• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

G. Deskripsi Responden

Responden dalam penelitian ini terdapat 21 unit industri bakpia dari total 23 industri bakpia yang ada di Kecamatan Ngaglik. Alasan hanya mengambil 21 unit karena industri bakpia di Dusun Tambakrejo sudah tidak ada lagi, dan industri bakpia di Dusun Gondangan Sudah tiga tahun hanya menerima pesanan. Karena itu saya hanya mengunakan 21 sampel yang saya anggap sesuai dapat menjawab rumusan masalah. Data responden industri bakpia Kecamatan Ngaglik dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel IV.14 Data Responden Industri Bakpia Kecamatan Ngaglik

No Nama Industri Nama Pemilik Alamat

1. Bakpia 803 Ibu Marno Jl. Tengiri 8 No. 3, Minomartani 2. Bakpia AAD Ibu Rini Jl. Tengiri 8 No. 13,

Minomartani 3. Bakpia 709 Ibu Siti Prihatini Jl. Tengiri 7 No. 9,

Minomartani 4. Bakpia 2000 Ibu Giek Jl. Tengiri 7 No. 13,

Minomartani 5. Bakpia 217 Ibu Rujimah Jl. Tengiri 7 No. 21,

Minomartani

6. Bakpia 904 Ibu Udin Jl. Tengiri, Minomartani 7. Bakpia 714 Ibu Suharti Jl. Tengiri 7 No. 14,

Minomartani

8. Bakpia Estu Ibu Dwi Istuning Jl. Tengiri Raya No. 1, Minomartani

9. Bakpia 703 Ibu Mardi Jl. Pondok Raya No.17, Minomartani

10. Bakpia 208 Bpk Yayat Plosokuning III, Minomartani

11. Bakpia ABI Ibu Sri Mawarni Jl. Munjair Raya No.14, Minomartani

13. Bakpia Prima Ibu Sumiatun Jl. Bandeng II No.11, Minomartani

14. Bakpia Dede Ibu Anifah Mei Khati

Plosokuning V, Minomartani

15. Bakpia 96 Bpk Sugeng Rejodani 1, Sariharjo 16. Bakpia 79 Ibu Erna Sari Jl. Tengiri 1 No.7,

Minomartani 17. Bakpia 905 Bpk Joko

Sungkono

Jl. Tengiri 9 No. 5, Minomartani 18. Bakpia Boe Dhe Ibu Siti M.

Pinson

Jl. Gurameh Raya B-7, Minomartani

19. Bakpia Kencana Bpk Aris Gunawan

Jl. Tengiri 10 No. 14, Minomartani

20. Bakpia 114 Ibu Sis Sarindi Jl. Tengiri 11 No. 4, Minomartani 21 Bakpia 116 Ibu Sri Kristina Jl. Tengiri 11 No. 6,

Minomartani Sumber: Hasil Wawancara

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Jumlah tenaga kerja industri bakpia

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama mengenai perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja yang digunakan dalam proses produksi.

Tabel V.1 Statistik Deskriptif Jumlah Tenaga Kerja

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 jumlah tenaga kerja

sebelum kenaikan harga BBM

2.95 21 1.024 .223

jumlah tenaga kerja sesudah kenaikan harga BBM

2.86 21 .910 .199

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Jumlah tenaga kerja sebelum kenaikan harga BBM rata-rata 2,95, dengan standar deviasi 1,024 dan rata-rata standar eror 0,223. Jumlah tenaga kerja sesudah kenaikan harga BBM rata-rata 2,86 dengan standar deviasi 0,910 dan rata-rata standar eror 0,199. Dibanding sebelumnya, terjadi penurunan rata-rata jumlah tenaga kerja sesudah kenaikan harga BBM.

Tabel V.2 Paired Samples Test

Pair 1

jumlah tenaga kerja sebelum kenaikan harga BBM - jumlah tenaga kerja sesudah kenaikan harga BBM Paired Differences: Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower. 95% Confidence Interval of the Difference Upper

.095 .436 .095 -.103 .294 t 1.000 df 20 Sig. (2-tailed) .329

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan tenaga kerja industri bakpia Ha = terdapat perbedaan tenaga kerja industri bakpia

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

P < 0,05, maka terdapat perbedaan tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Hasilnya menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,000. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,329. Oleh karena P = 0.329 > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesuah kenaikan harga BBM.

Selain dengan melihat signfikansi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitungdengan

t

tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung

( )t

hitung > statistik tabel

( )t

tabel . Terima Ho jika statistik hitung

( )t

hitung < statistik tabel

( )t

tabel . Diperoleh

t

hitung= 1,000 dan

t

tabelpada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehinga harga

tabel

t

=

t

(0,025;20)= 2,086.

t

hitungsebesar 1,000 <

t

tabelsebesar 2,086, maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Namun jika dilihat dari rata-rata jumlah tenaga kerja mengalami penurunan sebesar

(

X1X2

)

= 2,95 - 2,86 = 0,09.

2. Jumlah omzet penjualan industri bakpia

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai perbedaan jumlah omzet penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud omzet adalah banyaknya barang yang terjual dikalikan dengan harga jual.

Tabel V.3 Statistik Deskriptif Omzet Penjualan

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 omzet penjualan

sebelum kenaikan harga BBM 10564524 21 12588059.015 2746939.7 omzet penjualan sesudah kenaikan harga BBM 11119762 21 15158255.051 3307802.4

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Omzet penjualan sebelum kenaikan harga BBM rata-rata Rp10.564.524,00 per bulan, dengan standar deviasi 12.588.059,015 dan rata-rata standar eror 2.746.939,7. Omzet penjualan sesudah kenaikan harga BBM rata-rata Rp11.119.762,00 per bulan dengan standar deviasi 15.158.255,015 dan rata-ata standar eror 3.307.802,4. Dibanding sebelumnya, terjadi kenaikan rata-rata omzet penjualan sesudah kenaikan harga BBM.

Tabel V.4 Paired Samples Test

Pair 1

Omzet penjualan sebelum kenaikan harga BBM – Omzet penjualan sesudah kenaikan harga BBM Paired Differences: Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower. 95% Confidence Interval of the Difference Upper

-555238.09524 3118467.36242 680505.36860 -1974747.41980 864271.22932 t -.816 df 20 Sig. (2-tailed) .424

Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan omzet penjualan industri bakpia Ha = terdapat perbedaan omzet penjualan industri bakpia

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan omzet penjualan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

P < 0,05, maka terdapat perbedaan omzet penjualan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Hasilnya menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,816 atau 0,816. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,424. Oleh karena P = 0,424 > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan omzet industri bakpia sebelum dan sesuah kenaikan harga BBM.

Selain dengan melihat signfikansi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitungdengan

t

tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung

( )t

hitung > statistik tabel

( )t

tabel . Terima Ho jika statistik hitung

( )t

hitung < statistik tabel

( )t

tabel . Diperoleh

t

hitung= 0,816 dan

t

tabelpada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehinga harga

tabel

maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan omzet industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Namun jika dilihat dari rata-rata omzet mengalami kenaikan sebesar

(

X1X2

)

= Rp11.119.762,00 – Rp10.564.524,00 = Rp555.238,00 per bulan.

3. Jumlah upah tenaga kerja industri bakpia

Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga mengenai perbedaan upah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud upah adalah balas jasa yang diberikan sebagai pembayaran kepada pemilik sumber daya tenaga kerja.

Tabel V.5 Statistik Deskriptif Upah Tenaga kerja

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 upah sebelum

kenaikan harga BBM 459285.71 14 141228.9078 37745.013 upah sesudah kenaikan harga BBM 475714.29 14 171271.9064 45774.342

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Upah tenaga kerja sebelum kenaikan harga BBM rata-rata Rp459.285,71 per bulan dengan standar deviasi 141.228,9078 dan standar eror 37.745,013. Upah tenaga kerja sesudah kenaikan harga BBM rata-rata Rp475.714,29 per bulan dengan standar devasi 171.271,9064 dan standar eror 45.774,342. Dibanding sebelumnya terjadi kenaikan rata-rata upah pekerja sesudah kenaikan harga BBM.

Tabel V.6 Paired Samples Test

Pair 1

Upah sebelum kenaikan harga BBM – Upah sesudah kenaikan harga BBM

Paired Differences: Mean

Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower. 95% Confidence Interval of the Difference Upper

-16428.57143 65116.12619 17403.01675 -54025.50335 21168.36050 t -.944 df 13 Sig. (2-tailed) .362

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan upah tenaga kerja industri bakpia Ha = terdapat perbedaan upah tenaga kerja industri bakpia

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan upah tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

P < 0,05, maka terdapat perbedaan upah tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Hasilnya menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,944 atau 0,944. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,362. Oleh karena P = 0,362 > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan upah karyawan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Selain dengan melihat signfikansi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitungdengan

t

tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung

( )t

hitung > statistik tabel

( )t

tabel . Terima Ho jika statistik hitung

( )t

hitung < statistik tabel

( )t

tabel . Diperoleh

t

hitung= 0,944 dan

t

tabelpada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 13, sehinga harga

tabel

t

=

t

(0,025;13)= 2,160.

t

hitungsebesar 0,944 <

t

tabelsebesar 2,160, maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan upah tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Namun jika dilihat dari rata-rata upah tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar

(

X1X2

)

= Rp475.714,29 – Rp459.285,71= Rp16.428,58 per bulan.

4. Biaya produksi industri bakpia

Untuk menjawab rumusan masalah yang keempat mengenai perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud biaya produksi atau biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Tabel V.7 Statistik Deskriptif Biaya Produksi

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 biaya produksi

sebelum kenaikan harga BBM 8474709.5 21 10582093.118 2309202.0 biaya produksi sesudah kenaikan harga BBM 8966214.3 21 12134247.107 2647909.8

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Biaya produksi sebelum kenaikan harga BBM rata-rata Rp8.474.709,50 per bulan dengan standar devasi 10.582.093,118 dan rata-rata standar eror 2.309.202. Biaya produksi sesudah kenaikan harga BBM rata-rata Rp8.966.214,30 per bulan dengan standar deviasi 12.134.247,107 dan rata-rata standar eror 2.647.909,8. Dibanding sebelumnya terjadi kenaikan rata-rata biaya produksi sesudah kenaikan harga BBM.

Tabel V.8 Paired Samples Test

Pair 1

Biaya produksi sebelum kenaikan harga BBM – Biaya produksi sesudah kenaikan harga BBM. Paired Differences:

Mean

Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower. 95% Confidence Interval of the Difference Upper

-491504.76190 2187205.44176 477287.35701 -1487108.74248 504099.21867 t -1.030 df 20 Sig. (2-tailed) .315

Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan biaya produksi industri bakpia Ha = terdapat perbedaan biaya produksi industri bakpia

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan biaya produksi industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

P < 0,05, maka terdapat perbedaan biaya produksi industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Hasilnya menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,030 atau 1,030. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,315. Oleh karena P = 0,315 > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan upah biaya produksi industri bakpia sebelum dan sesuah kenaikan harga BBM.

Selain dengan melihat signfikansi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitungdengan

t

tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung

( )t

hitung > statistik tabel

( )t

tabel . Terima Ho jika statistik hitung

( )t

hitung < statistik tabel

( )t

tabel . Diperoleh

t

hitung= 1,030 dan

t

tabelpada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehinga harga

tabel

maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan biaya produksi industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Namun jika dilihat dari rata-rata biaya produksi mengalami kenaikan sebesar

(

X1X2

)

= Rp8.966.214,30 – Rp8.474.709,50 = Rp491.504,80 per bulan.

5. Keuntungan industri bakpia

Untuk menjawab rumusan masalah yang kelima mengenai perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud keuntungan adalah pendapatan yang diterima, hasil dari selisih antara penerimaan total dan biaya total.

Tabel V.9 Statistik Deskriptif keuntungan

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 keuntungan sebelum

kenaikan harga BBM 2091957.1 21 2901592.3098 633179.35 keuntungan sesudah kenaikan harga BBM 2153547.6 21 3534091.8121 771202.06

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Keuntungan penjualan sebelum kenaikan harga BBM rata-rata Rp2.091.957,10 per bulan dengan standar deviasi 2,901.592,3098 dan rata-rata standar eror 633.179,35. Keuntungan sesudah kenaikan harga BBM rata-rata Rp2.153.547,60 per bulan dengan standar deviasi 3.534.091,8121 dan standar eror 771.202,06. Dibanding sebelumnya

terjadi kenaikan rata-rata keuntungan penjualan sesudah kenaikan harga BBM.

Tabel V.10 Paired Samples Test

Pair 1

Keuntungan sebelum kenaikan harga BBM – Keuntungan sesudah kenaikan harga BBM Paired Differences:

Mean

Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower. 95% Confidence Interval of the Difference Upper

-61590.47619 1164557.28322 254127.23340 -591690.59603 468509.64364 t -.242 df 20 Sig. (2-tailed) .811

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2009

Hipotesis variabelnya adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan keuntungan industri bakpia Ha = terdapat perbedaan keuntungan industri bakpia

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan keuntungan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

P < 0,05, maka terdapat perbedaan keuntungan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Hasilnya menunjukkan nilai t hitung sebesar -0,242 atau 0,242. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,811. Oleh karena P = 0,242 > 0,05, maka Ho diterima atau tidak terdapat perbedaan keuntungan industri bakpia sebelum dan sesuah kenaikan harga BBM.

Selain dengan melihat signfikansi dua sisi, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitungdengan

t

tabel. Pengujian hipotesis berdasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung

( )t

hitung > statistik tabel

( )t

tabel . Terima Ho jika statistik hitung

( )t

hitung < statistik tabel

( )t

tabel . Diperoleh

t

hitung= 0,242 dan

t

tabelpada tabel distribusi nilai t, yaitu pada taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehinga harga

tabel

t

=

t

(0,025;20)= 2,086.

t

hitungsebesar 0,242 <

t

tabelsebesar 2,086 maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan keuntungan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Namun jika dilihat dari rata-rata keuntungan mengalami kenaikan sebesar

(

X1X2

)

= Rp2.153.547,60 – Rp2.091.951,10 = Rp61.590,50 per bulan.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis data dari 21 sampel industri bakpia, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Penulis akan membahas rumusan masalah satu persatu dan membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya.

1. Tidak terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM

Tenaga kerja adalah tenaga yang digunakan dalam proses produksi sehingga kegunaan ekonomi dapat meningkat. Tenaga kerja industri bakpia di Kecamatan Ngaglik antara 1 sampai 4 orang tenaga kerja. Karena industri bakpia termasuk industri rumah tangga maka tenaga kerja yang digunakan belum terlalu banyak. Selain itu juga ada beberapa industri yang membuat bakpia dibantu oleh anggota keluarga yang ada.

Hasil analisis menunjukan bahwa rata-rata tenaga kerja yang diperlukan industri bakpia sebelum kenaikan harga BBM adalah 2,95 atau 3 orang tenaga kerja. Sedang setelah kenaikan harga BBM tenaga kerja yang diperlukan industri bakpia adalah 2,86 atau 3 orang. Berdasarkan analisis tersebut rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM tidak mengalami perbedaan namun dilihat dari rata-ratanya terjadi penurunan sebesar 0,09. Tidak adanya perbedaan antara jumlah tenaga kerja sebelum dan

sesudah kenaikan harga BBM dapat dibuktikan dengan analisis uji t sampel berpasangan (paired-sample t-tes) pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dan df atau derajat kebebasan 20. Hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung sebesar 1,000 sedangkan t tabel 2,086. Menunjukkan bahwa t hitung lebih kecil dari t tabel (1,000 < 2,086) selain itu juga signifikansi dua sisi 0,329 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (0,329 > 0,05). Oleh karena itu, hipotesis awal (Ho) diterima dan ini berarti tidak ada perbedaan tenaga kerja industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Alasan yang menyebabkan tidak ada perbedaan tenaga kerja industri bakpia karena sebagian besar mereka tidak mengurangi tenaga kerja. Tenaga kerja berasal dari warga sekitar desa ada juga yang berasal dari anggota keluarga sendiri. Walaupun mengambil tenaga kerja dari luar keluarga tapi hubungan antara pekerja dengan pemilik industri bakpia seperti keluarga sendiri. Dari 21 industri bakpia yang saya gunakan sebagai sampel maka hanya 1 industri bakpia saja yang mengurangi pekerjanya.

Sehingga dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM terbukti dari signifikansi dua sisi 0,329 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (0,329 > 0,05). Selain itu juga terbukti dari perbandingan t hitung dengan t tabel yaitu t hitung 1,000 lebih kecil dari t tabel 2,086 (1,000 < 2,086).

2. Tidak terdapat perbedaan omzet penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM

Omzet penjualan adalah banyaknya barang yang terjual dikalikan dengan harga jual. Omzet penjualan dapat diartikan sebagai pendapatan kotor karena pendapatan yang diperoleh belum dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi. Omzet penjualan industri bakpia di Kecamatan Ngaglik diperoleh dari penjualan yang langsung kepada pembeli, penjual menitipkan pada toko oleh-oleh atau pesanan dari konsumen.

Dilihat dari tabel statistik deskriptif omzet penjualan menunjukkan rata-rata omzet penjualan sebelum kenaikan harga BBM sebesar Rp10.564.524,00 per bulan dan setelah kenaikan harga BBM sebesar Rp11.119.762,00 per bulan. Dari rata-rata omzet penjualan tersebut terlihat mengalami kenaikan sebesar Rp555.238,00 setelah kenaikan harga BBM. Namun setelah diuji dengan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test) pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dan df atau derajat kebebasan 20. Hasilnya menunjukkan bahwa t hitung sebesar 0,816 sedangkan t tabel 2,086. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dibandingkan t tabel (0,816 < 2,086) dan signifikansi dua sisi 0,424 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (0,424 > 0,05). Oleh karena itu hipotesis awal (Ho) diterima dan ini berarti tidak ada perbedaan omzet penjualan industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Alasan yang menyebabkan tidak ada perbedaan omzet penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM adalah karena kenaikan harga BBM tidak mempengaruhi permintaan bakpia secara signifikan. Walaupun produsen telah menaikkan harga jual setelah ada kenaikan harga BBM. Maka, produsen bakpia akan memperoleh pendapatan yang tidak berbeda pada saat sebelum kenaikan harga BBM. Walaupun bila dilihat dari rata-rata sesudah kenaikan harga BBM mengalami kenaikan Rp555.238,00 tetapi omzet penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM tidak mengalami kenaikan, hal ini terbukti dari analisis uji t yang telah dilakukan.

Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan omzet penjualan sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM terbukti bahwa omzet penjualan dari signifikansi dua sisi 0,424 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (0,424 > 0,05). Selain itu juga terbukti dari perbandingan t hitung dengan t tabel yaitu t hitung 0,816 lebih kecil dari t tabel 2,086 (0,816 < 2,086).

3. Tidak terdapat perbedaan upah pekerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM

Upah pekerja adalah balas jasa yang diberikan pada karyawan sebagai pembayaran atas tenaga kerja mereka yang digunakan dalam proses produksi. Karena industri bakpia mino termasuk dalam industri rumah tangga maka hanya 14 industri bakpia yang mempekerjakan

tenaga kerja dari luar. Sedangkan 7 industri bakpia masih mempekerjakan tenaga kerja dari anggota keluarga dan tidak memberi upah. Karena itu untuk mengetahui apakah ada perbedaan upah pekerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM maka saya menggunakan sampel 14 industri bakpia.

Bila dilihat dari rata-rata upah pekerja sebelum kenaikan harga BBM Rp459.286,00 per bulan sedangkan rata-rata upah pekerja sesudah kenaikan harga BBM adalah Rp475.714,00 per bulan. Dari rata-rata upah pekerja tersebut mengalami kenaikan Rp16.428,00 setelah kenaikan harga BBM. Namun bila dilakukan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test) pada taraf signifikansi 0,05 (5%) dan df atau derajat kebebasan 13. Maka diperoleh t hitung 0,944 lebih kecil dari t tabel 2,160 (0,944 < 2,160) dan signifikansi dua sisi 0,362 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (0,362 > 0,05). Oleh karena itu, hipotesis awal (Ho) diterima dan ini berarti tidak ada perbedaan upah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.

Alasan tidak terdapat perbedaan upah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM karena komponen upah dalam bentuk biaya mempunyai kekhasan, memiliki sifat mudah naik namun tidak mudah turun. Karena pandangan orang tentang upah dapat mempengaruhi kesejahteraan. Dari sampel 14 industri bakpia ada 10 industri bakpia tidak menaikkan upah setelah kenaikan harga BBM, 3 industri bakpia meningkatkan upah setelah kenaikan harga BBM dan 1

industri bakpia tidak memberikan upah lagi karena tidak mempekerjakan tenaga kerja karena hanya menerima pesanan. Walaupun bila dilihat dari rata-rata sesudah kenaikan harga BBM mengalami kenaikan Rp16.428,00, tetapi upah tenaga kerja sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM tidak mengalami kenaikan, hal ini terbukti dari analisis uji t yang telah dilakukan.

Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan upah sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM terbukti bahwa omzet penjualan dari signifikansi dua sisi 0,362 yang lebih besar dari taraf signifikan 0,05 (0,362 > 0,05). Selain itu juga terbukti dari perbandingan t hitung dengan t tabel yaitu t hitung 0,944 lebih kecil dari t tabel 2,160 (0,944 < 2,160).

4. Tidak terdapat perbedaan biaya produksi industri bakpia sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM

Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya produksi total dibagi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahan tidak berproduksi. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi, besar kecilnya tergantung dari jumlah yang akan diproduksi. Biaya tetap terdapat biaya upah tenaga

Dokumen terkait