada perusahaan yang berada Kota Makassar.

2. Struktur Organisasi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan

Struktur Organisasi Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana yang tercantum dalam peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 77 Tahun 2016 tentang kedudukan susunan Organisasi tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

(46)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi B. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan fakta dan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti dan disesuaikan dengan teori yang digunakan yaitu menggunakan teori Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif. Dengan

(47)

menggunakan teori tersebut peneliti berupaya untuk menjawab rumusan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pengawasan Preventif dan Pengawasan Represif penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar” dan pembahasan penelitian diurutkan berdasarkan sub fokus dari teori tersebut. Dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara yang menggunakan Teknik Purposive. Dimana pada informan ini merupakan orang-orang yang memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena informan tersebut sering berurusan dengan yang sedang diteliti terhadap pengawasan Tenaga Kerja Asing. Mengingat jenis data yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga data yang didapatkan berupa kata-kata dan kalimat hasil wawancara, observasi dan maupun dokumentasi lainya.

Melihat dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di Kota Makassar yang memiliki sebanyak 156 Tenaga Kerja Asing yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dengan China sebanyak 14 tenaga kerja dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing masuk di Kota Makassar maka Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan pada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan selalu melakukan pengecekan kelengkapan dokumen administrasi yang dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing yang akan masuk bekerja di wilayah Kota Makassar.

(48)

Adapun Tenaga Kerja Asing yang terdaftar di Provinsi Sulawesi Selatan Penempatan Kota Makassar sebagai berikut :

Tabel 4.1

Keberadaan TKA Menurut Asal Negara di Kota Makassar 2021

No. Asal Negara Jumlah TKA

1. Amerika Serikat 5

2. Jepang 5

3. Inggris 1

4. Turki 1

5. Korea Selatan 6

6. Cina 14

7. Malaysia 5

8. Australia 2

9. Jerman 2

10. Filipina 6

11. Singapura 1

12. Afrika Selatan 1

13. Taiwan 2

14. Belanda 3

15. Vietnam 1

16. Sudan 1

Sumber Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulsel, januari-juli 2021

Sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian berikut ini merupakan beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi TKA.

1. Permohonan Rencana penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) 2. Permohonan izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA)

3. pemohon Visa

4. Disediakan VITAS (visa tinggal terbatas) untuk masuk di wilayah Indonesia 5. Pengecekan dan pemeriksaan orang asing tersebut di tempat pemeriksaan

imigrasi

6. Pemberian Izin Keimigrasian (ITAS/Izin Tinggal Terbatas)

(49)

7. Selama Bekerja wilayah di Indonesia (ITAS)

Namun jika ditemukan ketidaksesuaian dalam Peraturan-peraturan tersebut, Maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan melakukan pengawasan terhadap TKA.

1. Pengawasan Preventif a. Pengawasan secara akurat

Dalam pelaksanaan kegiatan Pengawasan Preventif dengan menggunakan informasi-informasi secara akurat. Data yang salah dari pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil Tindakan korektif yang salah atau dapat menyebabkan masalah yang sebenarnya tidak ada. Berdasarkan wawancara dengan JU selaku staf Pengawasan Ketenagakerjaan

“Data Tenaga kerja asing (TKA) yang didapatkan di seksi penempatan dan perluasan kesempatan kerja kemudian diteruskan ke kepala bidang pengawasan ketenagakerjaan agar bisa melakukan pengawasan terhadap TKA yang bekerja di wilayah Kota Makassar.” (hasil wawancara JU tanggal 15 Agustus 2021)

Pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan akan meminta terlebih dahulu data kepada Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja nantinya dari data yang telah didapatkan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan akan melakukan Pengecekan kelengkapan dokumen administrasi terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Kota Makassar.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan TH selaku kepala bidang Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa informasi-informasi yang diberikan oleh tim pengawas di lapangan sudah akurat, berikut Pernyataan dari TH :

(50)

“Informasi yang telah diberikan oleh tim pengawas di lapangan sudah cukup akurat, dan kita juga selalu berkoordinasi dengan tim pengawas yang melakukan pengawasan langsung terhadap TKA” (hasil wawancara TH tanggal 19 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan diatas informasi yang didapatkan dari tim pengawas yang melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja asing maupun yang melakukan pengecekan kelengkapan dokumen perizinan selalu memberikan informasi yang akurat kepada kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan.

MA Selaku Kepala Seksi Penegakan Hukum Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan juga menyampaikan pernyataan serupa tentang pelaksanaan pengawasan yang dilakukan menggunakan informasi yang akurat :

“Ya, berdasarkan informasi kemarin dari tim pengawas, mereka telah memenuhi data dan persyaratan untuk benar-benar bekerja dan tinggal di sini, jika mereka sudah mengisi datanya dan sudah mendapatkan izin tinggal dan bekerja mereka harus lapor terlebih dahulu, untuk kelengkapan dokumen perizinan terhadap TKA yang bekerja di perusahaan yang berada di Kota Makassar” (hasil wawancara MA tanggal 10 Agustus 2021)

Berdasarkan Pernyataan tersebut bahwa informasi yang diberikan oleh tim pengawas yang melaksanakan pengawasan langsung terhadap perusahaan- perusahaan yang menggunakan Tenaga Kerja Asing, sudah memberikan informasi yang akurat dan mendapatkan bahwa tidak ada terjadinya pelanggaran terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di wilayah Kota Makassar. Sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Seksi Pembinaan Organisasi Kerja Pengusaha dan Syarat- syarat Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

(51)

“Untuk kelengkapan pemeriksaan dokumen terhadap TKA yang berada di wilayah Kota Makassar, sejauh ini belum ada masalah yang ditemukan dan pemeriksaan dokumen berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan” (hasil wawancara AK 20 Agustus 2021)

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa setiap pemeriksaaan dokumen- dokumen perizinan yang dilakukan berjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tim pengawasan yang memberikan informasi-informasi sesuai dengan data di lapangan bahwa setiap bulan dirapatkan bersama untuk ditindak lanjuti pelaksanaan kegiatan pengawasan yang berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing.

Namun beberapa laporan yang diberikan setiap bulan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah Tenaga Kerja Asing yang dipekerjakan di Kota Makassar selalu melaporkan TKA nya ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dan diikuti dengan berkasnya.

Sebagaimana pernyataan yang diberikan Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan.

“Laporan-laporan jumlah TKA yang diterima setiap tahunnya di wilayah Kota Makassar mengalami penambahan jumlah setiap bulannya. Dan perusahaan yang menggunakan TKA tersebut juga selalu melaporkan TKA nya dengan membawa dokumen kelengkapannya” (hasil wawancara RH 20 Agustus 2021)

Berdasarkan. Hasil wawancara dari Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Seksi Pembinaan Penempatan Dan Perluasan Kesempatan kerja Disnakertrans provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Seksi Penegakan Hukum Disnakertrans provinsi Sulawesi Selatan, yang telah diwawancarai oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa setiap yang terkait dalam pengawasan Penggunaan Tenaga Kerja Asing

(52)

mendapatkan informasi-informasi yang akurat untuk pelaksanaan pengawasan yang telah dilakukan terhadap Tenaga Kerja Asing dengan mengumpulkan data- data yang berbeda dari masing-masing Bidang untuk selalu bisa menindaklanjuti pengawasan oleh semua instansi terkait dalam mengawasi penggunaan Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar.

b. Pengawasan Dengan Pedoman yang Telah Direncanakan

Pengawasan Preventif ini juga dilakukan dengan melaksanakan pengawasan dengan pedoman yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam pengawasan Preventif ini memfokuskan pada pengawasan perizinan Tenaga Kerja Asing. Dalam hal ini pemerintah Daerah harus merencanakan Pelaksanaan Pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar agar pengawasan berjalan secara objektif dan menyeluruh. Dalam pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Makassar, diperlukannya Rencana Kerja pengawasan sehingga pengawasan bisa menyeluruh ke semua perusahaan yang dituju. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan :

“Pengawasan yang dilakukan melalui rencana kerja dimana pengawasan melakukan pengawasan terhadap sedikitnya 2 perusahaan selama satu bulan. Melakukan pengawasan, termasuk pengawasan terhadap tenaga kerja asing” (hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara pengawasan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Kerja yang dibuat oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai sasaran minimal bisa mengawasi 2 perusahaan dalam satu bulan. Dalam pengawasan ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan verifikasi perizinan Tenaga Kerja Asing di masing-

(53)

masing perusahaan, seperti yang dijelaskan oleh GL Kepala Seksi Pembinaan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan berikut:

“Di bidang pengawasan itu melakukan pengawasan langsung ke perusahaan-perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing dan melihat dokumen kelengkapan TKA seperti dokumen RPTKA, IMTA dan ITAS, kalau TKA tersebut tidak memiliki dokumen itu atau tidak sesuai dengan dokumen yang tertera maka kami cabut dan berhentikan dari tempat bekerja tersebut” (hasil wawancara GL 11 Agustus 2021) Berdasarkan pernyataan tersebut pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan selalu mengikuti rencana kerja yang telah ditetapkan.

Dari rencana kerja yang telah dibuat pihak Bidang Pengawaan Ketenagakerjaan selalu melakukan pengecekan kelengkapaan dokumen perizinan seperti kelengkapan dokumen rencana penggunakaan tenaga kerja asing (RPTKA) izin memepekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) dan izin tinggal terbatas (ITAS) terhadap tenaga kerja asing yang akan masuk bekerja di Kota Makassar dan apabila tenaga kerja asing tersebut belum memiliki kelengkapaan dokumen-dokumen perizinan yang telah ditetapkan maka tenaga kerja asing tersebut belum bisa diizinkan untuk bekerja di wilayah Kota Makassar.

Adapun perencanaan pelaksanaan pengawasan Tenaga Kerja Asing oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan dengan dua cara sebagai berikut :

1. Pengawasan Rutin dengan Pengecekan administrasi

2. Merencanakan pelaksanaan pengawasan secara terbuka maupun tertutup.

Setelah melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing di Kota Makassar baik pengawasan secara administrasi maupun secara langsung di

(54)

lapangan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melalui bidang pengawasan ketenagakerjaan selalu melakukan rapat evaluasi bersama dengan instansi yang terkait Tenaga Kerja Asing. Seperti yang telah dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Selatan :

“Setelah melakukan pengawasan terhadap TKA maka dari bidang ketenagakerjaan Bersama dengan instansi yang terkait dengan TKA akan melakukan rapat evaluasi tentang tindak lanjut yang akan diambil. Ketika memang ada TKA yang menyimpang atau melakukan tindak pidana maka kami akan memberikan sanksi yang tegas” (hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat simpulkan bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing maka harus sesuai dengan pedoman yang telah direncanakan sehingga pengawasan yang dilakukan berjalan secara objektif, setelah melaksanakan pengawasan, terdapat rapat evaluasi yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dengan Tenaga Kerja Asing. Dan hasil dari rapat evaluasi tersebut apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan maka akan diberikan sanksi yang tegas diantaranya larangan kerja yang diberlakukan kepada Tenaga Kerja Asing sampai memenuhi semua dokumen perizinan dan akan dikeluarkan dari perusahaan yang ditempati bekerja dan akan mendapatkan denda terkait dengan pelanggaran yang dilakukan.

c. Melakukan Pengawasan untuk Mencegah terjadinya Tindakan Penyimpangan-Penyimpangan

Dalam Pengawasan Preventif juga melakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya Penyimpangan selama pengawasan dilakukan. Melihat dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing yang terdaftar bekerja di Kota Makassar dengan 156 Tenaga Kerja Asing dan sebanyak 14 Tenaga Kerja Asing berasal dari china

(55)

melihat Negara china merupakan negara dengan penduduk terbesar di dunia dan banyaknya Investor asal China yang masuk berinvestasi di Kota Makassar sehingga mengakibatkan banyaknya Tenaga Kerja Asing asal china yang bekerja di Kota Makassar. Adapun Tenaga Kerja Asing dari Sudan, Vietnam, Afrika Selatan, Inggris, Singapura dan Turki sebanyak 1 Tenaga Kerja yang bekerja sebagai pengajar bahasa arab, marketing, Manager serta machine Advisor yang bekerja di perusahaan yang menggunakan tenaga kerja yang profesional maka perusahaan tersebut menggunakan Tenaga Kerja Asing dan pengajar bahasa arab yang didatangkan dari Sudan untuk menjadi mentor pengajar bahasa arab yang baku.

Sehingga Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing dengan meminta terlebih dahulu data TKA kepada Seksi Pembinaan Penempatan dan Perluasan kesempatan Kerja dijelaskan oleh AY.

“Kami terlebih dahulu meminta data TKA kepada seksi pembinaan penempatan dan perluasan kerja nantinya dari data tersebut kami akan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap 156 TKA yang masuk bekerja di Kota Makassar dan akan melakukan pengecekan dan pengawasan terhadap TKA tersebut apakah TKA yang masuk bekerja tidak melakukan tindakan penyimpangan-penyimpangan terhadap dokumen perizinan yang telah dikeluarkan” (hasil wawancara AY 10 Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara diatas pengawasan yang dilakukan terhadap tenaga kerja asing terlebih dahulu meminta data-data TKA yang bekerja di Kota Makassar dari data yang telah didapatkan kemudian akan dilakukan pengecekan terhadap perusahaan yang menggunakan tenaga kerja asing, sejauh ini terdapat 156 tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Makassar dengan china sebanyak 14 tenaga kerja Filipina 6 tenaga kerja amerika serikat, jepang, malaysia 5 tenaga kerja

(56)

belanda 3 tenaga kerja australia, jerman, taiwan 2 tenaga kerja inggris, turki, singapura, afrika selatan, vietnam dan sudan sebanyak 1 tenaga kerja.

Nantinya ketika pengawasan dilakukan oleh bidang pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan akan melakukan pengecekan data dan surat izin bekerja terhadap Tenaga Kerja Asing yang bekerja di perusahaan di wilayah Kota Makassar nantinya jika TKA tersebut tidak dapat memberikan dokumen-dokumen yang diminta oleh tim pengawas maka TKA tersebut akan diberhentikan bekerja langsung oleh tim pengawas dari perusahaan yang ditempati bekerja seperti yang dijelaskan oleh Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Selatan.

“Nantinya kalau kami temukan TKA yang tidak bisa memberikan atau memperlihatkan dokumen RPTKA dan IMTA maka kami akan memberhentikan langsung TKA tersebut dari perusahaan yang ditempati bekerja” (Hasil wawancara TH 10 Agustus 2021)

Dari pernyataan diatas dimana dalam melakukan pengawasan para petugas juga harus teliti dalam melakukan pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing dan dapat mendeteksi kemungkinan-kemungkinan penyimpanan yang akan terjadi pada Tenaga Kerja Asing maupun pada Perusahaan yang memberikan kerja Terhadap TKA tersebut. Dinas tenaga kerja dan transmigrasi akan memberikan sanksi yang tegas kepada Tenaga Kerja Asing yang ditemukan melakukan penyimpangan-penyimpangan seperti tidak dapat menunjukkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dan Izin Mempekerjakan Izin Mempekerjakan tenaga Asing (IMTA).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil CPU Usage pada game Steredenn Game Grid : Autosport tidak dapat dijalankan pada komputer uji tanpa menggunakan cloud gaming, karena spesifikasi game Grid : Autosport

Sisa-sisa dari krenasi ini bisa dibaca sebagai trombosit oleh alat dengan metode impedance sedangkan pada flowcytometri sel krenasi tidak berpengaruh karena metode

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan kualitas hidup pada pasien kanker anogenital yang menjalani pengobatan tunggal maupun kombinasi dan mengetahui ada

Berdasarkan rerata kadar SGOT dan SGPT, pemberian ekstrak daun srikaya memiliki pengaruh terhadap kadar SGOT dan SGPT hewan coba pasca perlakuan.. Rasio De

‫د‪‌ .‬التحقيق املكتيب‬ ‫مهم ج ّدا قبل أن تعمل الباحثة العملية األبعد ومنتفع لتأكيد‬ ‫التحقيق املكتيب ّ‬ ‫األصلي أن التحليل الصريف عن اإلعالل يف

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Menurut Staheli dalam Satiadarma 2001, ada berbagai macam alasan yang dikemukan sejumlah pelaku perselingkuhan tentang alasan

Kondisi alam tersebut selain cocok untuk perkembangan sapi perah juga cocok untuk perkebunan serta tanaman sayuran.Dengan didukung oleh keadaan geografis yang cocok untuk

Penelitian Rahmanita (2013) yang berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang