• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN PENELITI

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pratindakan

a. Kualitas Proses Pembelajaran Kemampuan Menulis Cerpen Siswa …..Pratindakan

………Kegiatan tahap awal (pratindakan) pembelajaran menulis di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 September 2011, pukul 09.55-11.15 WIB. Kegiatan tahap awal (pratindakan) materi pembelajaran menulis dikemas oleh guru dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Ketika bel berbunyi guru memasuki ruang kelas dan ketua kelas memimpin teman-temannya untuk menghaturkan selamat siang” dan salam. Guru kemudian membalas salam tersebut. Saat guru mempresensi siswa, siswa ribut dan tidak menghiraukan apa yang dibicarakan oleh gurunya. Saat guru mulai menjelaskan siswa mulai sedikit tenang. Guru menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran kali

commit to user

ini adalah menulis cerpen. Guru hanya menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, tanpa menyampaikan Standar Kmpetensi, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi terkait dengan menulis cerpen. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa siapa yang pernah menulis cerpen. Tidak ada siswa yang mengangkat tangan, tetapi semua siswa menjawab dengan jawaban masing-masing sehingga kelas sangat gaduh.

Guru kembali menenangkan siswa, dan menunjuk salah satu siswa untuk memberikan jawaban. Siswa tersebut menjawab cerpen yang pernah dibacanya adalah cerpen “Senyum Karyamin”. Kemudian guru, menanyakan kembali apakah ada siswa yang pernah menulis cerpen. Siswa kembali tidak ada yang mengangkat tangan, tetapi menjawab secara bersamaan. Kelas kembali gaduh. Guru mengulang kembali pertanyaan tersebut dan menunjuk salah satu siswa yang duduk dibelakang untuk memberikan jawaban. Siswa tersebut menjawab membaca cerpen saja belum pernah apalagi menulis cerpen. Guru kemudian menjelaskan kepada siswa, bahwa membaca cerpen banyak manfaatnya. Suasana gaduh saat guru mengajukan pertanyaan dapat dilihat dalam gambar berikut.

commit to user

Gambar 5. Suasana gaduh saat siswa menjawab pertanyaan guru Setelah selesai memberikan apersepsi, guru hanya menjelaskan sedikit tentang materi tentang pengetahuan cerpen serta cara penulisannya. Melalui metode ceramah, materi pembelajaran menulis cerpen dijelaskan secara lisan. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat pasif. Beberapa siswa tampak bercanda, beberapa terlihat bosan dan mengantuk, bahkan ada siswa yang sebentar-sebentar membenarkan jilbabnya dan sibuk dengan memain-mainkan pensilnya, walaupun ada juga beberapa yang memperhatikan keterangan guru. Dari hasil pantauan peneliti, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran (diindikatori dengan kemauan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru) hanya 3 siswa atau sekitar 10% dari jumlah siswa di kelas tersebut. Sementara itu, siswa yang terlihat memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru sebanyak 11 orang atau sekitar 37% dari keseluruhan siswa di kelas tersebut.

commit to user

memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. sehubungan dengan materi pembelajaran yang telah diberikan. Namun, kesempatan itu tidak banyak dimanfaatkan oleh siswa. Siswa terkesan pasif seakan-akan hanya duduk, diam, mencatat, dan menerima begitu saja materi yang dijelaskan oleh guru dan tidak banyak memberikan tanggapan atau komentar. Selanjutnya guru langsung menugaskan siswa menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah daalami siswa tanpa adanya panduan yang jelas dan tepat.

Mendengar tugas yang diberikan, sebagian besar siswa merasa keberatan. Banyak siswa yang terlihat enggan, ada siswa yang meminta agar tugas tersebut dijadikan pekerjaan rumah (PR), beberapa siswa menanyakan tema dan waktu pengumpulan. Hingga suasana menjadi gaduh. Meskipun demikian, dengan tegas guru menugaskan siswa untuk menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi. Saat siswa diminta guru menulis cerpen, siswa tampak bingung menentukan tema cerpen yang akan ditulis. Beberapa siswa saling bertanya sehingga suasana menjadi tidak tenang. Setelah guru memberi peringatan agar tenang, barulah suasana kelas kembali tenang. Siswa diberi waktu satu jam untuk menulis cerpen, kemudian dikumpulkan kepada guru.

Proses pembelajaran tersebut masih konvensional, masih berpusat pada guru meskipun siswa diberi kesempatan untuk bersiswa enggan untuk memberikan pertanyaan, meski hanya ada sekitar tiga siswa yang aktif bertanya. Melihat kenyataan tersebut, tidak mengherankan jika siswa pasif selama proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang konvensional, ketiadaan sumber

commit to user

pembelajaran yang bervariatif, serta keterbatasan waktu pembelajaran membuat siswa jenuh dan enggan mengikuti pembelajaran menulis cerpen.

Sehubungan dengan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, diakui oleh guru bahwa guru belum menemukan metode yang tepat dan mudah untuk mengajarkan materi menulis cerpen. Selain itu, dalam hal menulis, kurangnya kosakata yang dimiliki siswa. Terlihat siswa juga kesulitan dalam memahami atau mengungkapkan apa yang sebenarnya akan mereka tuangkan dalam sebuah tulisan. Kesulitan siswa juga terjadi dalam hal mengungkapkan sebuah cerita secara runtut. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam membuat sebuah tulisan yang padu padan sangat rendah. Siswa masih menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen.

Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan materi menulis cerpen masih belum bisa membuat siswa mampu menulis cerpen dengan baik. Guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi, kemudian guru memberi tugas pada siswa untuk membuat cerpen. Hal ini terlihat sangat monoton. Selain menyebabkan kejenuhan, metode tersebut tidak memudahkan siswa untuk memahami materi cerpen meskipun materi tersebut diajarkan berulang-ulang oleh guru.

Tugas menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi oleh siswa dilaksanakan hingga waktu yang dialokasikan berakhir tidak banyak menuntut mereka aktif bekerja dengan sesama teman dalam bentuk diskusi. Seluruh pekerjaan atau tugas diselesaikan mandiri oleh siswa. Guru menyuruh

commit to user

mengumpulkan hasil pekerjaan atau tugas siswa setelah jam yang ditentukan untuk menulis cerpen selesai, meskipun banyak di antara siswa yang belum selesai mengerjakan. Pembelajaran diakhiri tanpa diberikan penguatan atau umpan balik mengenai proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis cerpen pada pratindakan diketahui pula melalui catatan lapangan hasil pengamatan dan penilaian kinerja guru (lampiran 23 halaman 312) dengan menggunakan instrumen rubrik penilaian kinerja guru.

b. Kualitas Kemampuan Menulis Siswa Pratindakan

Kualitas hasil kemampuan menulis siswa pratindakan diperoleh dari data hasil tes siswa, yaitu tes menulis cerpen. Tes ini diberikan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman siswa terhadap karya sastra dan teknik penulisan cerpen. Nilai hasil pembelajaran kemampuan menulis cerpen siswa pada pratindakan dapat dilihat pada tabel nilai pratindakan siswa kelas IX E berikut. Tabel 6. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Pratindakan

No. Uraian Pencapaian Hasil Jumlah/ Nilai

1. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 76

26 2. Siswa yang memperoleh nilai sama

dengan atau lebih dari 76

4

3. Nilai Rata-rata 70,70

commit to user

Hasil siswa yang disajikan pada tabel 5 di atas menunjukkan sebanyak 26 siswa memperoleh nilai di bawah 76. Sebanyak 4 siswa memperoleh nilai di atas atau sama dengan 76. Nilai rerata 70,70 dengan tingkat ketuntasan secara klasikal sebesar 13,30% (lihat lampiran 16 halaman 298). Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran menulis cerpen, khususnya menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan, yaitu 85% dari jumlah siswa yang ada harus memperoleh nilai 76 (baca indikator kinerja pada Bab III, halaman 130). Dengan demikian, pada kondisi awal ini pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Dokumen terkait