• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Validasi Pada Aspek Kelayakan Kegrafikan Oleh Dosen Ahli I dan II

4. Revisi Aspek kelayakan kegrafikan

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Deskripsi Modul

Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi dengan petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung (Syamsudin, 2005: 168), sedangkan menurut Sanjaya (2012:257), modul adalah suatu sumber belajar berbentuk cetak yang memiliki program lengkap, mulai dari rumusan tujuan, materi pembelajaran, cara mempelajarinya, tugas, hingga soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan dalam belajar. Sesuai dengan perkembangan zaman di era teknologi seperti ini, peneliti mengembangkan modul digital yang mengacu pada Direktorat Tenaga Kepndidikan (2008:3) yang menyatakan bhawa modul digital merupakan bahan ajar mandiri yang disusun secara digital tujuannya agar siswa dapat belajar dengan bimbingan guru maupun belajar secara mandiri dan secara efisien disesuaikan dengan tingkat

kemampuannya. Modul merupakan salah satu media pembelajaran yang berbentuk naskah atau media cetak yang sering digunakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar. Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan operasional. Modul digunakan sebagai pengorganisasian materi pembelajaran yang memperlihatkan fungsi pendidikan. Dalam hal ini, peneliti menyusun produk modul digital berjudul Fonologi Bahasa Indonesia Aspek Fonetik dan Transkripsi Fonetik. Pada bagian ini, terdiri atas dua kegiatan belajar atau bab. Penyusuan modul ini didasarkan pada kompetensi pencapaian tentang memahami konsep dasar fonetik dan transkripsi fonetik dan indikator pencapaian tentang mampu memahami konsep dasar fonetik dan mampu menuliskan transkripsi fonetik bagi mahasiswa mata kuliah fonologi. Kegiatan belajar satu bertemakan gambaran umum tentang fonetik dengan penjabaran materi yang dibagi dalam empat subbab. Subbab yang pertama dalam konsep dasar fonetik, kemudian subbab kedua adalah jenis-jenis fonetik, subbab ketiga adalah manfaat ilmu fonetik dalam kehidupan sehari-hari, dan subbab yang keempat adalah alat bicara dan bunyi yang dihasilkan. Pada kegiatan belajar satu, pengguna modul dalam membaca materi yang disajikan dengan diperjelas menggunakan gambar atau ilustrasi yang terdapat pada modul. Gambaran umum dari materi yang disajikan pada kegiatan belajar satu bahwa pengguna modul dapat mengetahui dan memahami bunyi-bunyi ujar apa saja yang keluar dari organ wicara manusia. Maka dari itu, pendekatan komunikatif diterapkan pada setiap bab dalam

modul ini. Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar- mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar pendekatan komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat berkomunikasi, b) desain materi harus lebih menekankan proses belajar-mengajar dan bukan pokok bahasan, dan c) materi harus memberi dorongan kepada siswa untuk berkomunikasi secara wajar (Siahaan dalam Pateda, 1990:86). Dengan demikian pendekatan komunikatif cocok untuk diterapkan pada setiap subbab ini, karena setiap subbab ini membahas tentang materi dasar fonetik, di mana materi ini merupakan ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna dan cara kerja alat wicara manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa. Menurut Verhaar (2010:19), fonetik adalah cabang ilmu linguistik yang meneliti dasar “fisik” bunyi-bunyi bahasa. Sehingga pada materi ini mahasiswa dituntut untuk mempelajari teori-teori yang tertulis dalam modul yang berkaitan dengan organ wicara manusia dan secara tidak sengaja atau alamiah menuntun mahasiswa untuk mengujarkan huruf-huruf dan kata untuk menguji kebenaran dari teori-teori yang terdapat dalam modul ini.

Kemudian pada kegiatan belajar dua, terdapat empat subbab yang dimuat. Kegiatan belajar dua menyajikan tentang proses transkripsi fonetik dengan diberikan muatan-muatan materi yang bersangkutan dengan kegiatan fonetik seperti pada subbab pertama, pengguna modul akan diajak untuk mendalami materi tentang konsep transkripsi fonetik. Kemudian masuk ke subbab dua yaitu tentang lambang fonetik. Dalam subbab kedua ini, terdapat tabel yang berisikan lambang-lambang

fonetik lengkap dengan audio ujaran yang disediakan guna mempermudah pengguna dalam membedakan setiap lambang fonetik melalui contoh ujaran. Selanjutnya subbab ketiga yaitu tentang fonemik Bahasa Indonesia, dan subbab keempat tentang penyisipan huruf dan proses transkripsi. Mengingat fungsi utama pembelajaran bahasa adalah sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Maka subbab ketiga dan keempat pada bagian ini juga menerapakan pendekatan komunikatif yang berorientasi pada proses belajar mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi dengan prinsip dasar pendekatan komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat berkomunikasi, b) desain materi harus lebih menekankan proses belajar-mengajar dan bukan pokok bahasan, dan c) materi harus memberi dorongan kepada siswa untuk berkomunikasi secara wajar (Siahaan dalam Pateda, 1990:86). Oleh karena itu, pada subbab ketiga dan keempat diterapkan pendekatan komunikatif, karena dalam modul ini terdapat lambang-lambang fonetik dan cara mentranskrip fonetik yang membutuhkan pengujaran untuk mengetahui bentuk ujaran yang tepat pada setiap lambang serta ketika pembelajar melakukan kegiatan transkripsi fonetik diperlukan pengujaran untuk menentukan penulisandengan lambang-lambang fonetik yang tepat saat melakukan transkripsi fonetik.

Modul yang peneliti susun menggunakan medote komunikatif yang digunakan untuk model pembelajaran bahasa. Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran

empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa. Pendekatan ini lahir akibat ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai oleh metode tatabahasa terjemahan, yang hanya mengutamakan penguasaan kaidah tata bahasa, mengesampingkan kemampuan berkomunikasi sebagai bentuk akhir yang diharapkan dari belajar bahasa (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55). Modul Fonologi Bahasa Indonesia Aspek Fonetik dan Transkripsi Fonetik menuntut mahasiswa untuk mampu memahami materi dengan bantuan ilustrasi video atau audio yang kemudian ditirukan oleh mahasiswa guna membantu pendalaman materi.

Aspek penyajian modul Fonologi Bahasa Indonesia Aspek Fonetik dan Transkripsi Fonetik mengacu pada (Marwarnard, 2011:4), yag terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pembuka, isi, dan penutup. Bagian pembuka terdiri dari halaman judul, kata pengantar, rasionalisai, petunjuk penggunaan, dan kompetensi pencapaian. Bagian isi terdiri dari dua kegiatan belajar. Setiap kegiatan belajar terdapat tujuan kompetensi, peta konsep, materi pokok, contoh, soal latihan, rangkuman, tes formatif, dan refleksi.

Bagian penutup terdiri dari tes evaluasi, daftar pustaka, kunci jawaban, dan glosarium. Tes evaluasi bertujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam mempelajari modul. Daftar pustaka disajikan agar siswa mampu menemukan referensi yang terdapat dalam modul. Kunci jawaban berfingsi untuk mencocokan jawaban untuk mengathui hasil tes formatif dan evaluasi. Glosarium merupakan daftar kata-kata operasional yang terdapat dalam modul.

Aspek bahasa yang digunakan dalam modul Fonologi Bahasa Indonesia Aspek Fonetik dan Transkripsi Fonetik disusun secara sederhana. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti agar masiswa dapat memahami materi dan perintah yang terdapat dalam modul. Selain itu, hal ini bertujuan agar mahasiswa tidak mengalami kebingungan dalam memahami setiap kalimat.

Aspek kegrafikan yang digunakan peneliti dalam menyusun modul disesuaikan dengan standar yang ada. Ukuran kertas A4 (ISO) 21 cm X 29,7 cm. bagian sampul menggunakan Mr Dafoe, dan Anonymous Pro. Pada bagian isi, peneliti menggunakan satu jenis huruf yaitu Times New Roman dengan ukuran 12 untuk materi dan 20 untuk judul pada setiap materi. Kemudian spasi pada setiap teks berukuran 1,5.

Modul Fonologi Bahasa Indonesia Aspek Fonetik dan Transkripsi Fonetik dengan Pendekatan Komunikatif ini disusun dengan memberikan daya tarik tersendiri. Pertama, modul ini berupa digital dan belum ada yang membuat modul seperti ini di era digital. Modul digital yang banyak ditemukan kebanyakan terdapat pada buku pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Maka dari itu, pengembangan modul ini dibuat untuk kebutuhan saat ini yang mendorong perubahan dari bentuk buku konvensional ke digital sesaui dengan era teknologi. Kedua, modul ini dilengkapi dengan video dan audio yang dapat membantu pembaca untuk lebih memahami materi.

Dokumen terkait