• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, HIPOTESIS TINDAKAN DAN KERANGKA BERRPIKIR

3. Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-Laba) a.Hakikat Metode Pembelajaran a.Hakikat Metode Pembelajaran

...Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pendidikan adalah interaksi belajar mengajar di kelas. Menurut Roestiyah (2001: 35) interaksi belajar mengajar didefinisikan sebagai “interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan“. Interaksi dalam proses belajar mengajar berlangsung secara edukatif, artinya interaksi tersebut berlangsung dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yaitu membantu siswa untuk mengembangkan potensi sesuai dengan cita-citanya serta bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan negara.

Apakah yang dimaksud dengan metode? Secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dalam dunia pendidikan, metode pembelajaran artinya cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan pengajaran materi pelajaran kepada siswa.

Metode adalah bagaiaman mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah ada disusun tercapai dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, inilah yang dimaksud denagn metode menurut Wina Sanjaya (2008: 126). Definisi lain tentang metode yang diungkapkan oleh Sumiati dan Asra (2007: xiii) menjelaskan bahwa cara mengajarnya itu sendiri saat terjadi proses pembelajaran. Metode pembelajaran merujuk kepada apa yang terjadi di sekolah sehubungan dengan proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Proses pembelajaran

commit to user

menuntut kemampuan guru mengembangkan atau merencanakan, melaksanakan,

dan mengevaluasi.

Metode mempunyai tiga kedudukan yaitu motivasi ekstrinsik sebagai alat pembangkit motivasi belajar, strategi pengajaran dalam menyiasati perbedaan individual anak didik, dan metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, metode dapat meningkatkan daya serap materi bagi siswa dan berdampak langsung terhadap pencapaian tujuan. Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009: 56) mendefinisikan, metode adalah cara yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan sistematik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan. Berpijak dari uraian di atas dapat disintesiskan bahwa metode adalah cara melakukan kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

b. Hakikat Concept Map (Peta Konsep )

Konsep dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan. Salah satunya adalah definisi yang dikemukakan Arends (dalam Trianto, 2009: 158) bahwa konsep merupakan atribut-atribut kritis (penentu) dan atribut-atribut nonkritis yang ada di setiap contoh konsep yang dimaksud dan membedakannya dengan semua konsep-konsep lainnya. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain. Tidak ada satu pun definisi yang dapat

commit to user

mengungkapkan arti yang kaya dari konsep atau berbagai macam konsep-konsep yang diperoleh para siswa. Menurut Guldan Boman. (2006)bahwa:

Concept maps are considered a powerful metacognitive tool that can facilitate the acquisition of knowledge through meaningful learning. Hence concept mapping can be used to promote and

evaluate critical thinking.”

Peta Konsep pada dasarnya merupakan perangkuman materi dalam bentuk penggambaran konsep-konsep beserta keterkaitanya antar konsep. Peta konsep mempunyai fungsi sama dengan frame yakni untuk menyajikan sebuah gambaran besar dari beberapa kompetensi dasar yang dipetakan ke konsep-konsep. Perbedaan antara Frame dengan peta konsep terletak pada, kalau frame adalah materi dari kompetensi dasar yang disusun dalam bentuk matrik-matrik dengan sel-selnya, sedangkan kalau peta konsep materi yang diambil dari kompetensi dasar pada sebuah mata pelajaran yang akan diajarkan disusun dan dibentuk fokus pada konsep- konsep beserta saling keterkaitannya antar konsep. Mary (2010) menerangkan tentang konsep, sebagai berikut:

A concept is a perceived regularity in events or objects, or records of events or objects, designated by a label. Concept maps are graphical tools for organising and representing knowledge in networks of concepts and linking statements about a problem or subject (Novak & Canas). Concept maps include concepts, usually enclosed in circles or boxes of some type and relationships between concepts or propositions, indicated by a connecting line and linking words

between concepts.”

Sesuai dengan cara kerja otak manusia konsep dipergunakan untuk mempermudah menyimpan informasi. Kenyataannya otak manusia tidak menyimpan informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang terjejer rapi melainkan dikumpulkan dalam sel-sel saraf yang bercabang-cabang yang apabila dilihat

commit to user

Konsep dapat didefinisikan dengan bermacam-macam rumusan. Salah satunya adalah definisi yang dikemukakan Carvol yang dikutip Kardi melalui Trianto (2009: 158) yang mendefinisikan bahwa konsep merupakan suatu akstraksi dari serangkaian pengalaman yang merupakan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain. Oleh karena itu, konsep-konsep tersebut merupakan penyajian internal dari sekelompok stimulus, konsep-konsep itu tidak dapat diamati, dan harus disimpulkan dari perilaku. Dahar menyatakan bahwa konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian konsep itu sangat penting bagi manusia dalam berpikir dan belajar. Berkenaan dengan itu Novak dan Gowin mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki siswa, supaya belajar bermakna berlangsung dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep (Trianto,

2009: 158).

Sejalan dengan itu, Dahar (dalam Nono Sutarno, 2006: 8.6), mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas obyek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang memiliki atribut yang sama. Sedangkan peta konsep merupakan cara yang dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi dalam bentuk proposisi-proposisi melalui proses belajar alamiah dan berpikir. Peta konsep adalah diagram yang dibentuk atau disusun untuk menunjukkan pemahaman seseorang tentang suatu konsep atau gagasan yang mempunyai struktur berjenjang dari yang bersifat umum menuju yang

commit to user

bersifat khusus dilengkapi dengan garis-garis penghubung yang sesuai. Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajarai hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata suatu unit

semantik. .

Martin (dalam Trianto 2009: 157) mendefiniskan bahwa pemetaan konsep merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Peta konsep menyediakan bantuan visual konkrit untuk membantu pengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Dijelaskan pula bahwa peta konsep adalah ilustrasi grafis konkrit yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama. Senada dengan hal di atas diungkapkan pula oleh Tsai, Lin & Yuan (2001: 73):

“A concept map is based on the principle that meaningful learning

occurs when learners construct their knowledge hierarchically and explore the possible linkages between concepts (Novak & Gowin,

1984). Concept maps present the hierarchical structure of students‟ ideas with an emphasis on the relations between concepts.”

Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif. Pemetaan konsep merupakan suatu alternatif selain outlining dan dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining dalam mempelajarai hal-hal yang lebih kompleks. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep

commit to user

dalam bentuk konsep yang dihubungkan oleh kata-kata suatu unit semantik (Novak dalam Dahar, 1998: 150).

George Posner dan Alan Rudnitsy yang dikutip Nur (melalui Trianto, 2009: 159) menyatakan bahwa peta konsep mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide, bukan hubungan antara tempat. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep itu dapat digunakan dua prinsip, yaitu diferensiasi progresif dan penyesuaian integeratif. Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari materi yang sulit dipahami,sedangkan penyesuaian intergratif adalah suatu prinsip pengintegrasian informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu, belajar bermakna lebih dikaitkan dengan konsep yang inklusif.

Nofak dan Gowin (dalam Lin & Yuan, 2001: 73) mengungkapkan: “Concept mapping is not only a learning or metacognitive tool but can be also

used as an evaluation tool.”

...Membuat peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan ide-ide tersebut dalam pola logis. Kadang-kadang peta konsep itu menfokus pada hubungan sebab-akibat. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (dalam Trianto, 2010: 158) mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:

1) Peta konsep (pemetaan konsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan komposisi suatu bidang studi.dengan membuat sendiri peta konsep siswa „melihat‟ bidang studi lebih kelas dan mempelajari bidang studi itu bermakna.

2) Suatu peta konsep merrupakan suartu gambar dua dimensi dari suatu bidang atau suatu bagian dari bidang studi.

commit to user

3) Cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep, tidak sama konsep memiliki bobot yang sama. Ini berarti bahwa ada beberapa konsep yang lebih inklusif daripada konsep-konsep lain.

4) Hirarki. Bila dua konsep atau lebih digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tesebut.

Concept map (peta konsep) dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep didalam permasalahannya. Peta konsep yang dibuat murid dapat membantu guru untuk mengetahui misalnya konsepsi yang dimiliki siswa dan dapat memperkuat pemahaman konseptual guru sendiri dan disiplin ilmunya. Selain itu peta konsep merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informsi baru. Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dengan lebih lama lagi.

Menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007 : 174) pembelajaran peta konsep meminta siswa membuat suatu gambar atau diagram tentang konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai atau dihubungkan dengan garis panah, dan disetiap garis panah ditulis level yang membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama itu

Berdasar pendapat di atas, diketahui bahwa concept map (peta konsep) merupakan bentuk konkrit pengelompokan atau perangkaian suatu topik dengan ide-ide utama apa yang akan dimasukkan dalam pengajaran. Peta konsep membantu guru dan siswa memahami macam-macam konsep yang ditanamkan dalam topik yang lebih besar yang diajarkan.

commit to user c. Jenis Metode Concept Map (Peta Konsep)

Ada berbagai metode spider concept map, seperti halnya dikatakan Nur (dalam Trianto, 2007: 161-164) yang menyebutkan bahwa ada beberapa jenis peta konsep, antara lain:

1. Pohon jaringan (network tree)

Peta konsep ini memerihhalkan seseuatu urutan kejadian, langkah- langkah.dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Pertama pohon jaringan (network tree), yaitu ide pokok dibuat dalam persegi empat,.sedangkan kata-kata yang lian dituliskan dalam garis-garis penghubung. Periksalah daftar dari umum kehusus. Ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum kekhusus.

2. Rantai Kejadian (event chain)

Kedua, peta kejadiaan dapat digunakan untuk memberiksa suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam proses. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memerikan tahap-tahap suatu proses, langkah-langkah dalam suatu prosedur linier dan an urutan

suatu kejadian.

3. Peta Konsep Siklus (cycle concept map) Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Peta konsep siklus sesuai diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok rantaian. Contohnya hubungan siratan makanan.

4. Peta Konsep Laba-laba (Spider Concept Map) Peta konsep laba-laba digunakan untuk menggambarkan pendapat yang banyak dan berbagai. Dalam peta konsep ini, terdiri dari utama untuk

menyambungkan ide-ide sampingan yang lain.

Trianto (2009: 163) menjelaskan, peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat ide-ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide ini berkaitan dengan ide sentral itu, namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) tidak menurut hierarki, (b) kategori yang tidak pararel, dan (c) hasil curah pendapat.

commit to user

d. Tujuan Pembelajaran dengan Concept Map (Peta Konsep)

Setiap metode dirancang selalu ada tujuan untuk setiap pembelajaran, seperti yang diungkapkan oleh Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani (2007: 175), bahwa metode peta konsep ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan kemampuan menggambarkan kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal; (2) mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan informasi atau ide menjadi satu; (2) mengembangkan kemampuan berpikir secara holistik untuk melihat keseluruhan dan bagian-bagian; (3) mengembangkan kecakapana, strategi dan kebiasaan belajar; (4) belajar konsep-konsep dan teori-teori mata pelajaran/kuliah; (5) belajar memahami perspektif dan nilai tentang mata pelajaran/kuliah; (6) mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru; (7) mengembangkan kepastian untuk memikirkan kemandirian.

e. Kelebihan Metode Concept Map (Peta Konsep) ...Concept Map (peta kosep) memberikan sejumlah keuntungan menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Aekar Ayu Aryani (2007: 21) antara lain, (1) peta konsep, sesuai dengan gambarnya, memberikan visualisasi konsep utama dan pendukung yang telah terstruktur dan dalam otak siswa ke dalam kertas yang dilihat secara empiris.. (2) gambar konsep-konsep menunjukkan bentuk hubungan antara satu dengan yang lain, dan (3) peta konsep memberikan bunyi hubungan yang dinyatakan dengan kata-kata untuk menjelaskan bentuk-bentuk hubungan antara satu konsep dengan konsep lain, baik utama maupun pendukung.

commit to user

f. Manfaat Concep Map (Peta Konsep) dalam Pembelajaran

Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep mempunyai banyak manfaat, yaitu dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan/informasi & ldquo; baru & rdquo; dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa. Selain itu concept map (peta konsep) juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang.

...Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajarinya.

g. Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-laba)

...Metode spider concept map (peta konsep laba-laba) merupakan metode merupakan suatu metode pembelajaran yang direkomendasikan oleh David Ausubel. David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Menurut

Ausubel, bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull).

Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Pembelajaran bermakna adalah suatu proses

commit to user

pembelajaran di mana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui pembelajaran.

...Pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, subjek mesti dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah dimiliki para siswa, sehingga konsep-konsep baru tersebut benar-benar terserap olehnya. Dengan demikian, faktor intelektual-emosional siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Spider concept map berbentuk lebih sederhana, ide atau topik sentral diletakkan di pusat atu ditengah ide-ide tersebut akan menunjang topik sentral jika dirangkaikan. Ide penunjang topik sentral itu dapat berupa ciri-ciri, struktur, warna, unsur, dan suasana yang merupakan bagian dari topik utama. Semua hal ditulis dengan detail, singkat, dan jelas dengan pemerian kata-kata yang mengandung unsur pembangun cerpen. Berikut gambar metode spider concept map.

commit to user

Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa penggunaan metode spider concept map dalam pembelajaran dan mengorganisasikan pikirannya tentang suatu tema sentral, mencari dan menghubungkan dengan ide-ide atau unsur-unsur yang mendukung dan mencari dari tiap ide tersebut sebelum dirangkai menjadi sebuah cerpen yang baik.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif menentukan validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul waktu informasi baru masuk ke dalam struktur kognitif itu; demikian pula sifat proses interaksi yang terjadi. Jika struktur kognitif itu stabil, dan diatur dengan baik, maka arti-arti yang sahih dan jelas atau tidak meragukan akan timbul dan cenderung bertahan. Tetapi sebaliknya jika struktur kognitif itu tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur, maka struktur kognitif itu cenderung menghambat pelajar.

Menurut Ausubel, seseorang belajar dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam sekema yang telah ia punya. Dalam proses itu seseorang dapat memperkembangkan skema yang ada atau dapat mengubahnya. Dalam proses belajar ini siswa mengonstruksi apa yang ia pelajari sendiri. Teori Belajar bermakna Ausuble ini sangat dekat dengan Konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa. Keduanya mengandaikan bahwa dalam

commit to user

proses belajar itu siswa aktif.

Manfaat metode spider concept map bahwa peta konsep ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahuai konseptual seseorang. Sedangkan dalam pembelajaran menulis, yakni dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi berrmakna karena pengetahuan/informasi “baru” dengan pengetahuan terstruktur yang telah dimiliki siswa tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap siswa (Hudjono et. al dalam Trianto, 2010: 164). Oleh karena itu, pada peta konsep dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman kponseptual siswa.

Mengacu pada peta konsep ini, maka guru dapat membuat suatu program pengajaran menulis cerpen yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengidentifikasikan konsep-konsep yang telah dialmainya atau dipelajarinya.

Bertolak dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode spider concept map terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Artinya, bahan subjek itu mesti sesuai dengan keterampilan siswa dan mesti relevan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa. dengan metode spider concept map ini sesuai dengan prinsip belajar yakni bahwa otak manusia sering mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk, dan perasaan. Hal ini sesuai dengan tujuan utama

commit to user

dari menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan menggunakan metode peta konsep. Siswa diminta untuk menemukan suatu tema dengan mengingat kembali pengalaman pribadinya. Siswa dituntut untuk aktif mengungkapkan semua unsur berdasarkan pengalamannya. Setelah itu barulah membuat spider concept map dan mengembangkan konsep tersebut menjadi sebuah cerpen yang baik dan sesuai dengan pengalamannya.

Dokumen terkait