TINJAUAN UMUM PROYEK
4.1 Deskripsi Proyek dan Pemilihan Lokas
Proyek Tesis Perancangan ini adalah fasilitas rest area. Fasilitas ini terdiri dari rumah makan, toko kelontong, bengkel sederhana dan tempat pencucian mobil. Proyek ini dilakukan dengan pendekatan arsitektur perilaku dimana pengamatan dilakukan berdasarkan pola aktifitas yang mempengaruhi ruang dan evalusi kepuasan pengguna. Pengamatan dapat dilakukan berdasarkan kelompok waktu dan kelompok kegiatan (siapa, apa, dimana, kapan, dan untuk apa).
4.1.1 Alternatif lokasi
Pada perencanaan bangunan rest area ini, ada tiga alternatif lokasi yaitu di Jalan Asrama, Kecamatan Medan Helvetia; Jalan Raya Lintas Sumatera, Pangkalan Brandan; dan di Jalan Lintas Sumatera Km 12 Kelurahan Pabatu, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.
Ketiga daerah ini dipilih berdasarkan 3 kriteria rest area yaitu secara normatif, prediksi masa yang akan datang, dan secara konvensional. Ketiga daerah ini juga merupakan potensi pasar terbesar untuk mendapatkan target pasar sebanyak- banyaknya.
Lokasi yang terpilih adalah:
1. Jalan Asrama (Kecamatan Medan Helvetia)
Lokasi berada pada jalur lingkar luar kota Medan (gambar 4.1) dimana kendaraan berukuran besar dan angkutan umum antar kota melewatinya karena tidak diperbolehkan melintas di dalam kota Medan.
Gambar 4.1 Peta alternatif lokasi Jl. Asrama
2. Jalan Raya Lintas Sumatera, Pangkalan Brandan
Lokasi berada pada pinggir kota Pangkalan Brandan (gambar 4.2). terletak pada jalur utama perlintasan keluar atau menuju daerah Aceh. Seiring dengan perkembangan Jalur Lintas Sumatera yang semakin baik mendukung perkembangan kebutuhan akan rest area.
3. Jalan Lintas Sumatera Km 12 Kelurahan Pabatu (kota Tebing Tinggi) Lokasi berada pada kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN. III Kebun Pabatu (gambar 4.3). Tapak berbatasan langsung dengan rel kereta api dan PTPN. III Kebun Pabatu.
Gambar 4.3 Peta alternatif lokasi kota Tebing Tinggi
Dari ketiga alternatif lokasi di atas dapat dilakukan penilaian berdasarkan beberapa kriteria (tabel 4.1) untuk memilih lokasi yang paling baik.
Tabel 4.1 Penilaian alternatif lokasi
No. Kriteria
Lokasi Jl. Asrama Jl. Lintas Sumatera
Pangkalan Brandan
Jl. Lintas Sumatera Km 12
1 Kriteria Umum
Rest Area Normatif.
prediksi masa yang
akan datang. Konvensional.
2 Existing SPBU dan lahan
kosong. (5) Lahan kosong. (5)
Tempat Peristirahatan para pengendara. (5) 3 Lokasi sekitar tapak Sangat strategis.
Tabel 4.1 (lanjutan)
No. Kriteria
Lokasi Jl. Asrama Jl. Lintas Sumatera
Pangkalan Brandan Jl. Lintas Sumatera Km 12 4 Target Market/massa Banyak tapi terbatas. (4)
Banyak tapi terbatas. (4) Sangat banyak/Luas. (5) 5 Aksesibilitas untuk target pasar Terbuka tapi terbatas. (4) Terbuka tapi terbatas. (4)
Terbuka dan sangat luas. (5) 6 Fungsi lain di sekitar tapak Ruko, perkantoran, bengkel, permukiman, dealer. (4)
Permukiman. (3) Perkebunan Kelapa Sawit. (4)
7 Pencapaian
Berada di Persimpangan JaLinSum dan Outer Ring Route. (4) Berada di Jalinsum Pangkalan Brandan. (4) Berada di JaLinSum dan dilewati
pengendara baik dari daerah Timur maupun Barat Sumatera. (5) 8 Luas site ± 15.000 M2. (3) ± 15.000 M2. (3) ± 20.000 M2 9 . (4) Fasilitas umum dan utilitas sekitar site Lengkap dan kondisi baik. (5)
Lengkap dan kondisi baik. (5)
Lengkap dan kondisi baik. (5)
Total 37 35 42
Sumber: Analisa Penulis
Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada tabel penilaian alternatif lokasi di atas, maka lokasi yang dipilih dalam mengamati pengaruh perilaku pada perancangan rest area ini adalah di Jalan Lintas Sumatera Km 12 Kelurahan Pabatu, Kota Tebing Tinggi.
4.1.2 Lokasi penelitian
Lokasi berada pada wilayah kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN. III Kebun Pabatu. Kelurahan Pabatu, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (gambar 4.4).
Gambar 4.4 Peta lokasi penelitian Sumber: Analisa Penulis
Lokasi berada pada wilayah kawasan Perkebunan Kelapa Sawit PTPN. III Kondisi di sekitar lokasi penelitian sangat hijau sebab terdapat banyak pepohonan di sepanjang tepi jalan, terutama kawasan Perkebunan Sawit (gambar 4.5).
Gambar 4.5 Kondisi eksisting lokasi penelitian Sumber: Dokumentasi Penulis
Lokasi penelitian merupakan rest area yang timbul secara alami sebagai tempat persinggahan kendaraan bermotor tetapi belum tertata dengan baik (gambar 4.6). Fasilitas ini terdiri dari rumah makan, toko kelontong, bengkel sederhana dan tempat pencucian mobil.
Gambar 4.6 Kondisi eksisting lokasi penelitian Sumber: Dokumentasi Penulis
4.1.3 Deskripsi kondisi lokasi penelitian
a. Batas Administrasi Lahan : Kelurahan Pabatu, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai
b. Kawasan : Perkebunan Kelapa Sawit PTPN. III
Kebun Pabatu. c. Ketinggian bangunan sekitar : -
d. Luas lahan : ± 20.000 M²
e. KDB : 60 %
f. Batas-batas Lahan
1. Sebelah Utara berbatasan dengan lahan kosong
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Lintas Sumatera 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan kosong
4. Sebelah Barat berbatasan dengan rel kereta api dan PTPN. III Kebun Pabatu
g. Eksisting : Tempat peristirahatan para pengendara
h. Topografi : Relatif datar
i. Vegetasi : Asri
j. Utilitas : PLN, PDAM, Telkom
Tentunya di dalam pemilihan lokasi penelitian tersebut memiliki beberapa keuntungan/potensi maupun kekurangan/kendala.
Keuntungan/potensi:
1. Aksesibilitas yang mudah dijangkau, karena tapak berada di Jalur Lintas Sumatera.
2. Merupakan jalur perlintasan yang harus dilalui kendaraan bermotor yang melintasi Jalur Lintas Sumatera, baik dari daerah Timur maupun Barat Sumatera.
3. Merupakan jalan negara dengan status termasuk dalam klasifikasi kelas I. 4. Kebutuhan akan rest area, karena di sekitar lokasi tidak terdapat rest area. 5. Jarak dari lokasi ke SPBU terdekat cukup jauh (± 20 Km).
6. Tapak berbatasan dengan lahan kosong sehingga memungkinkan untuk penambahan luasan apabila diperlukan.
7. Kebutuhan akan tempat persinggahan yang layak dan nyaman sebagai tempat untuk beristirahat, makan-minum, ataupun membeli kebutuhan- kebutuhan selama di dalam perjalanan.
8. Lokasi merupakan tempat persinggahan, namun kondisi eksisting belum tertata dengan baik.
9. Kelengkapan sarana dan prasarananya, termasuk utilitas dan fasilitas umum, dimana memiliki sarana dan prasarana berupa lajur jalan yang cukup lebar, sarana air bersih, listrik, sanitasi, saluran telepon.
Kekurangan/kendala lahan:
1. Arus kenderaan ramai, sehingga cenderung menimbulkan suasana yang bising pada Jalan Lintas Sumatera.
Untuk mengimbangi laju pertumbuhan kendaraan bermotor (tabel 4.2) dan kebutuhan atas efisiensi waktu selama diperjalanan maka diperlukan adanya suatu rest area atau tempat peristirahatan yang terpadu.
Tabel 4.2 Jumlah rata-rata perhari kendaraan bermotor yang melewati kota Tebing Tinggi menurut jenis kendaraan
Tahun Mobil Penumpang Mobil Gerobak Bus Total
2007 439 180 78 697
2008 460 197 83 740
2009 502 215 76 793
Sumber: Tebing Tinggi Dalam Angka, 2010
2. Lokasi berada pada jalur dimana para pengendara melaju dengan kecepatan tinggi.
Pengendara yang melaju dengan kecepatan tinggi menambah resiko persilangan alur kendaraan yang terjadi.
3. Berbatasan langsung dengan rel kereta api.
Lokasi yang berada pada sisi jalur kereta api memberikan kontribusi kebisingan secara berkala pada saat kereta api melalui wilayah Tebing Tinggi.
4.2 Studi Banding Proyek Sejenis