• Tidak ada hasil yang ditemukan

Frekuensi Kesalahan

2. Deskripsi Pelaksanaan Intervensi (saat pemberian treatment )

Penelitian eksperimen ini menggunakan media gambar seri yang disajikan dengan gambar yang berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa autis kelas VII Sekolah Khusus Autis Bina Anggita. Media gambar seri digunakan karena anak autis yang sedang diteliti memiliki ketertarikan dengan gambar. Waktu pemberian intervensi berupa gambar seri sekitar 40 menit.

Adapun deskripsi pelaksanaan intervensi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Intervensi ke-1

Dalam penelitian ini, peneliti memberikan intervensi atau perlakuan dalam 6 kali pertemuan, setiap pertemuan membutuhkan waktu selama 2x30 menit. Intervensi yang diberikan kepada subjek bertujuan untuk memperbaiki kemampuan berbicara pada subjek.

Intervensi ke-1 dilaksanakan pada hari Senin, 23 Februari 2015. Adapun langkah-langkah menggunakan media gambar seri diawali dengan peneliti mengucapkan salam yang langsung dibalas oleh subjek serta berdoa untuk membuka pembelajaran. Peneliti memberikan pertanyaan kepada subjek terkait keadaan lingkungan disekitarnya, selanjutnya memberikan motivasi agar subjek dapat mengikuti instruksi yang diberikan. Sebelum memberikan penjelasan mengenai

80

cara penggunaan media gambar seri, peneliti memperkenalkan gambar seri kepada subjek dengan meminta subjek menjelaskan satu per satu gambar yang ada dalam satu rangkaian gambar seri. Peneliti memberikan penjelasan tentang cara mengurutkan gambar seri yang ada, kemudian peneliti memberikan contoh mengurutkan gambar seri dengan benar. Setelah gambar seri tersusun dengan benar, peneliti memberikan penjelasan secara runtut tentang gambar seri yang sudah diurutkan sebelumnya. Setelah mendengarkan penjelasan dari peneliti, subjek dengan bimbingan peneliti menyusun satu rangkaian gambar seri dari beberapa potongan gambar. Subjek diminta menjelaskan kembali gambar yang ada, kemudian peneliti memberikan pertanyaan mengenai cerita yang ada dalam rangkaian gambar seri tersebut.

Pada intervensi ke-1, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan media gambar seri di ruang perpustakaan. Subjek terlihat senang dan antusias ketika diberikan media gambar seri, karena pada dasarnya subjek memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap gambar. Ketika peneliti menjelaskan tentang cerita yang ada dalam media gambar seri, subjek memperhatikan dengan seksama. Setelah itu, subjek mecoba menyusun satu rangkaian gambar seri yang ada. Meskipun pada intervensi ke-1, subjek masih mendapat bantuan dari peneliti untuk menyusun media gambar seri.

81

Tabel 4. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-I Tanggal Intervensi Ke-1 Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Senin, 23 Feb. 2015 1 08.30-08.40 //// 4

Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 4 pada soal tes nomor 5,6,7,8 yaitu sebagai berikut:

1) Menyebutkan pelaku-pelaku yang terlibat dalam suatu kejadian dengan lancar dan benar. (soal no.5)

Subjek sudah dapat menyebutkan pelaku yang terlibat, tetapi subjek hanya menyebutkan satu pelaku dengan menyebutkan ciri-cirinya.

2) Menyebutkan penyebab dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar. (soal no.6)

Subjek belum dapat menjelaskan penyebab dari sebuah kejadian. 3) Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan

benar. (soal no.7)

Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 4) Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah kejadian

82 b. Intervensi ke-2

Intervensi ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Februari 2015. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri hampir sama dengan intervensi ke-1 yaitu diawali dengan salam, doa dan pemberian motivasi agar subjek mau mengikuti instruksi yang diberikan. Setelah itu, peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas yang dilakukan subjek sebelum berangkat ke sekolah dan apasaja yang dilihat subjek ketika dalam perjalanan menuju ke sekolah. Kemudian peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya. Peneliti memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada subjek untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. Selanjutnya, subjek diminta memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia. Karena subjek mengalami kesulitan, subjek diberikan prompt berupa beberapa kata pertama untuk menjelaskan situasi yang ada didalam gambar. Prompt diberikan sebanyak tiga kali. Peneliti dan subjek melakukan tanya jawab mengenai materi yang dijelaskan melalui media gambar seri. Misalkan, mengenai gambar banjir, peneliti menanyakan pada subjek, “Bagaimana terjadinya banjir? Apa penyebab dan akibat terjadinya banjir?”.

Pada intervensi ke-2, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Namun, di tengah-tengah proses

83

pembelajaran, subjek terlihat marah dan tidak mau mengikuti instruksi yang diberikan. Kemudian peneliti memutuskan untuk beristirahat sejenak dan memberikan air mineral kepada subjek. Hal demikian berdasarkan pengalaman peneliti pada proses pelaksanaan observasi. Subjek akan marah, mengamuk bahkan terkadang tantrum ketika ia merasa kelelahan, haus ataupun lapar. Sama halnya dengan intervensi ke-1, subjek mendapat sedikit bantuan berupa instruksi berulang-ulang ketika menyusun gambar. Hal tersebut dikarenakan pada pertemuan kali ini, kondisi fisik subjek sedang menurun. Jumlah kesalahan yang dilakukan subjek masih sama dengan intervensi sebelumnya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 5. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-II Tanggal Intervensi Ke-2 Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Selasa, 24 Feb. 2015 2 08.30-08.50 //// 4

Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 4 pada soal tes nomor 5,6,7,8 yaitu sebagai berikut:

1) Menyebutkan pelaku-pelaku yang terlibat dalam suatu kejadian dengan lancar dan benar.

84

Subjek sudah dapat menyebutkan pelaku yang terlibat, tetapi subjek hanya menyebutkan satu pelaku dengan menyebutkan ciri-cirinya.

2) Menyebutkan penyebab dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar.

Subjek belum dapat menjelaskan penyebab dari sebuah kejadian. 3) Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan

benar.

Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 4) Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah kejadian

secara baik, runtut dan jelas.

c. Intervensi ke-3

Intervensi ke-3 dilaksanakan pada hari Senin, 2 Maret 2015. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri hampir sama dengan intervensi ke-2 yaitu diawali dengan salam, doa dan pemberian motivasi agar subjek mau mengikuti instruksi yang diberikan. Setelah itu, peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas yang dilakukan subjek sebelum berangkat sekolah. Kemudian peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya. Setelah gambar seri tersusun dengan benar, peneliti memberi petunjuk dan memberi

85

kesempatan pada subjek untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. Selanjutnya, subjek diminta memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia. Karena subjek masih mengalami sedikit kesulitan, subjek diberikan prompt berupa beberapa kata pertama untuk menjelaskan situasi yang ada didalam gambar. Prompt kali ini hanya diberikan sebanyak satu kali. Peneliti dan subjek melakukan tanya jawab mengenai materi yang dijelaskan melalui media gambar seri. Misalkan, mengenai gambar anak yang dirawat dirumah sakit, peneliti menanyakan pada subjek, “Kenapa anak tersebut harus dirawat dirumah sakit? Apa penyebabnya?”.

Pada intervensi ke-3, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Jumlah kesalahan yang dilakukan subjek lebih sedikit dari intervensi sebelumnya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 6. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-III Tanggal Intervensi Ke-3 Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Senin, 2 Maret 2015 3 08.30-08.49 /// 3

86

Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 3 pada soal tes nomor 6,7,8 yaitu sebagai berikut:

1) Menyebutkan penyebab dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar.

Subjek belum dapat menjelaskan penyebab dari sebuah kejadian. 2) Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan

benar.

Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 3) Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah

kejadian secara baik, runtut dan jelas. d. Intervensi ke-4

Intervensi ke-4 dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015. Pada intervensi ke-4 peneliti mengalami sedikit kendala. Subjek tidak mau mengikuti instruksi dari peneliti. Hal ini disebabkan ruangan perpustakaan yang biasanya hanya digunakan oleh satu subjek dan satu peneliti, kali ini digunakan oleh tiga subjek dan tiga peneliti. Guna mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mengkondisikan subjek untuk berpindah ruangan ke ruang di sebelah perpustakaan dam siap belajar terlebih dahulu agar subjek dapat mengikuti instruksi.

Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri pada intervensi ke-4 yaitu, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa dan pemberian motivasi agar subjek mau

87

mengikuti instruksi yang diberikan oleh peneliti. Peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya. Setelah gambar seri tersusun dengan benar, peneliti memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada subjek untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. Selanjutnya, subjek diminta memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia. Peneliti dan subjek melakukan tanya jawab mengenai materi yang dijelaskan melalui media gambar seri. Misalkan, mengenai gambar anak yang dirawat dirumah sakit, peneliti menanyakan pada subjek, “Kenapa anak tersebut harus dirawat dirumah sakit? Apa penyebabnya?”.

Pada intervensi ke-4, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Jumlah kesalahan yang dilakukan subjek lebih sedikit dari intervensi sebelumnya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 7. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-IV Tanggal Intervensi Ke-4 Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Senin, 9 Maret 2015 4 08.30-08.47 // 2

88

Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 2 pada soal tes nomor 7,8 yaitu sebagai berikut:

1) Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar.

Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 2) Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah

kejadian secara baik, runtut dan jelas. e. Intervensi ke-5

Intervensi ke-5 dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2015. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri pada intervensi ke-4 yaitu, hampir sama dengan pertemuan sebelumnya, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa dan pemberian motivasi agar subjek mau mengikuti instruksi yang diberikan oleh peneliti. Peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya.

Pada intervensi ke-5, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan yang telah di setting oleh peneliti. Subjek terlihat senang dalam menjelaskan gambar seri yang ada. Subjek dapat menyusun dan menjelaskan media gambar seri serta tidak mengalami kesalahan saat menjelaskannya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini :

89

Tabel 8. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-V Tanggal Intervensi Ke-5 Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Selasa, 10 Maret 2015 5 08.30-08.45 0 0 f. Intervensi ke-6

Intervensi ke-6 dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015. Subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan yang telah di setting oleh peneliti. Subjek terlihat senang dalam menjelaskan gambar seri yang ada karena peneliti juga memutarkan lagu kesukaan subjek. Subjek dapat menyusun dan menjelaskan media gambar seri serta tidak mengalami kesalahan saat menjelaskannya. Frekuensi kesalahan subjek digambarkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 9. Data Kesalahan Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-VI Tanggal Intervensi Ke-6 Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Senin, 16 Maret 2015 6 08.30-08.40 0 0

Guna memperjelas data yang diperoleh pada sesi intervensi ke-1 sampai dengan ke-6, berikut akan disajikan display data dan grafik

90

garis frekuensi kesalahan subjek ORP ketika mengurutkan dan menjelaskan gambar seri dengan tema lingkungan :

Tabel 10. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi

Tanggal Intervensi Ke- Waktu (menit) start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan (Total Kejadian) Senin, 23 Feb. 2015 1 08.30-08.40 //// 4 Selasa, 24 Feb. 2015 2 08.30-08.50 //// 4 Senin, 2 Maret 2015 3 08.30-08.49 /// 3 Senin, 9 Maret 2015 4 08.30-08.47 // 2 Selasa, 10 Maret 2015 5 08.30-08.45 0 0 Senin, 16 Maret 2015 6 08.30-08.40 0 0

Berikut ini grafik Frekuensi Kesalahan Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline-1 dan Intervensi.

Gambar 3. Display Frekuensi Kesalahan Kesalahan dalam Praktek Berbicara

Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi

0 1 2 3 4 5

Frekuensi Kesalahan

Frekuensi Kesalahan

91

Dari tabel dan grafik diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi kesalahan subjek ORP dalam menyusun gambar sesuai urutannya dan menjelaskan situasi yang ada paling tinggi terdapat pada intervensi pertama dan kedua. Hal tersebut dikarenakan subjek masih melakukan penyesuaian terhadap pembelajaran menggunakan media gambar seri. Sedangkan untuk frekuensi kesalahan terendah yaitu pada intervensi ke-5 dan ke-6, yang mana pada tahap ini, subjek sudah terbiasa belajar menggunakan media gambar seri.

Guna mengetahui perbedaan kemampuan subjek dalam menjelaskan situasi sebelum dan selama diberikan intervensi, berikut akan disajikan tabel dan grafik garis yang menggambarkan data mengenai kemampuan subjek dalam menjelaskan situasi, sebelum dan selama diberikan intervensi:

Tabel 11. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Subjek ORP Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Fase Baseline-1 dan Intervensi

Perilaku sasaran (target behavior)

Frekuensi Kesalahan

Baseline-1 (A) Intervensi (B) Frekuensi kesalahan

pada saat menjelaskan suatu situasi atau kondisi secara runtut

dan jelas. 5 5 5 4 4 3 2 0 0

92

Berikut ini grafik Frekuensi Kesalahan Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline-1 dan Intervensi:

Gambar 4. Display Frekuensi Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline -1 dan Sesi Intervensi

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kesalahan subjek dalam menjelaskan dengan baik dan runtut setelah diberikan intervensi (perlakuan) menggunakan media gambar seri semakin menurun. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah kesalahan yang dilakukan subjek semakin berkurang.

3. Deskripsi Pelaksanaan Baseline-2 (kemampuan akhir setelah dilakukan

Dokumen terkait