• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI METODE SPIDER CONCEPT MAP (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 20112012) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagia"

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK

BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI MELALUI

METODE SPIDER CONCEPT MAP

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh

Asih Riyanti

S841008006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv MOTTO

- Sebuah prestasi tidak semata-mata dinilai dari hasil yang sesuai, tetapi perjuangan mencapai hasil itulah yang bernilai (Mahama Gandhi).

- Jangan biarkan orang lain menghalangimu untuk mengejar impianmu.

Tetap berjuang, dan percayalah, semua akan indah pada waktunya.

- Kegagalan bukanlah disaat kamu terjatuh, tapi disaat kamu menyerah dan

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, karya ini kupersembahkan sebagai ungkapan rasa syukur, sayang, dan terima kasihku kepada:

Bapak Rasidal dan Mama Suratmi tercinta sebagai salah satu wujud

tanggung jawabku dan baktiku atas curahan kasih sayang, doa, bimbingan, serta segala terbaik yang selalu tercurah untukku.

Kakaku (Mas Zuswanto dan Mbak Apri Nuryanti) dan keponakanku

(Chanatasya Nafi‟atul Faizah) terima kasih atas dukungan dan cinta

kalian menambah semangat hidupku.

Dr. Maman Suryaman, Siti Nurbaya, M. Si., Siti Maslakhah, M. Hum

dan pamanku Tri Heriyanto, M.Pd. terima kasih atas arahan, bimbingan dan segala kebaikannya selama ini.

Penjaga hatiku yang kelak akan menjadi pendamping hidupku.

Terima kasih atas perhatian, pengertian, semangat, kesetiaan dan kesabarannya.

Keluarga besarku yang menantikan kelulusanku.

Sahabat yang selalu setia memberiku semangat dalam perjalanan

(6)

commit to user

vi

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS

Saya menyatakan dengan benar-benar bahwa:

1. Tesis yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek

Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan

oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali

secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan

serta daftar pustaka. Apabila ternyata dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan

terdapat unsur-unsur jiplakan, maka saya bersedia Tesis beserta gelar

MAGISTER saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2

dan pasal 70).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah

lain harus seizin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu

semester (6 bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi

dari sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka Prodi Pendidikan Bahasa

Indonesia PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang

diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia PPs-UNS. Apabila saya

melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 10 januari 2012 Mahasiswa,

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan, dan menyelesaikan tesis

yang berjudul “Peningakatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Berdasarkan

Pengalaman Pribadi Melalui Metide Spider Concept Map (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2011/2012)” ini.

Banyak hambatan dan rintangan yang penulis alami dalam penyusunan tesis

ini. Namun, hambatan dan rintangan itu dapat diatasi berkat bimbingan, semangat,

motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih secara tulus kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., Direktur PPs UNS yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian.

2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia Program Pascasarjana UNS, yang telah memberikan banyak ilmu

dan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd., sebagai dosen pembimbing I, yang sangat teliti

memberikan bimbingan dan senantiasa memberi masukan kepada penulis

sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik.

4. Dr. Andayani, M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang dengan sangat sabar

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan memberikan masukan-masukan

(8)

commit to user

viii

5. Kepala SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul, Kamidi, S. Pd.,M.M. yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

memberikan izin kepada penulis untuk menggunakan sarana dan prasarana

yang menunjang penelitian ini.

6. Guru bahasa Indonesia kelas IX SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul, Drs.

Supri Atmaja, yang telah berkenan menjadi kolaborator dalam melaksanakan

penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir.

7. Bapak Rasidal dan Mama Suratmi tercinta, selaku orang tua, terima kasih atas

curahan kasih sayang, bimbingan dan doanya selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan agkatan 2010, khususnya Ade Asih Susiari Tantri,

Arni, Rizqi Rahmawati, Marijke Louise, Syamsul Ma‟arif dan Purwoto yang

telah memberikan semangat, bantuan, dukungan moral kepada penulis selama

studi di PPs UNS.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan sumbang saran dari semua pihak

demi kesempurnaan tesis ini. Semoga penelitian ini berrmanfaat bagi pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta, 10 Januari 2012

Penulis

(9)

commit to user

ix DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii\

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN ORISINIL DAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 9

C.Tujuan Peneltian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, HIPOTESIS TINDAKAN DAN KERANGKA BERRPIKIR ... 13

A.Kajian Teori ... 13

1. Hakikat Kemampuan Menulis ... 13

a. Pengertian Kemampuan... 13

b. Pengertian Kemampuan Menulis ... 14

c. Tujuan Menulis ... 20

d. Asas Menulis ... 23

e. Jenis Tulisan ... 28

(10)

commit to user

x

g. Langkah/Tahapan Menulis ... 43

2. Hakikat Cerpen ... 51

a. Unsur Pembangun Cerpen ... 56

1) Unsur Instrinsik ... 56

d. Langkah-Langkah Menulis Cerpen yang Baik... 80

e. Pembelajaran Menulis Cerpen di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ... 81

f. Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 82

f. Cara Mengukur Kemampuan Menulis Cerpen ... 85

3. Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-Laba) ... 91

a. Hakikat Metode Pembelajaran ... 91

b. Hakikat Concept Map (Peta Konsep ) ... 93

c. Jenis Metode Concept Map (Peta Konsep) ... 97

d. Tujuan Pembelajaran dengan Concept Map (Peta Konsep) ... 98

e. Kelebihan Metode Concept Map (Peta Konsep) ... 100

f. Manfaat Concep Map (Peta Konsep) dalam Pembelajaran ... 100

g. Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-laba) ... 101

(1) Langkah-langkah Metode Spider Concept Map (Peta Konsep Laba-laba) ... 104 (2) Penerapan Metode Spider Concept Map

(11)

commit to user

xi

Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 106

B.Penelitian yang Relevan ... 108

C.Kerangka Berpikir ... 111

D.Hipotesis Tindakan ... 114

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 115

A.Tempat dan Waktu Peneltian ... 114

B.Jenis Penelitian ... 116

C.Subjek dan Objek Penelitian ... 120

D.Data dan Sumber Data Penelitian... 120

E. Teknik Pengumpulan Data ... 121

F. Uji Validitas Data ... 124

G.Teknik Analisis Data ... 125

H.Indikator Keberhasilan Penelitian ... 126

I. Posedur Penelitian ... 127

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 131

A.Hasil Penelitian ... 131

1. Deskripsi Pratindakan ... 131

a. Kualitas Proses Pembelajaran Kemampuan Cerpen Siswa Pratindakan ... 131

b. Kualitas Kemampuan Menulis Siswa Pratindakan ... 136

2. Deskripsi Siklus I ... 137

a. Perencanaan Suklus I ... 137

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 143

c. Observasi ... 150

1) Pengamatan terhadap kinerja Guru ... 150

2) Pengamatan Terhadap Kinerja Siswa ... 152

d. Analisis dan Refleksi... 155

1) Analisis ... 155

(12)

commit to user

xii

(b) Kualitas Hasil Kemampuan Menulis Cerpen

Berdasarkan Pengalaman Pribadi Siswa Siklus I ... 157

2) Refleksi ... 159

3. Deskripsi Siklus II ... 162

a. Perencanaan Siklus II ... 162

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 167

c. Observasi ... 177

1) Pengamatan terhadap Kinerrja Guru ... 177

2) Pengamatan terhadap Kinerja Siswa ... 180

d. Analisis dan Refleksi... 182

1) Analisis ... 182

(a) Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa Pada Siklus II ... 182

(b) Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Siklus II ... 183

2) Refleksi ... 185

4. Deskripsi Siklus III ... 187

a. Perencanaan Siklus III... 187

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 192

c. Observasi ... 194

1) Pengamatan terhadap Kinerja Guru ... 195

2) Pengamatan terhadap Kinerja Siswa ... 197

d. Analisis dan Refleksi... 199

1) Analisis ... 199

(a) Kualita Proses Pembelajaran Kemampuan Mneulis Cerpen Siswa pada Siklus III ... 199

(b) Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Siswa ... 201

Siklus III ... 199

2) Refleksi ... 202

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 204 1. Keadaan Awal (Prtaindakan) Siswa terhadap Pembelajaran

(13)

commit to user

xiii

Pandak, Kabupaten Batul ... 204

2. Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Menerapkan Metode Spider Concept Map ... 206

3. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 208

4. Peningkatan Kualitas Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 213

B. Keterbatasan Peneliti... 217

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 219

A. Kesimpulan ... 219

B. Implikasi ... 221

C. Saran ... 221

DAFTAR PUSTAKA ... 226

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Penilaian Menulis Cerpen ... 89

2. Skala Penilaian Kemampuan Menulis Cerpan ... 89

3. Langkah-langkah dalam Membuat Spider Concept Map ... 105

4. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ... 116

5. Indikator Keberhasilan Tindakan untuk Kemampuan Menulis Cerpen ... 127

6. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak , Kabupaten Bantul pada Kondisi Awal (Pratindakan) ... 136

7. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Siklus I ... 157

8. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Pratindakan ... dengan Siklus I ... 158

9. Hasil Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul pada Siklus II... 184

10. Perbandingan Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I dengan Silkus II ... 184

11. Perbandingan Persentae Ketuntasan Klasikal Siklus II dengan Siklus III .. 201

12. Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru Pratindakan, Sklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 208

Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 210

14. Skor Kinerja Siswa dan Guru Sebelum dan Sesudah Menerpakan Metode Spider Concept Map ... 211

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Spider Concept Map ... 102

2. Kerangka Berpikir Penerapan Metode Spider Concept Map untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis ... 113

3. Siklus Penelitian Tindakan ... 118

4. Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 128

5. Suasana Gaduh Saat Siswa Menjawab pertanyaan dari Guru ... 133

6. Siswa Memperhatikan Penjelasan Guru Mengenai Metode Spider Concept Map ... 145

7. Guru Tidak membimbing dalam Kegiatan Dskusi pada Siklus I ... 151

8. Siswa Menerima Reaward dari Guru Sebagai Penulis Cerpen Terbaik pada Siklus I ... 170

9. Siswa Mempresentasikan Hasil Karyanya Berupa Bpider Concept map pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 176

10. Guru sedang Memantau, dan Membimbing Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 179

11. Pemberian Reaward dari Guru untuk Siswa sebagai Penulis Cerpen Terbaik pada Peringkat kedua Siklus II. ... 196

12. Siswa Bertepuk Tangan dan Tampak Gembira Usai Mereka Menulis Cerpen dan Temannya Presentasi ... 198

13. Gedung SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 231

14. Peneliti Berwawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 411

15. Peneliti Berwawancara dengan Guru Bahasa Indonesia ... 411

16. Peneliti Berwawancara dengan Guru Bahasa Indonesia Pratindakan ... 412

17. Peneliti Berwawancara dengan Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul Pascatindakan ... 412

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... Halaman

01. Keadaaan Fisik SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 231

02. Daftar Tenaga Pengajar SMP Negerri 1 Pandak Kabupaten Bantul ... 232

03. Silabus ... 234

04. Kriteria Ketuntasa Miinimal ... 236

05. Daftar Hadir Antarsiklus ... 237

06. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Pratindakan ... 240

07. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP)Siklus I Pertemuan Pertama ... 243

08. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan Kedua ... 257

09. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Peretemuan Pertama .. 264

10. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) siklus II Pertemuan Kedua ... 273

11. Rencana Pelakssanaan Pembelajaran (RPP) siklus III ... 284

12. Lembar Kerja Kelompok ... 288

13. Rubrik Penilaian ... 291

14. Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi ... 294

15. Rekapitulasi Lembar Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Hasil Pretes ... 296

16. Hasil Pretes Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul Pada Pratindakan ... 298

17. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus I ... 300

18. Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus II ... 302

(17)

commit to user

xvii

Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP

Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul pada Siklus III ... 304

20. Rekapitulasi Hasil Kemampuan Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map Siswa Kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak Kabupaten Bantul ... 306

21. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ... 307

22. Rekapitulasi Presentase Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa ... 308

23. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Guru Pratindakan ... 312

24. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Siklus I ... 314

25. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Siklus II ... 318

26. Rekapitulasi Hasil Pengamatam Proses Mengajar Guru Siklus III ... 321

27. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul ... 324

28. Pedoman Wawancara dengan Guru (Pratindakan) ... 331

29. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Pratindakan)... 332

30. Pedoman Wawancara dengan Siswa (Pratindakan) ... 338

31. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Pratindakan) ... 337

32. Catatan Lapangan Hasil Observasi Pratindakan ... 343

33. Transkip Hsil Diskusi dengan Guru (Perencanaan Siklus I) ... 351

34. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus ... 357

35. Pedoman Wawancara dengan Siswa (Siklus I)... 362

36. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (Siklus I) ... 363

37. Pedoman Wawancara dengan Guru Pasacatindakan (Siklus I) ... 367

38. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus I) ... 368

39. Transkip Hasil Diskusi dengan Guru (Perencanaan Siklus II) ... 371

40. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus II ... 378

41. Pedoman Wawancara dengan Siswa (siklus II) ... 384

42. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa (siklus II) ... 385

43. Pedoman Wawancara dengan Guru (Siklus I) ... 389

44. Catatan Lapangan Hasil Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus II) ... 390

(18)

commit to user

xviii

46. Catatan Lapangan Hasil Observasi Siklus III ... 397

47. Pedoman Wawancara dengan Siswa Pascatindakan ... 400

48. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa PascaTindakan ... 401

49. Pedoman Wawancara dengan Guru Pascatindakan ... 405

50. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Guru (Siklus III) ... 406

51. Foto-Foto Kegiatan Penelitian ... 412

52. Cerpen Karya Siswa Kelas IX E ... 415

(19)

commit to user

xix ABSTRAK

Asih Riyanti. S8410080006. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Pendek Berdasarkan Pengalaman Pribadi Melalui Metode Spider Concept Map pada Siswa Kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul. Tesis. Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX ESMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul dengan menerapkan metode spider concept map, dan (2) meningkatkan kemampuan siswa kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi melalui metode spider concept map.

Subyek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas IX E SMP Negeri Pandak 1, Kabupaten Bantul. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak tigas siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1) observasi, 2) wawancara, 3) tes, 4) kajian dokumen, dan 5) dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan cara triangulasi sumber, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis dengan mendeskripsikan temuan data dan membandingkannya dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan.

Hasil penelitian tindakan kelas ini disimpulkan sebagai berikut. (1) Kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis cerpen di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul mengalami peningkatan setelah diterapkan metode spider concep map. Pada kondisi awal kinerja guru masih tergolong kurang dengan nilai rata-rata 57,84, meningkat pada siklus I menjadi 61,76 dengan kategori cukup. Pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 73,53 dengan kategori baik, dan pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 98,00 dengan kategori baik sekali. Nilai rata-rata kegiatan siswa dari pratindakan sampai siklus III juga mengalami peningkatan. Pada pratindakan nilai rata-rata siswa 70,70 dengan kategori rendah. Meningkat pada siklus I menjadi 73, 96 dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat menjadi 77,03 dengan kategori tinggi, dan pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 80,63 dengan kategori tinggi seklai. Palaksanaan pembelajaran kemampuan menulis cerpen di kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul setelah diterapkan metode spider concept map menjadi lebih hidup dan menyenangkan dans siswa pun menjadi fokus menulis cerpen. (2) penerapan metode spider concept map dapat meningkatkan kualitas kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi siswa. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata kelas. Ketuntasan klasikal pada pratindakan sebanyak 13,33%, siklus I sebanyak 43,33 %, siklus II 70,70%, pada siklus III 100%.

(20)

commit to user

xx ABSTRACT

Asih Riyanti. S8410080006. Upgrades Short Story Writing Method Based on Personal Experience Through Spider Concept Map on a Class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. Theses. Graduate School of Education Studies Program Bahasa Indonesian (S2) March Eleven University of Surakarta. 2011.

This study aims to describe the quality process and quality of learning outcomes through the ability to write short stories spider concept map method in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. The subjects of this study is a class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency. The study was conducted as a class action tigas cycle. Each cycle includes four stages, namely 1) planning, 2) implementation, 3) observation, and 4) reflection. Data collection techniques in the study were: 1) observation, 2) interviews, 3) test, 4) review of documents, and 5) documentation. validity study was conducted by source triangulation and triangulation methods. Data analysis techniques used in this study was a comparative descriptive analysis techniques and techniques of critical analysis by describing the findings of the data and compare it with predefined performance indicators

The results of this class action be summarized as follows. (1) The quality of the learning process the ability to write short stories in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency has increased after the applied method of spiders concept map. At the initial conditions of teacher performance is still relatively less with the average value of 57.84, an increase in cycle I to 61.76 with enough categories. In cycle II has increased again to 73.53 in both categories, and the third cycle increased to 98.00 with very good category. The average value of the student activities before action to cycle III also increased. In prior to action average value 70.70 students with low category. Increase in cycle I to 73, 96 with the pretty category. In cycle II, rising to 77.03 in the high category, and the cycle III also increased to 80.63 with a excellent category. Implementation learning the ability to write short stories in class IX student Pandak E Junior High School 1, Bantul regency after the applied method of spider concept map becomes more lively and fun dans students became the focus of writing short stories. (2) application of spider concept map method can improve the quality of the ability to write short stories based on personal experiences of students. This is evident from the increasing exhaustiveness classical and the class average. Exhaustiveness in prior to implementation as much as classical, 33%, classical completeness of the cycle I as much as 43.33%, 70.7% second cycle, and cycle III 100%.

(21)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam

pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu

menghadapi berbagai perubahan dan kemajuan serta berbagai dampak negatifnya.

Lembaga pendidikan formal diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas

output (keluaran) dan mampu memberi bekal kepada anak didik untuk menghadapi perubahan dan kemajuan tersebut. Dalam hal ini, guru dituntut untuk

lebih profesional, inovatif, perspektif, dan proaktif dalam melaksanakan tugas

pembelajaran.

Kurikukum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) merupakan acuan dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah formal. Tujuan kompetensi yang akan

dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah penguasaan kompetensi

komunikatif siswa, yaitu agar peserta didik dapat saling berkomunikasi, berbagai

pengalaman belajar dari yang lain untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya

(Diknas, 2003: 6). Guna mencapai tujuan tersebut siswa diupayakan untuk

menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis bagi siswa.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang ditetapkan

sebagai Kurikulum 2006 telah diberlakukan di sekolah-sekolah mulai tahun 2006.

(22)

commit to user

Indonesia. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditegaskan bahwa

tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang

harus didorong agar secara aktif berlatih menggunakan bahasa khususnya pada

keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar

siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi

yang diharapkan dapat tercapai.

Keterampilan menulis (writing skill) merupakan keterampilan berbahasa yang sangat sukar dan komplek, bila dibandingkan dengan keterampilan

berbahasa yang lain seperti, menyimak (listening skill), berbicara (speaking skill),

dan membaca (readings skill). Keterampilan menulis ini merupakan suatu bentuk

manifestasi keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh siswa. Namun sampai

saat ini, pengajaran bahasa khususnya keterampilan menulis sastra maupun

nonsatra dipelajari hasilnya belum begitu menggembirakan. Terbukti dengan

masih banyaknya siswa yang belum mampu menuangkan gagasan atau pikirannya

dalam bahasa tulis secara tepat. Mereka kurang mampu dalam mengorganisasikan

gagasan, mengembangkan paragraf dengan baik, tulisan berbelit-belit, ataupun

kesalahan dalam tata tulis.

Menulis tidaklah mudah. Orang tidak dapat menggunakan bahasa atau gerak

tubuh, intonasi, nada, kontak mata, dan semua ciri lain yang dapat membantu

orang menangkap makna seperti dalam hal menulis. Dalam kutipan ini Scott dan

(23)

commit to user

Menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan

cara berpikir yang teratur dan sistematis yang diungkapkan dalam bahasa tulis.

Melalui menulis, siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan ide,

gagasan, atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat

mengembangkan daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis. Hal ini diperkuat

oleh Mandal (2009: 2) yang menyatakan “Writing is a creative process because it

is a process of reaching out for one‟s thought and discovering them. Writing, as

such is a process of meaning making”.

Patut disadari bahwa penguasaan keterampilan menulis tidaklah datang

dengan sendirinya, tetapi kemahirannya ditempuh melalui proses pembelajaran

yang serius. Proses pembelajaran menulis inilah sebagian besar menjadi tugas dan

tanggung jawab guru. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia, baik di berbagai jenjang maupun jenis sekolah, keterampilan menulis

perlu diperhatikan pembinaannya. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), salah satu tujuan Standar Kompetensi kelas IX Sekolah

Menengah Pertama (SMP) tertulis tentang mengungkapkan kembali pikiran,

perasaan, dan pengalaman dalam cerpen.

Cerita pendek yang disingkat menjadi akronim cerpen, menurut Dedi

Pramono (2008: 1) merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang singkat, padat, yang

unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan

pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesan

tunggal. Dengan demikian, cerpen itu cerita yang ringkas. Unsur-unsur intrisik

(24)

commit to user

Cerpen adalah tulisan imajinatif yang merupakan tulisan kreatif yang tidak

memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya karena bentuknya yang lebih

pendek daripada tulisan imajinatif yang lain. Begitu pun untuk membacanya,

sehingga cerpen sering disebut bacaan yang dapat dibaca sekali duduk. Bahasa

yang digunakan dalam cerpen pun menggunakan bahasa yang sederhana dan

mempunyai arti yang kompleks, serta berupa pemadatan kata yang di dalamnya

menceritakan gagasan, ide atau pun perasaan penulisnya. Selain itu, seseorang

dapat pula menulis cerpen berangkat dari pengalaman pribadinya karena pada

hakikatnya sastra tidak akan lahir dari kekosongan atau kevakuman dalam

masyarakat. Dalam hal ini menulis cerpen perlu ada perpaduan antara kemampuan

merangkai kata-kata dan daya khayal seseorang.

Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Menulis cerpen pada hakikatnya merujuk pada kegiatan mengarang. Hal

ini termasuk tulisan kreatif sastra yang penulisannya dipengaruhi oleh hasil rekaan

atau imajinasi pengarang. Menulis cerpen merupakan cara menulis yang paling

selektif dan ekonomis. Ceritanya sangat kompak, tidak ada bagiannya yang hanya

berfungsi sebagai embel-embel. Tiap bagiannya, tiap kalimatnya, tiap katanya, tiap tanda bacanya, tidak ada bagian yang sia-sia, semuanya memberi saham yang

penting untuk menggerakkan jalan cerita, atau mengungkapkan watak tokoh, atau

melukiskan suasana. Tidak ada bagian yang ompong, tidak ada bagian yang berlebihan (Muhammad Diponegoro, 1994: 6).

Pembelajaran sastra di sekolah diharapkan dapat membimbing siswa agar

(25)

commit to user

terhadap sastra, dapat mengembangkan kemampuan, wawasan, serta sikap positif

bagi kepentingan pendidikan. Upaya untuk mengembangkan kemampuan,

wawasan, kreativitas, serta sikap positif itu dapat diwujudkan dengan

menciptakan karya sastra. Salah satu pengajaran sastra di sekolah yang berkaitan

dengan penciptaan karya sastra adalah menulis cerpen. Namun demikian, pada

kenyataannya pembelajaran sastra di sekolah terutama keterampilan menulis

cerpen kurang mendapat perhatian, dirasa tidak menarik dan kurang diminati

sehingga siswa tidak mampu dalam menulis dan mengembangkan ide cerpen.

Kemampuan menulis dalam pengajaran sastra merupakan kemampuan yang

tidak mudah. Kemampun ini menuntut kemampuan seseorang untuk menuangkan

ide, gagasan, pikiran, dan perasaan untuk menjadi buah karya sehingga orang lain

dapat memahami karya tersebut. Melalui menulis cerpen, siswa dituntut untuk

mengerahkan kemampuannya dalam bidang sastra. Siswa dituntut untuk

mengembangkan kreativitasnya dengan membuat sebuah ide yang akan dijadikan

topik dari cerpennya tersebut. Ide itu bisa berasal dari daya imajinasi siswa atau

juga dari pengalaman-pengalaman yang berkesan yang terjadi pada dirinya atau

yang ada di sekitarnya. Siswa juga dituntut untuk dapat mengembangkan idenya

tersebut menjadi sebuah karangan yang runtut dan padu serta logis.

Masalah menulis seperti di atas juga terjadi di kelas IX E SMP Negeri 1

Pandak Kabupaten Bantul, tahun ajaran 2010/2011. Kenyataannya, hasil menulis

cerpen sesuai dengan SK dan KD menulis cerpen bertolak peristiwa yang pernah

dialami belum sesuai dengan harapan. ...

(26)

commit to user

Indonesia di kelas IX E diperoleh bukti dan faktor-faktor penyebab masalah di

atas. Bukti-bukti tersebut sebagai berikut: (1) nilai rata-rata menulis siswa kelas

IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul yang diperoleh dari kondisi awal

masih tergolong rendah atau dibawah KKM yang ditetapkan yakni 76, (2)

Aktivitas siswa dalam kegiatan menulis masih rendah. Hal ini dibuktikan hahwa

siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk menyelesaikan tugas

menyelesaikan cerpen. Bahkan dalam satu jam pelajaran ada beberapa anak yang

belum bisa menyelesaikan tugasnya. Sesekalis terlihat beberapa siswa

bermain-main dengan teman sebangkunya, dan hanya mencoret-coret bukunya, (3)

kurangnya kesempatan dari guru untuk mengapresiasi cerpen, (4) kurangnya

kepekaan siswa terhadap pengalaman hidup untuk dituangkan menjadi cerpen, (5)

kurangnya interaksi antara siswa dan siswa serta siswa dan guru.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah metode

yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran

menulis bisa dikatakan kurang bervariasi. Metode yang biasa digunakan oleh guru

dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menulis adalah metode ceramah

dan penugasan.

Keadaaan seperti itu berlangsung terus menerus, khusunya saat pelajaran

menulis. Guru tidak melakukan pembimbingan kepada siswanya. Bukan hanya

itu, tetapi disebabkan pula guru tidak menerapkan metode yang bervariatif. Hal ini

mempengaruhi keaktifan siswa. Kecenderungan pembelajaran yang demikian

menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang kreatif, sehingga

(27)

commit to user

ketidakberhasilan pembelajaran ket menulis yang menyebabkan rendahnya

kemampuan menulis siswa. Hal itu tampak bahwa proses pembelajaran masih

dilakukan secara konvensional. Secara terinci, pembelajaran menulis cerpen

tersebut dilakukan guru dengan langkah–langkah sebagai berikut: (1) guru

menugaskan siswa untuk membaca cerpen yang ada dalam buku teks; (2) guru

menjelaskan unsur–unsur intrinsik cerpen, siswa diharuskan mencatat; (3) guru

menanyakan unsur intrinsik cerpen yang terdapat dalam cerpen yang telah dibaca;

(4) guru menugaskan siswa untuk menulis cerpen dengan satu tema yang telah

ditentukan guru; (5) guru mengumpulkan cerpen yang telah ditulis siswa,

seadanya; (6) guru menilai cerpen siswa. Akibatnya, siswa kurang memiliki

kreativitas menciptakan cara baru dalam memandang sesuatu, mengekspresikan

diri, dan mendekati permasalahan.

Guna mengatasi hal tersebut perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan

mengimplementasikan suatu pembelajaran inovatif yang memungkinkan

terjadinya kegiatan belajar mengajar sebagai pusat perhatian dan guru hanyalah

sebagai fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman

belajar siswa. Pengalaman belajar siswa diperoleh melalui keterlibatan siswa

secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk berhubungan dengan

lingkungan dan interaksi dengan materi pembelajaran, teman, dan sumber belajar

lainnya.

Selanjutnya, siswa mengontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan

pengalaman yang diperolehnya. Pemilihan metode pembelajaran sangat penting,

(28)

commit to user

tidak mudah, dan sebagai wahana untuk melatih sikap untuk mampu menuangkan

ide, gagasan, berpikir logis, kreatif, cermat serta objektif atau mampu

mengorganisasikan tulisan sehingga dapat meningkatkan kemampuan ketajaman

penalaran siswa. .

Berdasarkan kondisi tesebut, guru perlu menggunakan sebuah metode

pembelajaran untuk meningkatkan meningkatkan kualitas proses pembelajaran

dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Alternatif metode

pembelajaran yang dipilih adalah metode spider concept map (peta konsep laba-laba) yaitu penggunaan pengorganisasian awal (advance organizer) yang merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan oleh David Ausubel

(dalam Trianto, 2009: 156). Metode spider concept map bermanfaat untuk mengaitkan bahan-bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal yang telah

dimiliki siswa. Pengetahuan awal menurut Ausubel, adalah menggarisbawahi

ide-ide utama dalam suatu situasi pembelajaran yang baru dan mengaitkan ide-ide-ide-ide

baru tersebut dengan pengetahuan yang telah ada pada pelajar (Nur dalam Trianto,

2009: 157). Spider concept map mempunyai beberapa keunggulan yang dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi baik dalam bidang

pemahaman, kreativitas, maupun igatan. Spider concept map mempunyai banyak keunggulan dua diantaranya, yaitu: (1) unik, sehingga mampu memperkuat daya

ingat, dan (2) spider concept map membuat siswa lebih mampu berkonsentrasi pada permasalahan yang sering dihadapi.

Metode spider concept map (peta konsep laba-laba) bukan hanya

(29)

commit to user

antara konsep-konsep itu. Faktor tunggal yang paling penting yang mempengaruhi

belajar adalah apa yang pelajar sudah tahu (Ausubel, 1968). Sebuah proses utama

dalam belajar adalah subsumption di mana materi baru terkait dengan gagasan-gagasan yang relevan dalam struktur kognitif yang ada. Dia menekankan bahwa

penggunaan ini berbeda dari ikhtisar dan ringkasan, tetapi hanya menekankan

ide-ide kunci dan rincian secara singkat. Penggunaan bertindak sebagai "jembatan

subsuming" antara bahan pembelajaran baru dan ide-ide terkait yang ada.

Berpijak dari uraian yang telah diungkapkan tersebut, maka penelitian

tentang peningkatan kualiats proses pembelajaran dan peningkatan kualitas

kemampuan menulis cerpen melalui metode spider concept map ini perlu segera dilaksanakan, sehingga pembelajaran menulis menjadi menarik dan

menyenangkan yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah dirumuskan

dalam tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia.

Dipilihnya metode spider concept map sebagai metode dalam pembelajaran

menulis cerpen, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mencari

ide untuk penulisan cerpen dan dapat lebih mudah mengembangkannya menjadi

sebuah cerpen yang menarik. Metode spider concept map diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemmapuan menulis cerpen

siswa IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan sebagai

(30)

commit to user

1. Apakah penerapan metode pembelajaran spider concept map dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan

pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten

Bantul?

2. Apakah penerapan metode pembelajaran spider concept map dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi

siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten Bantul?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut ini.

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen berdasarkan

pengalaman pribadi bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak, Kabupaten

Bantul, dengan menerapkan metode pembelajaran spider concept map.

2. Meningkatkan kemampuan siswa kelas IX E SMP Negeri 1 Pandak,

Kabupaten Bantul dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi

melalui metode pembelajaran spider concept map.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun

(31)

commit to user 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan

masukan/informasi untuk memperdalam pemahaman dan wawasan teori

tentang metode pembelajaran spider concept map dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP, khususnya menulis cerpen. Dengan penggunaan metode

pembelajaran spider concept map diharapkan hambatan atau kelemahan-kelemahan penggunaan metode pembelajaran spider concept map tersebut ditemukan pada penelitian ini dapat diantisipasi.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa

pihak khususnya yang terkait dalam bidang pendidikan dan pembelajaran.

Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut.

a. Manfaat bagi siswa.

1. Melalui penggunaan metode pembelajaran spider concept map mendorong siswa agar selalu aktif, semangat, dan kreatif untuk

membuat sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang pernah dialami

menjadi sebuah karya. Temuan siswa berupa kreativitas menciptakan

cara baru dalam memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan

mendekati permasalahan untuk dijadikan input sebagai kekayaan

perbendaharaan kreativitas siswa.

2. Hasil pembelajaran lebih efektif bagi siswa karena siswa diberikan

kesempatan lebih banyak kreatif untuk membuat sesuatu yang baru

(32)

commit to user

b. Manfaat bagi guru

1. Guru dapat mengefektifkan proses belajar mengajar dalam rangka

meningkatkan kemampuan bersastra siswa, khususnya kegiatan

menulis cerpen dengan menerapkan metode pembelajaran spider concept map.

2. Kemampuan guru memilih dan menerapkan metode pembelajaran

inovatif meningkat.

3. Guru mendapatkan pengetahuan lebih konkret mengenai penerapan

metode spider concept map dalam meningkatkan kemampuan menulis

cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.

4. Kemampuan guru menyusun RPP meningkat.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah, yaitu sebagai

berikut.

1. Prestasi akademik siswa, khususnya dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dapat meningkat.

2. Menumbuhkan suasana pembelajaran, khususnya pembelajaran bahasa

Indonesia yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

(33)

commit to user

13 BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, HIPOTESIS TINDAKAN

DAN KERANGKA BERRPIKIR

Pada bab II ini akan dibahas mengenai variabel-variabel penelitian

meliputi: 1) hakikat kemampuan menulis, 2) hakikat cerpen, 3) hakikat

kemampuan menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi, dan 4) metode

spider concept map.

A.Kajian Teori

1. Hakikat Kemampuan Menulis

a. Pengertian Kemampuan

...Kemampuan merupakan pengetahuan tentang bahasa yang bersifat abstrak

dan bersifat tidak sadar (Harimurti Kridalaksana, 2008: 117). Pengetahuan yang

dimiliki seseorang dapat diketahui oleh orang lain setelah seseorang tersebut

mengimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari. Baik aktivitas yang

direncanakan maupun yang tidak direncanakan. Tugas yang menggunakan

kemampuan yang tinggi dibandingkan tugas yang berada di tingkat bawahnya.

Selaras dengan itu, Warren (1974: 1) mengartikan kemampuan sebagai kekuatan

untuk menunjukkan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi

kompleks dan pemecahan problem mental.

...Caplin (2000: 1) mengemukakan bahwa kemampuan diartikan sebagai

kecakapan, ketangkasan, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan

suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir,

(34)

commit to user

mengungkapkan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor yaitu: (1) kemampuan

intelektual (intellectual ability) merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, dan 2) kemampuan fisik (physical ability) merupakan kemampuan

melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.

...Bertolak dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disintesiskan bahwa

kemampuan adalah kesanggupan intelektual dan kesanggupan fisik. Di mana

kesanggupan tersebut merupakan bawaan sejak lahir atau hasil latihan atau praktik

dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan

b. Pengertian Kemampuan Menulis

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, yakni tidak secara tatap muka dengan orang

lain. Menulis adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

menulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa

kata. Kemampuan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus

melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Berkaitan dengan pengertian menulis, Subarti Akadiah (1997: 13)

menyatakan bahwa kemampuan menulis merupakan suatu kecakapan

menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium. Kecakapan

menulis mencakup berbagai aktivitas. Kemampuan menulis diperlukan adanya

suatu bentuk ekspresi gagasan yang berkesinambungan dan mempunyai urutan

yang logis dengan menggunakan kosa kata dan tatabahasa tertentu atau kaidah

(35)

commit to user

informasi yang diekspresikan secara jelas. Itulah untuk menulis diperlukan latihan

dan praktek yang terus-menerus dan teratur. Selaras dengan itu, Hernita (dalam

Hayatul Masna, 2006: 89), menyatakan bahwa menulis adalah suatu kemampuan

seseorang dalam meramu dan menghadirkan pemikiran dalam bentuk ide baru

secara spontan untuk mengembangkan daya imajinasi, kreasi dan keindahan

berdasarkan kombinasi pengetahuan dan pengalaman yang telah ada dengan

pengalaman yang baru secara terstruktur dan bersistem

Menulis merupakan suatu kegiatan yang penyampaian pesan (komunikasi)

dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakatinya. Dengan

demikian komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yakni

penulis sebagai penyampai pesan (penulis), pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan (Soeparno dan Yunus (2007: 1.3).

Pada buku yang sama “Kemampuan menulis” dikatakan oleh Suparno dan

Yunus (2007: 1.29), bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa

penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis

melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, pesan atau isi tulisan,

saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Diungkapkan

pula bahwa menulis adalah sebuah proses, yakni penuangan ide, gagasan atau

pemikiran ke dalam kata-kata dalam bentuk tulisan. Hal ini diperkuat oleh Arikan

(36)

commit to user

but it should be taught and developed in cooperation with other skills and aspects

of the language studied” (2006: 5).

...Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang kompleks dan

bersifat produktif, karena kemampuan menulis lebih banyak menekankan pada

penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi

sustu gagasan alenia. Seperti halnya dikatakan oleh Conelly, et al.,(2006: 176) Writing is a complex skill involving a number of linguistic and nonlinguistic

processes.”

...Kegiatan kepenulisan di atas sangat terkait dengan penalaran. Penalaran

(reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju

pada suatu kesimpulan (Moeliono, dalam St.Y. Slamet, 2009: 97). Lebih lanjut,

diungkapkan oleh Sri Hastuti (dalam St.Y. Slamet, 2009: 98), bahwa kegiatan

menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks karena melibatkan cara

berpikir yang teratur dan berbagi persyaratan yang berkaitan dnegan teknik

penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan, (2) penggunaan kalimat, (3)

paragraf disusun dengan baik, (4) penerapan kaidah ejaan yang benar, dan (5)

penguasaan kosakata yang memadai.

Kemampuan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis

simbol-simbol grafis sehinga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi

kalimat menurut pertauran tertentu, melainkan kemampuan menulis adalah

kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui

(37)

commit to user

pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

...Kemampuan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola

bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan ini. Kemampuan

menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan

unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam

bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata

serta yang lainnya (St.Y.Slamet, 2009: 107).

Lebih lanjut, Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menjelasakan bahwa

menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa

dan lambang grafik itu, sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Seperti halnya,

Clara (1999: 57) mengemukakan bahwa “wtrting is essentailly a social act: you

ussualy write to comunicate with an audience which has expatitions a bout typr (orgende) you produce. Selanjutnya, Lado dalam Agus Suriamiharja, dkk (1996: 1) mengatakan bahwa: “To write is to put down the graphic symbols that

represent a language one understands, so that other can read these graphic

representation”.

Pada hakikatnya, kemampuan menulis lebih banyak menekankan pada

penuangan ide dan gagasan dalam bentuk kata-kata, susunan kalimat dan menjadi

suatu gagasan alenia. Sebab itulah, menulis dikatakan sebagai kemampuan

berbahasa yang paling kompleks, yang menuntut kemampuan menggunakan

(38)

commit to user

Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan

menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan

wacana dalam bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang

tepat, kemampuan memilih kata, dan sebagainya. Seperti pendapat Heato (dalam

Ai Sri Rahayu, 2006: 1) menyebutkan bahwa “the writing skills are compleks and

sometimes difficult to teach, requiring mastery not only of gramatical devices but

also of conceptual and judgemental elements.”

Mary S. Lawrence (dalam St.Y.Slamet, 2008: 97), mengemukakan bahwa

menulis adalah mengomunikasikan apa dan bagaimana pikiran penulis. Berkaitan

dengan pengertian menulis, lebih lanjut, oleh St. Y. Slamet mengungkapkan

bahwa:

“pada dasarnya, menulis itu bukan hanya berupa melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.”

Sependapat dengan uraian di atas, Iim Rahmina (1997: 3) mengungkapkan

bahwa menulis merupakan kegiatan pengungkapan ide, gagasan, perasaan, atau

emosi secara tertulis. Sementara, menulis menurut Roekhan dan Martutik (1991:

49) dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan

ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Diungkapkan pula oleh Atar Semi (1990: 8), bahwa menulis adalah

pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang bahasa.

Dengan kata lain, menulis adalah melahirkan pikiran dan perasaan lewat tulisan

(39)

commit to user

...Berbeda dengan pendapat mengenai pengertian menulis, The Liang Gie

(2002: 3) menyamakan pengertian menulis sama dengan mengarang.

Diungkapkannya bahwa menulis arti pertamanya ialah membuat huruf, angka,

nama, sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu

halaman tertentu. Dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata

sepadan yang mempunyai arti sama dengan mengarang. Mengarang adalah

segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk

dipahami.

Menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

pembaca untuk dipahami secara tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang

(A. Widyamartaya, 1990: 9). Dengan demikian, bahasa yang teratur merupakan

cerminan pikiran yang teratur pula, hal ini karen bahasa yang dipergunakan dalam

menulis dapat menggambarkan suasana hati atau pikiran penulis, sehingga melalui

bahasa tulis seseorang dapat menuangkan isi hati dan pikirannya.

Sebuah tulisan mencerminkan jiwa penulisnya. Oleh karenanya, kegiatan

menulis sama dengan mengarang, yakni suatu proses kegiatan pikiran manusia

yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada

diri sendiri dalam tulisan (A. Widyamartaya, 1990: 9). Sebuah tulisan dapat

dikatakan berhasil apabila tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh

pembaca. Segala ide dan pesan yang disampaikan dipahami secara baik oleh

(40)

commit to user

Syarat-syarat untuk memiliki kemampuan dalam menulis menurut Sri

Hastuti (dalam Jago Tarigan, 1997: 17) adalah: (1) kesatuan gagasan yang harus

dimiliki dulu oleh calon penulis, (2) kemampuan menulis kalimat atau lebih

tepatnya menyusun kalimat yang jelas dan efektif, (3) kemampuan menyusun

paragraf atau alinea, (4) menguasai teknik penulisan seperti tanda baca

(pungtuasi), (5) memiliki sejumlah kata yang diperlukan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan menulis adalah kecakapan seseorang dalam kegiatan menuangkan

ide, gagasan, pikiran, dan pengalaman serta perasaan dalam bentuk

lambang-lambang grafik atau tulisan yang diorganisasikan secara sistematik dan

menggunakan kalimat yang logis sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Kemampuan menulis dapat ditandai dengan kemampuan menerapkan ejaan,

menerapkan tata bahasa, mengungkapkan gagasan, menata organisasi karangan,

dan memilih kata.

c. Tujuan Menulis

Setiap orang dalam melakukan kegiatannya pasti memiliki tujuan, begitu

juga ketika seseorang menulis. Tujuan menulis harus ditentukan sebelum seseorang

melakukan kegiatan menulis. Ketika memulai menulis seorang penulis sudah harus

mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi saat membuat tulisan, dan itu berkaitan

langsung dengan tujuan kita menulis sehingga tulisan yang dibuat sesuai dengan

tujuan yang kita inginkan.

(41)

commit to user

mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikiran yang jelas dan efektif

kepada para pembaca. Sedangkan Dietch (2003: 4) mengungkapkan:

“purpose refer‟s to a writers motive, or reasion for writing, wich can

bestates or implied.Purpose has two aspects:general adn specific. The general purpose.

Writing has four general purpose: to inform to perrsuade, to express, and to entertaind.

The Specific purpose. To be clear, writing should have a specific a

purpose. In the intruction to watch your language.”

Pada dasarnya sebuah penulisan ada kalanya tidak hanya mencakup satu

tujuan, karena sering terlihat tujuan-tujuan seperti yang telah disebut di atas

bertumpang tindih dalam satu tulisan. Bahkan seorang penulis bisa membuahkan

tulisan dengan tujuan-tujuan selain yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi,

dalam satu tulisan pasti ada satu tujuan yang dominan. Tujuan yang dominan

itulah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut.

M. Atar Semi (2007: 14-19) mengungkapkan bahwa tujuan orang menulis

secara umum adalah sebagai berikut.

(1) Untuk Menceritakan Sesuatu

...Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain

...atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. Pembaca tahu

...apa yang diimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan penulis. Dengan begitu,

...terjadi kegiatan berbagi pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.

(2) Untuk Memberikan Petunjuk atau Pengarahan.

Tujun menulis yang kedua ialah memberikan petunjuk atau pengarahan. Bila

seseorang mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan

tahapan yang benar. Berarti dia sedang memberi petunjuk atau pengarahan.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita jumpai tulisan yang tujuannya

memberi petunjuk atau pengarahan tentang sesuatu, misalnya cara belajar yang

baik, petunjuk cara membuat kue, cara membuat alat rumah tangga, dan

lain-lain.

(3) Untuk Menjelaskan Sesuatu.

(42)

commit to user

tulisan tersebut, pembaca menjadi paham, pengetahuan bertambah, dan dapat bertindak dengan lebih baik pada masa yang akan datang. Dengan membaca produk yang ditawarkan. Mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak. (4)Untuk Meyakinkan

Ada kalanya orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya mengenai sesuatu. Mengapa seseorang perlu meyakinkan orang lain tentang pandangan atau buah pikirannya? Karena orang sering berbeda pendapat tentang banyak hal.

(5)Untuk Merangkum.

Ada kalanya orang menulis untuk merangkum sesuatu. Tujuan menulis semacam ini, umumnya dijumpai pada kalangan murid sekolah, baik yang berada di sekolah dasar, sekolah menengah, maupun para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi. Mereka merangkum bacaan yang panjang. Dengan menuliskan rangkumanm, berarti mereka akan sangat tertolong dan sangat mudah paham mempelajari isi buku yang panjang dan tebal.

Bertolak dari uraian di atas Henry Guntur Tarigan (2008: 24-25)

membatasi tujuan menulis adalah sebagai berikut.

1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse).

2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse).

3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse).

4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

Pada dasarnya sebuah penulisan ada kalanya tidak hanya mencakup satu

tujuan, karena sering terlihat tujuan-tujuan seperti yang telah disebut di atas

bertumpang tindih dalam satu tulisan. Bahkan seorang penulis bisa membuahkan

tulisan dengan tujuan-tujuan selain yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi,

dalam satu tulisan pasti ada satu tujuan yang dominan. Tujuan yang dominan

itulah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut.

Berbagai tujuan menulis yang telah dijelaskan di atas pada intinya memberikan

(43)

commit to user

disampaikan oleh penulis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari

menulis adalah sebagai alat komunikasi nonverbal, secara tidak langsung. Oleh

karena itu, lambang-lambang grafik atau grafologi yang dipergunakan oleh

penulis harus benar-benar oleh keduanya, baik penulis ataupun pembaca.

d. Asas-asas Menulis

Pada saat melakukan kegiatan menulis, pastilah diperlukan hal-hal yang

dijadikan pedoman atau asas menulis. Nurudin (2007: 39) dan The Liang Gie

(2002: 36), mengemukakan bahwa terdapat enam asas menulis seperti berikut.

1) Kejelasan (clarity)

Pengertian kejelasan di sini adalah tulisan harus dapat dibaca dan

dimengerti oleh pembaca. Ini juga termasuk bahwa yang dimaksud penulis

tidak disalahartikan atau salah tafsir oleh pembaca gara-gara

kalimat-kalimatnya tidak jelas. Dengan kata lain kalimat bisa dikatakan jelas kalau

apa yang dipahami oleh pembaca sama persis dengan apa yang dimaksud

penulisnya (Nurudin, 2007: 40).

Berdasarkan asas ini, setiap karangan haruslah jelas benar. Tulisan

harus mencerminkan gagasan yang dapat dibaca dan dimengerti oleh

pembacanya. Di samping itu, tulisan yang jelas berarti tidak dapat

disalahtafsirkan oleh pembacanya. Kejelasan berarti tidak samar-samar,

tidak kabur sehingga setiap butir ide yang diungkapkan tampak nyata oleh

pembaca. Guna memenuhi asas ini, H. W. Flower sebagaimana dikutip oleh

The Liang Gie (2002: 34), mengungkapkan bahwa asas kejelasan dalam

(44)

commit to user

dengan memilih: (a) kata yang umum dikenal ketimbang yang harus

dicari-cari artinya; (b) kata yang konkret ketimbang kata yang abstrak; (c) kata

tunggal ketimbang keterangan yang panjang lebar; (d) kata yang pendek

ketimbang kata yang panjang; (e) kata dalam bahasa sendiri ketimbang kata

asing.

Asas menulis yang pertama ini berlaku untuk tulisan nonfiksi ilmiah,

tetapi tidak berlaku untuk tulisan fiksi. Dalam tulisan fiksi seperti cerpen,

novel, drama maupun puisi, asas-asas tersebut sengaja dilanggar untuk

memperoleh efek keindahan.

2) Keringkasan (conciseness)

Keringkasan dalam asas menulis ini bukan berarti setiap tulisan harus

pendek. Keringkasan berarti suatu tulisan tidak boleh ada penghamburan

kata, tidak terdapat butir ide yang dikemukakan berulang-ulang, gagasan

tidak disampaikan dalam kalimat yang terlalu panjang.

Sama halnya dengan asas pertama, asas kedua ini tidak berlaku

sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Puisi terkadang diungkapkan dengan kata

yang hemat meskipun pada dasarnya mengandung berbagai gagasan. Lain

halnya dengan novel dan cerpen yang diungkapkan dengan kata berlebihan

untuk memperoleh efek keindahan, memperkuat perwatakan serta

memperjelas seting. Keringkasan yang dimaksud dalam asas menulis ini bukan berarti setiap tulisan harus pendek. Harry Shaw (dalam The Liang

Gie, 2002: 36) mengungkapkan bahwa penulisan yang baik diperoleh dari

(45)

commit to user

miskin dan kata yang boros.

Sementara itu, Nurudin mengungkapkan bahwa yang dimaksud

keringkasan di sini adalah bahwa kalimat yang disusun tidak saja

pendek-pendek tetapi jangan menggunakan ungkapan-ungkapan yang berlebihan.

Itu juga berarti jangan terlalu menghambur-hamburkan kata seenaknya, tak

berputar-putar atau mengulang-ulang dalam menyampaikan gagasan.

Namun demikian, pendek-pendek juga bukan berarti tanpa masalah (2007:

41).

3) Ketepatan (correctness).

Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa suatu penulisan harus

dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan

kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya (The Liang

Gie, 2002: 36). Guna menepati asas ini, penulis harus memperhatikan

berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca serta

kelaziman.

Asas ini juga tidak berlaku sepenuhnya untuk tulisan fiksi. Tulisan

fiksi bisa mempunyai banyak penafsiran. Pemahaman pembaca bukan

bergantung pada ketepatan tulisan, tetapi tingkat apresiasi yang dimilikiya.

Suatu penulisan harus dapat menyampaikan gagasan kepada pembaca

dengan kecocokan seperti yang dimaksud penulisnya. Ini berarti apa yang

diinginkan oleh penulis bisa dipahami sama persis oleh pembacanya. Itu

pulalah yang sering dianjurkan bahwa penulis yang baik adalah penulis

(46)

commit to user

4) Kesatupaduan (unity)

Kesatupaduan pada sebuah tulisan berarti bahwa sebuah paragraf

mesti menunjukkan secara jelas suatu maksud atau gagasan tertentu, dan

lazimnya dinyatakan dalam sebuah kalimat pokok atau kalimat topik.

Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam

paragraf tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik.

Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang

tidak relevan. ...

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.

Fungsi paragraf adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu,

dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali

tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut.

Penyimpangan pengembangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu

paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau satu topik.

Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tertentu.

...Sedangkan menurut Nurudin (2007: 41) yang dimaksud dengan

kesatupaduan adalah ada satu gagasan dalam alenia. Kasus demikian sering

dialami oleh penulis pemula yang belum terbiasa membuat alenia dengan

hanya ada satu pokok pikiran. Satu alenia sebisa mungkin hanya memiliki

satu pokok pikiran dengan beberapa pokok pikiran penjeas.

5) Pertautan (coherence)

Jika pada asas sebelumnya sebuah tulisan haus memuat satu gagasan

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
tabel  berikut.
Gambar 1. commit to user Spider Concept Map (Trianto, 2010: 164)
grafik yang menggambarkan suatu bahasa. Selain itu, dalam menulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat untuk mengukur suhu (Termometer). Universitas

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya atau

Pada bulan Februari 2016, terjadi penurunan jumlah penduduk yang aktif secara ekonomi, tercatat jumlah angkatan kerja mencapai 5.686 ribu orang atau turun sebesar 11 ribu

Pasal 1 angka 9 yang dimaksud Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang tidak termasuk dokter PTT, diangkat oleh Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk dan

Pemberian antibiotik pre operasi kurang tepat karena antibiotik diberikan terlalu awal, sebab cefotaxim mencapai kadar puncak di serum setelah 30 menit, sehingga

Salah sahr alat yang dapat digpnakan oleh gsru bimbingan dan konseling unhrk memahami individu adalah inventori. Inventori yang did&isikan Aiken

Berdasarkan hasil penilaian resiko diperoleh program yang memiliki potensi dampak yang tinggi ada 3 (Penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas, serta bahan kimia Pemulihan tanah

pelatihan keterampilan, agar mustahiq bisa lebih mandiri dan dapat memperbaiki taraf hidup mereka yang tergolong ekonomi bawah. Dalam program ini dikatakan relatif efektif,