• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

III.2.3 Deskripsi Penyelesaian Kasus Limbah Adolina

Pencemaran sungai kanal akibat limbah dari PKS Adolina berdampak negatif pada perusahaan. Bentuk dampak negatif tersebut berupa pemberitaan di beberapa harian lokal Sumatera Utara. Munculnya pemberitaan tersebut menyebabkan pihak Lingkungan Hidup Kabupaten Serdang Bedagai memberi sanksi administrasi berupa surat teguran kepada manajemen PTPN IV Adolina Perbaungan. Selain itu, warga dari komunitas setempat juga berencana mengadakan unjuk rasa di depan PKS Adolina apabila Adolina tidak memenuhi permintaan warga. Untuk mencegah besarnya krisis, Ruslan (1995: 76-68) mengemukakan beberapa tahapan langkah strategi atau kiat penanggulangan krisis, yaitu:

1. Mengidentifikasi krisis

Langkah ini merupakan penetapan untuk mengetahui (mengidentifikasi) suatu masalah. Ini penting untuk melihat secara jelas faktor penyebab (fact finding) timbulnya krisis. Mengidentifikasi suatu faktor penyebab terjadinya krisis berfungsi untuk mengetahui, apakah public relations atau perusahaan dapat menangani krisis yang terjadi itu segera atau tidak. Seperti seorang dokter mendiagnosis suatu penyakit pada pasiennya, untuk mengetahui apakah bisa disembuhkan, dikurangi penyakitnya

atau sama sekali tidak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, faktor utama penyebab krisis yang signifikan tersebut harus terlebih dahulu diidentifikasi, untuk diambil tindakan (action plan) atau langkah-langkah penanggulangan atau jalan keluarnya. 2. Menganalisis krisis

Mengembangan dengan menggunakan formula 5W + 1H untuk mengungkapkan dan menganalisis masalah secara mendalam, sistematis, informatif dan deskriptif melalui suatu laporan yang mendalam (in-depth reporting).

Kasus yang terjadi bisa dianalisis melalui beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menetapkan penanggulangan suatu krisis, yakni:

a. What - Apa penyebab terjadinya krisis b. Why – Mengapa krisis bisa terjadi

c. Where and when – Di mana dan kapan krisis tersebut mulai d. How far – Sejauhmana krisis tersebut berkembang

e. How – bagaimana krisis itu terjadi

f. Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas adalah untuk menganalisis penyebab, mengapa dan bagaimana, sejauhmana perkembangan krisis itu terjadi, di mana mulai terjadi hingga siapa-siapa personel yang mampu diajak untuk mengatasi krisis tersebut. Langkah-langkah apa yang diambil untuk mengatasinya melalui analisis lapangan secara logis, informatif dan deskriptif.

3. Mengatasi dan menanggulangi krisis

Dalam hal ini perlu untuk mengetahui bagaimana dan siapa-siapa personel yang mampu diikutsertakan dalam suatu tim penanggulangan krisis. Langkah selanjutnya mengatasi bagaimana krisis tersebut tidak berkembang dan dicegah agar

tidak terulang di masa mendatang. Untuk menagtasinya, selain memberikan informasi yang sejelas-jelasnya, juga perlu diajak pihak ketiga, pejabat pemerintah yang berwenang dalam hal ini, tokoh masyarakat dan lainnya sebagai upaya untuk menetralisasi terhadap tanggapan negatif dan kontroversial. Karena dianggap sebagai kekuatan, pihak ketiga berfungsi mengukuhkan perbaikan situasi dna kondisi krisis secara tepat dan benar.

4. Mengevaluasi krisis

Tindakan terakhir adalah mengevaluasi krisis yang terjadi. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan krisis itu didalam masyarakat. Apakah perkembangan itu berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara kuantitas maupun kualitas, serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi.

Berdasarkan situasi tersebut, maka PTPN IV Adolina Perbaungan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi krisis dengan mengetahui secara pasti penyebab krisis. Awalnya dengan mengenali sejauhmana krisis yang terlebih dahulu beredar di media cetak. Apakah berita yang beredar benar atau tidak.

2. Menganalisis krisis dengan mempelajari isu-isu yang beredar di masyarakat atau berita yang telah beredar di media cetak. Berita yang beredar dianalisis dengan menggunakan formula 5W + 1H, yaitu:

a. What - Apa penyebab terjadinya krisis b. Why – Mengapa krisis bisa terjadi

c. Where and when – Di mana dan kapan krisis tersebut mulai d. How far – Sejauhmana krisis tersebut berkembang

f. Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut.

Pertanyaan tersebut dianalisis untuk menemukan jawaban atau solusi yang tepat. 3. Setelah kasus tersebut dianalisis, maka dilakukan strategi atau kegiatan untuk

mengatasi dan menanggulangi krisis, yaitu:

a. Menjelaskan kepada wartawan mengenai bocornya salah satu pipa penampungan sebesar 80 cm yang mencemari sungai kanal. Pihak dari Adolina menjelaskan bahwa kebocoran tersebut bukan kesengajaan yang dilakukan oleh PKS. Dalam keterangan pers tersebut, pihak Adolina berjanji untuk memperbaiki pipa penampungan yang bocor.

b. Menganalisis kasus dengan mencari penyebab terjadinya kebocoran. Selama ini, PKS Adolina merasa bahwa pipa penampungan limbah berada dalam kondisi baik sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan. Akibat kebocoran tersebut, PKS Adolina melakukan penyelidikkan mencari tahu penyebab terjadinya kebocoran tersebut. Dari penyelidikkan diketahui adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selama ini air limbah dialirkan ke sawah penduduk atas permintaan mereka sendiri. Masyarakat menyadari bahwa limbah dapat dijadikan pupuk bagi lahan pertanian. Akan tetapi ada unsur kesengajaan dari pihak ketiga yang tidak senang dengan aliran limbah tersebut. Di sebabkan karena tidak semua lahan pertanian penduduk mendapat pemberian aliran air limbah. Bentuk ketidaksenangan tersebut berdampak pada bocornya pipa penampungan sehingga mencemari sungai kanal. Akibat kejadian tersebut, maka PKS Adolina menghentikan pengaliran ke sawah-sawah penduduk.

c. Mendatangkan tim yang terdiri dari Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup tentang Limbah yang berasal dari Jakarta dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk meninjau langsung ke lapangan. Dari tinjauan tersebut, Dirjend Limbah mengambil sampel air sungai untuk diteliti. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa kadar pH dalam sungai tidak berbahaya. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tentang Land Application pasal 3 ayat 1 dst, bahwa parameter pH 6.00-9.00 dan BoD tidak boleh melebihi 5000 mg/I. Dengan demikian land application pada areal perkebunan kelapa sawit unit Adolina masih dibawah baku mutu (baik).

d. Menunjuk seorang komunikator untuk menyampaikan hasil pantauan tersebut. Yang menjadi komunikator adalah Humas (SDM & Umum).

e. Hasil pemantauan tersebut disampaikan kepada warga melalui pertemuan atau musyawarah antara masyarakat dan kepala desa dengan Humas (SDM & Umum) dan Manajer unit Adolina. Hasil yang dicapai pada pertemuan tersebut cukup memuaskan.

4. Mengevaluasi hasil dari seluruh kegiatan tersebut agar kasus yang terjadi tidak terulang kembali.

Dokumen terkait