• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN UMUM PROYEK

4.2 Studi Banding Proyek Sejenis 1 Rest Area KM 19, Jawa Barat

Gambar 4.7 SPBU padaRest Area KM 19, Jawa Barat Sumber: Indonesia Design

PROJECT DATA :

Project Name : Rest Area Km 19 (Gambar 4.7)

Client : PT.Samudera Adidaya Sentosa

Arscitecture Consultant : Design Associates Architect

Principal Architect : Maria Rosantina & Gregorius Yolodi

Project Team : Erudin Halim, Jon Eduard (Alm). Dedy

Kelana, Ari Muladi

Structural Consultant : PT.Stadin Strukturindo

Project Management : Ciriajasa CM

Construction Management : Harry Hartawan, Daswir Rabais, Penta

Legawa

Contractor : PT. Multi Struktur, PT. Loh Bener, PT. Mitra

Pemuda, PT. Perkasa Adiguna, PT. Rabnovan, PT. AltekTirta Cemerlang, CV. Sumber Jaya Utama, CV. Rizki Wirogo

3d Images : Xna 3d Images

Graphic desain & logo : Namu

Coba kita cermati benar-benar, dan rasakan, bagaimana proyek ini seolah menempeleng kesadaran kita. Lihat, bagaimana bentuknya yang sama sekali berbeda dengan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) yang selama ini kita jumpai. Kalau lainnya hanya beratap datar dengan warna dan komposisi bentuk yang standar -malah cenderung seragam, yang satu ini peneduhnya seolah menjulang ke langit, dengan gestur bentuk yang demikian berbeda dengan rekan-rekan sebayanya.

Pertanyaan yang harusnya kita munculkan lantas haruslah begini: "Mengapa yang ini bisa, yang lain tidak". Ada dua kemungkinan, pertama, Arsitek memang membuat rancangan yang keluar dari pakem SPBU pada umumnya dan berhasil meyakinkan tentang rancangan SPBU pada umumnya yang telah out of date.

Kedua, ekspresi rancangan demikian ini memang berawal dari keinginan untuk mencoba melakukan eksperimentasi bentuk SPBU secara lebih kontemporer.

Namun apapun alibinya, proyek ini layak kita gelari sebagai tonggak bagi karya Arsitektur yang mampu lepas dari langgam yang sering kali membelenggu sebuah fungsi tertentu.

Sebaiknya, dan seharusnya, bentuk SPBU yang spesifik bisa menjadi nodes- nodes (tetenger) bagi sebuah wilayah (gambar 4.8), apalagi posisinya yang selalu menempati titik strategis dari sebuah path (jalur). Bentuk SPBU yang dirancang dengan pendekatan kontetel terhadap lingkungannya, akan memberikan sumbangsih terhadap wajah lingkup secara lebih progresif.

Gambar 4.8 Rest Area KM 19, Jawa Barat Sumber: Dokumentasi Penulis

Proyek ini di satu sisi mungkin juga diuntungkan oleh rencana liberalisasi SPBU di Indonesia, setelah bertahun sebelumnya proyek sejenis hanya dikangkangi segelintir konsultan perencana. Rencana ini tentu saja kabar baik, mengingat akan lebih banyak Arsitek yang terlibat dengan seribu gagasan segar. Tinggal kemauan dan keberanian pihak stake holder saja yang kita tunggu, apakah reformasi ini akan menyentuh taraf bentuk rancangan SPBU, seperti yang dicapai proyek ini.

Konsepsi proyek yang dinamai Rest Area KM 19 ini sendiri dikembangkan dari tempat istirahat yang biasanya terdapat di tepian jalan tol, yang lantas digabungkan dengan SPBU sebagai penunjang utama pengguna jalan tol. Shelter SPBU dibuat dengan konsep gerbang. Kolom-kolom utama yang biasanya dua buah di tiap pulaunya, kini hanya dibuat satu buah dan miring kearah jalan tol. Warna korporasi dari Pertamina (merah, perak, dan putih) digunakan pada elemen yang berbeda dari shelter biasanya.

Warna merah yang biasanya terdapat pada elemen listplank, di sini digunakan sebagai warna kolom, sedangkan warna perak yang biasanya sebagai warna kolom menjadi warna listplank. Kekuatan warna merah juga dijadikan sebagai vocal point dan ritme dari kolom yang membentuk rentetan tiang gerbang ke arah jalan tol.

Penjungkitan atap menjadi lebih tinggi di satu sisi, dimaksudkan sebagai respon kebutuhan akan kendaraan besar dengan tinggi yang lebih dari kendaraan biasanya. Ini menyiasati pula konsep sirkulasi yang memang dipecah menjadi dua zona, kendaraan besar (truk, bus, kontainer) dan kendaraan kecil (mobil pribadi).

Sebaiknya, dan seharusnya, bentuk SPBU yang spesifik bisa menjadi nodes- nodes (tetenger) bagi sebuah wilayah, apalagi posisinya yang selalu menempati titik strategis dari sebuah path (jalur). Bentuk SPBU yang dirancang dengan pendekatan kontetel terhadap lingkungannya, akan memberikan sumbangsih terhadap wajah lingkup secara lebih progresif.

Bentuknya yang sama sekali berbeda dengan SPBU yang selama ini kita jumpai (gambar 4.9). Kalau lainnya hanya beratap datar dengan warna dan komposisi bentuk yang standar, SPBU yang satu ini peneduhnya seolah menjulang ke langit.

Gambar 4.9 Desain Rest Area KM 19, Jawa Barat Sumber: Indonesia Design

Konsep proyek ini sendiri dikembangkan dari tempat istirahat yang biasanya terdapat di tepian jalan tol, yang lantas digabungkan dengan SPBU sebagai penunjang utama pengguna jalan tol (gambar 4.10).

Gambar 4.10 Suasana Rest Area KM 19, Jawa Barat Sumber: Dokumentasi Penulis

Pola aktivitas para pengguna Rest Area KM 19, Jawa Barat dapat dijadikan dalam suatu bentuk tabulasi agar dapat mempermudah pemetaan perilaku yang terjadi pada rest area ini (tabel 4.3).

Tabel 4.3 Pola aktivitas pelaku Rest Area KM 19, Jawa Barat

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

Pengelola 24 jam Mengelola dan menjalankan rest area

Para pengelola di sini yaitu operator SPBU dan

managemen rest area. Mereka menjalankan rest area dan SPBU ini 24 jam dan harus siap maka kala ada kendala yang terjadi di lapangan. Penjual

makanan

06.00-10.00 Bersih-bersih ruangan,

persiapan/ memasak makanan

Pedagang terbagi menjadi 2 yaitu pedagang stand makanan dan restoran cepat saji.

Tabel 4.3 (lanjutan)

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

10.00-16.00

16.00-19.00

19.00-22.00

Memasak, melayani pelanggan

Melayani pelanggan, istirahat

Memasak, melayani pelanggan

Pada waktu ini pelanggan relatif ramai sehingga para pengelola sibuk melayani pesanan para pelanggan. Pada waktu-waktu ini pelanggan yang datang telah berkurang.

Pada waktu makan malam ini pengunjung juga relatif ramai sehingga pengelola sibuk melayani pesanan para pelanggan.

Tabel 4.3 (lanjutan)

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

22.00-03.00 Melayani pelanggan, istirahat Selepas waktu makan malam pengunjung sudah berkurang. Tetapi biasanya pengelola masih buka dan melayani pesanan minuman dan makanan ringan. Pengemudi truk/mobil muatan

10.00-13.00 Istirahat, mengisi bahan bakar, memeriksa kendaraan

Pengemudi truk dan mobil muatan ada yang mengisi bahan bakar, memeriksa kondisi kendaraan, ataupun istirahat di sela-sela kemacetan jalan Tol Cikampek.

Tabel 4.3 (lanjutan)

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

13.00-16.00

16.00-19.00

19.00-22.00

Makan siang, istirahat

Istirahat, melanjutkan perjalanan

Makan malam, istirahat, bersosialisasi

Para pengemudi ini makan siang dan terkadang ada yang istirahat untuk kemudian melanjutkan perjalanan. Para pengemudi ada yang melanjutkan perjalanan tetapi beberapa ada juga yang tinggal untuk beristirahat. Selain makan juga beristirahat. Setelah sehari berkendara mereka melepas penat sejenak.

Tabel 4.3 (lanjutan)

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

22.00-06.00 Istirahat, melanjutkan perjalanan

Selesai makan malam ada yang melanjutkan perjalanan tetapi ada juga yang memilih beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Pengemudi/ penumpang bus

06.00-10.00 Istirahat, bersih diri, sarapan Bus perjalanan jauh seperti antar

provinsi ataupun antar pulau biasanya singgah di pagi hari untuk sarapan dan juga untuk kamar mandi.

Tabel 4.3 (lanjutan)

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

13.00-16.00

19.00-22.00

Istirahat, Shalat, makan siang

Istirahat, Shalat, makan malam

Para pengemudi dan penumpang bus hanya datang secara berkala yaitu di waktu-waktu IShaMa. Tetapi karena jumlah penumpang bus yang besar berpengaruh kepada tingkat keramaian di area saji. Kelompok ini setelah selesai IShaMa kembali melanjutkan perjalanan mereka.

Sumber: Analisa Penulis

Tabel 4.3 (lanjutan)

Pelaku Waktu Kegiatan Analisa kegiatan

Pengemudi/ penumpang kendaraan pribadi 06.00-10.00 13.00-16.00 19.00-22.00

Istirahat, bersih diri, sarapan

Istirahat, Shalat, makan siang

Istirahat, Shalat, makan malam

Kendaraan pribadi yang melakukan perjalanan jauh biasanya berhenti untuk sarapan dan juga untuk menggunakan kamar mandi. Pengendara biasanya singgah untuk IShaMa sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Mereka setelah selesai IShaMa akan melanjutkan perjalanan.

Berdasarkan analisa perilaku di atas dapat dilakukan pemetaan perilaku secara

Place-centered Mapping. Pemetaan yang akan menentukan ruang-ruang yang

dipergunakan para pelaku di Rest Area Km 19 ini (gambar 4.11).

Gambar 4.11 Pemetaan Place-centered MappingRest Area Km 19 Sumber: Analisa Penulis

Pengelola

Penjual Makanan

Pengemudi truk/mobil muatan Pengemudi/penumpang bus

Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Minimarket

Parkir

Parkir truk/Bus

Pujasera

Restoran cepat saji

SPBU

Kantor pengelola

Bengkel

Berdasarkan analisa perilaku di atas dapat dilakukan pemetaan perilaku secara

Person-centered Mapping. Pemetaan yang akan menentukan pola pergerakan para

pelaku di Rest Area Km 19 ini (gambar 4.12).

Gambar 4.12 Pemetaan Person-centered MappingRest Area Km 19 Sumber: Analisa Penulis

Pengelola

Penjual Makanan

Pengemudi truk/mobil muatan Pengemudi/penumpang bus

Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Parkir

Parkir truk/Bus

Pujasera

Restoran cepat saji

SPBU

Kantor pengelola

Bengkel Minimarket Toilet & Mushala

Pola penzoningan ruang yang jelas dan teratur berdasarkan fungsi kegiatan di

rest area Km 19 ini (gambar 4.13) memberikan pengunjung kemudahan untuk

mengakses. Fasilitas yang lengkap, waktu pelayanan yang cepat, dan faktor kenyamanan juga dapat menjadi alasan utama para pengendara berhenti dan beristirahat di tempat ini.

Secara sederhana rest area km 19, Jawa Barat dapat digambarkan melalui gambar skematik:

Gambar 4.13 Skematik Rest Area Km 19 Sumber: Analisa Penulis

Toilet & Mushala Minimarket Parkir Parkir truk/bus Pujasera Restoran cepat saji B e n g k e l SPBU Kantor pengelola

4.2.2 SPBU Rest Area KM 59, Jawa Barat

Sebagaimana Rest Area yang terdapat pada jalur Pantura pulau Jawa, SPBU yang satu ini tidak hanya sebagai tempat pengisian bahan bakar saja, tetapi dilengkapi dengan Fasilitas-fasilitas pendukung (gambar 4.14) lain yang menunjang kegiatan.

Gambar 4.14 Suasana rest area Km 59, Jawa Barat Sumber: Dokumentasi Penulis

Layanan 24 Jam dan berbagai fasilitas

Walaupun bentuk dan massa SPBU yang satu ini masih mengikuti pola-pola bentuk SPBU pada umumnya tetapi fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di dalamnya sangatlah lengkap (gambar 4.15). Yang dapat membantu dan mempermudah para pengendara selama di dalam perjalanan.

Gambar 4.15 Suasana rest area Km 59, Jawa Barat Sumber: Dokumentasi Penulis

Terdapat beberapa jenis restoran siap saji yang dapat menjadi pilihan para konsumen di rest area ini. tempat peristirahatan yang nyaman dapat dipergunakan pengunjung untuk beristirahat sejenak melepas kelelahan setelah berada dalam perjalanan (gambar 4.16).

Gambar 4.16 Berbagai fasilitas rest area Km 59 seperti rumah makan dan tempat peristirahatan

Standar pelayanan SPBU Pertamina yang semakin membaik di antara SPBU asing yang masuk ke Indonesia menjadi standar minimum SPBU ini (gambar 4.17).

Gambar 4.17 Berbagai fasilitas rest area Km 59 Sumber: Dokumentasi Penulis

Fasilitas-fasilitas penunjang yang terdapat di dalam SPBU ini sangatlah lengkap (gambar 4.18). Yang dapat membantu dan mempermudah para pengendara selama di dalam perjalanan.

Secara sederhana rest area km 59, Jawa Barat dapat digambarkan melalui gambar skematik:

Gambar 4.18 Skematik Rest Area Km 59 Sumber: Analisa Penulis

SPBU Parkir truk/bus Parkir Parkir Pujasera Bengkel dan kantor pengelola Restoran cepat saji Ruang terbuka hijau Toilet Mushala

Rest area ini berorientasi ke dalam. Ruang terbuka hijau yang menjadi pusat pergerakan diharapkan dapat mempermudah pengguna untuk melakukan kegiatannya (gambar 4.19). Akan tetapi fasilitas yang terpisah-pisah menjadi suatu kendala tersendiri yang mengakibatkan waktu pelayanan menjadi relatif lebih lambat.

Gambar 4.19 Skematik Rest Area Km 59 Sumber: Analisa Penulis

SPBU Parkir truk/bus Parkir Parkir Pujasera Bengkel dan kantor pengelola Restoran cepat saji Ruang terbuka hijau Toilet Mushala

Beberapa tempat pemberhentian yang ada di daerah Sumatera Utara yang menjadi magnet berhentinya para pengendara dan penunpang kendaraan bermotor (tabel 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, dan 4.11).

Tabel 4.4 Tempat pemberhentian Perbaungan

Kota Perbaungan

Tempat Rumah makan Padang Simpang Tiga dan Bahagia Pengunjung 1. Pengemudi/penumpang bus

2. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Pemberhentian ini menawarkan aneka hidangan masakan Padang yang khas. Hidangan ikan segar menjadi pilihan para pengunjung. Hidangan tambahan seperti sate dan mie rebus juga menjadi favorit di tempat ini.

Tabel 4.5 Tempat pemberhentian Perbaungan

Kota Perbaungan

Tempat Dodol Bengkel

Pengunjung 1. Pengemudi/penumpang bus

2. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Pusat penjualan oleh-oleh khas Perbaungan ini berada di sepanjang jalan Kampung Bengkel. Selain menawarkan dodol Perbaungan di sini juga menjual aneka kerajinan, makanan ringan khas perbaungan dan buah-buahan sebagai oleh-oleh dari kota Perbaungan.

Tabel 4.6 Tempat pemberhentian Sei Rampah

Kota Sei Rampah

Tempat Rumah makan Padang Sei Rampah Pengunjung 1. Pengemudi truk/mobil muatan

2. Pengemudi/penumpang bus

3. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Jajaran rumah makan padang yang berada di pekan kota Sei Rampah ini menjadi pilihan para pengendara karena harganya yang relatif murah dan menu makanan yang beragam.

Tabel 4.7 Tempat pemberhentian Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi

Tempat Rumah makan Padang Pabatu Pengunjung 1. Pengemudi truk/mobil muatan

2. Pengemudi/penumpang bus

3. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Tempat pemberhentian ini menjadi pilihan para pengendara karena harganya yang relatif murah dan menu makanan yang beragam. Lokasi yang buka untuk 24 jam juga menjadi alasan para pengendara berhenti untuk beristirahat.

Tabel 4.8 Tempat pemberhentian Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi

Tempat Sentra oleh-oleh khas Tebing Tinggi Pengunjung 1. Pengemudi/penumpang bus

2. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Tempat pemberhentian ini menyediakan oleh-oleh khas Tebing Tinggi seperti lemang, gipang kacang, dan kue kacang Rajawali khas Tebing Tinggi.

Tabel 4.9 Tempat pemberhentian Siantar

Kota Siantar

Tempat Rumah makan Beringin Indah Pengunjung 1. Pengemudi/penumpang bus

2. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Rumah makan ini menyediakan beraneka macam masakan burung goreng. Mulai dari burung Puyuh, burung Dara, burung Roa-roa dan berbagai jenis burung lain menjadi hidangan yang khas dan istimewa dari restoran ini.

Tabel 4.10 Tempat pemberhentian Siantar

Kota Siantar

Tempat Toko roti Ganda

Pengunjung Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Toko roti yang menyediakan roti selai yang khas ini menjadi salah satu tujuan berhenti pengendara untuk membeli oleh- oleh. Roti yang baru dibakar dan rasa selai srikaya yang istimewa menjadikan roti Ganda sebagai oleh-oleh khas dari Siantar.

Tabel 4.11 Tempat pemberhentian Padang Sidempuan

Kota Padang Sidempuan

Tempat Pusat kota Padang Sidempuan Pengunjung 1. Pengemudi truk/mobil muatan

2. Pengemudi/penumpang bus

3. Pengemudi/penumpang kendaraan pribadi Kegiatan

Analisa Sebagai kota besar terakhir sebelum perbatasan provinsi Sumatera Utara yang ada di Jalan Lintas Sumatera jalur Timur menjadikan kota Padang Sidempuan tujuan pemberhentian para pengemudi untuk makan dan beristirahat. Masakan khas ala Padang Sidempuan seperti gulai dan ikan sale juga memberikan alasan pengendara untuk berhenti.

BAB V

Dokumen terkait