• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi, Triangulasi, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis Data Subyek dengan Tingkat Motivasi Belajar Matematika Rendah R2

a. Tahap Perencanaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika rendah R2 pada tahap perencanaan pemecahan masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap perencanaan pemecahan masalah subyek R2 dalam memecahkan aplikasi turunan fungsi.

1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek R2 pada wawancara ke-I. PI,3 : Dibaca berapa kali?

R2,I,3 : Dua kali.

PI,4 : Sudah pernah dapet soal seperti ini dek? R2,I,4 : Dulu sudah mas, tapi dulu nggak bisa ngerjain.

PI,5 : Ya, nggak pa pa, berarti nanti bisa ya? Nanti adek ngerjainnya seperti apa? Maksunya langkah pertama ngerjain nanti gimana? R2,I,5 : Mencari volume.

PI,6 : Langkah pertama mengerjakan? Gini-gini, ini yang ditanyakan apa?

R2,I,6 : Mencari volume.

PI,7 : Itu yang ditanyakan, yang diketahui? R2,I,7 : Ini, sisinya 30cm, nanti ini dibuat kotak.

R2,I,8 : Gimana mas?

PI,9 : Ya nanti langkahnya seperti apa? Langsung dikerjain atau gimana? Tau mau membuat gambar atau gimana?

R2,I,9 : Ya, menggambar dulu mas. PI,10 : Yaa, dilanjutin aja dek. 2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di diatas, subyek R2

kurang lengkap dalam menuliskan informasi apa yang diketahui, yaitu hanya menuliskan panjnag sisi 30 cm. Untuk apa yang ditanyakan subyek sudah menuliskan dengan lengkap, yaitu v maks dan ukurannya.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek R2 pada wawancara ke-II. PII,3 : Sudah? Dibaca berapa kali dek?

R2,II,3 : Dua

PII,4 : Inikan soalnya seperti kemarin, yang diketahui apa?

R2,II,4 : Ini mas, persegi panjang dengan ukuran 8 dm dan 5 dm akan dibuat balok.

PII,5 : Yang ditanyakan?

R2,II,5 : Mencari volume malsimum dan ukurannya mas.

PII,6 : Yaa, nanti adik kerjainnya sama seperti kemarin atau cara yang lain?

R2,II,6 : Seperti kemaren...

PII,7 : Oh seperti kemarin? Langkahnya seperti apa? R2,II,7 : Menggambar dulu, menghitung.

PII,8 : Menghitung? Menghitung apa? R2,II,8 : Volume.

PII,9 : Berarti langsung mencari volume? R2,II,9 : Iya.

PII,10 : Berarti langsung ketemu volume dek?

R2,II,10 : Ya pokok e ngno mas. Trus diturunkan, nilai stasioner, didapat nilai, kemudian dimasukkan dan didapat hasilnya. (pokok e ngno = pokoknya gitu)

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di diatas, subyek R2

diketahui, yaitu hanya menuliskan panjang 8 dm dan lebar 5 dm, tetapi subyek sudah menuliskan dengan lengkap pada yang ditanya, yaitu vmaks dan ukurannya.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek R2, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian respon subyek dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, jika data yang diperoleh dari saat wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasis tugas II sama, maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang valid. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek R2 Tahap Perencanaan Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis

tugas I, subyek R2

memahami masalah (PI,6

-Pada wawancara berbasis tugas II, subyek R2 memahami masalah (PII,4-PII,7) dan masih ingat dengan pemecahan masalah

R2,I,7). Namun, subyek mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan langkah-langkah dalam memecahkan permasalahan (R2,I,4-PI,9).

permasalahan I sehingga subyek menggunakan langkah seperti pemecahan masalah pada permasalahan I (PII,6- R2,II,9). Namun, subyek masih mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menjelaskan (PII,9- R2,II,10).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian data hasil wawancara berbasis tugas I dan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek R2 dapat memahami masalah, tetapi mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan langkah-langkah dalam memecahkan permasalahan. Pada wawancara berbasis tugas II, subyek R2 dapat memahami masalah dan dapat menyebutkan langkah-langkah yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan karena masih ingat dengan pemecahan masalah pada permasalahan I. Akan tetapi, subyek masih mengalami kesulitan dan kebingungan dalam mengungkapkannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid. 6) Analisis Data

Tahap perencanaan pemecahan masalah merupakan tahap mencari hubungan antara data yang diketahui dalam membentuk model matematika dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah dengan cara menyusun strategi yang akan digunakan. Pada tahap ini akan timbul pertanyaan (seperti: apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) dalam permasalahan dan subyek mengingat-ingat permasalahan serupa dan mencoba mengingat teknik pemecahan masalahnya, sehingga subyek dapat menentukan strategi yang akan digunakan.

Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek R2 memahami masalah (PI,6-R2,I,7) dan dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Namun, subyek mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah, sehingga membutuhkan pertanyaan pemancing (R2,I,4-PI,9). Pada hasil tertulis permasalahan I,

subyek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan meskipun kurang lengkap.menentukan ukuran kotak dalam x. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R2 pada tahap perencanaan pemecahan masalah I dapat memahami masalah, tetapi mengalami kesulitan dan kebingungan memikirkan langkah-langkah pemecahan permasalahan.

Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek R2 dapat memahami masalah (PII,4-PII,7) dan dapat menyebutkan langkah-langkah yang akan digunakan dalam memecahkan permasalahan karena masih ingat dengan pemecahan masalah pada permasalahan I (PII,6- R2,II,9). Namun, subyek masih mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menjelaskannya. Meskipun demikian, pada hasil tertulis permasalahan II subyek dapat menuliskan apa yang ditanyakan dan informasi apa yang diketahui dalam permasalahan walaupun subyek menuliskannya kurang lengkap . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R2 pada tahap perencanaan pemecahan masalah II dapat memahami masalah, tetapi mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menjelaskan langkah-langkah yang akan digunakan.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek R2

melakukan aktivitas metakognisi pada tahap perencanaan pemecahan masalah yang meliputi: dapat memahami masalah, mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menetukan langkah-langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah.

b. Tahap Pemantauan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika rendah R2 pada tahap pemantauan pemecahan masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap pemantauan pemecahan masalah subyek R2 dalam memecahkan aplikasi turunan fungsi.

1) Wawancara I

Kutipan I PI,11 : Ini kotaknya nanti balok atau kubus dek? R2,I,11 : Balok.

PI,12 : Kenapa kok Balok? R2,I,12 : Alaahhhh...

PI,13 : Hloo gimana? Kenapa kok balok? Hehee R2,I,13 : Yaa ini nanti jadi balok mas.

PI,14 : Oh ya udah, dilanjutun aja. R2,I,15 : (Melanjutkan)

R2,I,15 : Iya nggak sih mas? kethok e tek kliru? (kethok e tek kliru = kelihatannya kok salah)

PI,16 : Hlaa gimana? Dicek lagi aja. R2,I,16 : (Mengecek) kethok e tek kliru. PI,17 : Gimana, ada yang salah? R2,I,17 : Emmhh, ini? Gini mas? PI,18 : Ditulis aja.

R2,I,18 : Ihh, ngko nek kliru? (ngko nek kliru = nanti kalau salah) PI,19 : Yaa ndak apa-apa.

R2,I,19 : (Melanjutkan)

PI,20 : Udah? Didapat volume dalam x itu. Setelah itu apa dek? R2,I,20 : Diturunkan.

PI,21 : Setelah diturunkan? R2,I,21 : Disamadengankan nol

PI,22 : Samadengankan nol? Kenapa kok disamadengankan nol? R2,I,22 : Nilai stasioner.

PI,23 : Nilai stasioner?

R2,I,23 : Yaa pokok e gitu pas. (pokok e = pokoknya) PI,24 : Pak guru ngajarinnya gitu atau dibuku seperti itu? R2,I,24 : Yaa seperti itu mas.

Kutipan II R2,I,26 : Habis ini gimana mas, aku kok lupa. PI,27 : Hlaa gimana? Itu sudah dapet apa? R2,I,27 : Persamaan kuadrat.

PI,28 : Berarti dicari akarnya kan? Ada berapa cara itu? R2,I,28 : Berapa yaa? Dua?

PI,30 : Kalau dua apa aja?

R2,I,30 : Disamakan penyebut, eh, itu limit, piye mas? PI,31 : Hlaa gimana persamaan kuadrat itu?

R2,I,31 : Pemfaktoran itu? PI,32 : Yaa dicoba aja.

R2,I,32 : Hlaa nek kliru. (nek kliru = kalau salah)

R2,I,32 : (melanjutkan mencari akar dengan pemfaktoran ) PI,33 : Didapat x berapa?

R2,I,33 : x=15 sama x=5

Kutipan III PI,34 : Abis itu?

R2,I,34 : Dikalikan. PI,35 : Dikalikan?

R2,I,35 : Yaa ini, dikalikan dengan ini (menunjuk volume) PI,36 : dikalikan gimana?

R2,I,36 : Ya seperti itu mas.

PI,37 : maksudnya, dimasukkan ke sini? R2,I,37 : Yaa dimasukkan..

PI,38 : Yaa udah, dilanjutkan.

Kutipan IV R2,I,39 : Hloo kok nol, kliru kliru kliru. PI,40 : Hlaa gimana?

R2,I,40 : Eh, yo yo yo iki (yo yo yo iki = ya ya ya ini) PI,41 : Gimana?

PI,42 : Ya, itu untuk x = 15. PI,43 : Udah untuk x = 5?

R2,I,43 : Ini (sambil menunjuk gambar)

PI,44 : Berarti volume maksimum yang mana? R2,I,44 : Ini 2000.

PI,45 : Berarti x yang dipakai? R2,I,45 : x = 5

PI,46 : Abis itu apa? R2,I,46 : Volume.

PI,47 : Tadi katanya volume udah? Gimana to? R2,I,47 : Eh, ukuran mas.

PI,48 : Yaa udah dilanjutin R2,I,48 : (Melanjutkan) PI,49 : Udah selesai?

R2,I,49 : Udah. (sambil menunjuk hasil untuk p=20, l=20, t=5) 2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa subyek R2

menuliskan cara memecahkan masalah yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut subyek membuat model matematika untuk ukuran kotak, yaitu panjang 30-2x, lebar 30-2x, dan tinggi x. Berdasarkan ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak. Setelah didapat volume kotak dalam x, subyek menggunakan nilai stasioner untuk mencari volume maksimum. Dari hasil operasi nilai stasioner, subyek memperoleh persamaan kuadrat yang kemudian dicari akar-akarnya (nilai x) dengan cara pemfaktoran. Nilai x yang didapat kemudian digunakan untuk mencari volume maksimum. Didapat volume maksimum 2000 cm3 untuk x=5. Dengan nilai x=5 juga diperoleh ukuran kotak, yaitu panjang 20 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 5 cm. Pada hasil tes tertulis tersebut, subyek sudah melakukan langkah-langkah yang benar dalam proses memecahkan masalah. Hasil akhir yang diperoleh juga sudah benar.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek R2 pada wawancara ke-II. Kutipan I

PII,15 : Ini nanti kotaknya bentuknya kubus atau balok? R2,II,15 : Balok.

PII,16 : Kenapa kok balok dek?

R2,II,16 : Inikan sisinya dipotong jadi tinggi, jadi nanti ukurannya.... PII,17 : Ukurannya kenapa? Nggak sama gitu?

R2,II,17 : Mungkin..

PII,18 : Mungkin? Kenapa nggak percaya diri gitu dek? R2,II,18 : Emmh... ya sepertinya gitu mas, lupaa....

Kutipan II

R2,II,10 : Ya pokok e ngno mas. Trus diturunkan, nilai stasioner, didapat nilai, kemudian dimasukkan dan didapat hasilnya. (pokok e ngno = pokoknya gitu)

R2,II,11 : Emmhh, ya itu.

PII,12 : Ya itu gimana? Di buku seperti itu atau diajarin guru seperti itu? R2,II,12 : Diajarin guru seperti itu.

Kutipan III

R2,II,19 : (Melanjutkan mengerjakan) eemmhh, ini min atau plus yaa? PII,20 : Hlaa gimana, min atau plus? Dikerjain sebisanya aja dek, nggak

usah grogi, hehehe. Inikan seperti kemarin, katanya juga mau pakai cara yang sama?

R2,II,20 : Wah aku lupa mas, nanti kalau salah gimana? PII,21 : Nggak apa-apa dek, ditulis saja.

Kutipan IV PII,22 : Setelah itu apa dek?

R2,II,22 : Diturunkan ya mas, lalu nilai stasioner, yaa nggak sih mas? PII,23 : Hahaha, ditulis saja dek, nggak usah ragu.

R2,II,23 : (mengerjakan)

PII,24 : Tuh dah dapat itukan, persamaan kuadrat. Mau mencari nilai x nya dengan cara apa?

R2,II,24 : Faktorkan mas.

Kutipan V PII,27 : Iyaa, setelah itu?

R2,II,27 : Itu dimasukin ke ukurannya mas.

PII,28 : Yang mana yang dimasukin? Apa sudah tau yang mana x yang dipakai?

R2,II,28 : Oh iyaa mas, diperiksa dulu, dimasukin ke volume. PII,29 : Yaa, dikerjain aja.

R2,II,29 : Sulit kok mas.

PII,30 : Tinggal dihitung kok sulit. R2,II,30 : (Melanjutkan)

PII,31 : didapat berapa? R2,II,31 : -200/27 dan 18.

R2,II,32 : Ini mas 18. PII,33 : 18 itu apa?

R2,II,333 : Ini volumenya mas, x yang dipakai 1 ini mas? PII,34 : Hlaa gimana?

R2,II,34 : Iyaa mas, ini dimasukkan ke ukurannya tadi. PII,35 : Dilanjutin aja.

R2,II,35 : (Melanjutkan) PII,36 : Udah dek? R2,II,36 : Sudah mas.

PII,37 : Ukurannya berapa?

R2,II,37 : Ini (menunjuk p= 6, l=3, t=1) 4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek R2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat modem matematika untuk ukuran balok, yaitu panjang 8-2x, lebar 5-2x, dan tinggi x. Berdasarkan ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak. Subyek menggunakan nilai stasioner untuk mencari volume maksimum, kemudian menggunakan pemfaktoran untuk mencari akar-akar dari persamaan kudrat yang didapat. Pada pekerjaan subyek diperoleh jawaban yang sudah benar yaitu volume maskimum kotak adalah 18 dm3 dengan ukuran panjang 6 dm, lebar 3 dm, tinggi 1 dm. Secara keseluruhan, langkah-langkah yang dilakukan subyek dalam memecahkan permasalahan sudah benar.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek R2, selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh dari wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek R2 Tahap Pemantauan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan (PI,11- R2,I,13; PI,21-R2,I,24) dan tidak yakin dengan jawabannya (R2,I,15-PI,17; R2,I,18-PI,19; PI,32-R2,I,32). Subyek mengetahui kesalahan dan

untuk membenarkankan

membutuhkan pertanyaan pemancing (PI,28PI,32). Subyek juga kebingungan melakukan langkah selanjutnya sehingga membutuhkan pertanyaan pemancing (R2,I,26-

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan (PII,15-R2,II,18; R2,II,10-R2,II,12) dan tidak yakin dengan jawabannya (R2,II,22 -R2,II,24). Subyek mengalami kesulitan dalam perhitungan (R2,II,19-PII,21) dan kebingungan melakukan langkah selanjutnya dan untuk melanjutkan langkah selanjutnya membutuhkan pertanyaan pemancing (PII,27

-R2,I,28). Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan, subyek juga membutuhkan pertanyaan pemancing (R2,I,39-R2,I,49).

R2,II,30). Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan subyek juga membutuhkan pertanyaan pemancing (PII,31- R2,II,37).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas pada tabel 4.18 terdapat kesesuaian data hasil wawancara berbasis tugas I dan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek R2

dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan dan tidak yakin dengan jawabannya. Subyek juga mengalami kesulitan dalam perhitungan, kebingungan dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, dan membutuhkan pertanyaan pemancing untuk membantu memecahkan masalah. Pada saat wawancara berbasis tugas II, subyek R2 juga dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan dan tidak yakin dengan jawabannya. Subyek mengalami kesulitan dalam perhitungan, kebingungan dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, dan membutuhkan pertanyaan pemancing untuk membantu memecahkan masalah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap pemantauan pemecahan masalah merupakan tahap melaksanakan semua rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencari solusi dari permasalahan. Pada tahap ini subyek mengaplikasikan strategi yang telah dibuat sebelumnya.

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan (PI,11- R2,I,13; PI,21-R2,I,24) pokok e ngno (pokok dan tidak yakin dengan jawabannya (R2,I,15-PI,17; R2,I,18 -PI,19; PI,32-R2,I,32) dengan sering ngko nek kliru? (nanti kalau salah?), kethok e tek kliru (kelihatannya kok salah?) . Subyek mengetahui kesalahannya dan untuk membenarkan jawaban membutuhkan pertanyaan pemancing (PI,28PI,32), yaitu ketika salah dalam

menyebutkan cara mencari akar persamaan kuadrat. Subyek kebingungan melanjutkan langkah berikutnya (R2,I,26- R2,I,28

, subyek membutuhkan pertanyaan pemancing. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan, subyek juga membutuhkan pertanyaan pemancing (R2,I,39-R2,I,49). Pada hasil tertulis pemecahan masalah I, subyek juga melakukan banyak pengulangan dan perbaikan perhitungan. Subyek dapat menyelesaikan permasalahan I dengan jawaban yang benar yaitu dengan diperoleh volume 2000 cm3, dengan ukuran panjang 20 cm, lebar 20, dan tinggi 5 cm. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R2 pada tahap pemantauan pemecahan masalah I dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan pendukung. Subyek juga mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan dan menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Subyek kurang yakin dengan pekerjaannya, serta membutuhkan pertanyaan pancingan untuk melanjutkan langkah pemecahan masalah berikutnya.

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek R2 dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan (PII,15-R2,II,18; R2,II,10-R2,II,12) dengan mengatakan

pokok e ngno (pokoknya be

(R2,II,22-R2,II,24 Subyek juga

mengalami kesulitan dalam perhitung (R2,II,19-PII,21), yaitu saat melakukan perhitungan volume dalam x (pengurangan atau penjumlahan). Subyek mengalami kebingungan untuk melanjutkan langkah berikutnya. Subyek membutuhkan pertanyaan pemancing untuk melanjutkan langkah berikutnya (PII,27-R2,II,30). Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan, subyek juga membutuhkan pertanyaan pemancing (PII,31- R2,II,37). Pada hasil tertulis pemecahan permasalahan II subyek memperoleh hasil akhir yang sudah benar, yaitu diperoleh volume maksimum 18 dm3 dengan ukuran panjang 6 dm, lebar 3 dm, dan tinggi 1 dm. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R2 pada tahap pemantauan pemecahan

masalah II, dapat memberi jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan pendukung. Subyek kurang yakin dengan pekerjaannya, mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan dan menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, membutuhkan pertanyaan pemancing untuk melanjutkan pemecahan masalah.

Berdasarkan analisis di atas, subyek R2 melakukan aktivitas metakognisi pada tahap pemantauan pemecahan masalah yang meliputi: dapat memberi jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan pendukung. Subyek mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan dan menentukan langkah-langkah pemecahan masalah. Subyek kurang yakin dengan pekerjaannya, membutuhkan pertanyaan pemancing untuk melanjutkan pemecahan masalah.

c. Tahap Pemeriksaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi R2 pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap pemeriksaan pemecahan masalah subyek R2 dalam memecahkan aplikasi turunan fungsi.

1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek R2 pada wawancara ke-I. R2,I,49 : Udah. (sambil menunjuk hasil untuk p=20, l=20, t=5) PI,50 : Mau dikoreksi lagi nggak?

R2,I,50 : Nggak-nggak mas. PI,51 : Bener nggak? R2,I,51 : Iyaa.

PI,52 : Ya udah, makasih yaa dek. 2) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek R2 pada wawancara ke-II R2,II,37 : Ini (menunjuk p= 6, l=3, t=1)

PII,38 : Nggak dicek atau diperiksa lagi? R2,II,38 : Nggak mas.

PII,39 : Ini nggak dirapikan dulu volume dan ukurannya? R2,II,39 : Nggak mas, udah didapat tuh.

PII,40 : Bener nih, udah? R2,II,40 : Iyaa mas.

PII,41 : Ya udah, makasih yaa dek. R2,II,41 : Iyaa mas, sama-sama. 3) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek R2, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasis tugas II disajikan pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek R2 Tahap Pemeriksaan Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas

I, subyek R2 tidak melakukan pemeriksaan hasil yang diperoleh (PI,50-PI,52).

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek R2 tidak melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh (PII,38-R2,II,40).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian data hasil wawancara berbasis tugas I dan data hasil wawancara berbasis tugas II, yaitu subyek R2 tidak melakukan pemeriksaan hasil yang telah diperoleh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

4) Analisis Data

Tahap pemeriksaan pemecahan masalah merupakan tahap melakukan pemeriksaan kembali atau evaluasi dari hasil yang diperoleh, baik keseluruhan maupun hanya sebagian.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek R2 tidak melakukan pemeriksaan hasil yang diperoleh (PI,50-PI,52) dengan mengatakan pernyataan tidak memeriksa. Pada hasil

tertulis permasalahan I juga tidak ada penekanan hasil. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R2 pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah I tidak melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek R2 tidak melakukan pemeriksaan hasil (PII,38-R2,II,40) dengan mengatakan pernyataan tidak memeriksa. Pada hasil tertulis permasalahan II, subyek juga tidak melakukan penekanan terhadap hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, subyek tidak mengetahui bahwa hasil yang diperoleh belum benar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek R2 pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah II tidak melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek R2

pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah tidak melakukan pemeriksaan atau evaluasi terhadap hasil yang diperoleh.

d. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh pada wawancara I dan wawancara II yang kemudian dianalisis menggunakan triangulasi sumber, diperoleh hasil bahwa subyek dengan motivasi belajar matematika rendah R2 adalah sebagai berikut.

1) Tahap perencanaan, subyek R2 melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi: dapat memahami masalah mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menetukan langkah-langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah.

2) Tahap pematauan, subyek R2 melakukan aktivitas metakognisi yang meliputi: dapat memberikan jawaban, tetapi tidak dapat memberikan alasan pendukung, mengalami kesulitan dan kebingungan dalam melakukan perhitungan dan menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, serta subyek kurang yakin dengan pekerjaannya dan membutuhkan pertanyaan pemancing untuk melanjutkan pemecahan masalah berikutnya.

3) Tahap pemeriksaan, subyek R2 tidak melakukan pemeriksan kembali atau evaluasi terhadap hasil yang diperoleh.

Berdasarkan penjelasan dan kesesuaian indikator, dapat disimpulkan bahwa tingkat metakognisi subyek dengan motivasi belajar matematika rendah R2 adalah aware use.