• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi, Triangulasi, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis Data Subyek dengan Tingkat Motivasi Belajar Matematika Rendah R1

a. Tahap Perencanaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika rendah R1 pada tahap perencanaan pemecahan masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi subyek R1 dan tahap perencanaan pemecahan masalah saat memecahkan aplikasi turunan fungsi.

1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek R1 pada wawancara ke-I. PI,3 : Dibaca berapa kali?

R1,I,3 : Satu.

PI,4 : Sudah paham dek? Ini soalnya tentang apa? Jangan dikerjain dulu. R1,I,4 : Tentang sing UK10. (sing = yang)

PI,5 : Iyaa, itu materinya, maksudnya yang disoal ini tu tentang apa? R1,I,5 : Aplikasi turunan fungsi (membaca judul soal)

R1,I,6 : maksude tentang opo? (maksude tentang opo = maksudnya tentang apa)

PI,7 : Ini hloo, soal ini mencari apa?

R1,I,7 : Mencari ukuran kotak ngno kok. Mencari luas. (ngno = gitu) PI,8 : Luas?

R1,I,8 : Volum... volume... kok volume sih, kan itu persegi yaa? (kebanyakan soal yang didapat subyek berhubungan dengan luas)

PI,9 : Hlaa gimana? Belum pernah dapat soal seperti ini? R1,I,9 : Udah kayake tapi aku lupa.

PI,10 : Oh udah tapi lupa... R1,I,10 : Gimana ini?

PI,11 : Hlaa gimana, katanya udah pernah dapet? Dikerjakan, dibaca atau cuma dilihat aja?

R1,I,11 : Mung tak delok tok. (Mung tak delok tok = Cuma tak lihat aja) PI,12 : Yaa diperhatikan lagi soalnya. Ini mencari apa tadi?

R1,I,12 : Volume kotak.

2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di atas, subyek R1

skan informasi apa yang diketahui pada permasalahan, yaitu hanya menuliskan panjang bangun 30 cm. Mengenai yang ditanyakan, subyek sudah menuliskan dengan lengkap, yaitu volume maksimum dan ukurannya.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek R1 pada wawancara ke-II. Kutipan I

R1,II,1 : Siap nggak siap, disiap-siapin. PII,3 : Sudah? Dibaca berapa kali? R1,II,3 : Dua.

PII,4 : Seperti soal kemarin nggak? R1,II,4 : Mirip-mirip.

PII,5 : Berarti ada yang beda? Apa yang beda? R1,II,5 : Angkanya.

PII,6 : Tentang apa berarti?

R1,II,6 : Ya mencari ukuran dan volume maksimum kotak gitu kok, dari persegi panjang, di soal seperti itu.

PII,7 : yaa udah, langsung dikerjain aja dek. R1,II,7 : (langsung mengerjakan )

Kutipan II

PII,12 : Ohh... Nanti ngerjain sama nggak? Atau punya cara lain? R1,II,12 : Belum tahu karena ini baru langkah awal.

PII,13 : Maksudnya dibayangin nanti caranya beda atau sama. R1,II,13 : Sama.

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, subyek R1

diketahui pada permasalahan, yaitu hanya menuliskan panjang bangun 8 dm dan lebar 5 dm. Mengenai yang ditanyakan, subyek menuliskan dengan lengkap, yaitu volume maksimum dan ukurannya.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek R1, selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis

tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian respon subyek dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, jika data yang diperoleh pada saat wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasis tugas II sama, maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang valid. Rangkuman data yang diperoleh saat wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek R1 Tahap Perencanaan Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas

I, subyek R1 memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas. (PI,4-R1,I,8). Subyek mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan konsep (rumus) (R1,I,7-PI,9).

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek R1 memahami masalah tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas (PII,1-PII,7). Subyek masih ingat dengan masalah sebelumnya (permasalahan I (PII,4-R1,II,4)), tetapi subyek masih mengalami kesulitan dan kebingungan (PII,12-R1,II,13).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara berbasis tugas I dengan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek R1

dapat memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas, serta mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan konsep (rumus). Pada wawancara berbasis tugas II, subyek dapat memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas. Subyek masih mengalami kesulitan dan kebingungan, meskipun masih mengingat permasalahan I. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap perencanaan pemecahan masalah merupakan tahap mencari hubungan antara data yang diketahui dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah dengan cara menyusun strategi yang akan digunakan. Pada tahap ini akan timbul pertanyaan (seperti: apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan) dalam permasalahan dan subyek mengingat-ingat permasalahan serupa dan mencoba mengingat teknik pemecahan masalahnya, sehingga subyek dapat menentukan strategi yang akan digunakan.

Tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek R2 dapat memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas (PI,4-R1,I,8) dan mengalami kesulitan serta kebingungan memikirkan konsep (rumus) (R1,I,7-PI,9). Namun, dari hasil tertulis permasalahan I, subyek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan meskipun kurang lengkap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R1 pada tahap perencanaan pemecahan masalah I memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas, mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan konsep (rumus). Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek R1 memahami masalah, tetapi tidak dapat diungkapkan dengan jelas (PII,1-PII,7). Subyek ingat dengan masalah sebelumnya (permasalahan I (PII,4-R1,II,4)), tetapi subyek masih mengalami kesulitan dan kebingungan (PII,12-R1,II,13). Meskipun demikian, pada hasil tertulis permasalahan II, subyek dapat menuliskan apa yang ditanyakan dan informasi yang diketahui dalam permasalahan walaupun subyek kurang lengkap dalam menuliskannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R1 pada tahap perencanaan pemecahan masalah II memahami masalah, tetapi tidak dapat diungkapkan dengan jelas, mengalami kesulitan dan kebingungan.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek R1

melakukan aktivitas metakognisi pada tahap perencanaan pemecahan masalah yang meliputi: dapat memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas, mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan konsep (rumus).

b. Tahap Pemantauan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika rendah R1 pada tahap pemantauan pemecahan masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi subyek R1 dan pemantauan pemecahan masalah saat memecahkan aplikasi turunan fungsi.

1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek R1 pada wawancara ke-I. Kutipan I

R1,I,27 : Iyaa mas, sama. Tingginya x. PI,28 : Ya udah, dilanjutin dek. R1,I,28 : (melanjutkan hingga) PI,29 : Hlaa kok berhenti?

R1,I,29 : Ya gimana ini mas? (kesulitan dalam menghitung volume) PI,30 : Ya udah, dikalikan pelan-pelan (sedikit membantu)

PI,31 : Iyaa, didapet fungsi volume dalam x yaa. Tadi disoal yang dicari apa?

R1,I,31 : Volume maksimum. PI,32 : Iyaa, setelah itu apa dek? R1,I,32 : Apa mas?.

PI,33 : Adek udah dapat materi mencari nilai minimum dan maksimum dalam turunan kan?

R1,I,33 : Udah, tapi nggak mudeng mas. PI,34 : Yang diturunkan trus

R1,I,34 : Diturunkan trus dinaikkan.

PI,35 : Haha, bukan itu, diturunkan trus disamadenganke nol itu hloo. R1,I,35 : Pas-pas...

PI,36 : Hahaha, gimana? Ingat nilai stasioner? R1,I,36 : Nggak

PI,37 : Ini hloo, kalau mencari nilai minimum atau maksimum diturunkan, kemudian disamadengankan...

R1,I,37 : Nol!!!

PI,38 : Hlaa itu tahu. Yaa, dilanjutin aja dek.

R1,I,38 : (melanjutkan didapat 0=12x - 240x + 900) Udah nih mas. Kutipan II

PI,39 : Ya trus?

R1,I,39 : Gimana nih mas?

PI,40 : Itu didapat apa? Ingat persamaan kuadrat? R1,I,40 : Ingat, kenapa? Maksudnya difaktorkan mas?

PI,41 : Ya itu bisa juga, masih ingat cara menyelesaikan persamaan kuadrat?

R1,I,41 : Ya PI,42 : Apa aja?

R1,I,42 : Difaktorkan, dianu a b a b PI,43 : Rumus abc?

R1,I,43 : Ya, satunya?

PI,44 : Kuadrat sempurna. Masih ingat bentuk umum persamaan kuadrat?

R1,I,44 : Gimana to mas?

PI,45 : Inikan persamaan kuadrat, bisa difaktorkan. R1,I,45 : Itu susah mas, nggak bisaa...

PI,46 : Ayo dicoba saja?

R1,I,46 : (kesulitan dalam melakukan perhitungan mencari akar persamaan kuadrat)

PI,47 : (mengarahkan perhitungan) Kutipan III R1,I,47 : (membuat garis bilangan ) PI,48 : Buat apa itu dek?

R1,I,48 : Ini mencari negatif dan positif, iyaa nggak mas? PI,49 : Hlaa tadi gimana? Katanya nilai stasioner? R1,I,49 : Berarti nggak perlu ya mas?

R1,I,50 : Halah... Mencari volume maksimum. PI,51 : Didapat x 15 dan 5, trus?

R1,I,51 : Oh ya, ini dimasukkan dalam ini (volume) mas. PI,52 : Kenapa dimasukkan?

R1,I,52 : Iyaa ini untuk mencari volume maksimumnya, iyaa nggak sih mas? (kurang yakin)

PI,53 : Hahaha, dilanjutin aja dek. R1,I,53 : Ya mas.

R1,I,53 : (melanjutkan pekerjaannya ) PI,54 : Hloo, dimasukin kemana? R1,I,54 : Gimana mas?

PI,55 : Ini volumenya yang mana?

R1,I,55 : Oh, ya ini mas (menunjuk fungsi volume dalam x) hehehe PI,56 : Ya udah, dilanjutin.

Kutipan IV R1,I,56 : Kok nol? Yaa nggak sih?

PI,57 : Hlaa gimana, dicek lagi kalau nggak yakin. R1,I,57 : (mengecek kemudian melanjutkan)

PI,58 : Didapat volume maksimumnya pada x berapa? R1,I,58 : x=5

PI,59 : Itu udah selesai apa yang ditanyakan? R1,I,59 : Belum. Mencari ukuran kotak. Ini x

PI,60 : x? Ukuran kotak kan ada panjang, lebar, tinggi? Trus? R1,I,60 : (diam)

PI,61 : Ini sudah menjawab pertanyaan atau belum pekerjaan adek? R1,I,61 : Ada yang sudah.

PI,62 : Kalau ada yang sudah, berarti ada yang belum.Yang belum apa? R1,I,62 : Apa mas? Wahh...

PI,63 : Tadi 2000 apa? R1,I,63 : Volume.

R1,I,64 : Ukurannya mas.

PI,65 : Ya, berarti mencari apa? R1,I,65 : x.

PI,66 : x katanya udah dapet 5 ini? R1,I,66 : t mas.

PI,67 : Ya, berarti t nya? R1,I,67 : t = x = 5.

PI,68 : Trus panjang, lebarnya? R1,I,68 : Iyaa ini mas.(melanjutkan)

R1,I,69 : Udah mas. (didapat v= 2000 cm3 p=20, l=20, t=5) 2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat model matematika untuk ukuran kotak, yaitu panjang 30-2x, lebar 30-2x, dan tinggi x. Berdasarkan ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak. Subyek sebelumnya menulis volume kotak dengan rumus kubus, tetapi kemudian diganti dengan rumus volume balok. Setelah didapat volume kotak dalam x, subyek menggunakan nilai stasioner untuk mencari volume maksimum. Beberapa kali subyek kesulitan dalam melakukan operasi perhitungan. Dari hasil operasi nilai stasioner, subyek memperoleh persamaan kuadrat yang kemudian dicari akar-akarnya (mencari nilai x) dengan cara pemfaktoran. Nilai x yang didapat kemudian dicek untuk menentukan nilai x yang memberikan volume maksimum. Setelah melakukan perhitungan, diketahui bahwa nilai x=5 menghasilkan volume maksimum yaitu 2000 cm3. Dengan nilai x=5 juga diperoleh ukuran kotak, yaitu panjang 20 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 5 cm. Pada hasil tes tertulis tersebut, subyek sudah melakukan langkah-langkah yang benar dalam proses memecahkan masalah, walaupun mengalami beberapa kesulitan. Hasil akhir yang diperoleh juga sudah benar.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek R1 pada wawancara ke-II. Kutipan I

PII,8 : Kotaknya nanti apa dek? R1,II,8 : Balok.

PII,9 : Nggak kubus seperti kemarin? R1,II,9 : Nggak.

PII,10 : Kenapa? R1,II,10 : Kemarin khilaf.

PII,11 : Oh khilaf? Atau sekarang udah belajar? R1,II,11 : Iyaa, udah banyak perubahan.

Kutipan II

PII,15 : Setelah dapet fungsi volume dalam x trus apa? R1,II,15 : Nilai stasioner.

PII,16 : Nilai stasioner itu apa?

R1,II,16 : Pokoke sama dengan nol. (Pokoke = pokoknya)

PII,17 : Diajarin guru seperti itu ya atau dari buku? Atau karena kemarin (tugas permasalahan I) ngerjainnya seperti itu?

R1,II,17 : Dua-duanya

PII,18 : Ohh... berarti tinggal ngikuti gitu ya? R1,II,18 : He em (He em = iyaa)

Kutipan III PII,19 : Difaktorkan lagi?

R1,II,19 : Iyaa.

PII,20 : Udah ada kemajuan dek, nggak terlalu mengalami kesulitan seperti kemarin? (masih mengalami sedikit mengalami kesulitan) R1,II,20 : Hehehe, udah belajar, tapi masih susah mas.

PII,21 : Okee. Didapat berapa?

R1,II,21 : x=10/3 sama x=1 (kemudian melanjutkan ) PII,22 : Udah dek? Dapet berapa itu untuk x=10/3? R1,II,22 : -200/27

PII,23 : Dipakai nggak? R1,II,23 : Nggak

PII,24 : Kenapa? R1,II,24 : Karena negatif.

PII,25 : Iyaa, kenapa negatif nggak dipakai. R1,II,25 : Yaa itu nanti volumenya malah minimum.

PII,26 : Minimum? Volume bisa negatif nggak? Nggak tahu? R1,II,26 : (geleng-geleng)

PII,27 : Yaa udah, dilanjutin aja dek Kutipan IV PII,28 : Didapat berapa dek?

R1,II,28 : 10

PII,29 : berarti x yang dipakai? R1,II,29 : x=1

PII,30 : Okee, selanjutnya?

R1,II,30 : (melanjutkan didapat ukuran kotak ) PII,31 : Udah?

R1,II,31 : Udah.

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat model matematika untuk ukuran balok, yaitu panjang 8-2x, lebar 5-2x, dan tinggi x. Berdasarkan ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak. Subyek menggunakan nilai stasioner untuk mencari volume maksimum, kemudian menggunakan pemfaktoran untuk mencari akar-akar dari persamaan kudrat yang didapat. Pada proses mencari volume subyek salah dalam melakukan perhitungan, sehingga didapat volume maksimum yang salah, yaitu 10 dm3. Meskipun volume maksimum yang diperoleh salah, subyek dapat memperoleh ukuran kotak yang benar, yaitu panjang 6 dm, lebar 3 dm, tinggi 1 dm. Secara keseluruhan, langkah-langkah yang dilakukan subyek sudah benar.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek R1, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada saat wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek R1 Tahap Pemantauan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas

I, subyek dapat memberikan jawaban, tetapi membutuhkan

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek masih ingat tahap pemecahan permasalahan I, tetapi masih belum

pertanyaan pancingan (R1,I,27 -R1,I,38). Subyek mengalami kesulitan dalam perhitung (PI,39-PI,47) dan kebingungan untuk melakukan langkah selanjutnya (PI,32-PI,37) sehingga membutuhkan arahan dari P. Subyek melakukan kesalahan dan langkah-langkah yang kurang tepat dalam

melakukan prosedur

pemecahan masalah (R1,I,47 -PI,56). Selain itu, subyek juga tidak yakin dengan langkah-langkah yang dilakukan (R1,I,56 -R1,I,57). Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan,

subyek membutuhkan

pertanyaan pemancing (PI,58- R1,I,69).

dapat menjelaskan jawabannya (PII,8- R1,II,11). Subyek tidak hanya mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan (PII,19 -R1,II,20), tetapi subyek juga tidak yakin dengan langkah-langkah yang dilakukan sehingga tidak bisa menjelaskannya. Hal itu dikarenakan subyek hanya mengingat pemecahan masalah pada permasalahan I (PII,15 -R1,II,18) dan subyek tidak dapat menjelaskan jawabannya bila ada sesuatu yang baru (tidak seperti permasalahan sebelumnya) (PII,22 -PII,27). Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan, subyek membutuhkan pertanyaan pemancing, Namun, subyek masih salah dalam melakukan perhitungan (hasil akhir belum tepat) (PII,28- R1,II,31).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas pada tabel 4.15 terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara berbasis tugas I dengan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek R1 tidak hanya mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan dan langkah-langkah pemecahan masalah, tetapi subyek juga masih membutuhkan pertanyaan pancingan untuk dapat mengungkapkan jawaban dan memberi alasan pendukung atas jawabannya. Dikaitan dengan pemecahan masalah, subyek tidak yakin dengan langkah-langkah yang digunakan dan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan, subyek membutuhkan pertanyaan pemancing. Pada wawancara berbasis tugas II, subyek R1 juga mengalami kesulitan dalam perhitungan sehingga salah dalam menentukan hasil akhir. Subyek juga tidak yakin dengan langkah yang dilakukan karena hanya mengingat pemecahan masalah pada langkah I dan sesuai dengan buku serta apa yang diterangkan guru. Subyek masih banyak membutuhkan pertanyaan

pemancing. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap pemantauan pemecahan masalah merupakan tahap melaksanakan semua rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencari solusi dari permasalahan. Pada tahap ini subyek mengaplikasikan strategi yang telah dibuat sebelumnya.

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek dapat memberikan jawaban, tetapi membutuhkan pertanyaan pancingan (R1,I,27-R1,I,38), yaitu ketika mencari volume kotak dalam x dan penggunaan nilai stasioner. Subyek tidak hanya kebingungan menyelesaikan persamaan kuadrat (PI,39-PI,47), tetapi juga menentukan volume maksimum (PI,32-PI,37), sehingga subyek tidak yakin atas jawaban yang didapat. Tidak jarang 1,I,56-R1,I,57). Subyek melakukan prosedur yang kurang tepat seperti saat membuat garis bilangan (R1,I,47-PI,56). Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dibutuhkan pertanyaan pemancing (PI,58- R1,I,69). Pada hasil tertulis pemecahan masalah I, subyek melakukan banyak pengulangan dan perbaikan perhitungan.. Namun, pada akhirnya subyek dapat menyelesaikan permasalahan I dengan jawaban yang benar yaitu dengan diperoleh volume 2000 cm3, dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 20, dan tinggi 5 cm. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa subyek R1 pada tahap pemantauan pemecahan masalah I mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan. Subyek kurang yakin dan melakukan kesalahan dalam langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan serta membutuhkan pertanyaan pancingan untuk pemecahan masalah.

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek R1 mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan (PII,19-R1,II,20), yaitu ketika menyelesaikan persamaan kuadrat. Subyek mengingat pemecahan permasalahan I, tetapi belum mampu

mengungkapkan jawaban (PII,8-R1,II,11) tentang kotak yang terbentuk. Subyek kurang yakin dengan jawaban yang diperoleh sehingga tidak dapat menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dikarenakan hanya mengingat pemecahan masalah pada permasalahan I (PII,15-R1,II,18). Subyek juga membutuhkan pertanyaan pemacing, tetapi tetap melakukan kesalahan dalam perhitungan sehingga diperoleh hasil akhir yang salah (PII,28-R1,II,31). Pada hasil tertulis pemecahan permasalahan II, juga diperoleh hasil akhir yang salah, yaitu 10 dm3, tetapi ukuran sudah benar yaitu panjang 6 dm, lebar 3 dm, dan tinggi 1 dm. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R1 pada tahap pemantauan pemecahan masalah II masih mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan. Subyek juga kurang yakin dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan serta subyek dapat melanjutkan pemecahan masalah jika diberikan pertanyaan pancingan.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek R1

melakukan aktivitas metakognisi pada tahap pemantauan pemecahan masalah yang meliputi: mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan sehingga tidak dapat melanjutkan, untuk dapat melanjutkan memecahkan masalah membutuhkan arahan dan subyek juga kurang yakin dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

c. Tahap Pemeriksaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi R1 pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi subyek R1 dan tahap pemeriksaan pemecahan masalah saat memecahkan aplikasi turunan fungsi.

1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek R1 pada wawancara ke-I. R1,I,69 : Udah mas. (didapat v= 2000 cm3 p=20, l=20, t=5)

R1,I,70 : Udah mas, nyerah (Nggak mau ngecek lagi) PI,70 : Yaa udah, makasih yaa dek.

2) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek R1 pada wawancara ke-II R1,II,31 : Udah.

PII,32 : Mau dicek nggak? R1,II,32 : Nggak mas. PII,33 : Makasih yaa. R1,II,33 : Ya sama-sama. 3) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek R1, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.16. Tabel 4.16 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek R1 Tahap Pemeriksaan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas

I, subyek R1 tidak melakukan pemeriksaan hasil yang diperoleh (R1,I,69-PI,70).

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek R1 tidak melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh (R1,II,31- R1,II,33).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara berbasis tugas I dengan data hasil wawancara berbasis tugas II yaitu subyek R1 tidak melakukan pemeriksaan hasil yang telah diperoleh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

4) Analisis Data

Tahap pemeriksaan pemecahan masalah merupakan tahap melakukan pemeriksaan kembali atau evaluasi dari hasil yang diperoleh, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek R1 tidak melakukan pemeriksaan hasil yang diperoleh (R1,I,69-PI,70) dengan mengatakan pernyataan tidak memeriksa. Pada hasil tertulis permasalahan I juga tidak ada penekanan hasil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R1 pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah I tidak melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek R1 tidak melakukan pemeriksaan hasil (R1,II,31-R1,II,33). Subyek juga tidak melakukan penekanan terhadap hasil yang diperoleh, sehingga subyek tidak mengetahui bahwa hasil yang diperoleh belum benar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R1 pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah II tidak melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek R1

pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah tidak melakukan pemeriksan kembali atau evaluasi terhadap hasil yang diperoleh.

d. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara I dan wawancara II yang kemudian dianalisis menggunakan triangulasi sumber, diperoleh hasil bahwa subyek dengan motivasi belajar matematika rendah R1 adalah sebagai berikut.

1) Tahap perencanaan, subyek R1 melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi: dapat memahami masalah, tetapi tidak dapat mengungkapkan dengan jelas, mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan konsep (rumus).

2) Tahap pematauan, subyek R1 melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi: mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan

perhitungan sehingga tidak dapat melanjutkan, untuk dapat melanjutkan memecahkan masalah masih membutuhkan arahan dan kurang yakin dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dilakukan.

3) Tahap pemeriksaan, subyek R1 tidak melakukan pemeriksan kembali atau evaluasi terhadap hasil yang diperoleh.

Berdasarkan penjelasan dan kesesuaian indikator, dapat disimpulkan bahwa tingkat metakognisi subyek dengan motivasi belajar matematika rendah R1 adalah aware use.

6. Deskripsi, Triangulasi, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis