HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Deskripsi Unit Analisis
4.1.1.4 Deskripsi Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada sembilan orang yang menjadi informan utama yang kriterianya telah disepakati dan dijabarkan di unit analisis serta ada dua orang informan tambahan yang bertujuan untuk menggali lebih dalam akulturasi yang dialami oleh para imigran. Dalam menetapkan informan, peneliti telah terlebih dahulu melakukan pengamatan dengan teliti agar data yang diperoleh mampu mewakili keseluruhan dari akulturasi yang dialami oleh pekerja Tiongkok.
Adapun deskripsi dari masing-masing informan sebagai berikut:
Informan I
Nama : Mr. Ding Zian
Jenis Kelamin : Laki - laki
Asal : Beijing, Tiongkok
Usia : 33 Tahun
32
Universitas Sumatera Utara
Tanggal wawancara : 10 Februari 2015
Pukul : 10 : 24 WIB
Tempat : Kantor GPEC, Pangkalan Susu.
Mr. Ding Zian atau yang sering di sapa dengan sebutan Mr.Ding ini merupakan informan Tiongkok pertama yang peneliti temui. Dengan tinggi sekitar 170 cm, berkulit putih khas Tiongkok. Ia merupakan salah satu informan yang sudah mampu berbahasa Indonesia dengan baik, walaupun sempat beberapa kali saya ditolak olehnya untuk melakukan wawancara dengan alasan tidak paham dan tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan. Akan tetapi setelah melakukan berbagai macam pendekatan dengan intens kepada beliau peneliti akhirnya diperbolehkan untuk mewawancarainya. Dalam penilaian peneliti akan kepribadiannya peneliti mendapati bahwa ia adalah pribadi yang ramah kepada orang yang dikenal dan agak sedikit tertutup terhadap orang baru dan ia juga termasuk pribadi yang baik serta disegani oleh bawahannya.
Mr. Ding menjabat sebagai kepala seksi sipil yang bertugas untuk mengkoordinir dan mengawasi segala sesuatu yang berhubungan dengan kelistrikan dan mesin. Dalam kesehariannya ia bekerja di lapangan untuk memastikan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja bawahannya sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan sebelumnya. Kurang lebih sudah empat setengah tahun lamanya ia berkecimpung di dalam proyek ini dan akan terus berlanjut hingga proyek pembangunan PLTU ini diserahterimakan secara sah kepada pemerintah Indonesia.
Informan II
Nama : Mr. Yan Lu Zung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Asal : Changsu, Tiongkok
Usia : 26 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Civil
Tanggal wawancara : 24 Februari 2015
Pukul : 10: 39 WIB
Mr. Yan Lu Zung atau yang sering disapa dengan sebutan Big Man adalah informan kedua yang peneliti temui untuk diwawancarai. Ia dipanggil Big man dikarenakan ia memiliki postur tubuh yang cukup besar dan gempal. Dengan tinggi sekitar 185 cm, ia memiliki keunikan dalam berjalan yang agak sedikit membungkuk. Walaupun dia besar tetapi jangan kira ia adalah pribadi yang kaku, melainkan ia pribadi yang ramah bahkan termasuk welcome ketika peneliti menemuinya untuk diwawancarai. Mr. Big Man ini sendiri merupakan orang Tiongkok yang belum mampu berbahasa Indonesia bahkan ketika sudah 2 tahun lamanya ia bekerja di Indonesia ia belum juga mampu mengenal bahasa sehari-hari.
` Dalam proses wawancara tersebut peneliti melakukan teknik Tanya jawab yang telah disusun secara sistematis sebelumnya dan peneliti sendiri berkomunikasi dengan beliau menggunakan bahasa Inggris. Walaupun dalam wawancara butuh sedikit perjuangan ekstra untuk mengartikan maksud yang diucapkan oleh informan.
Informan III
Nama : Awaludin
Jenis Kelamin : Laki- Laki
s Alamat :Desa Tanjung Pasir, Pangkalan Susu
Usia : 34 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Pengawas Lapangan Tanggal wawancara : 25 Februari 2015
Pukul : 10 : 15 WIB
Tempat : Kantor Bagus Karya, Pangkalan Susu Awaludin adalah salah seorang pekerja Bagus Karya yang cukup senior dikalangan pekerja lainnya.Dengan tinggi sekitar 165 cm, berkulit hitam, dengan gaya sederhana khas pekerja lapangan, ia merupakan Informan ke tiga yang penulis temui yang sudah cukup lama bekerja di proyek PLTU. Beliau juga masyarakat yang tinggal di sekitar proyek PLTU, beliau sudah bisa dibilang cukup berpengalaman dalam bekerja di proyek ini, pada awalnya ia bekerja pada Tahun 2008 akhir yaitu pada saat pembangunan proyek ini pertama sekali
34
Universitas Sumatera Utara
dibangun. 7 Tahun lamanya ia bekerja sehingga secara otomatis ia sudah mendapat banyak pengalaman dalam berinteraksi dengan pekerja Tiongkok, ia juga dipanggil suhu atau guru oleh beberapa pekerja lokal karena menurut pernyataan dari rekan kerjanya ia termasuk orang yang bergaul akrab dengan kolega yang berasal dari Tiongkok dan ia juga sering membantu para pekerja Tiongkok mempelajari bagaimana berbahasa Indonesia dengan baik .
Informan IV
Nama : Mr. Tao Yong Jie
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Asal : Guangdong, Tiongkok
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Civil Engineering Tanggal wawancara : 18 Maret 2015
Pukul : 15: 33 WIB
Tempat : Kantor GPEC, Pangkalan Susu
Mr.Tao merupakan informan ke empat yang peneliti temui di PLTU Pangkalan Susu. Dengan usia yang tergolong muda sekitar 25 tahun, tinggi sekitar 160 cm, berkulit putih khas Tiongkok. Beliau sendiri sudah 2 tahun bekerja di proyek PLTU namun hingga kini ia belum mampu menguasai bahasa Indonesia dengan alasan ia selalu berkomunikasi dengan orang Indonesia memakai bahasa Inggris dan bahasa nonverbal. Ia sendiri adalah pribadi yang ramah dan cukup terbuka dengan kedatangan orang baru,sehingga penulis tak perlu menunggu lama untuk melakukan wawancara terhadapnya, bahkan ketika peneliti datang menemuinya ia menyempatkan untuk berfoto dengan peneliti, ia juga ingin berteman dengan peneliti dan hingga saat ini kami terus menjalin kontak melalui BBM (BlackBerryMessenger) untuk hanya sekedar bertanya kabar dan hal-hal lainnya seputar penelitian ini.
Informan V
Nama : Junita
Alamat : Jl. Gotong Royong, Pangkalan Susu
Usia : 26 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Koki - Helper Cooking Tanggal wawancara : 18 Maret 2015
Pukul : 19:00 WIB
Tempat : Mess GPEC.
Junita adalah informan ke lima yang peneliti temui di proyek ini. Sudah 3 tahun lamanya ia bekerja sebagai juru masak para pekerja Tiongkok. Dengan tinggi sekitar 150 cm, berbadan sedikit gempal dan berkulit coklat ia cukup terbuka dengan peneliti, hal ini diketahui ketika ia banyak membagi pengalaman pribadinya kepada peneliti.
Ia mengatakan jika bekerja sebagai juru masak itu sangat berat karena mereka harus dikejar waktu setiap harinya. Pada pukul 07:00 WIB pagi makanan harus sudah tersaji untuk sarapan para pekerja, sehingga mau tak mau mereka sudah harus memulai memasak pada pukul 5 pagi dan mereka juga harus mempersiapkan makanan pada pukul 12:00 dan sore pada pukul 18:00, sehingga setiap hari ia harus berangkat bekerja pada pukul 4:30 WIB dan pulang pada pukul 19:00 Tidak hanya di situ saja tantangan berat lainnya yang harus dilakoninya, sebagai juru masak ia tidak memiliki hari libur. Dalam 1 bulan itu ia terus bekerja bahkan pada hari minggu serta hari besar keagaamaan sekalipun ia dituntut harus bekerja memasak di sana. Ia berbagi kepada peneliti hal yang paling berat dan yang paling terasa bagi dirinya adalah ketika ia juga harus kehilangan banyak waktu untuk bersama-sama mengurusi rumah tangganya dengan seluruh sanak keluarga yang ada dirumah.
Informan VI
Nama : Mr. Mao Tang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Asal : Fulan, Tiongkok
Usia : 41 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Civil Engineering Tanggal wawancara : 26 Maret 2015
36
Universitas Sumatera Utara
Pukul : 11:37 WIB
Tempat : Kantor GPEC, Pangkalan Susu
Mr. Mao Tang merupakan informan ke enam yang peneliti wawancarai. Ia merupakan pribadi yang cukup tertutup dan sangat sulit untuk diwawancarai. Mempunyai ciri-ciri rambut lurus meruncing, kulit putih, tinggi sekitar 172 cm. Ketika peneliti datang ke kantornya ia pun selalu menolak peneliti dengan alasan masih sibuk, keesokan harinya peneliti kembali mendatangi ruangan beliau sambil ditemani oleh seorang translator ibu Jessi dan ibu Jessi inilah yang memberitahu Mr. Mao Tang maksud peneliti untuk mewawancarainya.
Mr.Mao tang adalah pekerja Tiongkok yang sudah cukup lama bekerja di proyek PLTU, ia juga sudah menguasai bahasa Indonesia dengan cukup baik, walaupun begitu, aksen Tiongkoknya masih melekat dalam setiap pengucapan kata yang disampaikannya.
Informan VII
Nama : Bernard Patralison Girsang
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Perumnas Simalingkar, Medan
Usia : 24 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Civil Engineering Bagus Karya Tanggal wawancara : 6 April 2015
Pukul : 12:25 WIB
Tempat : Kantor Bagus Karya
Bernard Patralison merupakan informan ke 7 yang peneliti wawancarai. Dengan ciri-ciri berbadan sedikit gempal, tinggi sekitar 170 cm, kulit coklat, memakai kacamata dan selalu memakai jaket khas pecinta Liverpool. Walaupun pada awalnya kami belum pernah saling mengenal dan baru dipertemukan di dalam proses penelitian ini, akan tetapi ia adalah salah satu orang yang banyak membantu peneliti di dalam proses penelitian di lapangan. Beliau menjadi pendamping peneliti dalam hal mengurus izin wawancara di kantor GPEC, membantu peneliti untuk melihat bagaimana para pekerja Tiongkok dan lokal yang ada di sekitar proyek berinteraksi, membantu mengarahkan peneliti untuk
menemui informan yang sesuai dengan kriteria yang disepakati sebelumnya dan sekaligus menjadi teman baik peneliti selama melakukan proses penelitian di lapangan.
Ia telah bekerja selama 2 tahun di proyek tersebut dan ditempatkan untuk mengawasi kinerja para pekerja Tiongkok, tidak hanya itu ia juga ditugaskan untuk mengurusi surat izin keluar-masuk material proyek, bahkan ia juga tinggal dan membaur di dalammess para pekerja Tiongkok. dari keseluruhan aktivitas beliau maka tidak diragukan lagi jika ia sangat sering berinteraksi dan mengenal betul perilaku dan kebiasaan pekerja Tiongkok.
Informan VIII
Nama : Suprayitno
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Desa Tanjung Pasir
Usia : 48 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Penjaga warung Tanggal wawancara : 12 April 2015
Pukul : 21: 15 WIB
Tempat : Desa Tanjung Pasir, Pertanian
Pak Suprayitno merupakan masyarakat yang tinggal menetap di sekitarMess pekerja Tiongkok tinggal. Pak Yetno adalah sapaan akrab beliau di desa Tanjung Pasir, dengan tinggi sekitar 165 cm, berbadan kurus dengan kulit hitam kecoklatan. Ia membuka warung makanan dan minuman di sekitarmess pekerja Tiongkok, ia juga pribadi yang ramah, hal itu dilihat dari keantusiasannya menerima kedatangan peneliti di warungnya tersebut. Dari pernyataannya ia sudah sangat lama menetap di desa tersebut bahkan jauh sebelum para pekerja Tiongkok datang dan bermukim di tempat itu. Ia juga mengatakan bahwa usaha warung makanan yang dikelolanya telah ada sejak pertama sekali mess didesa ini didirikan yaitu sekitar tahun 2008 akhir.
Informan IX
38
Universitas Sumatera Utara
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Siantar, Sumatera Utara
Usia : 45 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Civil Engineering Tanggal wawancara : 25 April 2015
Pukul : 17:30 WIB
Tempat : Mess Pekerja Tiongkok, Desa Tanjung Pasir Pak Leo merupakan seorang pekerja Bagus Karya yang sudah banyak memakan asam garam dalam urusan interaksi dengan pekerja Tiongkok. Dengan ciri-ciri berambut hitam cepak, tinggi badan sekitar 165 cm, dengan gaya yang sederhana dan tidak berlebihan, ia juga adalah pribadi yang supel dan ramah. Pak Leo telah bekerja selama 4 Tahun lebih di dalam proyek ini, ia bekerja sebagai asisten manajer lapangan Bagus Karya, bisa juga disebut sebagai orang nomor dua di kalangan Bagus Karya.
Setiap harinya ia bersentuhan langsung dengan kehidupan pekerja Tiongkok, mulai dari di mess pekerja Tiongkok sampai dalam pekerjaan di dalam proyek PLTU. Ia juga ditugaskan untuk memonitoring dan mengontrol mess para pekerja Tiongkok, sehingga otomatis ia juga tinggal dan menetap di dalam area
mess pekerja Tiongkok.
Informan Tambahan Informan I
Nama : Reza
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Alamat : Tebing Tinggi, Sumatera Utara
Usia : 26 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Dokter
Tanggal wawancara : 12 April 2015
Pukul : 12 : 56
Tempat : Ruang Kesehatan, PLTU
Dokter Reza merupakan salah satu dokter yang khusus menangani permasalahan kesehatan pekerja Tiongkok selama bekerja di proyek tersebut.
Sebelum bekerja di sana ia menjadi dokter di sebuah rumah sakit swasta di Aceh dan walaupun beliau lahir dan berasal dari Tebing Tinggi akan tetapi ia merupakan suku Aceh asli. Dengan tinggi sekitar 165 cm, berkulit coklat kehitaman, berbadan sedikit gempal, mempunyai aksen aceh sekaligus ia merupakan kolektor batu akik mahal, sehingga jika tidak sedang menangani pasien tak segan-segan ia mengeluarkan batu akiknya dan dipertontonkan kepada pekerja lainnya. Ia sendiri telah bekerja diproyek ini selama 1 Tahun, dan ia juga berjaga di mess pekerja Tiongkok sehingga aktivitas setiap hari yang ia lakukan juga bersinggungan dengan pekerja Tiongkok.
Informan II
Nama : Jessica
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Medan
Usia : 33 Tahun
Pekerjaan/ Jabatan : Translator GPEC Tanggal wawancara : 24 April 2015
Pukul : 11: 48
Tempat : Kantor GPEC Pangkalan Susu
Ibu Jessica ialah seorang translator yang membantu komunikasi antara pekerja Tiongkok terhadap pekerja lokal ataupun sebaliknya, wanita yang kerap disapa Mama Jesi ini telah cukup lama berkecimpung di dalam pekerjaan ini. Dengan tinggi sekitar 155 cm, berkulit putih khas Indo-Tiongkok, bermata coklat, berambut panjang tertata rapi. Walau terlihat cantik dan muda tetapi jangan tertipu dengan penampilannya, karena ia telah dikaruniakan anak laki-laki yang juga memiliki kesamaan nama dengan nama peneliti yaitu Hans.
Tidak hanya menjadi translator di dalam pekerjaan saja, ia juga bekerja menjadi translator di mess pekerja Tiongkok sehingga keseharian aktivitasnya sangat banyak berinteraksi dengan pekerja Tiongkok. Peneliti sendiri sedikit mengalami kesulitan untuk bertemu dengan beliau karena padatnya aktivitas sepanjang hari, sehingga ia sedikit menolak ketika diwawancarai dengan peneliti, akan tetapi setelah melakukan pendekatan intens dan juga dibekali