• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran fonologi aspek transkripsi fonetik Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran fonologi aspek transkripsi fonetik Bahasa Indonesia"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FONOLOGI ASPEK TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Agata Krismonita Permatasari 161224062. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL PEMBELAJARAN FONOLOGI ASPEK TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Agata Krismonita Permatasari 161224062. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2.. Ibu saya tercinta, yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan nasihat untuk terus berjuang dan cepat menyelesaikan kuliah dan skripsi.. 3.. Dosen pembimbing saya, Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., yang saya sayangi. Beliau selalu memberikan bimbingan, semangat, dan perhatian sehingga skripsi saya dapat terselesaikan.. 4.. Ketua Program Studi PBSI, Ibu Rishe Purnama Dewi, M.Hum., yang saya cintai. Beliau selalu memberikan perhatian dan motivasi kepada anak-anaknya, sehingga membuat saya mampu menyelesaikan skripsi ini.. 5.. Bapak Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., dan Bapak Danang Satria Nugraha selaku validator dalam penilaian produk saya. Beliau selalu ramah dan baik hati dengan saya sehingga saya dapat melakukan penilaian dan pengambilan data saya dengan mudah dan lancar.. 6.. Dosen-dosen PBSI yang selama ini memberikan pengajaran di kelas.. 7.. Kakak sepupu saya, Gregorius Bima, yang selalu membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ketika saya mengalami kesulitan.. 8.. Eyang-eyang saya yang selalu memberikan motivasi, nasihat, semangat, dan doa untuk saya dalam menyelesaikan skripsi di tengah pandemi corona.. iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9.. Budhe, tante, pakdhe, dan om saya, yang selalu menyemangati dan medoakan saya untuk terus berjuang menyelesaikan kuliah dan skripsi.. 10. Sahabat SMA saya, Cicilia Cindi Carera dan Novita Ratnasari, yang selalu menyemangati saya dan mendorong saya untuk terus berjuang hingga skripsi ini selesai. 11. Sahabat di perkuliahan saya, Sari, Emma, Bella, dan Tami, yang selalu memberikan perhatian, semangat, dan motivasi untuk saya agar cepat menyelesaikan skripsi saya. 12. Serta semua orang yang telah mendukung, dan membantu saya untuk menyelesaikan skripsi.. v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” -Yesaya 41:10-. “Dari hati jadi aksi, dari hati turun ke kaki. Cita-cita jangan hanya disimpan di dalam pikiran, tapi harus diwujudkan dan diperjuangkan.” -Merry Riana-. vi.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Permatasari, Agata Krismonita. 2020. Pengembangan Modul Digital Pembelajaran Fonologi Aspek Transkripsi Fonetik Bahasa Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan modul digital pembelajaran fonologi aspek fonetik dan transkripsi fonetik dengan pendekatan komunikatif. Tujuan dari penelitian ini untuk menghasilkan modul pembelajaran fonologi dengan menerapkan pendekatan komunikatif yang dilengkapi dengan video dan audio. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Tahapan penelitian ini mengacu pada sepuluh tahapan Brog and Gall yang kemudian disederhanakan menjadi enam tahapan yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji validasi, (4) revisi tahap 1, (5) uji coba produk, (6) revisi tahap 2. Studi awal untuk memperoleh hasil penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara dan pengisian kuesioner. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan untuk penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa masih banyak mengalami kesulitan dalam pembelajaran fonologi aspek transkripsi fonetik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, penelitian ini dibuat dengan mengembangkan modul digital pembelajaran fonologi pada aspek transkripsi fonetik. Pengembangan modul dilakukan dengan menentukan judul, menentukan tujuan, memilih bahan, menyusun kerangka, mengumpulkan bahan, dan menyusun modul. Kelayakan modul dinilai berdasarkan aspek isi atau materi, penyajian, bahasa, dan kegrafikan. Hasil validasi dilakukan saat uji coba produk menunjukkan modul berkategori “Sangat Baik”. Hal tersebut didukung oleh skor rata-rata hasil validasi yaitu 4,22 dari skor maksimal 5. Maka dari itu, modul yang berjudul “Fonologi Bahasa Indonesia Aspek Fonetik dan Transkripsi Fonetik” layak untuk digunakan. Kata kunci: modul pembelajaran, fonologi bahasa Indonesia, pendekatan komunikatif, aspek fonetik, transkripsi fonetik.. ix.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Permatasari, Agata Krismonita. 2020. Development of a Digital Module for Phonology Learning in the Aspects of Indonesian Phonetic Transcription. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Department of Language and Art Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. The problem raised in this research is how to develop digital phonology learning phonetic aspects and phonetic transcription using communicative approaches. The purpose of this research is to produce a phonology learning module by applying a communicative approach that is equipped with video and audio. This research is research and development (R&D). The stages of this study refer to the ten stages of Brog and Gall which are then simplified into six stages, namely (1) research and information gathering, (2) product development, (3) validation testing, (4) revision of stage 1, (5) product trials, (6) revision of stage 2. Preliminary studies to obtain research results were collected by interview techniques and filling out questionnaires. The results of preliminary studies conducted for research show that students still experience difficulties in learning phonological aspects of phonetic transcription. Based on the results of the preliminary study, this research was made by developing a digital module of phonological learning on the phonetic transcription. Module development is done by determining the title, setting goals, selecting materials, developing a framework, gathering materials, and compiling modules. Module eligibility is assessed based on aspects of content/presentation, language, and graphics. The results of the validation carried out when testing the product showed the module category "Very Good". This is supported by the average score of validation results which is 4.22 out of a maximum score of 5. Therefore, the module entitled "Indonesian Phonology Aspects of Phonetic and Phonetic Transcription" is appropriate to use. Keywords: learning module, Indonesian phonology, communicative approach, phonetic aspects, and phonetic transcription.. x.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................... x KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xviii DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi BAB I..................................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1. 1.2. Batasan Masalah ....................................................................................... 4. 1.3. Rumusan Masalah .................................................................................... 5. 1.4. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5. 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5. 1.6. Definisi Operasional ................................................................................. 6. 1.7. Spesifikasi Produk .................................................................................... 9. BAB II ................................................................................................................. 12 2.1. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 12. 2.2.1 Hakikat Fonologi dan Fonetik ................................................................ 15. xiv.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2.2 Jenis-Jenis Fonetik ................................................................................. 17 2.2.3 Transkripsi Fonetik ................................................................................ 18 2.2.4 Tujuan Transkripsi Fonetik .................................................................... 19 2.2.5 Lambang Fonetik ................................................................................... 20 2.2.6 Bentuk Transkripsi Fonetik .................................................................... 22 2.2.7 Modul .................................................................................................... 23 2.2.8 Pendekatan Komunikatif ........................................................................ 36 2.3. Kerangka Berpikir .................................................................................. 39. BAB III................................................................................................................ 43 3.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 43. 3.2. Sumber Data dan Data ............................................................................ 44. 3.3. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 45. 3.4. Instrumen Penelitian ............................................................................... 45. 3.5. Teknik Analisis Data .............................................................................. 47. 3.6. Prosedur Penlitian................................................................................... 50. BAB IV ................................................................................................................ 57 4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 57. 4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi ............................ 57 4.1.2 Pengembangan Modul ............................................................................ 65 4.1.3 Uji Validasi ............................................................................................ 73 4.1.4 Revisi Produk Tahap I ............................................................................ 81 4.1.5 Data Hasil Uji Coba Produk ................................................................... 84 4.1.6 Revisi Produk Tahap II .......................................................................... 92 4.2. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 95. 4.2.1 Deskripsi Modul..................................................................................... 95 4.2.2 Deskripsi Hasil Validasi ....................................................................... 101 4.2.3 Analisis Kelayakan Modul ................................................................... 105 4.2.4 Kajian Produk Akhir ............................................................................ 108 BAB V ............................................................................................................... 116 5.1. Simpulan .............................................................................................. 116. xv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.2. Saran .................................................................................................... 118. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 120 BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 123 LAMPIRAN ...................................................................................................... 124. xvi.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL 2.1. Lambang Fonetik ............................................................................. 20. 2.2. Penulisan Ejaan Fonetik .................................................................. 22. 3.1. Konversi dan Nilai Sikap ................................................................. 47. 3.2. Kriteria Kelayakan .......................................................................... 49. 4.1. Hasil Analisis Kebutuhan Mahasiswa .............................................. 58. 4.2. Kesimpulan Hasil Wawancara Dosen Pengampu ............................. 62. 4.3. Penjabaran Tujuan Pembelajaran ..................................................... 64. 4.4. Kerangka Modul .............................................................................. 66. 4.5. Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II ........................................... 72. 4.6. Data Skor Rata-Rata Validasi oleh Dosen Ahli I dan II .................... 77. 4.7. Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi oleh Mahasiswa ....................... 84. 4.8. Data Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Penyajian ............ 86. 4.9. Data Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Bahasa ................ 87. 4.10 Data Validasi Mahasiswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan .......... 88 4.11 Data Skor Rata-rata Validasi Mahasiswa Pada Seluruh Aspek ......... 89 4.12 Rekapitulasi Validasi oleh Dosen Ahli ............................................100 4.13 Hasil Validasi oleh Mahasiswa .......................................................102 4.14 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli dan Mahasiswa ...............................................103. xvii.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN 2.1. Kerangka Berpikir ........................................................................... 41. 3.1. Langkah-Langkah Metode Research and Development .................... 51. xviii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GRAFIK 4.1. Hasil Validasi Aspek Isi oleh Dosen Ahli I dan II ............................ 74. 4.2. Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Dosen Ahli I dan II ................. 75. 4.3. Hasil Validasi Aspek Bahasa oleh Dosen Ahli I dan II..................... 76. 4.4. Hasil Validasi Aspek Kegrafikan oleh Dosen Ahli I dan II .............. 77. 4.5. Perbandingan Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II ............................. 99. 4.6. Data Hasil Validasi Modul oleh Mahasiswa ....................................102. 4.7. Perbandingan Validasi Modul oleh Dosen Ahli dan Mahasiswa ......106. xix.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR 4.1. Kajian Produk Akhir Aspek Isi .......................................................107. 4.2. Kajian Produk Akhir Aspek Isi .......................................................108. 4.3. Kajian Produk Awal Aspek Penyajian ............................................109. 4.4. Kajian Produk Akhir Aspek Penyajian ............................................109. 4.5. Kajian Produk Awal Aspek Bahasa ................................................110. 4.6. Kajian Produk Akhir Aspek Bahasa ................................................110. 4.7. Kajian Produk Awal Aspek Kegrafikan ..........................................111. 4.8. Kajian Produk Akhir Aspek Kegrafikan..........................................112. xx.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hitungan Validasi Modul oleh Dosen Ahli I .........................122 Lampiran 2 Hitungan Validasi Modul oleh Dosen Ahli II ........................124 Lampiran 3 Hitungan Validasi Modul oleh Mahasiswa ............................126 Lampiran 4 Rekapitulasi Validasi oleh Mahasiswa ..................................128 Lampiran 5 Kategorisasi Analisi Awal Angket Mahasiswa ......................131 Lampiran 6 Kisi-Kisi Wawancara Dosen Pengampu ................................132 Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket Awal Mahasiswa .......................................133 Lampiran 8 Hasil Transkrip Wawancara oleh Dosen Pengampu ..............134 Lampiran 9 Lembar Validasi Modul oleh Dosen Ahli I ............................140 Lampiran 10 Lembar Validasi Modul oleh Dosen Ahli II.........................151 Lampiran 11 Lembar Validasi Modul oleh Mahasiswa I ..........................159 Lampiran 12 Lembar Validasi Modul oleh Mahasiswa II .........................167. xxi.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini memaparkan: (1) latar belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, dan (6) definisi istilah. Berikut adalah uraian selengkapnya dari paparan tersebut. 1.1 Latar Belakang Masalah Fonetik ialah ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa (langue) (cf. Malberg, 1962:1; Verhaar, 1977:12; Ramlan, 1982:3). Dalam hal ini, fonetik termasuk dalam kajian linguistik yang meneliti tentang bunyi-bunyi bahasa. Tetapi, tidak melihat fungsi itu membedakan makna kata atau tidak. Menurut Clark dan Yallop (1990), fonetik merupakan bidang yang berkaitan erat dengan kajian mengenai cara manusia berbahasa serta mendengar dan memproses ujaran yang diterima. Dalam kegiatan pembelajaran di bangku perguruan tinggi pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran fonetik dipelajari pada mata kuliah fonologi. Fonologi merupakan mata kuliah yang paling dasar karena fonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bunyi-bunyi dari suatu bahasa pada umumnya. Bagi mahasiswa bahasa, pengetahuan tentang bunyi-bunyi bahasa ini sangat diperlukan sebagai fondasi utama dalam mempelajari tata bahasa, khususnya morfologi dan sintaksis.. 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Pembelajaran fonologi, terutama pada aspek fonetik, perlu ditekankan guna meminimalkan kekeliruan dalam melafalkan dan menuliskan fonem-fonem bahasa tertentu. Kekeliruan dalam melafalkan dan menuliskan bunyi bahasa, adakalanya mengakibatkan makna kata yang dibangun oleh bunyi bahasa tersebut akan berubah. Dalam hal ini masih banyak mahasiswa yang mengalami kekeliruan dalam melafalkan serta menuliskan fonem-fonem bahasa Indonesia. Hal ini menjadi penyebab ketika mahasiswa melakukan kegiatan transkripsi fonetik, masih terdapat banyak kesalahan. Kegiatan transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat dengan mengunakan huruf fonetik. Huruf fonetik adalah huruf (alphabet) Latin yang telah dimodifikasi. Sebelum mahasiswa mempelajari tentang transkripsi fonetik, mahasiswa harus mempelajari teori atau gambaran umum tentang fonetik terlebih dahulu. Pembelajaran umum tentang fonetik perlu dilakukan sebagai dasar agar mahasiswa mampu memahami cara kerja bunyi ujar yang kemudian dapat ditranskripsikan. Dalam hal mengeluarkan, menghasilkan, atau mengucapkan bunyi, tentu saja melalui proses. Kita perlu mengetahui proses pengeluaran bunyi-bunyi bahasa dan organ-organ yang berperan dalam proses tersebut. Melalui penjelasan tersebut, penulis memberikan beberapa contoh. Apabila kita memperhatikan, bunyibunyi yang terdapat pada kata-kata [intan], [angin], dan [batik] tidak sama. Ketidaksamaan bunyi pada deretan kata-kata itulah sebagai salah satu objek atau sasaran studi fonologi, khususnya cabang ilmu fonetik. Dalam kajiannya, fonetik berusaha mendeskripsikan perbedaan bunyi-bunyi itu serta menjelaskan sebabsebabnya..

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Bertolak dari penelitian di atas, peneliti melakukan penelitian sederhana berupa studi awal guna menggali informasi terkait kemampuan melakukan transkripsi fonetik pada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma. Mahasiswa PBSI angkatan 2016 dipilih oleh peneliti sebagai responden studi awal karena mahasiswa tersebut telah mendapatkan pengalaman pembelajaran transkripsi fonetik dalam mata kuliah fonologi. Berdasarkan hasil penelitian yang berupa kuisioner dengan skala linkert (rentang skor 1-5) yang diisi oleh 20 mahasiswa yang berasal dari dua kelas a dan b, terbukti bahwa mahasiswa PBSI angkatan 2016 setuju bahwa mata kuliah fonologi pada aspek transkripsi fonetik harus dipelajari lebih mendalam. Hal ini dikarenakan materi tersebut terasa sulit dan masih banyak mahasiswa yang tidak mampu melakukan kegiatan transkripsi fonetik. Melalui kegiatan penelitian tersebut, peneliti ingin memaksimalkan pembelajaran fonologi bahasa Indonesia, khususnya aspek transkripsi fonetik, dengan memberikan materi tentang fonetik dan transkrispsi fonetik. Kemudian, peneliti akan memberikan latihan-latihan yang berkaitan dengan kegiatan mentranskrip kata yang sering mengalami kesalahan dalam pengucapan ke dalam alphabet IPA. Dengan demikian, peneliti akan membuat modul digital mata kuliah fonologi aspek transkripsi fonetik. Metode yang digunakan berdasarkan metode komunikatif, yaitu sebuah metode sederhana yang berkaitan dengan kegiatan komunikasi lisan seharihari yang kemudian dikaitkan dengan pembelajaran transkripsi fonetik..

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Modul digital yang akan dikembangkan mengacu pada pernyataan Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) yang menyatakan bahwa modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Maksud dari pernyataan tersebut bahwa modul yang baik harus mampu memaparkan materi secara menarik dan disusun secara sistematis, serta mampu digunakan secara mandiri maupun melalui bimbingan pendidik. Modul tersebut akan memudahkan mahasiswa untuk mampu memahami materi dengan baik. 1.2 Batasan Masalah Masalah yang akan dibahas benar-benar terpusat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerimaan maupun dalam pembahasan. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan modul digital pembelajaran aspek transkripsi fonetik bahasa Indonesia untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Secara rinci, berikut pemaparan batasan masalah di atas. 1.. Penelitian ini dibatasi pada modul digital pembelajaran walaupun terdapat bahan ajar lain yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi transkripsi fonetik bahasa Indonesia.. 2.. Penelitian ini dibatasi pada materi transkripsi fonetik bahasa Indonesia walaupun terdapat keterampilan transkripsi berbahasa yang lain..

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 3.. Penelitian ini terbatas pada keterampilan menulis transkripsi fonetik bahasa Indonesia walaupun terdapat materi menulis transkripsi fonetik lainnya yang dapat dipelajari oleh mahasiswa.. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan media digital pembelajaran pada aspek transkripsi fonetik bahasa Indonesia untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia?” 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah untuk menghasilkan modul digital pembelajaran transkripsi fonetik bahasa Indonesia untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik mahasiswa, dosen, maupun peneliti selanjutnya dalam mengembangkan modul digital pembelajaran menulis cerpen. Adapun manfaat secara praktis dari penelitian ini sebagai berikut. 1.. Bagi Mahasiswa Dengan adanya penelitian ini, mahasiswa diharapkan dapat semakin mudah dalam memahami kegiatan pembelajaran transkripsi fonetik, baik secara mandiri maupun bersama dosen. Selain itu, harapannya mahasiswa semakin termotivasi dalam mempelajari materi transkripsi fonetik..

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 2. Bagi Dosen Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai salah satu referensi alternatif yang efektif dan efisien untuk pembelajaran transkripsi fonetik dengan menggunakan modul digital ini. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dengan adanya penelitian ini, peneliti selanjutnya dapat terinspirasi dan termotivasi untuk mengembangkan modul digital pembelajaran yang lain. Modul digital yang dapat dikembangkan tidak terbatas pada pengembangan modul digital materi transkripsi fonetik bahasa Indonesia saja, melainkan materi lainnya. Selain itu, modul digital pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dapat diintegrasikan dengan model yang bervariasi. 1.6 Definisi Operasional Peneliti memberikan definisi operasional atau batasan istilah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran atau untuk menyamakan konsep dari berbagai istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah batasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Modul dan Modul Digital Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Dalam pembuatannya, modul adalah media pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan sesuai dengan tingkat pencapaian kompetensi.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. yang diinginkan. Isi dari modul mencakup materi dan pemilihan bahasa yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pengetahuan pembelajar sehingga memudahkan pembelajar dalam mempelajari materi tertentu. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan (2008:3), modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Berdasarkan pendapat di atas, modul dapat didefinisikan sebagai media pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan sesuai dengan tingkat pencapaian kompetesinya. Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki konsep digital menggunakan aplikasi yang dapat digunakan secara mandiri maupun berkelompok. Modul digital yang dimaksudkan adalah modul yang bukan berwujud cetak (konvensional), melainkan berwujud aplikasi yang dapat dioperasikan melalui gawai. 2. Fonetik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fonetik adalah bidang linguistik pengucapan (penghasilan) bunyi ujar, sistem bunyi suatu bahasa. Menurut Kamus Linguistik, fonetik yaitu ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi dan psikologi; sistem bunyi suatu bahasa. Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat apakah.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna atau tidak (Abdul Chaer, 2009: 10). Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia (O’Connor, 1982: 10-11, Ladefoged, 1982: 1, dalam Masnur, 2013: 8). Dengan demikian, fonetik adalah bidang ilmu linguistik yang mempelajari penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa tanpa memperhatikan bunyi-bunyi tersebut membedakan makna atau tidak. 3. Transkripsi Fonetik Transkripsi fonetik adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis (phonetic syimbol) yang ditetapkan oleh The International Phonetic Assosiation (IPA), yaitu persatuan para guru yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahasa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa lisan. Sistem lambang yang digunakan oleh IPA ini lazim disebut The International Phonetic Alfabet yang disingkat IPA. Alfabet IPA ini merupakan serangkaian lambang yang didasarkan pada alfabet latin, yang diciptakan untuk keperluan memberikan semua bunyi bahasa yang ada di dunia. Hal ini disebabkan oleh jumlah bunyi yang ada dalam bangsa-bangsa di dunia ini lebih banyak daripada jumlah huruf yang ada. Lalu, IPA melakukan modifikasi bentuk-bentuk huruf guna membedakan bunyi-bunyi yang berlainan. Dalam.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. melakukan modifikasi bentuk huruf itu, selalu diusahakan agar bunyi-bunyi yang banyak persamaannya diberi lambang atau bentuk dasar yang berbeda dengan menambahkan diakritik saja. 1.7 Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa modul digital fonologi bahasa Indonesia aspek fonetik dan transkripsi fonetik. Modul dibuat untuk membantu mahasiswa dalam memahami materi fonetik dan transkripsi fonetik. Kekhasan dari modul ini bisa diakses secara online dan terdapat video serta audio yang berguna untuk memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap materi fonetik dan transkripsi fonetik. Modul didasarkan pada pendekatan komunikatif yang sebagaimana asumsinya bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Modul ini mengajak mahasiswa untuk memahami apa yang dibaca. Kemudian terdapat beberapa contoh serta tabel lambang fonetik yang dapat dibaca oleh mahasiswa dan terdapat audio yang selanjutnya mahasiswa diminta untuk mengikuti ujaran dalam audio tersebut. Secara garis besar, pendekatan komunikatif yang digunakan dalam modul ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami materi yang dibaca dan dapat memahami tentang ujaran-ujaran sebuah bahasa komunikasi yang dapat dikaitkan dengan kegiatan transkripsi fonetik atau penulisan menggunakan lambang fonetik. Modul dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran fonologi bahasa Indonesia aspek fonetik dan transkripsi fonetik secara individu. Dalam pembelajaran menggunakan modul, guru hanya berperan sebagai fasilitator..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Pengembangan ini didasarkan pada studi pendahuluan berupa studi dokumen, wawancara dosen dan persepsi mahasiswa tentang pembelajaran transkripsi fonetik, serta penggunaan modul atau buku ajar yang ada. Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan produk berupa modul pembelajaran fonologi yang menekankan pada aspek transkripsi fonetik berbasis digital yang memuat tentang teori dasar dari fonetik dan cara melakukan transkripsi fonetik. Produk modul digital ini dikembangkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dosen dan pembelajaran pada mata kuliah fonologi. Selain itu, isi modul digital ini dirancang dengan memasukkan teori-teori dasar pemahaman tentang fonetik dan cara melakukan transkripsi fonetik. Dalam hal ini, modul digital pembelajaran transkripsi fonetik yang dikembangkan memasukkan cara melakukan transkripsi fonetik menggunakan (alphabet) Latin yang telah dimodifikasi karena berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan. Terdapat hasil tulisan mahasiswa yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut belum paham tentang cara melakukan transkripsi fonetik dengan menggunakan huruf (alphabet) Latin yang telah dimodifikasi. Pada kegiatan pembelajaran 1, modul memuat materi tentang gambaran umum fonetik. Materi pada kegiatan pembelajaran 1 diharapkan mampu memberikan pemahaman pada mahasiswa tentang dasar fonetik dan alat-alat bicara beserta cara kerjanya. Kemudian pada kegiatan pembelajaran 2, mahasiswa diajak untuk berfokus pada pembelajaran transkripsi fonetik dengan melafalkan dan memahami lambang-lambang fonetik melalui tabel lambang fonetik yang juga terdapat audio pelafalan pada setiap lambing untuk membantu mahasiswa dalam melafalkan lambang-lambang fonetik tersebut. Pada kegiatan 2, penulis juga.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. menyajikan cara transkripsi fonetik berupa penjelasan secara tertulis dan memberikan contoh melalui video yang tersedia dalam modul tersebut yang bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dengan pemahaman secara ilustrasi melalui sebuah video. Modul juga dilengkapi dengan gambar/ilustrasi, audio, video, tabel, bagan, kotak informasi penunjang berjudul “Tahukah kamu?”, rangkuman, dan glosarium untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi yang dipelajari. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan latihan, tes formatif, refleksi, evaluasi, dan kunci jawaban yang berfungsi untuk mengukur kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sudah dipelajari..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dikaji tiga subbab, yaitu (1) penelitian yang relevan dengan penelitian ini, (2) kajian teori, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pemaparan yang diberikan berguna untuk menghindari terjadinya duplikasi. Subbab kajian teori berisi tentang teori yang digunakan pada penelitian ini yakni, a) teori dasar-dasar fonetik yang terdiri dari hakikat fonetik, jenis-jenis fonetik, terjadinya bunyi dan alat ucap, klasifikasi bunyi, unsur suprasegmental, dan unsur segmental, b) teori transkripsi fonetik yaitu teori hakikat transkripsi fonetik dan tujuan fonetik. 2.1 Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh (1) Setyowati Lilis, Bertalya, dan Tri Wahyu Retno Ningsih (2014), (2) Wahyuni Primasari, dan RudhaWidagsa (2017), (3) Woro Wiratsih (2019). Penelitian Setyowati Lilis, Bertalya, dan Tri Wahyu Retno Ningsih (2014), Wahyuni Primasari, dan RudhaWidagsa (2017), (3) Woro Wiratsih (2019) relevan dengan materi fonetik yang terdapat dalam pengembangan modul digital. Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Setyowati Lilis, Bertalya, dan Tri Wahyu Retno Ningsih (2014) yang berjudul “Aplikasi Transkripsi Fonetik Bahasa Indonesia Berdasarkan IPA (The. 12.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. International Phonetic Associatio) untuk BIPA” Penelitian ini berfokus pada pengembangan media transkripsi fonetik untuk penutur asing yang belajar bahasa Indonesia. Penelitian ini menghasilkan produk media pembelajaran berupa aplikasi. Produk ini dibuat sebagai salah satu alat bantu untuk mengetahui cara memproduksi ujaran bahasa Indonesia. Data yang digunakan adalah data teks dan bunyi ujaran. Pengguna bahasa dapat mencari kata dan hasil transkripsi fonetik dengan mudah. Apikasi ini juga menyediakan contoh suara pengucapan suatu kata agar pengguna dapat mengetahui cara pelafalan secara tepat. Aplikasi transkripsi fonetik dapat digunakan pada seluruh perangkat komputer dengan berbagai jenis sistem operasi Windows. Aplikasi ini bersifat portable sehingga aplikasi tidak perlu diinstal ketika ingin digunakan. Letak-letak kesamaannya terletak pada pembahasan mengenai pengembangan media pembelajaran dalam materi transkripsi fonetik untuk mengetahui cara pelafalan yang tepat serta penulisan dengan menggunakan alfabet IPA. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Setyowati Lilis, Bertalya, dan Tri Wahyu Retno Ningsih ini lebih berfokus pada pembuatan aplikasi yang dikhususkan bagi pembelajar BIPA. Hasil penelitian yang relevan selanjutnya yaitu penelitian Wahyuni Primasari, dan Rudha Widagsa (2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Kajian Fonetik Bunyi Vokal Bahasa Indonesia oleh Penutur Bahasa Indonesia di Wilayah Timur”. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu dalam penelitiannya tentang aspek fonetik terdapat perbedaan yang terletak pada bunyi vokal /ә/. Penutur bahasa Indonesia memiliki kecenderungan mengucapkan bunyi vokal /ә/ menyerupai bunyi vokal /e/..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Dilihat dari nilai frekuensi forman, bunyi vokal /ә/ yang diucapkan oleh responden merupakan bunyi vokal yang terletak di posisi depan dengan posisi bibir tidak terlalu tertutup hal ini ditunjukan dengan nilai F1 yang tidak terlalu rendah serta nilai frekuensi F2 yang tidak terlalu tinggi menunjukan posisi lidah di tengah. Penelitian relevan yang ketiga adalah penelitian dari Woro Wiratsih yang berjudul “Analisis Kesulitan Pelafalan Konsonan Bahasa Indonesia (Studi Kasus Terhadap Pemelajar BIPA Asal Tiongkok di Universitas Atma Jaya Yogyakarta)”. Penelitian ini terfokus pada pelafalan bahasa Indonesia yang diucapkan oleh penutur asing asal Tiongkok. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kesulitan pelafalan, khususnya beberapa konsonan dalam bahasa Indonesia dalam praktik berbicara pemelajaran BIPA asal Tiongkok di Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesulitan pelafalan yang dialami oleh pemelajar BIPA asal Tiongkok yang meliputi lima kelompok konsonan, yaitu konsonan { /b/ /d/ /g/ }, { /-p/ /-t/ /-k/ }, {/-η-/ / -l/}, {/r/}, dan {/h/}. Berdasarkan beberapa penelitian relevan yang telah disebutkan di atas, terdapat persamaan antara ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang sekarang. Persamaannya mengenai topik pembahasannya yaitu tentang fonetik dan transkripsi fonetik. Perbedaan yang mendasar antara penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas yaitu penelitian ini berfokus pada pengembangan modul pembelajaran yang menyangkut kegiatan pembelajaran fonologi untuk mahasiswa bahasa Indonesia. Dua penelitian yang relevan lebih terfokus pada kegiatan yang berkaitan dengan.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. pelafalan dari penutur, dan satu penelitian yang lain berkaitan dengan aplikasi transkripsi fonetik untuk membantu pembelajar. Hal tersebut yang membedakan penelitian ini dengan penelitian di atas karena penelitian ini terfokus pada pembuatan modul digital yang berisikan tentang materi fonetik dan transkripsi fonetik untuk membantu pembelajaran di kalangan mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia. 2.2 Kajian Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, (1) hakikat fonologi dan fonetik, (2) jenis-jenis fonetik, (3) teori transkripsi, (4) tujuan transkripsi fonetik, (5) lambang-lambang fonetik, (6) bentuk transkripsi fonetik, (7) teori modul yang terdiri dari hakikat modul dan modul digital, struktur modul digital, prosedur penulisan modul, dan kriteria penilaian modul. Berbagai teori yang dikaji akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan materi transkripsi fonetik melalui produk berupa modul digital yang akan dikembangkan: 2.2.1 Hakikat Fonologi dan Fonetik Fonologi dan fonetik merupakan satu rumpun ilmu pengetahuan yang saling berkaitan. Fonologi adalah bidang ilmu yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh alat-alat ucap manusia, sedangkan fonetik merupakan bidang ilmu yang menelaah cara manusia dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran. Maka dari itu, sesorang yang akan mempelajari tentang fonologi serta fonetik harus paham mengenai apa saja teori dari fonologi dan fonetik. Secara etimologi, kata.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti ‘bunyi’, dan logi yang berarti ‘ilmu’ (Chaer 2013:1). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses terbentuknya dan perubahannya. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan fungsional. Menurut Kridalaksana (1995: 57), fonologi ialah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Berdasarkan beberapa sumber tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa fonologi ialah bidang linguisik atau ilmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berserta fungsi. Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fonetik adalah bidang linguistik pengucapan (penghasilan) bunyi ujar, sistem bunyi suatu bahasa. Menurut Kamus Linguistik, fonetik yaitu ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa; ilmu interdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi dan psikologi; sistem bunyi suatu bahasa. Fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi bahasa tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna atau tidak (Chaer, 2009: 10). Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyibunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia (O’Connor, 1982: 10-11, Ladefoged, 1982: 1, dalam Masnur, 2013: 8). Dengan demikian, fonetik adalah bidang ilmu linguistik.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. yang mempelajari penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa tanpa memperhatikan bunyi-bunyi tersebut membedakan makna atau tidak. 2.2.2 Jenis-Jenis Fonetik Fonetik merupakan ilmu bunyi atau biasa disebut fon. Dalam Chaer (2013:10), fonetik adalah cabang kajian linguistik yang meneliti bunyi-bunyi tanpa melihat apakah bunyi-bunyi itu dapat membedakan makna kata atau tidak. Fonetik dapat dibagi menjadi tiga fokus perbincangan, yaitu (1) fonetik artikularis, (2) fonetik akustik, dan (3) fonetik auditoris. Fonetik artikularis biasanya disebut dengan fonetik fisiologis atau fonetik organis yang mengkaji tentang alat-alat artikulasi manusia, baik artikulator pasif dan artikulator aktif. Dalam hal ini, bunyi-bunyi bahasa diproduksi oleh alat-alat ucap manusia yang meliputi mekanisme arus udara yang digunakan untuk memproduksi bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi bahasa itu terbentuk. Fonetik akustik merupakan bunyi bahasa yang merambat di udara. Hal yang berkaitan dengan fonetik akustik adalah gelombang bunyi dengan frekuensi dan kecepatannya ketika merambat di udara, berkaitan juga dengan spektrum, tekanan, dan intensitas bunyi. Dalam hal ini, fonetik akustik juga membahas tentang skala desibel, resonansi, akustik produksi bunyi, dan pengukuran akustik itu. Namun, kajian fonetik akustik lebih mengarah kepada kajian fisika daripada kajian linguistik. Fonetik auditoris membahas tentang bagaimana bunyi-bunyi bahasa dapat diterima oleh telinga kemudian bunyi-bunyi tersebut dapat didengar serta dipahami oleh manusia. Lebih tepatnya fonetik auditoris membahas mengenai struktur dan.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. fungsi alat dengar yang disebut telinga. Fonetik auditoris juga membahas mengenai bagaimana telinga dapat bekerja sehingga bunyi-bunyi tersebut dapat diterima serta dipahami oleh manusia atau pendengarnya. 2.2.3 Transkripsi Fonetik Transkripsi fonetik merupakan pembentukan keterampilan menuliskan ujaran yang didengar ke dalam wujud tulisan adalah fonetik. Studi fonetik ini memerlukan hafalan, pemahaman, keterampilan pelafalan, dan keterampilan pentranskripsian. Obyek dari fonetik adalah bunyi bahasa, bunyi bahasa dikaji tanpa memperhatikan fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna. Bunyi bahasa itu jumlahnya tidak terbatas. Kajian tentang bunyi bahasa dibekali dengan anggapan bahwa bunyi itu bervariasi. Ciri variasi bunyi dapat diketahui dengan penulisan secara fonetis. Tanda diakritik (tanda baca) digunakan dalam penulisan fonetis menjadi pembeda antara bunyi bahasa yang satu dengan bunyi bahasa yang lain. Studi fonetik memerlukan sistem tulisan fonetis. Simbol fonetis yang digunakan adalah sebenarnya berdasarkan huruf latin yang menggalami penambahan tertentu. Tulisan yang dikerjakan dalam menangani bahasa, meliputi fonetis, tulisan fonemis, tulisan morfologi, dan tulisan ortograsif. Tulisan fonetis bertujuan menulisakan bunyi bahasa. Jadi, transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat dengan menggunakan huruf atau tulisan fonetik yang mengacu pada alfabet IPA (The International Phonetic Alphabets)..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 2.2.4 Tujuan Transkripsi Fonetik Secara etimologis, transkripsi berasal dari kata "trans" yang artinya pindah, mengubah, memindah, dan "skripsi" yang artinya tulisan. Maksudnya adalah tindakan memindah dari lisan ke bentuk tulisan. Kegiatan ini membutuhkan latihan yang terusmenerus sebab kemahiran menulis fonetis akan muncul secara baik bila seseorang menggadakan latihan secara kontinu. Transkripsi adalah pengalihan tuturan ke dalam bentuk tulisan. Selain itu, ada juga yang mendefinisikan bahwa transkripsi adalah tuturan atau pengubahan teks dengan tujuan untuk menyarankan lafal bunyi, fonem, morfem, atau tulisan sesuai dengan ejaan yang berlaku dalam suatu bahasa yang menjadi sasarannya (Marsono, 1993). Tujuannya untuk mencatat setepat mungkin semua ciri dari ucapan atau seperangkat ucapan yang dapat didengar dan dikenal oleh penulis di dalam arus ujar. Selain itu, transkripsi juga digunakan untuk mengetahui perbedaan yang halus dari beberapa ucapan dialek-dialek (Samsuri, 1974). Abjad fonetis tersebut bersifat konvensional dan konvensi yang paling luas merupakan. konvensi. internasional.. Organisasi. fonetik. internasional,. The. International Phonetic Association (IPA), yaitu persatuan para guru bahasa yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahasa yang lebih menekankan pada pengajaran bahasa lisan, telah berhasil menetapkan simbol fonetik internasional yang disebut The International Phonetic Alphabets (IPA). Maka dari itu, abjad fonetik dibuat untuk dijadikan acuan agar mempermudah dalam melakukan kegiatan transkripsi fonetik secara tertulis dan mempermudah seseorang mampu mengucapkan bahasa secara tepat..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 2.2.5 Lambang Fonetik Transkripsi fonetis yaitu mentranskripsikan semua bunyi, baik yang membedakan arti maupun yang tidak. Simbol fonetiknya dituliskan di antara dua kurung siku tegak. Transkripsi fonetis adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang tulis atau lambang fonemis yang sering dipakai adalah lambang bunyi yang ditetapkan oleh The International Phonetic Association (IPA). Adanya usaha untuk membuat atau menyusun abjad fonetik oleh sejumlah pakar adalah abjad IPA itu belum lengkap, belum dapat mencakup untuk semua bunyi yang terdapat dalam berbagai bahasa di dunia ini, atau satu bahasa tertentu. Namun, semuanya tetap berpatokan pada alfabet Latin yang dimodifikasi. Berikut adalah pengkajian pemula dan yang disesuaikan dengan fonetik bahasa Indonesia, diturunkan huruf-huruf fonetik itu. Dimulai untuk bunyi-bunyi vokal, dilanjutkan untuk bunyi-bunyi konsonan, dan yang disusun secara alfabetis (Abdul Chaer, 2013:14).. Tabel 2.1 Lambang Fonetik Lambang Alfabet. Contoh. Fonetik [a]. Sama dengan huruf a. abah, abad, lada. [i]. Sama dengan huruf i. Ini, isi, dini.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. [I]. Sama dengan huruf I bertilde. Batik, murid, sopir. [u]. Sama dengan huruf u. Susu, buku, mutu. [U]. Sama dengan huruf U capital. Batuk, kapur, duduk. [e]. Sama dengan huruf e. Sate, tape, sore. [ε]. Sama dengan huruf e capital. Monyet,ember, pendek. [ә]. Sama dengan huruf e terbalik. Maret, kelelawar. [o]. Sama dengan huruf o. Kado, kilo, soto. [O]. Sama dengan huruf O capital. Tokoh, botak, boros. [b]. Sama dengan huruf b. Bibi, kabar, debu. [c]. Sama dengan huruf c. Kecil, curang. [d]. Sama dengan huruf d. Dari, hadir, adat. [f]. Sama dengan huruf f. Fitnah, fajar, fokus. [g]. Sama dengan huruf g. Gagal, gaji, gula. [h]. Sama dengan huruf h. Hari, halus, lihat. [j]. Sama dengan huruf j. Jalan, jujur. [k]. Sama dengan huruf k. Kabar, akan, kakak. [?]. Sama dengan tanda Tanya. Ra?kyat, ba?kso, bapa?. [l]. Sama dengan bunyi l. Lalu, lipat, alam. [m]. Sama dengan huruf m. Malam, lampu, utama. [n]. Sama dengan huruf n. Nasi, pintu. [ñ]. Sama dengan huruf n bertitle. Nyaring, nyata, nyanyi.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. [ή]. Seperti huruf ng. Kampung, pulang. [p]. Sama dengan huruf p. Panjat, pintu, papan. [r]. Sama dengan huruf r. Ramai, rapi, benar. [s]. Sama dengan huruf s. Sapu, sakit, asal. [f]. Sama seperti sy. Syarat, dahsyat. [t]. Sama dengan huruf t. Topi, tutup, atap. [w]. Sama dengan huruf w. Awal, lewat, wakil. [x]. Sama seperti kh. Khawatir, akhir. [y]. Sama dengan huruf y. Yatim, bayar, bayi. [z]. Sama dengan huruf z. Zaman, zalim, ziarah. Jadi, lambang-lambang bunyi di atas dimodifikasi dengan menyesuaikan fonetik bahasa Indonesia yang dimulai dengan bunyi-bunyi huruf vokal, lalu dilanjutkan bunyi-bunyi huruf konsonan dengan bersandar pada alfabet Latin. 2.2.6 Bentuk Transkripsi Fonetik Mentranskripsikan khusus bunyi-bunyi yang mendukung arti saja. Simbol fonetik yang dipakai sama dengan transkripsi fonetis. Akan tetapi, dituliskan di antara dua garis miring (//). Berikut merupakan contoh ejaan fonetis dengan fonemis. Tabel 2.2 Penulisan Ejaan Fonetik EJAAN FONETIS. EJAAN FONEMIS.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. [piŋgUl]. /pinggul/. [bεbεʔ]. /bebek/. [pɔjɔʔ]. /pojok/. [warUŋ]. /warung/. [sampay]. /sampai/. 2.2.7 Modul Media pembelajaran dapat digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu media cetak dan digital. Media adalah sarana penyampaian informasi dari sumber informasi ke penerima yang dapat merangsang pikiran dan membangkitkan semangat siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Sanaky (2013) mendefinisikan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Peneliti memilih untuk mengembangkan modul pembelajaran di samping media pembelajaran yang lain karena modul pembelajaran dianggap lebih praktis untuk dipelajari oleh siswa. Modul yang dikembangkan oleh peneliti adalah modul digital. Hal itu dipertimbangkan karena era saat ini adalah era digital. Sebelum menyusun modul digital, penulis harus memperhatikan beberapa hal di antaranya Hakikat modul dan karakteristik modul, fungsi dan tujuan penulisan modul, komponen modul, prosedur penulisan modul,.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. kriteria penulisan modul, modul digital, dan pendekatan komunikatif. Berikut ini beberapa hal terkait teori modul. 2.2.7.1 Hakikat dan Karakteristik Modul Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel, 2009:472). Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010). Menurut Goldschmid, modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar (Wijaya, 1988:128). Vembriarto (1987:20) menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha penyelenggaraan pengajaran individual yang memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih ke unit berikutnya. Berdasarkan beberapa pengertian modul di atas, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah untuk dipelajari secara mandiri. Modul merupakan media pembelajaran yang dirancang untuk dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3) menyebutkan bahwa sebuah modul bisa dikatakan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. baik dan menarik apabila terdapat lima karakteristik, peneliti memahami dan memaknai karakteristik modul sebagai berikut. a.. Self Instructional, yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain (Direktorat, 2008:3). Maksudnya dari pernyataan tersebut adalah modul yang dikembangkan harapannya dapat membimbing pembelajar untuk belajar secara mandiri sehingga tidak selalu bergantung dengan pihak lain yaitu guru pengampu. Pembelajaran melalui modul dirancang secara khusus untuk memudahkan siswa belajar secara mandiri. Maka, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran modul adalah pendekatan yang mengajarkan siswa terlibat aktif selama proses belajar.. b.. Self Contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Maksudnya adalah seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari tersebut dimuat dalam satu modul secara lengkap dan terstruktur. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran dengan tuntas karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.. c.. Stand Alone (berdiri sendiri), yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pembelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. d.. Adaptive, yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dikatakan adaptif jika dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel untuk digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia, hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah modul yang berisi materi pembelajaran yang dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.. e.. User Friendly, yaitu modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.. 2.2.7.2 Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul Penggunaan modul sering dikaitkan dengan aktivitas pembelajaran mandiri (self-instruction). Karena fungsinya yang seperti tersebut di atas, konsekuensi lain yang harus dipenuhi oleh modul ini ialah adanya kelengkapan isi; artinya isi atau materi sajian dari suatu modul haruslah secara lengkap terbahas lewat sajian-sajian sehingga dengan begitu para pembaca merasa cukup memahami bidang kajian.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. tertentu dari hasil belajar melalui modul ini. Kecuali apabila pembaca menginginkan pengembangan wawasan tentang bidang tersebut, bahkan dianjurkan untuk menelusurinya lebih lanjut melalui daftar pustaka (bibliografi) yang sering juga dilampirkan pada bagian akhir setiap modul. Isi suatu modul hendaknya lengkap, baik dilihat dari pola sajiannya, apalagi isinya. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:5) menyatakan bahwa penulisan modul memiliki tujuan sebagai berikut. a.. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal. Bahasa yang digunakan dalam penulisan modul harus bersifat komunikatif dan jelas agar mudah dipahami oleh pembelajar. Penggunaan bahasa yang jelas dan tidak berbelit-belit akan membantu pembelajar memahami maksud atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.. b.. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar/guru instruktur. Maksudnya, modul yang disusun harus mampu menyajikan materimateri secara utuh dan dapat menjadi fasilitator yang dapat menggantikan peran guru atau pengajar dalam menjelaskan materi. Isi materi juga harus lengkap sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri untuk mengatasi keterbatasan waktu pembelajar yang belum memahami materi yang ada.. c.. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Maksudnya, modul dapat memotivasi belajar siswa dalam mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan siswa atau pembelajar untuk belajar secara mandiri sesuai minat dan kemampuannya..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. d.. Memungkinkan siswa atau pembelajar untuk mengukur atau mengevaluasi diri sendiri terkait hasil belajarnya. Maksudnya, adalah dalam modul harus menyajikan soal-soal latihan atau unjuk kerja yang membantu pembelajar mengevaluasi tingkat pemahamannya. Evaluasi dapat memberikan umpan balik ke pembelajar terkait hasil belajarnya dan materi yang masih belum dikuasai dengan baik oleh mereka. Dengan memerhatikan tujuan-tujuan di atas, modul sebagai bahan ajar akan sama. efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul. Penulis modul yang baik menulis seolah-olah sedang mengajarkan kepada seorang peserta mengenai suatu topik melalui tulisan. Segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis saat pembelajaran, dikemukakan dalam modul yang ditulisnya. Penggunaan modul dapat dikatakan sebagai kegiatan tutorial secara tertulis. 2.2.7.3 Komponen Modul Komponen-komponen modul mencakup tiga bagian (Marwarnard, 2011:4), yaitu bagian pembuka, inti, dan penutup dengan penjelasan sebagai berikut: a. Bagian pembuka 1) Judul Judul modul perlu menarik dan memberi gambaran tentang materi yang dibahas. 2) Daftar Isi Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 3) Peta Informasi Modul perlu menyertakan peta informasi. Pada daftar isi, akan terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antartopik tersebut. Pada peta informasi, akan diperlihatkan kaitan antar topik-topik dalam modul. Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat saja menggunakan diagram isin bahan ajar yang telah dipelajari sebelumnya. 4) Daftar Tujuan Kompetensi Umum Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk mengetahui pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat dikuasai setelah menyelesaikan pelajaran. b. Bagian Inti (Kegiatan Belajar) (1) Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi Pendahuluan pada suatu modul berfungsi untuk: (1) memberikan gambaran umum mengenai isi materi modul, (2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka, (3) meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan dipelajari, (4) mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari, dan (5) memberikan petunjuk bagaimana mempelajari materi yang akan disajikan. Dalam pendahuluan, dapat saja disajikan peta informasi mengenai materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari modul. 2) Hubungan dengan Materi atau Pelajaran yang Lain.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang perlu dipelajari tersedia dalam modul. Bila materi tersebut tersedia pada buku teks, arahan tersebut dapat diberikan dengan menuliskan judul dan pengarang buku teks tersebut. 3) Uraian Materi Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis sehingga memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran. Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, dapat dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman. Organisasi materi kegiatan belajar antara judul, sub judul dan uraian harus yang mudah untuk diikuti oleh pembelajar. Pemberian judul atau penjudulan merupakan alat bantu bagi pembaca modul untuk mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk teks tertulis. 4) Penugasan Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa yang diharapkan setelah mempelajari modul. Penugasan juga menunjukkan kepada pemelajar bagian mana dalam modul yang merupakan bagian penting. 5) Rangkuman Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal-hal pokok dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada bagan akhir modul. c. Bagian Penutup.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. 1) Glosarium atau daftar istilah Glosarium berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah dipelajari. 2) Tes Akhir Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan setelah mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes akhir ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar. 3) Indeks Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di mana istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul supaya pebelajar mudah menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan pembelajar akan mencarinya. Melalui uraian di atas, pembelajaran dengan menggunakan modul lebih mempermudah siswa karena terdapat peta informasi atau panduan belajar sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar secara mandiri. 2.2.7.4 Prosedur Penulisan Modul Modul merupakan media pembelajaran yang sistematis maka dalam penyusunan modul perlu memperhatikan prosedur penulisan modul yang sudah ditetapkan. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12-16) menjelaskan tiga prosedur.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. yaitu, (1) analisis kebutuhan modul, (2) penyusunan draf, dan (3) uji coba. Adapun penjelasan ketiga prosedur sebagai berikut. 1.. Analisis Kebutuhan Modul Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi untuk. menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi tersebut. Langkah-langkah menganalisis kebutuhan modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:12) adalah sebagai berikut. a.. Menetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar program pembelajaran yang akan dikembangkan dalam modul. Maksudnya, dalam penyusunan modul, hal pertama yang dilakukan dalam analisis kebutuhan modul adalah memilih kompetensi inti dan kompetensi dasar pada silabus.. b.. Langkah analisis kebutuhan yang kedua adalah mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit kompetensi yang ingin dicapai yaitu merumuskan. tujuan-tujuan. pembelajaran. dan. menentukan. capaian. pembelajaran yang hendak dicapai dari pembelajaran menggunakan modul yang disusun. c.. Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipersyaratkan. Maksudnya dilakukan perumusan indikator-indikator capaian materi dan menentukan materi yang sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.. d.. Langkah keempat yaitu menentukan judul modul yang akan disusun. Penentuan judul disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. e.. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal pengembangan modul. Maksudnya, setelah langkah-langkah sebelumnya telah dilakukan, tahap awal prosedur penulisan modul sudah memasuki tahap awal yaitu analisis pengembangan modul. Tahap selanjutnya dalam penulisan modul adalah penyusunan draf modul.. 2.. Penyusunan Draf Penyusunan draf modul merupakan proses penyusunan dan pengorganisasian. materi pembelajaran dari suatu kompetensi atau subkompetensi menjadi satu kesatuan yang sistematis. Adapun, langkah-langkah penyusunan draf modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:13) adalah dengan menetapkan judul modul, menetapkan tujuan akhir, yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul, menetapkan kemampuan spesifik yang menunjang. tujuan. akhir,. menetapkan. garis. besar. atau. outline. modul,. mengembangkan materi menjadi garis-garis besar, dan memeriksa ulang draf yang telah dihasilkan. 3.. Uji Coba Uji coba draf modul adalah kegiatan penggunaan modul pada peserta terbatas,. untuk mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum. Ada enam langkah-langkah uji coba draf modul menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:14), yaitu menyiapkan draft modul sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba menyusun instrumen pendukung uji coba, membagikan draf dan instrumen pendukung uji coba kepada.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. peserta uji coba menginformasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba, mengumpulkan kembali draf modul dan instrumen uji coba, dan menyimpulkan hasil pengumpulan naskah masukan yang dijaring melalui instrumen uji coba. 4.. Validasi Tahap validasi merupakan tahapan untuk mengukur apakah modul yang. disusun layak atau tidak. Penentuan layak atau tidaknya modul yang disusun berdasarkan persetujuan beberapa ahli melalui instrumen validasi oleh dosen ahli maupun ahli media. Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15) menyebutkan beberapa langkah yang dilakukan dalam memvalidasi modul yaitu siapkan dan gandakan draf modul yang akan divalidasi sesuai dengan banyaknya validator yang terlibat, susun instrumen pendukung validasi, distribusikan draf modul dan instrumen validasi kepada validator untuk divalidasi. Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang harus dilakukan oleh validator. Usahakan untuk memberikan informasi yang jelas terkait validasi modul kepada validator agar tidak terjadi kesalahan ataupun miskomunikasi. Kemudian kumpulkan kembali draf modul dan instrumen validasi. Setelah itu proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring melalui instrumen validasi. Hitung dan berikan deskripsi yang berisi kesimpulan akhir hasil validasi. 5.. Revisi Revisi atau perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul setelah. memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi (Direktorat, 2008:15)..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Adapun, perbaikan modul harus mencakup aspek-aspek penting penyusunan modul secara keseluruhan. Modul direvisi sesuai saran masukan yang diberikan oleh validator. 2.2.7.5 Modul Digital Modul adalah bahan ajar yang dirancang untuk digunakan sebagai penunjang pembelajaran siswa secara mandiri. Di dalam modul terdapat petunjuk penggunaan yang bertujuan untuk memudahkan siswa atau guru dalam menggunakan modul tersebut. Modul merupakan media pembelajaran yang disusun secara sistematis dan lengkap yang terdiri atas materi pembelajaran, latihan-latihan, dan evaluasi pembelajaran. Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang bersifat interaktif berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi tertentu (Sugianto, 2013). Modul merupakan media pendamping buku pelajaran yang dapat digunakan oleh siswa dalam mempelajari materi tertentu. Dalam menggunakan modul, siswa dapat belajar secara mandiri maupun dengan pendampingan guru. Modul digital yang dimaksudkan adalah media belajar siswa secara mandiri melalui modul yang dibuat secara digital melalui PDF yang dilengkapi dengan video dan audio di dalamya dan dapat diakses melalui gawai atau komputer dengan cara mengcopy file yang diberikan oleh fasilitator. Sehingga mahasiswa dapat mengoperasikannya secara mandiri dengan menggunakan komputer atau gadget..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 2.2.8 Pendekatan Komunikatif Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:40). Jadi, pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan metode, strategi, dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur. bagi pembelajaran empat. keterampilan. berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa. Pendekatan ini lahir akibat ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai oleh metode tata bahasa terjemahan, yang hanya mengutamakan penguasaan kaidah tatabahasa, mengesampingkan kemampuan berkomunikasi sebagai bentuk akhir yang diharapkan dari belajar bahasa (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55). Jadi, pendekatan komunikatif ingin menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dalam proses interaksi antarmanusia. Komunikasi di sini juga bisa berupa komunikasi lisan maupun tertulis. Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Jadi, pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan yang memadai untuk mengembangkan kebahasaan dan menunjukkan dalam kegiatan.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. berbahasa baik kegiatan produktif maupun reseptif sesuai dengan situasi nyata, bukan situasi buatan yang terlepas dari konteks. Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar-mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar pendekatan komunikatif ialah: 1. Materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi, 2. Desain materi harus menekankan proses belajar-mengajar dan bukan pokok bahasan, dan 3. Materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk berkomunikasi secara wajar. Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa bertujuan memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kompetensi komunikatif lisan dan tertulis dalam bahasa sasaran (target). Menurut Celce-Murcia, dkk. (1995), kompetensi komunikatif meliputi kompetensi kebahasaan, kompetensi aksional, kompetensi sosiokultural, dan kompetensi strategi. Kompetensi kebahasaan merupakan ranah kapasitas gramatikal dan leksikal. Kompetensi ini mencakup kaidah dalam tataran tata bunyi, tata bentuk, tata kalimat, kosakata, dan semantik. Peserta didik dianggap memiliki kompetensi kebahasaan jika menguasai kaidah pelafalan dan ejaan, kaidah bentuk kata, kaidah kalimat baku, kaidah kosakata, dan kaidah makna. Kompetensi aksional juga disebut kompetensi tindak bahasa karena pada saat berbahasa, orang melakukan sesuatu. Dalam berbahasa, orang dapat meminta jasa.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. atau layanan, memuji, meminta informasi, dan sebagainya. Sewaktu menulis, orang juga melakukan tindak bahasa, misalnya menulis konteks tempat kejadian, menceritakan sejumlah kejadian, dan memberikan komentar. Kompetensi sosiokultural mengacu pemahaman konteks sosial kultural dalam peristiwa komunikasi. Termasuk di dalamnya pemahaman terhadap hubungan peran, informasi yang disampaikan, dan tujuan komunikasi. Orang yang menguasai kompetensi itu dapat memahami dan menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi. Kompetensi strategi mengacu penguasaan strategi berkomunikasi, termasuk cara memulai, menghentikan, memertahankan, memerbaiki, dan mengarahkan kembali komunikasi. Dengan kata lain, kompetensi ini menunjukkan kemampuan mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung. Jadi, pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan, dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian, siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya secara lisan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami. Menurut Littiewood (dalam Rofi’uddin, didasarkan pada pemikiran bahwa:. 1999), pendekatan komunikatif.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. 1) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa bahasa tidak terbatas pada tata bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikasi bahasa. 2) Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran bahasa. Hal ini menimbulkan kesadaran bahwa pembelajaran bahasa, tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk-bentuk bahasa itu, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat. 2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran fonologi merupakan mata kuliah di jurusan bahasa yang paling dasar dipelajari karena membahas tentang bagaimana bunyi sebuah frasa dapat diujarkan. Dalam fonologi, terdapat beberapa aspek yang dipelajari salah satunya aspek transkripsi fonetis. Aspek transkripsi fonetik merupakan materi yang sulit karena dalam aspek transkripsi fonetik untuk mentranskripsikannya harus mengacu pada pengucapan frasa yang tepat. Namun pada kenyataanya, masih banyak dari beberapa mahasiswa yang sering melakukan kesalahan pengucapan sebuah frasa. Beranjak dari permasalahan pembelajaran fonologi aspek transkripsi fonetik, maka diperlukan pengembangan terhadap media belajar. Dalam pembelajaran fonologi aspek transkripai fonetik, terdapat banyak hambatan salah satu hambatan.

Gambar

Tabel 2.1 Lambang Fonetik  Lambang
Tabel 2.2 Penulisan Ejaan Fonetik
Tabel 3.1 Konversi dan Nilai Sikap
Tabel 3.2 Kriteria Kelayakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan buku berbahasa Jawa bergambar sebagai penunjang pembelajaran

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan dibatasi pada pengembangan media dan kelayakan penggunaan media pembelajaran games puzzle

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana pengembangan hybrid modul dan hasil validasi ahli

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah pengembangan model pembelajaran advance organizer pada pelajaran

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengembangan media pembelajaran fisika berbasis lagu dan

Dari paparan latar belakang dapat diambil rumusan masalah yaitu bagaimanakah pengembangan multimedia pembelajaran berbantuan Articulate Storyline pada materi Sistem Persamaan Linear

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana validitas dan praktikalitas

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini “Bagaimana karakteristik pengembangan media