• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi Hasil Penelitian

2. Deskripsi Siklus II

Pada hari Senin, 15 Februari 2010, peneliti bersama guru kelas melakukan diskusi perencanaan tindakan II. Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas D1-B setelah pelajaran dihari itu usai. Dalam melakukan diskusi ini peneliti bersama guru kelas kembali mengutarakan hasil refleksi pada siklus I.

ciii

Kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Alternatif tindakan yang digunakan pada siklus II sama dengan yang digunakan pada siklus I yaitu meningkatkan perbendaharaan kata siswa tunarungu wicara kelas D1-B dengan menggunakan media komputer dalam aplikasi powerpoint.

Uraian pada tahap perencanaan pada tindakan II adalah sebagai berikut :

1) Membuat skenario pembelajaran

Skenario pembelajaran yang dilakukan pada siklus II mengacu pada refleksi siklus I. Skenario pembelajaran yang dibuat adalah sebagai berikut :

1) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dan siap menerima pelajaran, mengajak siswa untuk berdoa, memberi salam kepada siswa, dan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “topi saya bundar”.

2) Setelah menyanyikan lagu bersama-sama guru bertanya kepada siswa apa yang dipakai di kepala berdasarkan lagu “topi saya bundar”.

3) Guru mengajak siswa untuk melafalkan huruf-huruf vokal yang ditampilkan dalam slide. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali ingatan siswa mengenai pelafalan huruf-huruf vokal tersebut dan melemaskan alat bicara siswa sebelum sebelum melakukan pelajaran.

4) Guru memperlihatkan gambar benda pada slide kemudian meminta siswa untuk merespon benda yang mereka lihat tersebut. Kemungkinan respon tiap anak berbeda, ada yang mungkin dapat menyabutkan nama benda tersebut ada pula yang mungkin hanya menunjukkan benda asli tanpa dapat menyebutkan nama benda tersebut.

5) Dari berbagai respon siswa, guru mencoba menarik perhatian siswa kembali dengan memperdengarkan suara pelafalan ucapan nama benda tersebut. Bagi siswa yang mendengar tentu mereka akan tampak seolah kaget dan berusaha mencari sumber suara. Tetapi bagi siswa yang tidak mendengar tentu akan diam saja.

civ

6) Siswa diminta untuk berusaha mendengarkan kembali apa yang mereka dengar, kemudian mengungkapkan apa yang mereka dengar.

7) Apabila apa yang didengar masih salah, guru membantu dengan mengucapkan kata benda tersebut, kemudian siswa menirukan apa yang diucapkan guru.

8) Kegiatan mendengarkan dan menirukan ini dilakukan berulang-ulang sehingga pengucapan/lafat penyebutan nama benda dapat diucapkan dengan benar oleh siswa.

9) Guru memperlihatkan penulisan nama benda tersebut, kemudian dibaca bersama-sama.

10) Siswa diminta maju ke depan kelas untuk menuliskan nama kata benda tersebut di papan tulis.

11) Setelah penulisannya benar, anak diminta membaca kembali apa yang telah ditulisnya.

12) Setelah benar barulah beralih pada kata selanjutnya.

13) Setelah 3 kosa kata, guru memperlihatkan kembali gambar-gambar yang telah dipelajari, kemudian meminta siswa menyebutkan nama benda tersebut, tetapi tanpa bantuan guru.

14) Setelah siswa dapat mengucapkan dengan benar barulah memperkenalkan benda lainnya.

15) Guru mengevaluasi kemampuan penguasaan perbendaharaan kata siswa dengan menampilkan gambar pada slide kemudian siswa diminta menyebutkan namanya secara lisan dan ditulis dalam bukunya.

2) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan a) Membuat Desain Media Powerpoint

Desain media powerpoin yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik anak tunarungu. Desain dibuat bersama-sama dengan guru kelas sebagai kolaborator. Pada siklus II desain tidak mengalami perubahan atau dapat dikatakan sama dengan siklus I. Tambahan desain

cv

pada siklus II yaitu menambahkan tulisan huruf vokal untuk diberikan di awal pelajaran.

b) Menyiapkan LCD

Menyiapkan LCD ini termasuk juga mencoba penggunaan LCD, posisi peletakan yang tepat, dan kejelasan hasil dari tampilan. c) Meja dan kursi

3) Menyusun RPP Lengkap

Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), peneliti berkonsultasi kepada guru kelas yang merupakan teman kolaborator.

4) Peneliti menyiapkan instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut.

5) Peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan bersama guru kelas. Dari diskusi yang dilakukan peneliti bersama guru kelas, disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada Hari Rabu, 17 Februari 2010 dan Hari Kamis, 18 Februari 2010 bertempat di ruang kelas D1-B SLB Negeri Salatiga.

6) Peneliti bersama kolaborator mempersiapkan tempat, menata tempat yang akan digunakan dan mengatur posisi yang sesuai.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu Hari Rabu, 17 Februari 2010 pada jam pelajaran ke 3 dan 4 (pukul 09.00 – 10.00) dan Hari Kamis pada jam pelajaran ke 1 dan ke 2 ( pukul 07.30 – 08.30). Setiap pertemuan (pelaksanaan tindakan) dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti, sedangkan guru kelas bertindak sebagai kolaborator yang bertugas melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran dan mengambil data sesuai dengan instrumen yang telah dibuat serta pengambilan dokumentasi kegiatan pembelajaran.

cvi

Pelaksanaan tindakan pertama yaitu Hari Rabu, 17 Februari 2010 dengan alokasi waktu 2 x 30 menit. Tindakan dimulai pada pukul 09.00 sampai pukul 10.00. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini yaitu mengenal sepuluh nama-nama benda yang ada di sekitar yaitu topi, baju, dasi, meja, sapu, buku, foto, tas, pensil dan kursi. Langkah-langkah pembelajaran pertemuan I pada siklus ke II adalah sebagai berikut :

1) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dan siap menerima pelajaran, serta memberi salam kepada siswa.

2) Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “topi saya bundar”. 3) Setelah menyanyikan lagu bersama-sama guru bertanya kepada siswa

apa nama benda yang dipakai di kepala berdasarkan lagu “topi saya bundar”.

4) Setelah mendapat jawaban dari siswa, guru menjelaskan bahwa nama benda yang dipakai sama dengan nama benda yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Beberapa anak dapat melafalkan nama benda tersebut dengan jelas.

5) Sebelum mulai masuk dalam materi pelajaran, guru mengajak siswa untuk melafalkan huruf-huruf vokal yang ditampilkan dalam slide. Kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan kembali ingatan siswa mengenai pelafalan huruf-huruf vokal tersebut dan melemaskan alat bicara siswa sebelum sebelum melakukan pelajaran.

6) Guru mendekati dan berusaha memperbaiki pelafalan huruf vokal pada siswa yang masih mengalami kesalahan dalam pelafalannya.

7) Setelah semua dapat mengucapkan dengan benar, guru memperlihatkan gambar benda pada slide kemudian meminta siswa untuk merespon benda yang mereka lihat tersebut. Karena nama benda-banda tersebut sudah pernah diajarkan sebelumya, beberapa anak dapat menyebutkan nama benda tersebut dengan benar.

8) Dari berbagai respon siswa, guru mencoba menarik perhatian siswa kembali dengan memperdengarkan suara pelafalan ucapan nama benda

cvii

tersebut. Dari kegiatan memperdengarkan bunyi/suara, tampak kurang mendapatkan respon dari siswa, sehingga guru memutuskan untuk melanjutkan ke pembelajaran selanjutnya.

9) Kegiatan melafalkan satu nama benda dilakukan berulang-ulang sehingga pengucapan/lafal penyebutan nama benda dapat diucapkan dengan benar oleh siswa.

10)Setelah pelafalan nama benda telah benar dan jelas, guru meminta siswa maju ke depan kelas untuk menuliskan nama benda tersebut di papan tulis. Papan tulis dibagi menjadi tiga bagian sehingga semua siswa dapat menuliskan secara bersamaan.

11)Guru memperlihatkan penulisan nama benda pada layar/ slide untuk mencocokkan penulisan siswa. Disini siswa sendiri yang dapat menentukan apakah yang telah ditulis benar atau masih salah.

12)Siswa yang penulisannya benar, diberi pujian oleh guru. sedangkan yang masih salah diminta untuk membetulkan dan mengingat panulisannya. 13)Penulisan nama benda di papan tulis dilakukan minimal lima tulisan

untuk satu nama benda, agar siswa benar-benar dapat mengingat penulisan nama benda tersebut.

14)Guru melakukan penekanan pembelajaran dan pengulangan pada beberapa kata yang masih sulit untuk diucapkan maupun ditulis oleh siswa, seperti kata foto, kursi dan pensil.

15)Guru mengevaluasi kemampuan penguasaan kosa kata siswa dengan menampilkan gambar pada slide kemudian siswa diminta menyebutkan namanya secara lisan dan ditulis dalam bukunya.

16)Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak siswa untuk mennyaksikan film animasi berdurasi 5 menit, kemudian berdoa bersama dan mengucapkan salam.

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada Hari Kamis, 18 Februari 2010. Pelaksanaan tindakan dimulai pada pukul 07.30 sampai pukul 08.30. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini yaitu mengenal sepuluh

nama-cviii

nama benda yang ada di sekitar yaitu topi, baju, dasi, meja, sapu, buku, foto, tas, pensil dan kursi. Langkah-langkah pembelajaran pertemuan II pada siklus ke II adalah sebagai berikut :

1) Guru mengkondisikan siswa untuk duduk dan siap menerima pelajaran, mengajak siswa untuk berdoa, memberi salam kepada siswa, dan melakukan absensi.

2) Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “topi saya bundar”. 3) Setelah menyanyikan lagu bersama-sama guru bertanya kepada siswa

apa nama benda yang dipakai di kepala berdasarkan lagu “topi saya bundar”.

4) Sebelum mulai masuk dalam materi pelajaran, guru mengajak siswa untuk melafalkan huruf-huruf vokal yang ditampilkan dalam slide.

5) Guru mendekati dan berusaha memperbaiki pelafalan huruf vokal pada siswa yang masih mengalami kesalahan dalam pelafalannya.

6) Setelah semua dapat mengucapkan dengan benar, guru memperlihatkan gambar benda pada slide kemudian meminta siswa untuk merespon benda yang mereka lihat tersebut. Beberapa anak dapat menyebutkan nama benda tersebut dengan benar.

7) Dari berbagai respon siswa, guru mencoba menarik perhatian siswa kembali dengan memperdengarkan suara pelafalan ucapan nama benda tersebut. Dari kegiatan memperdengarkan bunyi/suara, tampak kurang mendapatkan respon dari siswa, sehingga guru memutuskan untuk melanjutkan ke pembelajaran selanjutnya.

8) Kegiatan melafalkan satu nama benda dilakukan berulang-ulang sehingga pengucapan/lafat penyebutan nama benda dapat diucapkan dengan benar oleh siswa.

9) Setelah pelafalan nama benda telah benar dan jelas, guru meminta siswa maju ke depan kelas untuk menuliskan nama benda tersebut di papan tulis. Papan tulis dibagi menjadi tiga bagian sehingga semua siswa dapat menuliskan secara bersamaan.

cix

10)Guru memperlihatkan penulisan nama benda pada layar/ slide untuk mencocokkan penulisan siswa. Disini siswa sendiri yang dapat menentukan apakah yang telah ditulis benar atau masih salah.

11)Siswa yang penulisannya benar, diberi pujian oleh guru. sedangkan yang masih salah diminta untuk membetulkan dan mengulang panulisannya. 12)Penulisan nama benda di papan tulis dilakukan minimal lima tulisan

untuk satu nama benda agar siswa benar-benar dapat mengingat penulisan nama benda tersebut.

13)Guru melakukan penekanan pembelajaran dan pengulangan pada beberapa kata yang masih sulit untuk diucapkan maupun ditulis oleh siswa, seperti kata kursi dan pensil.

14)Guru mengevaluasi kemampuan penguasaan kosa kata siswa dengan memberikan soal bergambar yang harus dijawab oleh siswa dengan menyebutkan nama benda yang ada pada gambar, kemudian menuliskannya di kolom yang telah tersedia.

15)Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “satu satu” bersama, menyaksikan film animasi, mengucapkan salam, dan mempersilahkan siswa untuk istirahat.

c. Observasi

Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis, 17 dan 18 Februari 2010. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti bersama kolaborator, didapatkan hasil bahwa peneliti (sebagai guru yang melakukan tindakan) telah melaksanakan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Dari perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan pada siklus II, secara umum proses pembelajaran pada siklus II telah dapat berjalan lancar dan guru telah dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai terhadap kemampuan guru dalam menjelaskan masuk dalam kriteria baik yaitu dengan perolehan skor 78 dari skor tertinggi 80, dan kemampuan guru dalam mengelola kelas masuk dalam kriteria baik dengan

cx

perolehan skor 70 dari skor tertinggi 75. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media komputer dalam aplikasi powerpoint telah terlihat semakin tinggi sehingga perbendaharaan kata siswa tunarungu kelas D1-B dapat meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari tabel motivasi dan keterampilan bicara (melafalkan kata) berikut ini :

Tabel 9. Perolehan Skor Motivasi Siswa Siklus II

No Subyek Jumlah skor motivasi Kriteria

1. AG 63 Tinggi

2. AR 54 Tinggi

3. IH 42 Sedang

Rata-rata 53 Tinggi

Pada siklus II diperoleh hasil skor observasi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran perbendaharaan kata yaitu 2 dari 3 siswa masuk dalam kriteria motivasi tinggi dalam mengikuti pembelajaran perbendaharaan kata atau sebesar 66,67%, sedangkan 1 siswa atau sebesar 33,33% masuk dalam kriteria motivasi sedang dalam dalam mengikuti pembelajaran perbendaharaan kata. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan di bandingkan dengan perolehan motivasi mengikuti pembelajaran perbendaharaan kata pada siklus I.

Untuk perolehan penilaian observasi keterampilan bicara (melafalkan kata) siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Perolehan Penilaian Observasi Keterampilan Bicara (Melafalkan Kata) Siklus II

No Sunyek Jumlah Skor Keterampilan

Bicara (Melafalkan Kata) Kriteria

1. AG 35 Baik

2. AR 31 Baik

3. IH 24 Cukup

cxi

Meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti Pembelajaran perbendaharaan kata berpengaruh pula pada peningkatan keterampilan bicara siswa. Perolehan penilaian observasi terhadap keterampilan bicara (melafalkan kata) siswa diperoleh hasil bahwa 2 dari 3 siswa atau sebesar 66,67% termasuk dalam kriteria ketermpilan bicara baik, sedangkan 1 siswa atau sebesar 33,33% termasuk dalam kriteria cukup dalam keterampilan bicara.

Peningkatan hasil evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II

No Subyek Nilai Batas Ketuntasan

1 AG 95 Tuntas

2 AR 85 Tuntas

3 IH 60 Tidak tuntas

Rata rata 78,33 Tuntas

Penilaian keterampilan bicara khususnya dalam pengucapan kosa kata yang meningkat untuk setiap anak menyebabkan meningkat pula hasil evaluasi setiap siswa. Pada siklus II diperoleh hasil 2 dari 3 siswa masuk dalam kriteria tuntas, sedangkan 1 siswa masuk dalam kriteria tidak tuntas. Tidak tuntasnya hasil evaluasi salah satu siswa disebabkan karena siswa tersebut belum dapat mencapai batas minimal nilai yang ditetapkan dari sekolah tersebut yaitu nilai 62.

d. Refleksi

Proses pembelajaran perbendaharaan kata dengan materi mengenal nama-nama benda di sekitar untuk kelas D1-B SLB Negeri Salatiga pada siklus II telah telah tampak adanya memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Hal ini terbukti dengan usaha guru dalam melakukan apersepsi yaitu dengan bernyanyi bersama. Pada awal pembelajaran dilakukan pelemasan

cxii

alat bicara siswa dengan mengulang dan menyebutkan kembali huruf-huruf vokal a, i, u, e, o. bersama-sama.

Dalam memberikan penjelasan kepada siswa guru sudah terlihat lebih pelan/santai dan melafalkan setiap kata dan kalimat dengan jelas sehingga siswa-siswa dapat lebih paham terhadap penjelasan dan perintah guru.

Dalam memberikan contoh kepada siswa pun guru mengambil contoh-contoh sederhana yang memang dialami siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami contoh tersebut. Dalam mengelola kelas sikap tegas guru sudah tampak, sehingga siswa tidak lagi acuh terhadap perintah dan teguran guru. Dalam memberikan teguran guru telah memberikan alternatif tindakan yang seharusnya dilakukan oleh siswa sehingga siswa tidak menjadi bingung dengan teguran ataupun perintah guru. Pada siklus II ini guru telah tampak memberikan penguat pada waktu-waktu yang tepat sehingga siswa menjadi termotivasi dan merasa lebih senang dalam mengikuti pembelajaran perbendaharaan kata.

Berdasarkan hasil observasi dan tes siklus II diperoleh hasil bahwa 2 dari 3 siswa atau 66,67% termasuk motivasi tinggi dalam mengikuti pembelajaran perbendaharaan kata, 2 dari 3 siswa atau sebesar 66,67 % siswa termasuk dalam keterampilan melafalkan kata dengan kriteria baik, dan 2 dari 3 siswa atau sebesar 66,67% dapat tuntas dalam evaluasi siklus II dengan memperoleh nilai > 62. Jadi, jika ditinjau dari indikator ketercapaian yang telah ditentukan yaitu 2 dari 3 siswa mendapat nilai ≥ 62, 2 dari 3 siswa memiliki motivasi tinggi dalam mengikuti pembelajaran dan 2 dari 3 siswa baik dalam keterampilan bicara (melafalkan kata), maka pada siklus II ini telah berhasil mencapai indikator ketercapaian.

Dokumen terkait