commit to user
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK
BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI
METODE SPIDER CONCEPT MAP
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Asih Riyanti
S841008006
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv MOTTO
- Sebuah prestasi tidak semata-mata dinilai dari hasil yang sesuai, tetapi perjuangan mencapai hasil itulah yang bernilai (Mahama Gandhi).
- Jangan biarkan orang lain menghalangimu untuk mengejar impianmu.
Tetap berjuang, dan percayalah, semua akan indah pada waktunya.
- Kegagalan bukanlah disaat kamu terjatuh, tapi disaat kamu menyerah dan
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, karya ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa syukur, sayang, dan terima kasihku kepada:
Bapak Rasidal dan Mama Suratmi tercinta sebagai salah satu wujud
tanggung jawabku dan baktiku atas curahan kasih sayang, doa, bimbingan, serta segala terbaik yang selalu tercurah untukku.
Kakaku (Mas Zuswanto dan Mbak Apri Nuryanti) dan keponakanku
(Chanatasya Nafi‟atul Faizah) terima kasih atas dukungan dan cinta
kalian menambah semangat hidupku.
Dr. Maman Suryaman, Siti Nurbaya, M. Si., Siti Maslakhah, M. Hum
dan pamanku Tri Heriyanto, M.Pd. terima kasih atas arahan, bimbingan dan segala kebaikannya selama ini.
Penjaga hatiku yang kelak akan menjadi pendamping hidupku.
Terima kasih atas perhatian, pengertian, semangat, kesetiaan dan kesabarannya.
Keluarga besarku yang menantikan kelulusanku.
Sahabat yang selalu setia memberiku semangat dalam perjalanan
commit to user
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS
Saya menyatakan dengan benar-benar bahwa:
1. Tesis yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali
secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan
serta daftar pustaka. Apabila ternyata dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan
terdapat unsur-unsur jiplakan, maka saya bersedia Tesis beserta gelar
MAGISTER saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2
dan pasal 70).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semester (6 bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi
dari sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa
Indonesia PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang
diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS. Apabila saya
melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 10 januari 2012 Mahasiswa,
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan tesis
yang berjudul “Peningakatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Berdasarkan
Pengalaman Pribadi Melalui Metide Spider Concept Map (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)” ini.
Banyak hambatan dan rintangan yang penulis alami dalam penyusunan tesis
ini. Namun, hambatan dan rintangan itu dapat diatasi berkat bimbingan, semangat,
motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., Direktur PPs UNS yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian.
2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia Program Pascasarjana UNS, yang telah memberikan banyak ilmu
dan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd., sebagai dosen pembimbing I, yang sangat teliti
memberikan bimbingan dan senantiasa memberi masukan kepada penulis
sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik.
4. Dr. Andayani, M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang dengan sangat sabar
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan memberikan masukan-masukan
commit to user
viii
5. Kepala SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul, Kamidi, S. Pd.,M.M. yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
memberikan izin kepada penulis untuk menggunakan sarana dan prasarana
yang menunjang penelitian ini.
6. Guru bahasa Indonesia kelas IX SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul, Drs.
Supri Atmaja, yang telah berkenan menjadi kolaborator dalam melaksanakan
penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir.
7. Bapak Rasidal dan Mama Suratmi tercinta, selaku orang tua, terima kasih atas
curahan kasih sayang, bimbingan dan doanya selama ini.
8. Teman-teman seperjuangan agkatan 2010, khususnya Ade Asih Susiari Tantri,
Arni, Rizqi Rahmawati, Marijke Louise, Syamsul Ma‟arif dan Purwoto yang
telah memberikan semangat, bantuan, dukungan moral kepada penulis selama
studi di PPs UNS.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan sumbang saran dari semua pihak
demi kesempurnaan tesis ini. Semoga penelitian ini berrmanfaat bagi pembaca.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Surakarta, 10 Januari 2012
Penulis
commit to user
ix DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii\
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN ORISINIL DAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 9
C.Tujuan Peneltian ... 10
D.Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, HIPOTESIS TINDAKAN DAN KERANGKA BERRPIKIR ... 13
A.Kajian Teori ... 13
1. Hakikat Kemampuan Menulis ... 13
a. Pengertian Kemampuan... 13
b. Pengertian Kemampuan Menulis ... 14
c. Tujuan Menulis ... 20
d. Asas Menulis ... 23
e. Jenis Tulisan ... 28
commit to user
x
g. Langkah/Tahapan Menulis ... 43
2. Hakikat Cerpen ... 51
a. Unsur Pembangun Cerpen ... 56
1) Unsur Instrinsik ... 56
d. Langkah-Langkah Menulis Cerpen yang Baik... 80
e. Pembelajaran Menulis Cerpen di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ... 81
f. Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 82
f. Cara Mengukur Kemampuan Menulis Cerpen ... 85
3. Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-Laba) ... 91
a. Hakikat Metode Pembelajaran ... 91
b. Hakikat Concept Map (Peta Konsep ) ... 93
c. Jenis Metode Concept Map (Peta Konsep) ... 97
d. Tujuan Pembelajaran dengan Concept Map (Peta Konsep) ... 98
e. Kelebihan Metode Concept Map (Peta Konsep) ... 100
f. Manfaat Concep Map (Peta Konsep) dalam Pembelajaran ... 100
g. Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-laba) ... 101
(1) Langkah-langkah Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-laba) ... 104 (2) Penerapan Metode Spider Concept Map
commit to user
xi
Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 106
B.Penelitian yang Relevan ... 108
C.Kerangka Berpikir ... 111
D.Hipotesis Tindakan ... 114
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 115
A.Tempat dan Waktu Peneltian ... 114
B.Jenis Penelitian ... 116
C.Subjek dan Objek Penelitian ... 120
D.Data dan Sumber Data Penelitian... 120
E. Teknik Pengumpulan Data ... 121
F. Uji Validitas Data ... 124
G.Teknik Analisis Data ... 125
H.Indikator Keberhasilan Penelitian ... 126
I. Posedur Penelitian ... 127
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 131
A.Hasil Penelitian ... 131
1. Deskripsi Pratindakan ... 131
a. Kualitas Proses Pembelajaran Kemampuan Cerpen Siswa Pratindakan ... 131
b. Kualitas Kemampuan Menulis Siswa Pratindakan ... 136
2. Deskripsi Siklus I ... 137
a. Perencanaan Suklus I ... 137
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 143
c. Observasi ... 150
1) Pengamatan terhadap kinerja Guru ... 150
2) Pengamatan Terhadap Kinerja Siswa ... 152
d. Analisis dan Refleksi... 155
1) Analisis ... 155
commit to user
xii
(b) Kualitas Hasil Kemampuan Menulis Cerpen
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Siklus I ... 157
2) Refleksi ... 159
3. Deskripsi Siklus II ... 162
a. Perencanaan Siklus II ... 162
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 167
c. Observasi ... 177
1) Pengamatan terhadap Kinerrja Guru ... 177
2) Pengamatan terhadap Kinerja Siswa ... 180
d. Analisis dan Refleksi... 182
1) Analisis ... 182
(a) Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Pada Siklus II ... 182
(b) Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Siklus II ... 183
2) Refleksi ... 185
4. Deskripsi Siklus III ... 187
a. Perencanaan Siklus III... 187
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 192
c. Observasi ... 194
1) Pengamatan terhadap Kinerja Guru ... 195
2) Pengamatan terhadap Kinerja Siswa ... 197
d. Analisis dan Refleksi... 199
1) Analisis ... 199
(a) Kualita Proses Pembelajaran Kemampuan Mneulis Cerpen Siswa pada Siklus III ... 199
(b) Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Siswa ... 201
Siklus III ... 199
2) Refleksi ... 202
B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 204 1. Keadaan Awal (Prtaindakan) Siswa terhadap Pembelajaran
commit to user
xiii
Pandak, Kabupaten Batul ... 204
2. Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Menerapkan Metode Spider Concept Map ... 206
3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 208
4. Peningkatan Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 213
B. Keterbatasan Peneliti... 217
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 219
A. Kesimpulan ... 219
B. Implikasi ... 221
C. Saran ... 221
DAFTAR PUSTAKA ... 226
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria Penilaian Menulis Cerpen ... 89
2. Skala Penilaian Kemampuan Menulis Cerpan ... 89
3. Langkah-langkah dalam Membuat Spider Concept Map ... 105
4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ... 116
5. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Kemampuan Menulis Cerpen ... 127
6. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak , Kabupaten Bantul pada Kondisi Awal (Pratindakan) ... 136
7. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Siklus I ... 157
8. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Pratindakan ... dengan Siklus I ... 158
9. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Siklus II... 184
10. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Silkus II ... 184
11. Perbandingan Persentae Ketuntasan Klasikal Siklus II dengan Siklus III .. 201
12. Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru Pratindakan, Sklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 208
Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 210
14. Skor Kinerja Siswa dan Guru Sebelum dan Sesudah Menerpakan Metode Spider Concept Map ... 211
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Spider Concept Map ... 102
2. Kerangka Berpikir Penerapan Metode Spider Concept Map untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis ... 113
3. Siklus Penelitian Tindakan ... 118
4. Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 128
5. Suasana Gaduh Saat Siswa Menjawab pertanyaan dari Guru ... 133
6. Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru Mengenai Metode Spider Concept Map ... 145
7. Guru Tidak membimbing dalam Kegiatan Dskusi pada Siklus I ... 151
8. Siswa Menerima Reaward dari Guru Sebagai Penulis Cerpen Terbaik pada Siklus I ... 170
9. Siswa Mempresentasikan Hasil Karyanya Berupa Bpider Concept map pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 176
10. Guru sedang Memantau, dan Membimbing Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 179
11. Pemberian Reaward dari Guru untuk Siswa sebagai Penulis Cerpen Terbaik pada Peringkat kedua Siklus II. ... 196
12. Siswa Bertepuk Tangan dan Tampak Gembira Usai Mereka Menulis Cerpen dan Temannya Presentasi ... 198
13. Gedung SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 231
14. Peneliti Berwawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 411
15. Peneliti Berwawancara dengan Guru Bahasa Indonesia ... 411
16. Peneliti Berwawancara dengan Guru Bahasa Indonesia Pratindakan ... 412
17. Peneliti Berwawancara dengan Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Pascatindakan ... 412
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ... Halaman
01. Keadaaan Fisik SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 231
02. Daftar Tenaga Pengajar SMP Negerri 1 Pandak Kabupaten Bantul ... 232
03. Silabus ... 234
04. Kriteria Ketuntasa Miinimal ... 236
05. Daftar Hadir Antarsiklus ... 237
06. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Pratindakan ... 240
07. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP)Siklus I Pertemuan Pertama ... 243
08. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan Kedua ... 257
09. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Peretemuan Pertama .. 264
10. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) siklus II Pertemuan Kedua ... 273
11. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) siklus III ... 284
12. Lembar Kerja Kelompok ... 288
13. Rubrik Penilaian ... 291
14. Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 294
15. Rekapitulasi Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Hasil Pretes ... 296
16. Hasil Pretes Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul Pada Pratindakan ... 298
17. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus I ... 300
18. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus II ... 302
commit to user
xvii
Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP
Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus III ... 304
20. Rekapitulasi Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul ... 306
21. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ... 307
22. Rekapitulasi Presentase Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ... 308
23. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Guru Pratindakan ... 312
24. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Siklus I ... 314
25. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Siklus II ... 318
26. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Guru Siklus III ... 321
27. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 324
28. Pedoman Wawancara dengan Guru (Pratindakan) ... 331
29. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Pratindakan)... 332
30. Pedoman Wawancara dengan Siswa (Pratindakan) ... 338
31. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Pratindakan) ... 337
32. Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ... 343
33. Transkip Hsil Diskusi dengan Guru (Perencanaan Siklus I) ... 351
34. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus ... 357
35. Pedoman Wawancara dengan Siswa (Siklus I)... 362
36. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Siklus I) ... 363
37. Pedoman Wawancara dengan Guru Pasacatindakan (Siklus I) ... 367
38. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus I) ... 368
39. Transkip Hasil Diskusi dengan Guru (Perencanaan Siklus II) ... 371
40. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ... 378
41. Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus II) ... 384
42. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (siklus II) ... 385
43. Pedoman Wawancara dengan Guru (Siklus I) ... 389
44. Catatan Lapangan Hasil Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus II) ... 390
commit to user
xviii
46. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ... 397
47. Pedoman Wawancara dengan Siswa Pascatindakan ... 400
48. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa PascaTindakan ... 401
49. Pedoman Wawancara dengan Guru Pascatindakan ... 405
50. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus III) ... 406
51. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ... 412
52. Cerpen Karya Siswa Kelas IX E ... 415
commit to user
xix ABSTRAK
Asih Riyanti. S8410080006. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX ESMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul dengan menerapkan metode spider concept map, dan (2) meningkatkan kemampuan siswa kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi melalui metode spider concept map.
Subyek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak tigas siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) observasi, 2) wawancara, 3) tes, 4) kajian dokumen, dan 5) dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi sumber, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan.
Hasil penelitian tindakan kelas ini disimpulkan sebagai berikut. (1) Kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis cerpen di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul mengalami peningkatan setelah diterapkan metode spider concep map. Pada kondisi awal kinerja guru masih tergolong kurang dengan nilai rata-rata 57,84, meningkat pada siklus I menjadi 61,76 dengan kategori cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 73,53 dengan kategori baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 98,00 dengan kategori baik sekali. Nilai rata-rata kegiatan siswa dari pratindakan sampai siklus III juga mengalami peningkatan. Pada pratindakan nilai rata-rata siswa 70,70 dengan kategori rendah. Meningkat pada siklus I menjadi 73, 96 dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 77,03 dengan kategori tinggi, dan pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 80,63 dengan kategori tinggi seklai. Palaksanaan pembelajaran kemampuan menulis cerpen di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul setelah diterapkan metode spider concept map menjadi lebih hidup dan menyenangkan dans siswa pun menjadi fokus menulis cerpen. (2) penerapan metode spider concept map dapat meningkatkan kualitas kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas. Ketuntasan klasikal pada pratindakan sebanyak 13,33%, siklus I sebanyak 43,33 %, siklus II 70,70%, pada siklus III 100%.
commit to user
xx ABSTRACT
Asih Riyanti. S8410080006. Upgrades Short Story Writing Method Based on Personal Experience Through Spider Concept Map on a Class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. Theses. Graduate School of Education Studies Program Bahasa Indonesian (S2) March Eleven University of Surakarta. 2011.
This study aims to describe the quality process and quality of learning outcomes through the ability to write short stories spider concept map method in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. The subjects of this study is a class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. The study was conducted as a class action tigas cycle. Each cycle includes four stages, namely 1) planning, 2) implementation, 3) observation, and 4) reflection. Data collection techniques in the study were: 1) observation, 2) interviews, 3) test, 4) review of documents, and 5) documentation. validity study was conducted by source triangulation and triangulation methods. Data analysis techniques used in this study was a comparative descriptive analysis techniques and techniques of critical analysis by describing the findings of the data and compare it with predefined performance indicators
The results of this class action be summarized as follows. (1) The quality of the learning process the ability to write short stories in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency has increased after the applied method of spiders concept map. At the initial conditions of teacher performance is still relatively less with the average value of 57.84, an increase in cycle I to 61.76 with enough categories. In cycle II has increased again to 73.53 in both categories, and the third cycle increased to 98.00 with very good category. The average value of the student activities before action to cycle III also increased. In prior to action average value 70.70 students with low category. Increase in cycle I to 73, 96 with the pretty category. In cycle II, rising to 77.03 in the high category, and the cycle III also increased to 80.63 with a excellent category. Implementation learning the ability to write short stories in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency after the applied method of spider concept map becomes more lively and fun dans students became the focus of writing short stories. (2) application of spider concept map method can improve the quality of the ability to write short stories based on personal experiences of students. This is evident from the increasing exhaustiveness classical and the class average. Exhaustiveness in prior to implementation as much as classical, 33%, classical completeness of the cycle I as much as 43.33%, 70.7% second cycle, and cycle III 100%.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam
pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu
menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan serta berbagai dampak negatifnya.
Lembaga pendidikan formal diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas
output (keluaran) dan mampu memberi bekal kepada anak didik untuk menghadapi perubahan dan kemajuan tersebut. Dalam hal ini, guru dituntut untuk
lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas
pembelajaran.
Kurikukum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) merupakan acuan dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah formal. Tujuan kompetensi yang akan
dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah penguasaan kompetensi
komunikatif siswa, yaitu agar peserta didik dapat saling berkomunikasi, berbagai
pengalaman belajar dari yang lain untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya
(Diknas, 2003: 6). Guna mencapai tujuan tersebut siswa diupayakan untuk
menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis bagi siswa.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang ditetapkan
sebagai Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006.
commit to user
Indonesia. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditegaskan bahwa
tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang
harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada
keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar
siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi
yang diharapkan dapat tercapai.
Keterampilan menulis (writing skill) merupakan keterampilan berbahasa yang sangat sukar dan komplek, bila dibandingkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain seperti, menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill),
dan membaca (readings skill). Keterampilan menulis ini merupakan suatu bentuk
manifestasi keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh siswa. Namun sampai
saat ini, pengajaran bahasa khususnya keterampilan menulis sastra maupun
nonsatra dipelajari hasilnya belum begitu menggembirakan. Terbukti dengan
masih banyaknya siswa yang belum mampu menuangkan gagasan atau pikirannya
dalam bahasa tulis secara tepat. Mereka kurang mampu dalam mengorganisasikan
gagasan, mengembangkan paragraf dengan baik, tulisan berbelit-belit, ataupun
kesalahan dalam tata tulis.
Menulis tidaklah mudah. Orang tidak dapat menggunakan bahasa atau gerak
tubuh, intonasi, nada, kontak mata, dan semua ciri lain yang dapat membantu
orang menangkap makna seperti dalam hal menulis. Dalam kutipan ini Scott dan
commit to user
Menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan
cara berpikir yang teratur dan sistematis yang diungkapkan dalam bahasa tulis.
Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide,
gagasan, atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat
mengembangkan daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis. Hal ini diperkuat
oleh Mandal (2009: 2) yang menyatakan “Writing is a creative process because it
is a process of reaching out for one‟s thought and discovering them. Writing, as
such is a process of meaning making”.
Patut disadari bahwa penguasaan keterampilan menulis tidaklah datang
dengan sendirinya, tetapi kemahirannya ditempuh melalui proses pembelajaran
yang serius. Proses pembelajaran menulis inilah sebagian besar menjadi tugas dan
tanggung jawab guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia, baik di berbagai jenjang maupun jenis sekolah, keterampilan menulis
perlu diperhatikan pembinaannya. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), salah satu tujuan Standar Kompetensi kelas IX Sekolah
Menengah Pertama (SMP) tertulis tentang mengungkapkan kembali pikiran,
perasaan, dan pengalaman dalam cerpen.
Cerita pendek yang disingkat menjadi akronim cerpen, menurut Dedi
Pramono (2008: 1) merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang singkat, padat, yang
unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan
pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesan
tunggal. Dengan demikian, cerpen itu cerita yang ringkas. Unsur-unsur intrisik
commit to user
Cerpen adalah tulisan imajinatif yang merupakan tulisan kreatif yang tidak
memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya karena bentuknya yang lebih
pendek daripada tulisan imajinatif yang lain. Begitu pun untuk membacanya,
sehingga cerpen sering disebut bacaan yang dapat dibaca sekali duduk. Bahasa
yang digunakan dalam cerpen pun menggunakan bahasa yang sederhana dan
mempunyai arti yang kompleks, serta berupa pemadatan kata yang di dalamnya
menceritakan gagasan, ide atau pun perasaan penulisnya. Selain itu, seseorang
dapat pula menulis cerpen berangkat dari pengalaman pribadinya karena pada
hakikatnya sastra tidak akan lahir dari kekosongan atau kevakuman dalam
masyarakat. Dalam hal ini menulis cerpen perlu ada perpaduan antara kemampuan
merangkai kata-kata dan daya khayal seseorang.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Menulis cerpen pada hakikatnya merujuk pada kegiatan mengarang. Hal
ini termasuk tulisan kreatif sastra yang penulisannya dipengaruhi oleh hasil rekaan
atau imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara menulis yang paling
selektif dan ekonomis. Ceritanya sangat kompak, tidak ada bagiannya yang hanya
berfungsi sebagai embel-embel. Tiap bagiannya, tiap kalimatnya, tiap katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi saham yang
penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau
melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian yang berlebihan (Muhammad Diponegoro, 1994: 6).
Pembelajaran sastra di sekolah diharapkan dapat membimbing siswa agar
commit to user
terhadap sastra, dapat mengembangkan kemampuan, wawasan, serta sikap positif
bagi kepentingan pendidikan. Upaya untuk mengembangkan kemampuan,
wawasan, kreativitas, serta sikap positif itu dapat diwujudkan dengan
menciptakan karya sastra. Salah satu pengajaran sastra di sekolah yang berkaitan
dengan penciptaan karya sastra adalah menulis cerpen. Namun demikian, pada
kenyataannya pembelajaran sastra di sekolah terutama keterampilan menulis
cerpen kurang mendapat perhatian, dirasa tidak menarik dan kurang diminati
sehingga siswa tidak mampu dalam menulis dan mengembangkan ide cerpen.
Kemampuan menulis dalam pengajaran sastra merupakan kemampuan yang
tidak mudah. Kemampun ini menuntut kemampuan seseorang untuk menuangkan
ide, gagasan, pikiran, dan perasaan untuk menjadi buah karya sehingga orang lain
dapat memahami karya tersebut. Melalui menulis cerpen, siswa dituntut untuk
mengerahkan kemampuannya dalam bidang sastra. Siswa dituntut untuk
mengembangkan kreativitasnya dengan membuat sebuah ide yang akan dijadikan
topik dari cerpennya tersebut. Ide itu bisa berasal dari daya imajinasi siswa atau
juga dari pengalaman-pengalaman yang berkesan yang terjadi pada dirinya atau
yang ada di sekitarnya. Siswa juga dituntut untuk dapat mengembangkan idenya
tersebut menjadi sebuah karangan yang runtut dan padu serta logis.
Masalah menulis seperti di atas juga terjadi di kelas IX E SMP Negeri 1
Pandak Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2010/2011. Kenyataannya, hasil menulis
cerpen sesuai dengan SK dan KD menulis cerpen bertolak peristiwa yang pernah
dialami belum sesuai dengan harapan. ...
commit to user
Indonesia di kelas IX E diperoleh bukti dan faktor-faktor penyebab masalah di
atas. Bukti-bukti tersebut sebagai berikut: (1) nilai rata-rata menulis siswa kelas
IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul yang diperoleh dari kondisi awal
masih tergolong rendah atau dibawah KKM yang ditetapkan yakni 76, (2)
Aktivitas siswa dalam kegiatan menulis masih rendah. Hal ini dibuktikan hahwa
siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan tugas
menyelesaikan cerpen. Bahkan dalam satu jam pelajaran ada beberapa anak yang
belum bisa menyelesaikan tugasnya. Sesekalis terlihat beberapa siswa
bermain-main dengan teman sebangkunya, dan hanya mencoret-coret bukunya, (3)
kurangnya kesempatan dari guru untuk mengapresiasi cerpen, (4) kurangnya
kepekaan siswa terhadap pengalaman hidup untuk dituangkan menjadi cerpen, (5)
kurangnya interaksi antara siswa dan siswa serta siswa dan guru.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah metode
yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran
menulis bisa dikatakan kurang bervariasi. Metode yang biasa digunakan oleh guru
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis adalah metode ceramah
dan penugasan.
Keadaaan seperti itu berlangsung terus menerus, khusunya saat pelajaran
menulis. Guru tidak melakukan pembimbingan kepada siswanya. Bukan hanya
itu, tetapi disebabkan pula guru tidak menerapkan metode yang bervariatif. Hal ini
mempengaruhi keaktifan siswa. Kecenderungan pembelajaran yang demikian
menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang kreatif, sehingga
commit to user
ketidakberhasilan pembelajaran ket menulis yang menyebabkan rendahnya
kemampuan menulis siswa. Hal itu tampak bahwa proses pembelajaran masih
dilakukan secara konvensional. Secara terinci, pembelajaran menulis cerpen
tersebut dilakukan guru dengan langkah–langkah sebagai berikut: (1) guru
menugaskan siswa untuk membaca cerpen yang ada dalam buku teks; (2) guru
menjelaskan unsur–unsur intrinsik cerpen, siswa diharuskan mencatat; (3) guru
menanyakan unsur intrinsik cerpen yang terdapat dalam cerpen yang telah dibaca;
(4) guru menugaskan siswa untuk menulis cerpen dengan satu tema yang telah
ditentukan guru; (5) guru mengumpulkan cerpen yang telah ditulis siswa,
seadanya; (6) guru menilai cerpen siswa. Akibatnya, siswa kurang memiliki
kreativitas menciptakan cara baru dalam memandang sesuatu, mengekspresikan
diri, dan mendekati permasalahan.
Guna mengatasi hal tersebut perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan
mengimplementasikan suatu pembelajaran inovatif yang memungkinkan
terjadinya kegiatan belajar mengajar sebagai pusat perhatian dan guru hanyalah
sebagai fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman
belajar siswa. Pengalaman belajar siswa diperoleh melalui keterlibatan siswa
secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk berhubungan dengan
lingkungan dan interaksi dengan materi pembelajaran, teman, dan sumber belajar
lainnya.
Selanjutnya, siswa mengontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan
pengalaman yang diperolehnya. Pemilihan metode pembelajaran sangat penting,
commit to user
tidak mudah, dan sebagai wahana untuk melatih sikap untuk mampu menuangkan
ide, gagasan, berpikir logis, kreatif, cermat serta objektif atau mampu
mengorganisasikan tulisan sehingga dapat meningkatkan kemampuan ketajaman
penalaran siswa. .
Berdasarkan kondisi tesebut, guru perlu menggunakan sebuah metode
pembelajaran untuk meningkatkan meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Alternatif metode
pembelajaran yang dipilih adalah metode spider concept map (peta konsep laba-laba) yaitu penggunaan pengorganisasian awal (advance organizer) yang merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan oleh David Ausubel
(dalam Trianto, 2009: 156). Metode spider concept map bermanfaat untuk mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal yang telah
dimiliki siswa. Pengetahuan awal menurut Ausubel, adalah menggarisbawahi
ide-ide utama dalam suatu situasi pembelajaran yang baru dan mengaitkan ide-ide-ide-ide
baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pelajar (Nur dalam Trianto,
2009: 157). Spider concept map mempunyai beberapa keunggulan yang dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi baik dalam bidang
pemahaman, kreativitas, maupun igatan. Spider concept map mempunyai banyak keunggulan dua diantaranya, yaitu: (1) unik, sehingga mampu memperkuat daya
ingat, dan (2) spider concept map membuat siswa lebih mampu berkonsentrasi pada permasalahan yang sering dihadapi.
Metode spider concept map (peta konsep laba-laba) bukan hanya
commit to user
antara konsep-konsep itu. Faktor tunggal yang paling penting yang mempengaruhi
belajar adalah apa yang pelajar sudah tahu (Ausubel, 1968). Sebuah proses utama
dalam belajar adalah subsumption di mana materi baru terkait dengan gagasan-gagasan yang relevan dalam struktur kognitif yang ada. Dia menekankan bahwa
penggunaan ini berbeda dari ikhtisar dan ringkasan, tetapi hanya menekankan
ide-ide kunci dan rincian secara singkat. Penggunaan bertindak sebagai "jembatan
subsuming" antara bahan pembelajaran baru dan ide-ide terkait yang ada.
Berpijak dari uraian yang telah diungkapkan tersebut, maka penelitian
tentang peningkatan kualiats proses pembelajaran dan peningkatan kualitas
kemampuan menulis cerpen melalui metode spider concept map ini perlu segera dilaksanakan, sehingga pembelajaran menulis menjadi menarik dan
menyenangkan yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia.
Dipilihnya metode spider concept map sebagai metode dalam pembelajaran
menulis cerpen, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mencari
ide untuk penulisan cerpen dan dapat lebih mudah mengembangkannya menjadi
sebuah cerpen yang menarik. Metode spider concept map diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemmapuan menulis cerpen
siswa IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan sebagai
commit to user
1. Apakah penerapan metode pembelajaran spider concept map dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan
pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten
Bantul?
2. Apakah penerapan metode pembelajaran spider concept map dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi
siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut ini.
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan
pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten
Bantul, dengan menerapkan metode pembelajaran spider concept map.
2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak,
Kabupaten Bantul dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi
melalui metode pembelajaran spider concept map.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun
commit to user 1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
masukan/informasi untuk memperdalam pemahaman dan wawasan teori
tentang metode pembelajaran spider concept map dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP, khususnya menulis cerpen. Dengan penggunaan metode
pembelajaran spider concept map diharapkan hambatan atau kelemahan-kelemahan penggunaan metode pembelajaran spider concept map tersebut ditemukan pada penelitian ini dapat diantisipasi.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa
pihak khususnya yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.
Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut.
a. Manfaat bagi siswa.
1. Melalui penggunaan metode pembelajaran spider concept map mendorong siswa agar selalu aktif, semangat, dan kreatif untuk
membuat sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang pernah dialami
menjadi sebuah karya. Temuan siswa berupa kreativitas menciptakan
cara baru dalam memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan
mendekati permasalahan untuk dijadikan input sebagai kekayaan
perbendaharaan kreativitas siswa.
2. Hasil pembelajaran lebih efektif bagi siswa karena siswa diberikan
kesempatan lebih banyak kreatif untuk membuat sesuatu yang baru
commit to user
b. Manfaat bagi guru
1. Guru dapat mengefektifkan proses belajar mengajar dalam rangka
meningkatkan kemampuan bersastra siswa, khususnya kegiatan
menulis cerpen dengan menerapkan metode pembelajaran spider concept map.
2. Kemampuan guru memilih dan menerapkan metode pembelajaran
inovatif meningkat.
3. Guru mendapatkan pengetahuan lebih konkret mengenai penerapan
metode spider concept map dalam meningkatkan kemampuan menulis
cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
4. Kemampuan guru menyusun RPP meningkat.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah, yaitu sebagai
berikut.
1. Prestasi akademik siswa, khususnya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dapat meningkat.
2. Menumbuhkan suasana pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa
Indonesia yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
commit to user
13 BAB II
KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, HIPOTESIS TINDAKAN
DAN KERANGKA BERRPIKIR
Pada bab II ini akan dibahas mengenai variabel-variabel penelitian
meliputi: 1) hakikat kemampuan menulis, 2) hakikat cerpen, 3) hakikat
kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, dan 4) metode
spider concept map.
A.Kajian Teori
1. Hakikat Kemampuan Menulis
a. Pengertian Kemampuan
...Kemampuan merupakan pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstrak
dan bersifat tidak sadar (Harimurti Kridalaksana, 2008: 117). Pengetahuan yang
dimiliki seseorang dapat diketahui oleh orang lain setelah seseorang tersebut
mengimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari. Baik aktivitas yang
direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Tugas yang menggunakan
kemampuan yang tinggi dibandingkan tugas yang berada di tingkat bawahnya.
Selaras dengan itu, Warren (1974: 1) mengartikan kemampuan sebagai kekuatan
untuk menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi
kompleks dan pemecahan problem mental.
...Caplin (2000: 1) mengemukakan bahwa kemampuan diartikan sebagai
kecakapan, ketangkasan, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan
suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir,
commit to user
mengungkapkan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor yaitu: (1) kemampuan
intelektual (intellectual ability) merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, dan 2) kemampuan fisik (physical ability) merupakan kemampuan
melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.
...Bertolak dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disintesiskan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan intelektual dan kesanggupan fisik. Di mana
kesanggupan tersebut merupakan bawaan sejak lahir atau hasil latihan atau praktik
dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan
b. Pengertian Kemampuan Menulis
Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, yakni tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa
kata. Kemampuan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Berkaitan dengan pengertian menulis, Subarti Akadiah (1997: 13)
menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan suatu kecakapan
menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium. Kecakapan
menulis mencakup berbagai aktivitas. Kemampuan menulis diperlukan adanya
suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan
yang logis dengan menggunakan kosa kata dan tatabahasa tertentu atau kaidah
commit to user
informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah untuk menulis diperlukan latihan
dan praktek yang terus-menerus dan teratur. Selaras dengan itu, Hernita (dalam
Hayatul Masna, 2006: 89), menyatakan bahwa menulis adalah suatu kemampuan
seseorang dalam meramu dan menghadirkan pemikiran dalam bentuk ide baru
secara spontan untuk mengembangkan daya imajinasi, kreasi dan keindahan
berdasarkan kombinasi pengetahuan dan pengalaman yang telah ada dengan
pengalaman yang baru secara terstruktur dan bersistem
Menulis merupakan suatu kegiatan yang penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakatinya. Dengan
demikian komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yakni
penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Soeparno dan Yunus (2007: 1.3).
Pada buku yang sama “Kemampuan menulis” dikatakan oleh Suparno dan
Yunus (2007: 1.29), bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa
penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis
melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan,
saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Diungkapkan
pula bahwa menulis adalah sebuah proses, yakni penuangan ide, gagasan atau
pemikiran ke dalam kata-kata dalam bentuk tulisan. Hal ini diperkuat oleh Arikan
commit to user
but it should be taught and developed in cooperation with other skills and aspects
of the language studied” (2006: 5).
...Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang kompleks dan
bersifat produktif, karena kemampuan menulis lebih banyak menekankan pada
penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi
sustu gagasan alenia. Seperti halnya dikatakan oleh Conelly, et al.,(2006: 176) “Writing is a complex skill involving a number of linguistic and nonlinguistic
processes.”
...Kegiatan kepenulisan di atas sangat terkait dengan penalaran. Penalaran
(reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju
pada suatu kesimpulan (Moeliono, dalam St.Y. Slamet, 2009: 97). Lebih lanjut,
diungkapkan oleh Sri Hastuti (dalam St.Y. Slamet, 2009: 98), bahwa kegiatan
menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan cara
berpikir yang teratur dan berbagi persyaratan yang berkaitan dnegan teknik
penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan, (2) penggunaan kalimat, (3)
paragraf disusun dengan baik, (4) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan (5)
penguasaan kosakata yang memadai.
Kemampuan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis
simbol-simbol grafis sehinga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi
kalimat menurut pertauran tertentu, melainkan kemampuan menulis adalah
kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
commit to user
pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
...Kemampuan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola
bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan ini. Kemampuan
menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan
unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam
bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata
serta yang lainnya (St.Y.Slamet, 2009: 107).
Lebih lanjut, Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menjelasakan bahwa
menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan lambang grafik itu, sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Seperti halnya,
Clara (1999: 57) mengemukakan bahwa “wtrting is essentailly a social act: you
ussualy write to comunicate with an audience which has expatitions a bout typr (orgende) you produce. Selanjutnya, Lado dalam Agus Suriamiharja, dkk (1996: 1) mengatakan bahwa: “To write is to put down the graphic symbols that
represent a language one understands, so that other can read these graphic
representation”.
Pada hakikatnya, kemampuan menulis lebih banyak menekankan pada
penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi
suatu gagasan alenia. Sebab itulah, menulis dikatakan sebagai kemampuan
berbahasa yang paling kompleks, yang menuntut kemampuan menggunakan
commit to user
Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan
menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan
wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang
tepat, kemampuan memilih kata, dan sebagainya. Seperti pendapat Heato (dalam
Ai Sri Rahayu, 2006: 1) menyebutkan bahwa “the writing skills are compleks and
sometimes difficult to teach, requiring mastery not only of gramatical devices but
also of conceptual and judgemental elements.”
Mary S. Lawrence (dalam St.Y.Slamet, 2008: 97), mengemukakan bahwa
menulis adalah mengomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis. Berkaitan
dengan pengertian menulis, lebih lanjut, oleh St. Y. Slamet mengungkapkan
bahwa:
“pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.”
Sependapat dengan uraian di atas, Iim Rahmina (1997: 3) mengungkapkan
bahwa menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, perasaan, atau
emosi secara tertulis. Sementara, menulis menurut Roekhan dan Martutik (1991:
49) dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan
ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis.
Diungkapkan pula oleh Atar Semi (1990: 8), bahwa menulis adalah
pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa.
Dengan kata lain, menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan
commit to user
...Berbeda dengan pendapat mengenai pengertian menulis, The Liang Gie
(2002: 3) menyamakan pengertian menulis sama dengan mengarang.
Diungkapkannya bahwa menulis arti pertamanya ialah membuat huruf, angka,
nama, sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu
halaman tertentu. Dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata
sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang. Mengarang adalah
segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.
Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang
(A. Widyamartaya, 1990: 9). Dengan demikian, bahasa yang teratur merupakan
cerminan pikiran yang teratur pula, hal ini karen bahasa yang dipergunakan dalam
menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis, sehingga melalui
bahasa tulis seseorang dapat menuangkan isi hati dan pikirannya.
Sebuah tulisan mencerminkan jiwa penulisnya. Oleh karenanya, kegiatan
menulis sama dengan mengarang, yakni suatu proses kegiatan pikiran manusia
yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada
diri sendiri dalam tulisan (A. Widyamartaya, 1990: 9). Sebuah tulisan dapat
dikatakan berhasil apabila tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca. Segala ide dan pesan yang disampaikan dipahami secara baik oleh
commit to user
Syarat-syarat untuk memiliki kemampuan dalam menulis menurut Sri
Hastuti (dalam Jago Tarigan, 1997: 17) adalah: (1) kesatuan gagasan yang harus
dimiliki dulu oleh calon penulis, (2) kemampuan menulis kalimat atau lebih
tepatnya menyusun kalimat yang jelas dan efektif, (3) kemampuan menyusun
paragraf atau alinea, (4) menguasai teknik penulisan seperti tanda baca
(pungtuasi), (5) memiliki sejumlah kata yang diperlukan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menulis adalah kecakapan seseorang dalam kegiatan menuangkan
ide, gagasan, pikiran, dan pengalaman serta perasaan dalam bentuk
lambang-lambang grafik atau tulisan yang diorganisasikan secara sistematik dan
menggunakan kalimat yang logis sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Kemampuan menulis dapat ditandai dengan kemampuan menerapkan ejaan,
menerapkan tata bahasa, mengungkapkan gagasan, menata organisasi karangan,
dan memilih kata.
c. Tujuan Menulis
Setiap orang dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan, begitu
juga ketika seseorang menulis. Tujuan menulis harus ditentukan sebelum seseorang
melakukan kegiatan menulis. Ketika memulai menulis seorang penulis sudah harus
mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi saat membuat tulisan, dan itu berkaitan
langsung dengan tujuan kita menulis sehingga tulisan yang dibuat sesuai dengan
tujuan yang kita inginkan.
commit to user
mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran yang jelas dan efektif
kepada para pembaca. Sedangkan Dietch (2003: 4) mengungkapkan:
“purpose refer‟s to a writers motive, or reasion for writing, wich can
bestates or implied.Purpose has two aspects:general adn specific. The general purpose.
Writing has four general purpose: to inform to perrsuade, to express, and to entertaind.
The Specific purpose. To be clear, writing should have a specific a
purpose. In the intruction to watch your language.”
Pada dasarnya sebuah penulisan ada kalanya tidak hanya mencakup satu
tujuan, karena sering terlihat tujuan-tujuan seperti yang telah disebut di atas
bertumpang tindih dalam satu tulisan. Bahkan seorang penulis bisa membuahkan
tulisan dengan tujuan-tujuan selain yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi,
dalam satu tulisan pasti ada satu tujuan yang dominan. Tujuan yang dominan
itulah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut.
M. Atar Semi (2007: 14-19) mengungkapkan bahwa tujuan orang menulis
secara umum adalah sebagai berikut.
(1) Untuk Menceritakan Sesuatu
...Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain
...atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. Pembaca tahu
...apa yang diimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan penulis. Dengan begitu,
...terjadi kegiatan berbagi pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.
(2) Untuk Memberikan Petunjuk atau Pengarahan.
Tujun menulis yang kedua ialah memberikan petunjuk atau pengarahan. Bila
seseorang mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan
tahapan yang benar. Berarti dia sedang memberi petunjuk atau pengarahan.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai tulisan yang tujuannya
memberi petunjuk atau pengarahan tentang sesuatu, misalnya cara belajar yang
baik, petunjuk cara membuat kue, cara membuat alat rumah tangga, dan
lain-lain.
(3) Untuk Menjelaskan Sesuatu.
commit to user
tulisan tersebut, pembaca menjadi paham, pengetahuan bertambah, dan dapat bertindak dengan lebih baik pada masa yang akan datang. Dengan membaca produk yang ditawarkan. Mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak. (4)Untuk Meyakinkan
Ada kalanya orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya mengenai sesuatu. Mengapa seseorang perlu meyakinkan orang lain tentang pandangan atau buah pikirannya? Karena orang sering berbeda pendapat tentang banyak hal.
(5)Untuk Merangkum.
Ada kalanya orang menulis untuk merangkum sesuatu. Tujuan menulis semacam ini, umumnya dijumpai pada kalangan murid sekolah, baik yang berada di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi. Mereka merangkum bacaan yang panjang. Dengan menuliskan rangkumanm, berarti mereka akan sangat tertolong dan sangat mudah paham mempelajari isi buku yang panjang dan tebal.
Bertolak dari uraian di atas Henry Guntur Tarigan (2008: 24-25)
membatasi tujuan menulis adalah sebagai berikut.
1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse).
2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse).
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse).
4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Pada dasarnya sebuah penulisan ada kalanya tidak hanya mencakup satu
tujuan, karena sering terlihat tujuan-tujuan seperti yang telah disebut di atas
bertumpang tindih dalam satu tulisan. Bahkan seorang penulis bisa membuahkan
tulisan dengan tujuan-tujuan selain yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi,
dalam satu tulisan pasti ada satu tujuan yang dominan. Tujuan yang dominan
itulah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut.
Berbagai tujuan menulis yang telah dijelaskan di atas pada intinya memberikan
commit to user
disampaikan oleh penulis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari
menulis adalah sebagai alat komunikasi nonverbal, secara tidak langsung. Oleh
karena itu, lambang-lambang grafik atau grafologi yang dipergunakan oleh
penulis harus benar-benar oleh keduanya, baik penulis ataupun pembaca.
d. Asas-asas Menulis
Pada saat melakukan kegiatan menulis, pastilah diperlukan hal-hal yang
dijadikan pedoman atau asas menulis. Nurudin (2007: 39) dan The Liang Gie
(2002: 36), mengemukakan bahwa terdapat enam asas menulis seperti berikut.
1) Kejelasan (clarity)
Pengertian kejelasan di sini adalah tulisan harus dapat dibaca dan
dimengerti oleh pembaca. Ini juga termasuk bahwa yang dimaksud penulis
tidak disalahartikan atau salah tafsir oleh pembaca gara-gara
kalimat-kalimatnya tidak jelas. Dengan kata lain kalimat bisa dikatakan jelas kalau
apa yang dipahami oleh pembaca sama persis dengan apa yang dimaksud
penulisnya (Nurudin, 2007: 40).
Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas benar. Tulisan
harus mencerminkan gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh
pembacanya. Di samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat
disalahtafsirkan oleh pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar,
tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh
pembaca. Guna memenuhi asas ini, H. W. Flower sebagaimana dikutip oleh
The Liang Gie (2002: 34), mengungkapkan bahwa asas kejelasan dalam
commit to user
dengan memilih: (a) kata yang umum dikenal ketimbang yang harus
dicari-cari artinya; (b) kata yang konkret ketimbang kata yang abstrak; (c) kata
tunggal ketimbang keterangan yang panjang lebar; (d) kata yang pendek
ketimbang kata yang panjang; (e) kata dalam bahasa sendiri ketimbang kata
asing.
Asas menulis yang pertama ini berlaku untuk tulisan nonfiksi ilmiah,
tetapi tidak berlaku untuk tulisan fiksi. Dalam tulisan fiksi seperti cerpen,
novel, drama maupun puisi, asas-asas tersebut sengaja dilanggar untuk
memperoleh efek keindahan.
2) Keringkasan (conciseness)
Keringkasan dalam asas menulis ini bukan berarti setiap tulisan harus
pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada penghamburan
kata, tidak terdapat butir ide yang dikemukakan berulang-ulang, gagasan
tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang.
Sama halnya dengan asas pertama, asas kedua ini tidak berlaku
sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan dengan kata
yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai gagasan. Lain
halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata berlebihan
untuk memperoleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta
memperjelas seting. Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti setiap tulisan harus pendek. Harry Shaw (dalam The Liang
Gie, 2002: 36) mengungkapkan bahwa penulisan yang baik diperoleh dari
commit to user
miskin dan kata yang boros.
Sementara itu, Nurudin mengungkapkan bahwa yang dimaksud
keringkasan di sini adalah bahwa kalimat yang disusun tidak saja
pendek-pendek tetapi jangan menggunakan ungkapan-ungkapan yang berlebihan.
Itu juga berarti jangan terlalu menghambur-hamburkan kata seenaknya, tak
berputar-putar atau mengulang-ulang dalam menyampaikan gagasan.
Namun demikian, pendek-pendek juga bukan berarti tanpa masalah (2007:
41).
3) Ketepatan (correctness).
Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus
dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan
kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya (The Liang
Gie, 2002: 36). Guna menepati asas ini, penulis harus memperhatikan
berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca serta
kelaziman.
Asas ini juga tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan
fiksi bisa mempunyai banyak penafsiran. Pemahaman pembaca bukan
bergantung pada ketepatan tulisan, tetapi tingkat apresiasi yang dimilikiya.
Suatu penulisan harus dapat menyampaikan gagasan kepada pembaca
dengan kecocokan seperti yang dimaksud penulisnya. Ini berarti apa yang
diinginkan oleh penulis bisa dipahami sama persis oleh pembacanya. Itu
pulalah yang sering dianjurkan bahwa penulis yang baik adalah penulis
commit to user
4) Kesatupaduan (unity)
Kesatupaduan pada sebuah tulisan berarti bahwa sebuah paragraf
mesti menunjukkan secara jelas suatu maksud atau gagasan tertentu, dan
lazimnya dinyatakan dalam sebuah kalimat pokok atau kalimat topik.
Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam
paragraf tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.
Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang
tidak relevan. ...
Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.
Fungsi paragraf adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu,
dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali
tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut.
Penyimpangan pengembangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu
paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.
Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tertentu.
...Sedangkan menurut Nurudin (2007: 41) yang dimaksud dengan
kesatupaduan adalah ada satu gagasan dalam alenia. Kasus demikian sering
dialami oleh penulis pemula yang belum terbiasa membuat alenia dengan
hanya ada satu pokok pikiran. Satu alenia sebisa mungkin hanya memiliki
satu pokok pikiran dengan beberapa pokok pikiran penjeas.
5) Pertautan (coherence)
Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan haus memuat satu gagasan