• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2015 dan 13 Maret 2015, sedangkan siklus kedua dilaksanakan tanggal 18 Maret 2015 dan 20 Maret 2015.

Penelitian ini diawali dengan observasi berupa wawancara melalui telepon dengan guru bidang studi Biologi kelas IX MIPA yaitu ibu Maria Teku Keli, S.Si. Jumlah siswa pada kelas XI MIPA 1 pada tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 24 siswa. Siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 siswa, sedangkan siswa yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 siswa. Adapun tujuan dari observasi ini adalah untuk mengetahui kondisi awal dari kegiatan belajar mengajar siswa kelas XI MIPA 1 SMAK Frateran Ndao Ende.

Hasil wawancara menyebutkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas adalah proses pembelajaran yang diisi dengan informasi interaktif/ceramah dan tanya jawab. Selain itu proses pembelajaran juga dapat dilakukan dengan memberi siswa tugas untuk meringkas materi pelajaran. Pada sesi ceramah, aktivitas yang dilakukan siswa cukup beragam, ada yang memerhatikan dengan serius lalu mengajukan pertanyaan pada materi yang belum di pahami, ada yang mendengar kemudian mencatat poin-poin penting dari materi yang di sampaikan,

namun ada juga yang kurang memperhatikan penjelasan guru kemudian memulai melakukan kegiatan lain seperti mengobrol bahkan bermain handphone. Dari hasil wawancara juga diperoleh informasi bahwa setelah sesi ceramah, guru biasanya memberikan beberapa pertanyaan kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan jawaban. Pada sesi ini, hanya siswa tertentu yang berani menjawab atas inisiatif sendiri, selebihnya hanya akan menjawab jika di tunjuk oleh guru unttuk memberikan jawaban.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

1. Siklus I a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Rancangan Pembelajaran (RPP). RPP akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP tersebut memuat model pembelajaran Word Square dalam kegiatan pembelajarannya.

2. Penyusunan Lembar Kerja Siswa model Word Square yang akan digunakan sebagai bahan diskusi dalam kelompok. LKS telah

dikonsultasikan kepada guru dan dosen pembimbing sebelum digunakan dalam pembelajaran.

3. Penyusunan instrument penelitian yang terdiri atas lembar observasi, lembar wawancara dan soal tes. Lembar observasi digunakan observer dalam melaksanakan observasi serta mencatat hasil observasi siswa saat pembelajaran. Soal tes terdiri dari 20 soal pretest dan 20 soal posttest.

4. Penyusunan skenario pembelajaran.

5. Melakukan koordinasi dengan mitra peneliti yang bertugas melakukan observasi dan mendokumentasikan kegiatan.

6. Menyiapkan alat dokumentasi serta segala keperluan yang akan digunakan dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan di siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Maret 2015. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama berlangsung selama 90 menit, mulai pada pukul 08.45 sampai pukul 10.15 WITA. Hal pertama yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Setelah memperkenalkan diri, dilakukan pretest terhadap siswa. Pretest

dilakukan selama 20 menit. Lembar hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 10a dan 10b).

Gambar 4.1 Siswa mengerjakan pretest.

Dari pretest yang digunakan sebagai data awal pengetahuan siswa terhadap materi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil Pretest Siswa Kelas XI MIPA 1

NO Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh

1 Nilai tertinggi 77

2 Nilai terendah 40

3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (≥ 75)

4 4 Jumlah siswa yang nilainya

belum mencapai KKM (< 75)

20

5 Rata-rata nilai 62,16

6 Ketuntasan klasikal 16,66%

Setelah dilakukan pretest, peneliti memulai aktvitas pembelajaran dengan pendahuluan. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai guru mengemukakan apersepsi dan motivasi dengan memberikan ilustrasi singkat bahwa ketika kita memutar teh atau kopi kemudian akan meminumnya, kita akan menyentuh gelas yang sudah

terisi air panas. Kemudian guru bertanya pada siswa bagaimana reaksi tangan setelah menyentuh gelas yang panas tersebut dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Menanggapi pertanyaan tersebut, siswa memberikan jawaban yang beragam. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan tersebut berlangsung selama 10 menit.

Kegiatan inti diawali dengan ceramah secara singkat, yaitu guru menggali pemahaman awal siswa dengan menyampaikan bahwa sistem yang mengendalikan semua aktivitas tubuh manusia. Selanjutnya, guru menyampaikan aturan dalam pembelajaran kooperatif model word square. Setelah siswa paham mengenai aturan word square. Setelah siswa paham mengenai aturan word square, siswa dibagi dalam 5 kelompok dan dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) I. Kegiatan awal tersebut berlangsung selama 10 menit.

Setelah mendapatkan LKS, setiap kelompok kemudian mencari kata-kata yang ada di dalam kotak dan mencari arti dari kata-kata tersebut untuk di presentasikan di depan kelas. Sesuai kesepakatan awal, setelah berdiskusi selama 20 menit, maka akan dilakukan presentasi dan saling melengkapi jawaban selama 20 menit.

Selama presentasi, teman lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan. Kegiatan inti dari awal sampai presentasi berlangsung selama kurang lebih 50 menit.

Gambar 4.2 Siswa mengerjakan LKS

Lima menit berikutnya para siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang keseluruhan kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru memberikan penghargaan terhadap antusias siswa selama pembelajaran. Kegiatan penutup tersebut berlangsung selama 10 menit.

Kegiatan pembelajaran siklus 1 pada pertemuan kedua berlangsung selama 60 menit karena ada pemotongan setiap jam pelajaran masing-masing 15 menit untuk mengikuti kegiatan jalan salib dan pertemuan guru pada jam pelajaran terakhir. Lima menit pertama pada pendahuluan, guru menyampaikan bahwa pertemuan kedua akan mengulas kembali materi pada pertemuan pertama, kemudian akan dilakukan postest.

Gambar 4.3 Siswa mengerjakan posttest siklus 1

Selanjutnya dilakukan tanya jawab antara guru dan siswa mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama selama 25 menit. Setelah dilakukan tanya jawab, posttest siklus 1 dilakukan selama 20 menit. Lembar hasil posttest siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada lampiran 11a dan 11b.

Data nilai posttest siswa siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Hasil Postest Siswa Kelas XI MIPA1 Siklus 1

No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh

1 Nilai tertinggi 87

2 Nilai terendah 63

3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (≥ 75)

16 4 Jumlah siswa yang nilainya belum

mencapai KKM (< 75)

8

5 Rata-rata nilai 77,71

Siklus 1 diakhiri dengan kegiatan refleksi mengenai pengetahuan baru yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya guru memberikan penugasan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya. Kegiatan penutup siklus 1 tersebut berlangsung selama 10 menit.

c. Pengamatan

Pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dilakukan oleh mitra peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan format observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas dan respon siswa terhadap pemahaman materi sistem saraf dan model pembelajaran guru dengan menggunakan model pembelajaran word square.

Secara umum, sikap dan perilaku siswa yang menunjukan adanya peningkatan akivitas belajar siswa dalam penelitian pada aspek afektif. Aspek afektif berupa antusisme siswa dalam proses pembelajaran, perhatian siswa dalam mendengarkan pendapat dari guru dan teman lain, percaya diri dalam diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, terbuka terhadap kritik dan saran teman/kelompok lain pada proses pembelajaran, serta kerjasama dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada aspek psikomotorik berupa memberi nama bagian dari struktur saraf, membuat bagan mekanisme impuls saraf, membuat ringkasan hasil diskusi serta penyampaian hasil diskusi dengan bahasa yang komunikatif terlihat belum menunjukkan peningkatan aktivitas

belajar siswa pada kategori baik. Lembar hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di siklus 1, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

No Kategori Nilai Huruf Persentase (%)

Afektif Psikomotorik

1. Sangat Baik A 20,83 20,84

2. Baik B 70,84 29,16

3. Cukup C 8,33 50

4. Kurang D 0 0

Setelah siklus 1 terlaksana, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran di siklus 1. Berikut ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran di siklus 1.

1. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.

2. Saat diskusi kelompok sudah berjalan dengan efektif namun masih ada beberapa siswa yang mengeluh karena merasa kesulitan menemukan kata-kata dalam LKS.

3. Siswa sudah berani menyampaikan pendapat pada kegiatan presentasi sehingga kegiatan presentasi tidak hanya berpusat pada kelompok yang melakukan presentasi, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang minder ketika mengemukakan pendapatnya didepan kelas secara lisan.

4. Saat kegiatan presentasi, siswa kembali meringkas materi yang dianggap penting, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa.

5. Masih ada siswa yang belum memiliki kesadaran untuk menciptakan kenyamanan pada ruang kelas sehingga sering mendapatkan teguran dari ketua kelas.

Karena masih terdapat kekurangan pada pembelajaran di siklus 1 ini, membuat hasil postest pada siklus 1 belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini terlihat dari adanya 8 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah di tentukan sebelumnya, dan ketuntasan klasikal belum mencapai target 75%. Pada hasil observasi diperoleh hasil bahwa pada aspek afektif sudah baik karena jumlah siswa yang masuk pada kategori minimal baik sudah mencapai 22 siswa sehingga persentasi siswa yang masuk pada kategori minimal baik mencapai target 70%. Akan tetapi pada aspek psikomotor jumlah siswa yang masuk pada kategori minimal baik dan siswa yang masih di bawah kategori minimal baik seimbang. Sehingga persentasi yang di peroleh belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70%. Hal tersebut menjadi acuan peneliti untuk melanjutkan pada siklus 2 dengan situasi dan kondisi yang lebih baik lagi.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti secara umum sama dengan kegiatan pembelajaran di siklus 1. Yang menjadi pembeda adalah materi yang akan di pelajari pada siklus ini lebih sedikit daripada di siklus 1. Selain itu pada siklus ini, jumlah LKS yang di sediakan bagi siswa lebih sedikit dibandingkan dengan LKS pada siklus 1. Untuk mengurangi kesulitan siswa dalam menjelaskan berbagai informasi dari kata yang di dapat, guru memberikan masing- masing kelompok sedikit ringkasan materi dan mengijinkan siswa meminjam buku pegangan lain di perpustakaan sekolah. b. Pelaksanaan/ Tindakan

Pelaksanaan tindakan di siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2015. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit, mulai dari pukul 08.45 sampai 10.15 WITA.

Hal pertama yang terjadi saat pembelajaran berlangsung adalah dilakukan kegiatan apersepsi sebagai pendahuluan. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk kembali merangsang ingatan siswa tentang materi sistem saraf yaitu sistem saraf pusat terdiri dari beberapa bagian, selain otak besar dan otak kecil, apa lagi bagian yang menyusun sistem saraf pusat. Pertanyaan selanjutnya adalah selain sistem saraf pusat, sistem

saraf apa yang mengendalikan aktivitas tubuh manusia. Siswa memberikan jawaban yang beragam. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahulan berlangsung selama 10 menit.

Kegiatan inti diawali dengan informasi interaktif dan Tanya jawab mengenai pengertian dan penyusun dari sistem saraf tepi. Selanjutnya siswa di bagi menjadi 4 kelompok dan dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) II. Kegiatan awal berlangsung selama 10 menit.

Gambar 4.4 Siswa mengerjakan LKS siklus 2

Setelah mendapatkan LKS, setiap kelompok kemudian mencari kata-kata yang ada di dalam kotak dan mencari arti dari kata-kata tersebut untuk di presentasikan di depan kelas. Sesuai kesepakatan awal, setelah berdiskusi selama 20 menit, maka akan dilakukan presentasi dan saling melengkapi jawaban selama 40 menit. Selama presentasi, teman lain diberi

kesempatan untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan. Kegiatan inti dari awal sampai presentasi berlangsung selama kurang lebih 70 menit.

Lima menit berikutnya para siswa bersama dengan guru

membuat kesimpulan tentang keseluruhan kegiatan

pembelajaran. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru memberikan penghargaan terhadap antusias siswa selama pembelajaran. Kegiatan penutup tersebut berlangsung selama 10 menit.

Pada pertemuan kedua pada hari jumad 20 Maret 2015 berlangsung selama 60 menit. Pada pendahuluan, guru menyampaikan bahwa pertemuan kedua akan mengulas kembali materi pada pertemuan pertama, kemudian akan dilakukan postest. Selanjutnya dilakukan tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama selama 25 menit. Setelah itu dilakukan posttest selama 20 menit.

Gambar 4.5 Siswa mengerjakan posttest 2

Lebar hasil posttest siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada lampiran 14a dan 14b.

Data nilai posttest siswa siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4. Hasil Postest Siswa Kelas XI MIPA1 Siklus 2

No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh

1 Nilai tertinggi 97

2 Nilai terendah 70

3 Jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM (≥ 75)

21 4 Jumlah siswa yang nilainya belum

mencapai KKM (< 75)

3

5 Rata-rata nilai 83,16

6 Ketuntasan klasikal 87,50%

Siklus 2 diakhiri dengan kegiatan refleksi mengenai pengetahuan baru yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung serta melakukan evaluasi mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah terjadi selama dua siklus ini. Kegiatan penutup siklus 1 tersebut berlangsung selama 10 menit.

c. Pengamatan

Pengamatan mengenai aktivitas belajar siswa pada siklus 2 dilakukan oleh mitra peneliti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan berdasarkan format observasi yang digunakan untuk menilai aktivitas dan respon siswa terhadap pemahaman materi sistem saraf dan model pembelajaran guru dengan menggunakan model pembelajaran word square.

Sikap dan perilaku siswa yang menunjukan adanya peningkatan akivitas belajar siswa dalam penelitian ini dilihat dari aspek afektif dan psikomotorik yang dicapai pada kategori baik. Aspek afektif berupa antusisme siswa dalam proses pembelajaran, perhatian siswa dalam mendengarkan pendapat dari guru dan teman lain, percaya diri dalam diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi, terbuka terhadap kritik dan saran teman/kelompok lain pada proses pembelajaran, serta kerjasama dalam proses pembelajaran. Dari aspek psikomotorik berupa memberi nama bagian dari struktur saraf, membuat bagan mekanisme impuls saraf, membuat ringkasan hasil diskusi serta penyampaian hasil diskusi dengan bahasa yang komunikatif. Lembar hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran di siklus 2, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 No Kategori Nilai Huruf Persentase (%)

Afektif Psikomotor

1. Sangat Baik A 25,00 25,00

2. Baik B 75,00 75,00

3. Cukup C 0 0

4. Kurang D 0 0

Kegiatan wawancara dilakukan pada hari senin tanggal 23 Maret 2015. Siswa yang di wawancarai adalah 3 siswa perwakilan yang dpilih berdasarkan perolehan nilai postes yakni nilai tertinggi, nilai sedang dan nilai terendah. Dari hasil wawancara, secara keseluruhan kesan siswa terhadap penerapan model pembeajaran word square sangat baik.

d. Refleksi

Setelah siklus 2 terlaksana, peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran di siklus 2. Berikut ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran di siklus 2. 1. Pada saat guru membagikan LKS untuk setiap kelompok,

para siswa sudah menunjukan sikap yang bertanggung

jawab terhadap tugasnya masing-masing didalam

kelompok. Tidak terdengar keluhan dari siswa dalam mengerjakan soal.

2. Saat berdiskusi dalam kelompok, siswa menunjukkan keaktivan masing-masing.

3. Dalam melakukan presentasi di depan kelas, siswa menunjukkan sikap antusias dalam menyampaikan hasil diskusi dan terbuka terhadap masukan dari kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok.

4. Kelompok yang mendapatkan hadiah terlihat puas dengan keberhasilan yang mereka peroleh. Hal tersebut mempengaruhi kesadaran kelompok bahwa aktivitas belajar yang baik akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Pada pembelajaran di siklus 2 ini memberikan hasil yang lebih baik. Karena hasil postest menunjukan bahwa hanya terdapat 3 siswa yang belum mencapai KKM, dan sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditargetkan. Untuk hasil observasi aspek afektif dan psikomotor pada siklus 2 ini mengalami peningkatan persentase. Hal ini terlihat dari tidak terdapat lagi siswa yang mendapat nilai di bawah kategori minimal baik. Hasil wawancara terhadap siswa juga menunjukan hasil yang baik. Maka dari itu, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa aspek afektif dan psikomotor hasil observasi di siklus 2 ini telah mencapai indikator yang di targetkan.

Dokumen terkait