• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Lembar Tugas Lembar tugas pemecahan masalah disusun berdasarkan kompetensi dasar matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Lembar Tugas Lembar tugas pemecahan masalah disusun berdasarkan kompetensi dasar matematika"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Lembar Tugas

Lembar tugas pemecahan masalah disusun berdasarkan kompetensi dasar matematika SMA kelas XI. Lembar tugas pemecahan masalah matematika dikembangkan dalam bentuk uraian terdiri dari soal aplikasi turunan fungsi.

Peneliti menyusun tiga lembar tugas pemecahan masalah, yaitu lembar Tugas Pemecahan Masalah I, Lembar Tugas Pemecahan Masalah II, dan lembar Tugas Pemecahan Masalah III. Validasi dilakukan terlebih dahulu sebelum penggunaan lembar tugas pemecahan masalah. Validasi dilakukan oleh satu dosen pendidikan matematika dan dua guru matematika SMA.. Tugas pemecahan masalah aplikasi turunan fungsi untuk mengidentifikasi tingkat metakognisi siswa setelah divalidasi hasilnya adalah sebagai berikut.

1. Tugas Pemecahan Masalah I (digunakan saat wawancara pertama) Soal:

Kita akan membuat kotak tanpa tutup dari sehelai karton yang berbentuk persegi dengan panjang 30 cm, dengan cara memotong persegi kecil yang identik pada keempat sudut karton tersebut. Carilah ukuran kotak yang volumenya maksimum dan tentukan pula volume maksimumnya!

2. Tugas Pemecahan Masalah II (digunakan saat wawancara kedua) Soal:

Selembar karton berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 dm dan panjang 8 dm akan dibuat kotak tanpa tutup. Pada keempat pojok karton dipotong persegi kecil identik yang sisinya x dm. Carilah ukuran kotak yang volumenya maksimum dan tentukan pula berapa volume maksimumnya!

3. Tugas Pemecahan Masalah II (digunakan saat wawancara kedua) Soal:

Sebuah kotak segiempat tanpa tutup dibuat dari selembar karton berukuran panjang 30 cm dan lebar 21 cm, dengan cara memotong persegi identik pada keempat pojok dan melipat ke atas sisi-sisinya. Carilah ukuran kotak yang volumenya maksimum dan tentukan pula volume maksimumnya!

(2)

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah 6 siswa dari kelas XI IPA SMA Negeri 1 Jakenan. Pemilihan subyek diawali dengan pemberian angket mengenai motivasi belajar siswa. Setiap subyek penelitian mewakili satu kategori motivasi belajar siswa untuk mengetahui tingkat metakognisi siswa dalam mempelajari materi aplikasi turunan fungsi. Setiap kategori motivasi belajar matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) dipilih 2 subyek penelitian dengan pertimbangan bahwa 2 subyek tersebut cukup memberikan informasi mengenai tingkat metakognisi siswa. Berdasarkan data skor angket motivasi belajar siswa, kategori motivasi belajar siswa dapat ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

Motivasi belajar tinggi jika 1

2

gab gab

X X S

Motivasi belajar sedang jika 1 1

2 2

gab gab gab gab

X S X X S

Motivasi belajar rendah jika 1

2

gab gab

X X S

dengan:

X

: skor angket motivasi gab

X : rata-rata skor angket motivasi Sgab : standart deviasi

(Ummah, 2012 : 36). C. Analisis Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa

Pada penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket motivasi belajar siswa yang sebelumnya telah disusun Afifatul Ummah (2012). Angket ini dipilih karena telah digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dan telah melalui uji validitas dan dinyatakan valid.

Angket motivasi belajar matematika siswa yang isinya telah dinyatakan valid, selanjutnya diujicobakan kepada 60 siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 7 Surakarta pada hari kamis, 10 April 2014. Angket yang digunakan untuk uji coba dapat dilihat pada Lampiran 1.2. Hasil uji coba angket tersebut adalah sebagai berikut:

(3)

1. Pada perhitungan konsistensi internal angket digunakan rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson. Berdasarkan uji konsistensi internal tersebut, dari 36 butir soal yang diujicobakan diperoleh 30 butir soal mempunyai konsistensi dan 6 butir soal mempunyai konsistensi internal tidak baik (< 0,3). 6 butir soal tersebut adalah butir nomor 3, 4, 5, 8, 18, dan 21.

2. Pada perhitungan indeks reliabilitas angket digunakan rumus Alpha. Perhitungan indeks reliabilitas angket diperoleh r11 = 0.881898779. Hasil

perhitungan r11 > 0,7 menunjukkan angket motivasi belajar matematika siswa

dinyatakan reliabel.

3. Berdasarkan hasil uji validitas isi, hasil uji konsistensi internal, dan hasil perhitungan indeks reliabilitas angket motivasi belajar matematika siswa, diperoleh 30 butir soal digunakan dalam penelitian dan 6 butir soal lainnya yaitu nomor 3, 4, 5, 8, 18, dan 21 dibuang atau tidak digunakan dalam penelitian karena sudah ada butir soal lain yang digunakan untuk memenuhi indikator angket motivasi belajar matematika siswa. Perhitungan konsistensi internal dan perhitungan indeks reliabilitas tiap butir angket dapat dilihat pada Lampiran 3.2 dan Lampiran 3.3.

Angket disusun kembali dan digunakan dalam pengelompokan siswa berdasarkan motivasi belajar matematika. Susunan angket motivasi belajar matematika siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.4. Angket motivasi belajar matematika siswa tersebut diberikan kepada 34 siswa kelas XI-IPA 2 SMA Negeri 1 Jakenan.

Data motivasi belajar matematika siswa berupa skor motivasi belajar matematika X. Selanjutnya, data dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan rata-rata

X

dan standar deviasi (s), sehingga diperoleh Xgab = 74.55882 dan Sgab =7.266324. Penentuan kategori adalah sebagai berikut.

1. Motivasi belajar matematika tinggi : 1

2

gab gab

X X S .

Sehingga X > 78.19199 termasuk kategori motivasi belajar matematika tinggi. 2. Motivasi belajar matematika sedang : 1

2

gab gab

(4)

Sehingga, 70.92566 X 19199 termasuk kategori motivasi belajar matematika sedang.

3. Motivasi belajar matematika rendah : 1

2

gab gab

X X S .

Sehingga, X < 70.92566 termasuk kategori motivasi belajar matematika rendah. Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa kelas XI-IPA 2 terdiri dari 34 siswa, terdapat 11 siswa dalam kategori motivasi belajar matematika tinggi, 13 siswa dalam kategori motivasi belajar matematika sedang dan 10 siswa dalam kategori motivasi belajar matematika rendah. Setiap kategori tersebut dipilih 2 subyek penelitian. Kategori siswa berdasarkan tingkat motivasi belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kategori Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi Belajar Matematika Nomor

Absen Nama Skor

Tingkat Motivasi Belajar Matematika

1 Abdul Mufid 73 Motivasi Sedang

2 Aditya 74 Motivasi Sedang

3 Akbar Sumarga 75 Motivasi Sedang

4 Anggreani 77 Motivasi Sedang

5 Annandhofah S. 80 Motivasi Tinggi

6 Aprilia Nor O. 66 Motivasi Rendah

7 Ayu Andhika P. 63 Motivasi Rendah

8 Bangun Iswahyudi 74 Motivasi Sedang

9 Cika Revitayani 66 Motivasi Rendah

10 Decy Arinta D. 80 Motivasi Tinggi

11 Devit Rustianto 77 Motivasi Sedang

12 Dewi Wulansari 87 Motivasi Tinggi

13 Dwi Lulus F. 66 Motivasi Rendah

14 Eka Wijaya 75 Motivasi Sedang

15 Ester Ariyawati 79 Motivasi Tinggi

16 Febidhea Ayu M. 83 Motivasi Tinggi

17 Handi Riyas 83 Motivasi Tinggi

18 Ilham Ainun Naim 66 Motivasi Rendah

19 Maria Ulfa Aulia 87 Motivasi Tinggi

20 Muhammad Irfan 73 Motivasi Sedang

21 Prihmukti S.D.H. 74 Motivasi Sedang

22 Rika Indratik 85 Motivasi Tinggi

(5)

24 Rizqi Nur Azizah 82 Motivasi Tinggi

25 Setyo Nugroho 80 Motivasi Tinggi

26 Siti Mutmainatus Z. 78 Motivasi Sedang

27 Tinta Fera 84 Motivasi Tinggi

28 Titta Latifiah 65 Motivasi Rendah

29 Tri Wahyuni 70 Motivasi Rendah

30 Triana Yetty M. 66 Motivasi Rendah

31 Ulfa 61 Motivasi Rendah

32 Wahyu Nur S. 73 Motivasi Sedang

33 Widhi Apriliani 65 Motivasi Rendah

34 Yuyun Margiyanti 76 Motivasi Sedang

D. Analisis Data Wawancara Berbasis Tugas Subyek dalam penelitian ini adalah 6 siswa sebagai berikut.

1. Siswa berinisial FAM, subyek dengan motivasi belajar matematika tinggi dan memiliki kemampuan komunikasi baik berdasarkan informasi guru yang selanjutnya siswa tersebut disebut subyek T1.

2. Siswa berinisial RI, subyek dengan motivasi belajar matematika tinggi dan memiliki kemampuan komunikasi baik berdasarkan informasi guru yang selanjutnya siswa tersebut disebut subyek T2.

3. Siswa berinisial EW, subyek dengan motivasi belajar matematika sedang dan memiliki kemampuan komunikasi baik berdasarkan informasi guru yang selanjutnya siswa tersebut disebut subyek S1.

4. Siswa berinisial PSDH, subyek dengan motivasi belajar matematika sedang dan memiliki kemampuan komunikasi baik berdasarkan informasi guru yang selanjutnya siswa tersebut disebut subyek S2.

5. Siswa berinisial ANO, subyek dengan motivasi belajar matematika rendah dan memiliki kemampuan komunikasi baik berdasarkan informasi guru yang selanjutnya siswa tersebut disebut subyek R1.

6. Siswa berinisial DLF, subyek dengan motivasi belajar matematika rendah dan memiliki kemampuan komunikasi baik berdasarkan informasi guru yang selanjutnya siswa tersebut disebut subyek R2.

Guna memperoleh data mengenai tingkat metakognisi siswa saat menyelesaikan masalah aplikasi turunan fungsi, dilakukan wawancara berbasis

(6)

tugas kepada keenam subyek. Setelah diperoleh data dari hasil wawancara, selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam analisis data, digunakan pengkodean data wawancara untuk mempermudah proses analisis data. Pengkodean data hasil wawancara adalah sebagai berikut.

1. Pewawancara, disimbolkan dengan Px,y, dengan:

a. x = wawancara ke I, II, atau III

b. y = urutan dialog wawancara ke 1, 2, 3, ...

2. Subyek dengan kategori tingkat motivasi belajar matematika tinggi, disimbolkan dengan Tp,q,r, dengan:

a. p = subyek 1 atau subyek 2 b. q = wawancara ke I, II, atau III

c. r = urutan dialog wawancara ke 1, 2, 3, ...

3. Subyek dengan kategori tingkat motivasi belajar matematika sedang, disimbolkan dengan Sp,q,r, dengan:

a. p = subyek 1 atau subyek 2 b. q = wawancara ke I, II, atau III

c. r = urutan dialog wawancara ke 1, 2, 3, ...

4. Subyek dengan kategori tingkat motivasi belajar matematika tinggi, disimbolkan dengan Rp,q,r, dengan:

a. p = subyek 1 atau subyek 2 b. q = wawancara ke I, II, atau III

c. r = urutan dialog wawancara ke 1, 2, 3, ...

5. Px,y Tp,q,r , Px,y Sp,q,r , atau Px,y Rp,q,r adalah urutan dialog yang menunjukkan

adanya indikasi aktivitas metakognisi.

Selama proses wawancara berbasis tugas berlangsung, subyek diminta mengerjakan tugas pemecahan masalah. Tugas pemecahan masalah divalidasi terlebih dahulu oleh Dr. Gatut Iswahyudi, M.Si. (dosen Pendidikan Matematika UNS), Drs. Siswanto, M.Si. (guru matematika SMA N 1 Jakenan), dan Drs. Raspani (guru matematika SMA N 1 Jakenan) sebelum digunakan untuk pengambilan data. Lembar validasi tugas pemecahan masalah dapat dilihat pada Lampiran 2. Revisi

(7)

dilakukan dalam bentuk penyederhanaan dan penulisan soal supaya lebih mudah dipahami siswa.

Berikut merupakan deskripsi, triangulasi data, dan hasil analisis data berdasarkan hasil wawancara berbasis tugas.

1. Deskripsi, Triangulasi, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis Data Subyek dengan Tingkat Motivasi Belajar Matematika Tinggi T1

a. Tahap Perencanaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi T1 pada tahap perencanaan pemecahan

masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap perencanaan pemecahan masalah subyek T1 dalam

memecahkan aplikasi turunan fungsi. 1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek T1 pada wawancara ke-I.

Kutipan I PI,3 : dibaca berapa kali dek soalnya?

T1,I,3 : dua kali.

P I,4 : Adek sudah pernah dapat soal seperti ini sebelumnya?

T1,I,4 : Belum.

P I,5 : Okee, kira-kira soal ini tentang apa, dek?

T1,I,5 : Ini mas, mencari volume kotak maksimum yang dibuat dari karton

berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi 30cm. P I,6 : Iyaa, setelah itu, kira-kira bagaimana nanti adik

menyelesaikannya?

T1,I,6 : Membuat gambar perseginya dan panjang sisinya, terus mencari

ukuran kotaknya, yaa udah mas, trus dicari volumenya. Kutipan II

T1,I,8 : Ini berarti??? (sambil menunjuk gambar yang dibuat)

P I,9 : Yaa gimana soalnya? Itukan pojoknya dipotong persegi itu, nanti

dibuat kotak. Bisa membayangin? T1,I,9 : Oh iyaa mas, tapi nanti tanpa tutup.

(8)

P I,10 : Hlaa iyaa, soalnya emang gitu kan? Yaa, dilanjutin aja.

T1,I,10 : Ini nanti cari volumenya mas.

2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek memahami masalah yang ditunjuk

berarti apa yang diketahui dan berarti apa yang ditanyakan. Subyek telah menuliskan data yang diketahui untuk merencanakan pemecahan masalah, tetapi kurang lengkap karena hanya menuliskan panjang 30 cm. Namun, subyek menuliskan data yang ditanya dengan lengkap, yaitu volume maksimum dan ukurannya. Meskipun demikian, subyek sudah dapat mengungkapkan apa yang dicari dan informasi yang diketahui padapermasalahan.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek T1 pada wawancara ke-II.

P II,3 : Dibaca berapa kali dek soalnya?

T1,II,3 : Satu.

P II,4 : Satu? Masih ingat soal kemarin yaa? Ini nanti mau dikerjakan seperti kemarin atau cara yang beda?

T1,II,4 : Seperti kemarin, yaitu menggambar dulu persegi panjang dan ukuran panjang dan lebarnya, mencari ukuran kotak, trus dicari volumenya mas.

P II,5 : Oh seperti kemarin? Ini soalnya tentang mencari volume ya dik? T1,II,5 : Ya mas, mencari volume kotak maksimum yang dibuat dari

karton berbentuk persegi panjang dengan lebar 5 dm dan 8 dm. PII,6 : Yaa udah, bisa langsung dikerjain aja dek.

(9)

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek memahami masalah. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes tertulis, subyek menulis Subyek telah menuliskan data yang diketahui untuk merencanakan pemecahan masalah, tetapi kurang lengkap karena hanya menuliskan panjang 8 dm dan 5 dm dan subyek juga menuliskan data yang ditanya yaitu volume maksimum dan ukurannya. Meskipun demikian, subyek sudah dapat mengungkapkan apa yang dicari dan informasi yang diketahui pada permasalahan.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek T1, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I

dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian respon subyek dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, jika data yang diperoleh pada saat wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasis tugas II sama, maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang valid. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek T1 Tahap Perencanaan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek mengetahui masalah dengan jelas (PI,5-T1,I,5), mekipun

ada bagian membingungkan(T1,I,8

-PI,9). Namun, subyek mengetahui

cara mengatasi kebingungannya (T1,I,9-PI,10). Subyek juga dapat

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek mengetahui masalah dengan jelas (PII,5-TI1,I,5) dan

subyek masih mengingat pekerjaan sebelumnya (PII,3-T1,II,4) (wawancara berbasis tugas I).

(10)

mengungkapkan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah (PI,6-T1,I,6).

mengungkapkan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah (PII,4-T1,II,4) Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara berbasis tugas I dengan data hasil wawancara berbasis tugas II. Subyek dapat mengungkapkan masalah (apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) dan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah pada wawancara berbasis tugas I. Pada wawancara berbasis tugas II, subyek juga dapat mengungkapkan masalah dan strateginya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap perencanaan pemecahan masalah menurut polya (dalam siswono, 2008) merupakan tahap mengidentifikasikan semua unsur yang ada dalam soal dan diharapkan siswa dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari tiap soal dan membuat alternatif penyelesaian dan menyusun rencana untuk menyelesaikan soal tersebut. Pada tahap ini akan timbul pertanyaan (seperti: apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) dalam permasalahan dan subyek mengingat-ingat permasalahan serupa dan mencoba mengingat teknik pemecahan masalahnya, sehingga subyek dapat menentukan strategi yang akan digunakan.

Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek mengetahui masalah dengan jelas (P I,5-T1,I,5). Subyek dapat

mengungkapkan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yaitu menggunakan gambar (P I,6-T1,I,6). Meskipun ada bagian

yang menunjukkan kebingungan (T1,I,8- P I,9), subyek mengetahui cara

mengatasi kebingungan tersebut (T1,I,9- P I,10). Pada hasil tertulis

permasalahan I, subyek dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal ini dibuktikan

(11)

pada tahap perencanaan pemecahan masalah I dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang digunakan untuk memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek mengetahui masalah dengan jelas (P II,5-TI1,I,5) dan mampu

mengingat pekerjaannya pada wawancara berbasis tugas I (P II,3- T1,II, 4). Subyek juga dapat mengungkapkan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah, yaitu menggunakan gambar untuk mempermudah (T1,II,4). Pada hasil tertulis permasalahan II, subyek menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Hal ini dibuktikan dengan subyek . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T1 pada tahap perencanaan pemecahan

masalah II dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang digunakan dalam memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek T1

melakukan proses aktivitas metakognisi pada tahap perencanaan pemecahan masalah yang meliputi: mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

b. Tahap Pemantauan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi T1 pada tahap pemantauan pemecahan

masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap pemantauan pemecahan masalah subyek T1 dalam

memecahkan aplikasi turunan fungsi. 1) Wawancara I

(12)

Kutipan I

P I,11 : Okee, nanti volumenya volume apa dek? Maksunya kotaknya

bentuknya seperti apa? T1,I,11 : Kubus mas.

P I,12 : Kalau kubus rumus volumenya gimana?

T1,I,12 : S pangkat tiga mas.

P I,13 : Dilanjutin aja dek, cari sisinya.

T1,I,13 : (melanjutkan menulis volume kubus) Yang ini, 30-2x mas.

P I,14 : Yaa, berarti sama semua itu yaa sisinya?

T1,I,14 : Bentar mas, untuk sisi yang jadi panjang dan lebar 30-2x, sisi

yang jadi tinggi x.

P I,15 : Panjang dan lebar didapat 30-2x dan tingginya x. Dari situ

panjang dan lebar sama dan yang beda tingginya. Tadi kubuskan? Volumenya sisi pangkat tiga, berarti sisinya sama, apakah nanti 30-2x itu sama dengan x?

T1,I,15 : Hehehe, belum tentu mas. Ternyata ini belum tentu kubus mas.

P I,16 : Trus apa?

T1,I,16 : Mungkin balok mas.

P I,17 : Trus kalau balok rumus volumenya apa?

T1,I,17 : Panjang kali lebar kali tinggi.

P I,18 : Yaa, tadi kok bilangnya kubus kenapa?

T1,I,18 : Hlaa tadi kan kartonnya persegi, yaa tak kira kubus deh mas.

Kutipan II

P I,20 : Yaa, udah dapet fungsi untuk volumenya dek?

T1,I,20 : Yaa.

P I,21 : Trus langkah selanjutnya apa dek?

T1,I,21 : Emmhh, pake nilai stasioner mas.

P I,22 : Nilai stasioner?

T1,I,22 : Iyaa mas, inikan soalnya mencari maksimum jadi nantikan

(13)

Kutipan III P I,24 : Itu didapat apa dek?

T1,I,24 : persamaan kuadrat mas.

P I,25 : Trus gimana menyelesaikannya?

T1,I,25 : difaktorkan mas.

Kutipan IV P I,27 : Didapet berapa dek x-nya?

T1,I,27 : x=15 sama x=5

P I,28 : Kemudian?

T1,I,28 : Disubstitusikan kesini mas. (sambil menunujuk fungsi volume

yang didapat dan melanjutkan) T1,I,28 : Hlooo kok nol mas?

P I,29 : Untuk x berapa tadi?

T1,I,29 : x=15

P I,30 : Hlaa gimana, bisa nol atau mau diteliti lagi?

T1,I,30 : Yaa nol mas. (Kemudian melanjutkan)

T1,I,30 : Untuk x=5 didapat 2000 mas.

P I,31 : Iyaa, berarti yang dipakai yang mana?

T1,I,31 : x=5

P I,32 : Abis itu apa dek?

T1,I,32 : Ini tadikan mencari volume maksimum dan ukuran kotaknya

mas, volume maksimum kan 2000, berarti mencari ukurannya. Kutipan V

T1,I,35 : Emmhh, bentar mas (mengecek beberapa saat sambil melihat

gambar). Oh ya mas, kalau x=15 nggak mungkin yaa, nanti kepotong jadi 2 ini, harusnya nggak usah dihitung tadi x=15-nya mas, hehee, yaa udah deh mas.

P I,36 : Hahaha, nggak apa-apa, tapi ini udah deh? (nggak = tidak)

2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

(14)

Berdasarkan gambar di atas, didapat informasi bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah, yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat model matematika untuk ukuran kotak, yaitu panjang 30-2x, lebar 30-2x, dan tinggi x. Dari ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak. Subyek menuliskan cara memecahkan masalah menggunakan nilai stasioner (v = 0) untuk mencari volume maksimum. Pada persamaan kuadrat yang didapat, subyek mencari akar-akarnya dengan cara pemfaktoran. Subyek melakukan pemfaktoran persamaan kuadrat dan didapatkan akar-akar yang sudah benar. Subyek tidak mengalami kesulitan saat melakukan perhitungan di lembar coretan. Pada pekerjaan subyek, didapat hasil yang

(15)

sudah benar yaitu panjang 20 cm, lebar 20 cm, tinggi 5 cm, dan volume maksimum 2000 cm3.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek T1 pada wawancara ke-II.

Kutipan I

P II,7 : Ini nanti kotaknya bentuknya seperti apa dek?

T1,II,7 : Balok.

P II,8 : Nggak kubus seperti kemari?

T1,II,8 : Nggak, kemarin juga nggak kubus mas.

P II,9 : Ya, tapi kan jawaban pertamanya kubus kemarin. Kenapa kok ini langsung balok?

T1,II,9 : Soalnya yang ini panjang dan lebarnya beda. (Maksudnya karton pada soal ini yang akan dibuat kotak panjang dan lebar beda atau persegi panjang dan pada soal sebelumnya bujur sangkar atau persegi).

Kutipan II

P II,11 : Oh ya dek, berarti nanti pakai turunan lagi ya dek? Nilai stasioner?

T1,II,11 : Ya mas.

Kutipan III P II,13 : x-nya didapat berapa dek?

T1,II,13 : x1=10/3 dan x2=1

P II,14 : Kira-kira yang dipakai yang mana dek?

T1,II,14 : Sebentar mas. Emmm.. x=10/3 nggak bisa mas. P II,15 : Kenapa dek?

T1,II,15 : Ini kan 10/3, jadi 3,3 trus lebarnya ini kan 5dm, jadi nanti melebihi mas 5dm mas, jadi nggak bisa, yang dipakai x=1. P II,16 : Oh gitu? Oke-okee-okeee... Ya udah udah dilanjutin aja.

T1,II,16 : (melanjutkan pekerjaannya untuk x=1, dan tidak memerikan x=10/3 ke fungsi volume yang didapat )

(16)

T1,II,17 : Ini mas. (sambil menunjuk jawabannya 18 dm3) 4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah, yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat model matematika untuk ukuran kotak, yaitu panjang 8-2x, lebar 5-2x, dan tinggi x. Berdasarkan ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak. Subyek menuliskan cara memecahkan masalah menggunakan nilai stasioner (v = 0) untuk mencari volume maksimum. Dari persamaan kuadrat yang didapat, subyek mencari akar-akarnya dengan cara pemfaktoran. Subyek melakukan pemfaktoran persamaan kuadrat dan didapatkan akar-akar yang sudah benar. Nilai x yang didapat dari

(17)

pemfaktoran persamaan kuadrat, subyek hanya memeriksa nilai x = 1 ke dalam volume kotak dalam x untuk mencari volume maksimum. Kemudian, nilai x = 1 juga digunakan untuk mencari ukuran kotaknya. Hal tersebut dilakukan karena subyek mengetahui bahwa untuk x = 10/3 tidak akan menghasilkan volume maksimum. Subyek tidak mengalami kesulitan saat melakukan perhitungan di lembar coretan. Pada hasil pekerjaan subyek, didapat hasil yang sudah benar yaitu panjang 6 dm, lebar 3 dm, tinggi 1 dm, dan volume maksimum 18 dm3.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek T1, selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis

tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek T1 Tahap Pemantauan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek menyadari kesalahan konsep dan mampu memperbaiki kesalahan yang dilakukan, serta dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya (PI,11

-T1,I,18). Subyek mampu

mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x serta sebagai pembanding dan pengecekan perhitungan saat memecahkan masalah (T1,I,35- P I,36),

sehingga subyek mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar (PI,20-T1,I,32)

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya (PII,7-T1,II,9). Subyek mampu mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x, serta

mempercepat proses

(perhitungan) dalam memecahkan masalah (PII,14

-T1,II,16), sehingga subyek mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar (PII,11-T1,II,17)

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian data hasil wawancara berbasis tugas I dan data hasil wawancara

(18)

berbasis tugas II. Subyek menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya. Subyek juga dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik, sehingga subyek mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar pada wawancara berbasis tugas I. Hal serupa juga didapat dari wawancara berbasis tugas II, subyek menyadari kesalahan konsep yang pernah dilakukan dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, subyek juga dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik, sehingga subyek mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap pemantauan pemecahan masalah menurut Polya (dalam Siswono, 2008) merupakan tahap melaksanakan semua rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencari solusi dari permasalahan. Pada tahap ini subyek mengaplikasikan strategi yang telah dibuat sebelumnya.

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek menyadari kesalahan konsep dan dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan beserta alasan yang mendukung pemikirannya (PI,11-T1,I,18). Subyek dapat mengaplikasikan strategi yang telah

direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x serta sebagai pembanding dan pengecekan perhitungan saat memecahkan masalah (T1,I,35- P I,36). Pada hasil tertulis permasalahan I dari pekerjaan

subyek, subyek mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar yaitu didapatkan hasil 2000 cm3 dengan ukuran panjang kotak 20 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 5 cm. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa subyek T1 pada tahap pemantauan

pemecahan masalah I menyadari kesalahan konsep dan dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan, serta dapat memberikan alasan yang

(19)

mendukung pemikirannya. Subyek juga dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan serta dapat melakukan perhitungan dengan benar. Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek menyadari kesalahan konsep yang pernah dilakukan dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya (PII,7-T1,II,9). Subyek juga dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x, serta untuk mempercepat proses (tidak perlu menghitung) (PII,14-T1,II,16) dalam memecahkan masalah. Pada hasil tertulis permasalahan II subyek mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar, yaitu 18 dm3 dengan ukuran panjang 6 dm, lebar 3 dm dan tinggi 1 dm. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa subyek T1 pada tahap

pemantauan pemecahan masalah II menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya. Subyek juga dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan serta dapat melakukan perhitungan dengan benar.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek T1

melakukan proses aktivitas metakognisi pada tahap pemantauan pemecahan masalah yang meliputi: menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik dan dapat melakukan perhitungan dengan benar.

c. Tahap Pemeriksaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi T1 pada tahap pemeriksaan pemecahan

masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap pemeriksaan pemecahan masalah subyek T1 dalam

memecahkan aplikasi turunan fungsi. 1) Wawancara I

(20)

Kutipan I P I,33 : sudah dek?

T1,I,33 : Yaa mas, didapat itu. Tapi mau saya teliti lagi mas.

P I,34 : Yaa, mau diteliti dan dicek dengan cara yang lain?

T1,I,34 : Yaa mas, ini dari rumus volume, panjang kali lebar kali tinggi,

jadi 20x20x5, oh yaa, sama mas 2000. P I,35 : Iyaa, trus mau dicek lagi?

T1,I,35 : Emmhh, bentar mas (mengecek beberapa saat sambil melihat

gambar). Oh ya mas, kalau x=15 nggak mungkin yaa, nanti kepotong jadi 2 ini, harusnya nggak usah dihitung tadi x=15-nya mas, hehee, yaa udah deh mas.

Kutipan II

P I,36 : Hahaha, nggak apa-apa, tapi ini udah deh? (nggak = tidak)

T1,I,36 : Udah mas.

P I,37 : Fix dek? (Fik = tanda sudah yakin dengan jawabannya)

T1,I,37 : Yaa, Fik mas.

2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek menuliskan kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah dilakukan dengan adanya J Hal tersebut menunjukkan bahwa subyek melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaannya.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek T1 pada wawancara ke-II.

Kutipan I P II,20 : Mau dicek lagi?

(21)

T1,II,20 : (mengecek lagi dengan rumus volume ) Udah.

P II,21 : Udah? Mau dicek lagi?

T1,II,21 : Sudah mas.

Kutipan II P II,22 : Yakin dek?

T1,II,22 : Yakin mas. P II,23 : Okee, trimakasih.

T1,II,23 : Trimakasih kembali. 4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T1 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek menuliskan kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah dilakukan yang dibuktikan dengan adanya penulisan Hal ini menunjukkan bahwa subyek melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek T1, selanjutnya dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis

tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek T1 Tahap Pemeriksaan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan,

(22)

hanya pada hasil akhir jawaban. Ukuran balok yang telah didapat (panjang, lebar, dan tinggi) dari perhitungan, subyek gunakan untuk mengecek volume maksimum yang didapat dari rumus turunan fungsi menggunakan rumus umum balok v=p.l.t (PI,33-T1,I,34) dan subyek

meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PI,36 -T1,I,37).

tetapi hanya pada hasil akhir jawaban menggunakan turunan fungsi dengan rumus umum volume balok v=p.l.t dengan p, l, dan t yang telah diperoleh sebelumnya. (PII,20-T1,II,21). Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, subyek meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PII,21

-T1,II,22)

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian data hasil wawancara berbasis tugas I dan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi subyek hanya memeriksa hasil akhir yang diperoleh dan subyek meyakini hasil tersebut adalah benar. Hal serupa juga didapat dari hasil wawancara berbasis tugas II, subyek juga tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi subyek hanya memeriksa hasil akhir jawaban dan subyek yakin hasil yang diperoleh adalah hasil yang benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh adalah data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap pemeriksaan pemecahan masalah menurut polya (Siswono, 2008) merupakan tahap melakukan pemeriksaan kembali atau evaluasi dari hasil yang diperoleh, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian. Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi hanya pada hasil akhir jawaban. Ukuran balok yang telah didapat (panjang, lebar, dan tinggi) dari perhitungan, subyek gunakan untuk mengecek volume maksimum yang didapat dari rumus turunan fungsi menggunakan rumus umum balok v=p.l.t (PI,33-T1,I,34) dan subyek

meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PI,36-T1,I,37). Pada hasil tertulis

permasalahan I, subyek menuliskan kesimpulan dengan adanya kata Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T1 pada tahap

(23)

pemeriksaan pemecahan masalah I melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh dan meyakini bahwa jawaban tersebut benar.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek juga tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi hanya pada hasil akhir jawaban menggunakan turunan fungsi dengan rumus umum volume balok v=p.l.t dengan p, l, t telah diperoleh sebelumnya (PII,20-T1,II,21) dan subyek meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PII,21- T1,II,22). Pada hasil tertulis permasalahan II, subyek menuliskan kesimpulan yang ditandai dengan adanya

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T1 pada tahap

pemeriksaan pemecahan masalah II melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh dan meyakini bahwa jawaban tersebut benar.

Berdasarkan analisis di atas, subyek T1 melakukan aktivitas

metakognisi pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah yang meliputi: evaluasi terhadap hasil yang diperoleh, tidak memeriksa semua langkah yang dilakukan dan subyek meyakini hasil yang telah diperoleh.

d. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh pada wawancara I dan wawancara II yang kemudian dianalisis menggunakan triangulasi sumber, diperoleh hasil bahwa subyek dengan motivasi belajar matematika tinggi T1 adalah sebagai

berikut.

1) Tahap perencanaan, subyek T1 melakukan aktivitas metakognisi yang

meliputi: dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang akan digunakan untuk memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

2) Tahap pematauan, subyek T1 melakukan aktivitas metakognisi yang

meliputi: menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik dan dapat melakukan perhitungan dengan benar.

(24)

3) Tahap pemeriksaan, subyek T1 melakukan aktivitas metakognisi yang

meliputi: memeriksa hasil akhir jawaban, tetapi tidak memeriksa semua langkah yang dilakukan dan meyakini hasil yang telah diperolehnya.

Berdasarkan uraian dan kesesuaian indikator, dapat disimpulkan bahwa tingkat metakognisi subyek dengan motivasi belajar matematika tinggi T1 adalah semireflective use.

2. Deskripsi, Triangulasi, Analisis Data, dan Pembahasan Hasil Analisis Data Subyek dengan Tingkat Motivasi Belajar Matematika Tinggi T2

a. Tahap Perencanaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi T2 pada tahap perencanaan pemecahan

masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap perencanaan pemecahan masalah subyek T2 dalam

memecahkan aplikasi turunan fungsi. 1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek T2 pada wawancara ke-I.

Kutipan I PI,4 : Dibaca berapa kali tadi?

T2,I,4 : Dua.

PI,5 : Kira-kira udah pernah dapet atau pernah baca soal seperti ini?

T2,I,5 : Belum mas....

PI,6 : Oke deh kalau belum, nggak apa-apa. Kira-kira tentang apa soal

ini? (oke deh = ya sudah) T2,I,6 : Tentang nilai stasioner.

PI,7 : Nilai stasioner?? Nilai stasioner itu apa dek?

T2,I,7 : Nilai stasioner itu jika mau mencari nilai minimum atau

maksimum mas, nanti turunannya disamadengankan nol.

PI,8 : Ohh.... trus kalau dalam soal ini, yang diketahui dan apa yang

ditanyakan dek?

T2,I,8 : Mencari volume, eh.. ukuran kotak agar volume maksimum.

(25)

T2,I,9 : Yang diketahuinya persegi panjang sisi 30 cm dari sehelai

karton akan dibuat kotak.

PI,10 : Kira-kira nanti adek ngerjainnya seperti apa?

T2,I,10 : Emmhh... membayangkan bangunnya dulu.

PI,11 : Trus?

T2,I,11 : Trus, menggambarnya, menaruh panjang sisinya 30cm, dan

membuat persegi pada keempat sudutnya, kemudian mencari panjang, lebar, dan tingginya, mencari volume, kemudian diturunkan, kemudian nilai stasioner tadi untuk mencari volume maksimumnya mas.

PI,12 : Ya udah, coba langsung dikerjakan aja dek.

Kutipan II

PI,15 : Kenapa dek? Soalnya dibaca lagi kalau masih bingung.

T2,I,15 : Emmhh, dengan jalan memotong bujur sangkar kecil keempat

sudutnya, berarti keempat sudutnya dipotong.

PI,16 : Yaa, trus kalau gitu, bisa mbayangin kalau itu nanti bisa dibuat

kotak tanpa tutup? T2,I,16 : Yaa....

PI,17 : Kalau kotak itu, yang ini jadi apa? (sambil menunjuk sudut pada

gambar bujur sangkar, yang ada gambar bujur sangkar kecilnya atau yang dipotong)

T2,I,17 : Tinggi mas.

PI,18 : Itu tingginya trus gimana ukurannya?

T2,I,18 : Dimisalkan x (menuliskan x pada gambar, beberapa saat

kemudian berhenti, dan membaca soal lagi). 2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut ini potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T2

(26)

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat adanya penulisan

Jadi subyek telah menuliskan data yang diketahui untuk merencanakan pemecahan masalah yaitu persegi dengan panjang 30 cm akan dibuat kotak. Subyek juga menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal dengan lengkap yaitu volume maksimum kotak dan ukurannya. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa subyek dapat mengungkapkan informasi apa yang diketahui dan apa yang dicari pada permasalahan. 3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek T2 pada wawancara ke-II.

T2,II2, : Udah...

PII,3 : Dibaca berapa kali dek?

T2,II,3 : Satu.

PII,4 : Satu kali? Masih ingat soal yang kemarin ya, kok dibaca cuma

satu kali? Inikan soalnya seperti kemarin, ini tentang apa dek? T2,II,4 : Ya ini mas sama, mencari ukuran dan volume maksimum dari

kotak, tapi yang ini dibuat dari persegi panjang yang panjangnya 8 dm dan lebar 5 dm mas.

PII,5 : Trus nanti dikerjain seperti kemarin atau cara yang beda?

T2,II,5 : Sama, menggambar dulu persegi panjangnya beserta panjang dan

lebarnya dan membuat persegi disudut sudutnya mas, baru dicari volume maksimumnya, tapi tergantung nanti juga.

PII,6 : Ya udah, langsung dikerjain aja dek.

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

(27)

Berdasarkan gambar tersebut, didapat informasi bahwa subyek memahami masalah. Hal ini dapat dilihat bahwa pada gambar tersebut telah menuliskan data yang diketahui untuk merencanakan pemecahan masalah, tetapi kurang lengkap karena hanya menuliskan sebuah bangun yang memiliki panjang 8 dm dan 5 dm dan menuliskan apa yang ditanyakan yaitu volume maksimal dan ukuran kotak. Meskipun demikian, subyek sudah dapat mengungkapkan informasi yang diketahui dan apa yang dicari pada permasalahan.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek T2, selanjutnya dilakukan perbandingan pada antara wawancara berbasis

tugas I dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian respon subyek dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, jika data yang diperoleh pada saat wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasis tugas II sama, maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang valid. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek T2 Tahap Perencanaan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek T2 mengetahui masalah

dengan jelas (PI,6-T2,I,9), mekipun

ada bagian yang menunjukkan kebingungan (PI,14-P,I,15). Namun,

subyek mengetahui cara mengatasinya (T2,I,15-T2,I,16).

Subyek juga dapat

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek T2 mengetahui masalah

dengan jelas dan subyek masih ingat dengan pekerjaan yang dikerjakan sebelumnya (PII,4

-T2,II,4) (wawancara berbasis tugas

I). Subyek juga dapat mengungkapkan strategi yang

(28)

mengungkapkan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah (PI,10-PI,12).

akan digunakan dalam memecahkan masalah (PII,5- PII,6).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian data hasil wawancara berbasis tugas I dan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek T2 dapat

mengungkapkan data yang diketahui dan ditanya dalam masalah serta dapat mengungkapkan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah. Pada wawancara berbasis tugas II, subyek juga dapat mengungkapkan masalah dan dapat mengungkapkan strateginya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang valid.

6) Analisis Data

Tahap perencanaan pemecahan masalah merupakan tahap mengidentifikasikan semua unsur yang ada dalam soal dan diharapkan siswa dapat menentukan data yang diketahui dan yang ditanyakan dari tiap soal, dan membuat alternatif penyelesaian dan membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menyusun strategi yang akan digunakan. Pada tahap ini akan timbul pertanyaan (seperti: apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan) dalam permasalahan dan subyek mengingat-ingat permasalahan serupa sekaligus mencoba mengingat teknik pemecahan masalahnya, sehingga subyek dapat menentukan strategi yang akan digunakan.

Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek T2 mengetahui data yang diketahui dan yang ditanyakan

pada masalah dengan jelas (PI,6-T2,I,9). Meskipun ada bagian yang

membingungkan (PI,14-PI,15), subyek T2 dapat mengetahui cara

mengatasinya (T2,I,15-T2,I,16). Subyek T2 dapat mengungkapkan strategi

yang akan digunakan dalam memecahkan masalah (PI,10-PI,12). Pada hasil

tertulis permasalahan I, subyek T2 menuliskan informasi data yang

(29)

. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T2 pada tahap perencanaan pemecahan

masalah I dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang digunakan untuk memecahkan masalah, dan mampu mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

Pada tahap perencanaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek T2 mengetahui masalah dengan jelas dan subyek juga

mengingat pemecahan masalah pada wawancara berbasis tugas I (PII,4

-T2,II,4). Subyek juga dapat mengungkapkan strategi yang akan digunakan

dalam memecahkan masalah, yaitu menggunakan gambar untuk mempermudah pemecahan masalah (PII,5-PII,6). Pada hasil tertulis

permasalahan II, subyek T2 menuliskan yang ditanyakan dan informasi

yang diketahui. Hal ini dibuktikan

. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T2

pada tahap perencanaan pemecahan masalah II dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang digunakan untuk memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan analisis di atas, subyek T2 melakukan aktivitas

metakognisi pada tahap perencanaan pemecahan masalah yang meliputi: dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang akan digunakan untuk memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah. b. Tahap Pemantauan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi T2 pada tahap pemantauan pemecahan

masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap pemantauan pemecahan masalah subyek T2 dalam

(30)

1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek T2 pada wawancara ke-I.

Kutipan I

T2,I,19 : Yaa ini menentukan rumus volume dulu mas. Ini volume kotak

dari persegi, volume kubus... PI,20 : Volume kotak atau kubus?

T2,I,20 : Volume kotak kan sama aja volume kubus.

PI,21 : Masak dek? Kotakkan bisa balok juga???

T2,I,21 : Yaa mas, tapi ini kan dari bujur sangkat atau persegi mas. Nanti

kalau persegikan jadinya kubus... PI,22 : Yaa udah dilanjutin aja....

T2,I,22 : (menulis rumus volume kubus s3)

PI,23 : Trus mencari apa dek?

T2,I,23 : Panjang sisi dulu mas.

PI,24 : Trus apa lagi dek?

T2,I,24 : Ini mas dimasukin (30-2x)3.

PI,25 : Bukan, maksudnya, kalau kotak akan ada tinggi, trus lebar,

panjang kan? Meskipun kalau kubus itu tinggi, lebar, dan panjangnya sama..

T2,I,25 : Yaa mas..

PI,26 : Coba diperiksa satu-satu, tinggi, lebar, dan panjangnya sama.

T2,I,26 : (mulai memeriksa)

PI,27 : Yang jadi tinggi nanti apa?

T2,I,27 : x

PI,28 : Trus panjangnya?

T2,I,28 : 30-2x.

PI,29 : Apakah nanti x itu sama dengan 30-2x?

T2,I,29 : Belum tau mas...

PI,30 : Jadi ini nanti volume apa?

T2,I,30 : dibuat balok dulu aja mas, hehehe...

(31)

T2,I,31 : Rumus balok mas, v=p.l.t (sambil mengganti rumus kubus dengan

rumus balok)

Kutipan II

T2,I,34 : (menulis p, l, dan t. Kemudian mensubstitusikan nilai p, l, t yang

didapat ke rumus volume balok dalam x)

PI,35 : Okee, ini didapat fungsi volume dalam x yaa, setelah itu apa lagi

dek?

T2,I,35 : Ya tadi mas, ni diturunkan dan kemudian disamadengankan nol.

(kemudian melanjutkan) PI,36 : Didapat apa itu dek?

T2,I,36 : Emmhh, persamaan kuadrat mas..

PI,37 : Bagaimana menyelesaikannya?

T2,I,37 : Dengan menggunakan difaktorkan atau rumus abc mas...

PI,38 : Ya udah dilanjutuin aja dek.

T2,I,38 : (melanjutkan dengan pemfaktoran, agak kesulitan karena

koefisien x2 tidak 1, tapi kemudian disederhanakan dengan dibagi

12)

PI,39 : Kenapa dibagi 12 dek?

T2,I,39 : Biar lebih mudah.

PI,40 : Trus mau difaktorkan?

T2,I,40 : Yaa kalau bisa mas... (mencoba difaktorkan dan didapat hasil

pemfaktorannya)

PI,41 : Setelah dapat itu diapakan dek?

T2,I,41 : Diperiksa ke volumenya mas, untuk mengetahui mana yang nanti

maksimum.

PI,42 : Okee, dilanjutin aja.

T2,I,42 : (menghitung untuk x = 15 dan didapat hasilnya nol)

T2,I,42 : Haslinya kok nol mas?

PI,43 : Mau dicek lagi?

T2,I,43 : Yaa mas sebentar (melihat gambar). Ini untuk panjang 30-2x,

(32)

berarti nanti volumenya juga nol, yaa mas, hasilnya nol. Oh ya mas, kalau bisa dilihat seperti ini (menunjuk gambar) sebenarnya ini nggak harus dihitung tidak apa apa ya mas, soalnya dari sini kan sudah kelihatan.

PI,44 : Hahaha, bisa juga dek. Ya udah, sekarang untuk x=5?

T2,I,44 : (pada saat menghitung x=5) untuk x=5 hasilnya 4700.

PI,45 : didapat dek 4700?

T2,I,45 : Sebentar mas. Oh yaa, ada kesalahan hitung mas, ni didapat 2000.

PI,46 : Hloo gimana? Dicek lagi aja kalau masih belum yakin?

T2,I,46 : Sudah mas...

PI,47 : Okee, jadi volume maksimum pada saat kapan dek?

T2,I,47 : Pada saat x-nya 15 mas, yaitu volumenya 2000 cm3.

PI,48 : Habis itu mau mencari apa dek?

T2,I,48 : Ini mas ukuran kotaknya (sambil mensubstitusikan nilai x yang

didapat ke p,l,t) 2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

(33)

Berdasarkan gambar di atas, didapat informasi bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah yaitu dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat model matematika untuk ukuran kotak, yaitu panjang 30-2x, lebar 30-2x, dan tinggi x. Dari ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak yang kemudian didapat volume kotak dalam x. Subyek juga menuliskan cara memecahkan masalah menggunakan nilai stasioner (v = 0) untuk mencari volume maksimum. Penggunaan nilai stasioner menghasilkan persamaan kuadrat. Selanjutnya subyek mencari akar-akar persamaan kuadrat dengan cara pemfaktoran dan didapatkan akar-akar yang benar. Dari nilai x yang didapat dari pemfaktoran persamaan kuadrat, subyek mengecek nilai x yang menghasilkan volume maksimum. Nilai x yang terpilih subyek gunakan untuk mencari ukuran kotak. Pada pekerjaan subyek, didapat hasil yang sudah benar yaitu panjang 20 cm, lebar 20 cm, tinggi 5 cm, dan volume maksimum 2000 cm3. Berdasarkanhasil tersebut, dapat diketahui bahwa langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan oleh subyek sudah benar.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek T2 pada wawancara ke-II.

Kutipan I

PII,7 : Untuk soal yang ini nanti kotaknya bentuknya apa dek?

T2,II,7 : Kalau ini balok mas.

PII,8 : Tidak kubus?

T2,II,8 : Tidak mas.

(34)

T2,II,9 : Ya kalau inikan sudah jelas mas, terbuat dari persegi panjang, jadi

balok, hehe.

PII,10 : Ya udah, dilanjutin aja.

Kutipan II PII,13 : Oh ini pakai nilai stasioner lagi ya?

T2,II,13 : Ya mas.

Kutipan III PII,17 : Didapat x berapa dek?

T2,II,17 : x=1 dan x=10/3 (kemudian melanjutkan)

PII,18 : Hloo dek, kok ini yang dicek cuma x=1, x=10/3nya nggak?

T2,II,18 : Hlaa enakan pakai x=1, kalau x=10/3 ruwet gitu mas,

hitungannya. Trus mungkin hasilnya sama, mungkin hloo yaa.. PII,19 : Hlaa kalau nanti hasilnya malah lebih maksimum dari pada yang

x=1 gimana?

T2,II,19 : Sebentar mas (Melihat ukuran lebar). Hla ini juga mas, lebarnya

kan5-2x, kalau x=10/3, berarti nanti negatif, lebar kan nggak mungkin negatif mas, jadi nggak bisa mas. Ya jadi pakai x=1 mas. PII,20 : Berarti alasanya itu? Nggak karna ruwet ngitungnya?

T2,II,20 : Hahaha, mulanya juga gitu mas, menghitung yang mudah dulu

saja.

PII,21 : Ya udah, dilanjutin aja.

PII,22 : Didapat berapa dek?

T2,II,22 : Volumenya 18 dm3 mas.

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

(35)

Berdasarkan gambar di atas, diperoleh informasi bahwa subyek menuliskan cara memecahkan masalah yaitu, dengan menggambar segiempat yang dipotong persegi pada masing-masing sudutnya dan dengan gambar tersebut, subyek membuat model matematika untuk ukuran kotak, yaitu panjang 8-2x, lebar 5-2x, dan tinggi x. Dari ukuran tersebut, subyek membuat model matematika untuk volume kotak yang kemudian didapat volume kotak dalam x. Subyek menuliskan cara memecahkan masalah menggunakan nilai stasioner (v = 0) untuk mencari volume maksimum. Penggunaan nilai stasioner menghasilkan persamaan kuadrat. Selanjutnya subyek mencari akar-akar persamaan kuadrat dengan cara pemfaktoran dan diperoleh akar-akar yang sudah benar. Subyek hanya menggunakan x=1 untuk mecari volume maksimum yang kemudian digunakan juga untuk mencari ukuran kotak. Hal tersebut dilakukan karena subyek mengetahui bahwa x = 10/3 tidak menghasilkan volume

(36)

maksimum. Pada hasil pekerjaan subyek, didapat jawaban yang sudah benar yaitu panjang 6 dm, lebar 3 dm, tinggi 1 dm, dan volume maksimum 18 dm3.

5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek T2, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I

dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek T2 Tahap Pemantauan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek menyadari kesalahan konsep dan mampu memperbaiki kesalahan yang dilakukan, serta dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya (T2,I,19- T2,I,30). Subyek

dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x, sebagai pembanding dan pengecekan perhitungan dalam memecahkan masalah (T2,I,42- T2,I,43). Subyek juga

mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar meskipun sebelumnya salah dalam melakukan perhitungan, tetapi dapat membenarkan (T2,I,44- T2,I,48).

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya (PII,7-PII,10). Subyek juga dapat

mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x, memudahkan sekaligus mempercepat proses perhitungan dalam memecahkan masalah (P

II,13-T2,II,20). Selain itu, subyek juga

mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar (PII,17-T2,II,22).

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas pada tabel 4.6, terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara berbasis tugas I dengan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek T2 menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang

mendukung pemikirannya. Subyek juga dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik. Selain itu, subyek mampu

(37)

mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar walaupun mengalami kesalahan perhitungan, tetapi subyek dapat memperbaikinya. Pada wawancara berbasis tugas II, subyek T2 dapat

memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik, dan mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan dengan proses yang benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data valid.

6) Analisis Data

Tahap pemantauan pemecahan masalah merupakan tahap melaksanakan semua rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencari solusi dari permasalahan. Pada tahap ini subyek mengaplikasikan strategi yang telah dibuat sebelumnya.

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek menyadari kesalahan konsep dan dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan, serta dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya (T2,I,19-T2,I,30). Subyek juga dapat

mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x serta sebagai pembanding dan pengecekan perhitungan dalam memecahkan masalah (T2,I,42-T2,I,43). Selain itu, subyek

mampu mendapatkan volume maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar meskipun sebelumnya salah dalam melakukan perhitungan (didapat hasil 4700 cm3), subyek dapat membenarkan (T2,I,44-

T2,I,48), sehingga didapatkan hasil 2000 cm3 dengan ukuran kotak, panjang

20 cm, lebar 20 cm, dan tinggi 5 cm. Hal ini sesuai dengan hasil tertulis permasalahan I. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T2

pada tahap pemantauan pemecahan masalah I menyadari kesalahan konsep, dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan, dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dan dapat memperbaiki perhitungan yang salah menjadi perhitungan yang benar.

(38)

Pada tahap pemantauan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek T2 dapat memberikan alasan yang mendukung

pemikirannya (PII,7-PII,10). Subyek juga dapat mengaplikasikan strategi

yang telah direncanakan untuk mencari panjang, lebar, dan tinggi dalam x untuk memudahkan dan mempercepat proses perhitungan dalam memecahkan masalah (PII,13-T2,II,20), sehingga subyek memperoleh volume

maksimum kotak yang ditanyakan melalui proses yang benar (P

II,17-T2,II,22), yaitu 18 dm3 dengan ukuran panjang 6 dm, lebar 3 dm dan tinggi

1 dm. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil tertulis permasalahan II subyek T2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T2 pada tahap

pemantauan pemecahan masalah II dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dan melakukan perhitungan dengan benar.

Berdasarkan analisis di atas, subyek T2 melakukan aktivitas

metakognisi pada tahap pemantauan pemecahan masalah yang meliputi menyadari kesalahan konsep, dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik dan melakukan perhitungan dengan benar.

c. Tahap Pemeriksaan Pemecahan Masalah

Berikut merupakan kutipan wawancara subyek dengan tingkat motivasi belajar matematika tinggi T2 pada tahap pemeriksaan pemecahan

masalah. Wawancara berbasis tugas dilakukan untuk mengetahui tingkat metakognisi dan tahap perencanaan pemecahan masalah subyek T2 dalam

memecahkan aplikasi turunan fungsi. 1) Wawancara I

Berikut kutipan wawancara subyek T2 pada wawancara ke-I.

Kutipan I PI,50 : Mau dicek atau tidak dek?

T2,I,50 : Yaa mas. (mengecek)

PI,51 : Sudah dek?

(39)

T2,I,51 : Sudah mas... ini hasilnya sama kok.

Kutipan II PI,52 : Sudah yakin?

T2,I,52 : Sudah mas.

PI,53 : Okee. Trimkasih yaa dek.

T2,I,53 : Iyaa mas, sama-sama.

2) Hasil Tertulis Permasalahan I

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah I.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa subyek menuliskan kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan subyek menuliskan

menunjukkan bahwa subyek melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh.

3) Wawancara II

Berikut kutipan wawancara subyek T2 pada wawancara ke-II.

Kutipan I PII,23 : Iyaa, Ini sudah fix?

T2,II,23 : Sudah mas, ini juga sudah saya cek dengan rumus v= p.l.t,

hasilnya juga sama.

Kutipan II PII,24 : Berati sudah selesai, yakin ya?

T2,II,24 : Ya mas.

PII,25 : Makasih ya dek.

(40)

4) Hasil Tertulis Permasalahan II

Berikut merupakan potongan gambar hasil tertulis dari pekerjaan subyek T2 saat menyelesaikan tugas pemecahan masalah II.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa subyek menuliskan kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah dilakukan yang dibuktikan dengan adanya penulisan Hal ini menunjukkan bahwa subyek T2 melakukan pemeriksaan terhadap hasil

yang diperoleh. 5) Triangulasi

Setelah diperoleh data hasil wawancara dan hasil tes tertulis subyek T2, dilakukan perbandingan antara hasil wawancara berbasis tugas I

dengan hasil wawancara berbasis tugas II yang dilaksanankan pada hari yang berbeda. Rangkuman data yang diperoleh pada wawancara berbasis tugas I dan wawancara berbasisi tugas II disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Triangulasi Hasil Wawancara Subyek T2 Tahap Pemeriksaan

Pemecahan Masalah

Wawancara berbasis tugas I Wawancara berbasis tugas II Pada wawancara berbasis tugas I,

subyek tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi hanya pada hasil akhir jawaban (T2,I,51). Ukuran balok

yang telah didapat (panjang, lebar, dan tinggi) dari perhitungan, subyek gunakan untuk mengecek volume maksimum yang didapat dari rumus turunan fungsi dengan menggunakan rumus umum balok v=p.l.t (PI,51-T2,I,51) dan subyek

Pada wawancara berbasis tugas II, subyek juga tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi hanya pada hasil akhir jawaban (T2,II,23). Subyek

memeriksa hasil akhir yang menggunakan turunan fungsi dengan rumus umum volume balok v=p.l.t dengan p, l, dan t telah diperoleh sebelumnya. (PII,23-T2,II,23). Berdasarkan hasil

(41)

meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PI,52-T2,I,53).

meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PII,24-T2,II,25)

Berdasarkan kedua data wawancara berbasis tugas di atas, terdapat kesesuaian antara data hasil wawancara berbasis tugas I dengan data hasil wawancara berbasis tugas II. Pada wawancara berbasis tugas I, subyek T2

tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi hanya pada hasil akhir jawaban dan subyek meyakini hasil yang diperoleh adalah benar. Hal serupa juga dilakukan pada wawancara berbasis tugas II, subyek T2 tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan, tetapi

hanya pada hasil akhir jawaban dan subyek meyakini hasil yang diperoleh adalah benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang diperoleh merupakan data valid.

6) Analisis Data

Tahap pemeriksaan pemecahan masalah merupakan tahap melakukan pemeriksaan kembali atau evaluasi dari hasil yang diperoleh, baik keseluruhan maupun hanya sebagian.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas I, subyek T2 tidak memeriksa semua langkah yang telah dilakukan,

tetapi hanya pada hasil akhir jawaban. Ukuran balok yang telah didapat (panjang, lebar, dan tinggi) dari perhitungan, subyek gunakan untuk mengecek volume maksimum yang didapat dari rumus turunan fungsi menggunakan rumus umum balok v=p.l.t (PI,51-T2,I,51) dan subyek

meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PI,52-T2,I,53). Pada hasil tertulis

permasalahan I, subyek menuliskan kesimpulan dengan adanya kata Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa subyek T2 pada tahap

pemeriksaan pemecahan masalah I melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh dan meyakini bahwa jawaban adalah benar.

Pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah wawancara berbasis tugas II, subyek T2 juga tidak memeriksa semua langkah yang telah

(42)

umum volume balok v=p.l.t dengan p, l, t telah diperoleh sebelumnya (PII,23-T2,II,23) dan subyek meyakini hasil yang diperoleh adalah benar (PII,24 -T2,II,25). Pada hasil tertulis permasalahan II yang dikerjakan, subyek

menuliskan kesimpulan yang dibuktikan dengan adanya penulisan kata , dapat disimpulkan bahwa subyek T2 pada tahap

pemeriksaan pemecahan masalah II melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh dan meyakini bahwa jawabannya benar.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa subyek T2

melakukan aktivitas metakognisi pada tahap pemeriksaan pemecahan masalah yang meliputi: melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh, tetapi tidak memeriksa semua langkah yang dilakukannya dan subyek meyakini hasil yang telah diperolehnya.

d. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh pada wawancara I dan wawancara II yang kemudian dianalisis menggunakan triangulasi sumber, diperoleh hasil bahwa subyek dengan motivasi belajar matematika tinggi T2 adalah sebagai

berikut.

1) Tahap perencanaan, subyek T2 melakukan aktivitas metakognisi yang

meliputi: dapat mengungkapkan masalah dengan jelas, mengetahui cara yang akan digunakan untuk memecahkan masalah, dan dapat mengungkapkan penggunaan strategi yang akan digunakan dalam memecahkan masalah.

2) Tahap pematauan, subyek T2 melakukan aktivitas metakognisi yang

meliputi: menyadari kesalahan konsep dan dapat memberikan alasan yang mendukung pemikirannya, dapat mengaplikasikan strategi yang telah direncanakan dengan baik dan dapat melakukan perhitungan dengan benar.

3) Tahap pemeriksaan, subyek T2 melakukan aktivitas metakognisi yang

meliputi: melakukan pemeriksaan terhadap hasil yang diperoleh, tetapi tidak memeriksa semua langkah yang dilakukannya dan meyakini hasil yang didapat.

Gambar

Tabel 4.1 Kategori Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi Belajar Matematika  Nomor
Tabel  4.2  Triangulasi  Hasil  Wawancara  Subyek  T 1   Tahap  Perencanaan  Pemecahan Masalah
Tabel  4.3  Triangulasi  Hasil  Wawancara  Subyek  T 1   Tahap  Pemantauan  Pemecahan Masalah
Tabel  4.4  Triangulasi  Hasil  Wawancara  Subyek  T 1   Tahap  Pemeriksaan  Pemecahan Masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik-teknik invasif misalnya percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA) dan bedah pintas arteri koroner dapat menurunkan serangan angina klasik.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah diakukan oleh peneliti di SD Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, menunjukkan bahwa guru belum pernah menggunakan

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mengatahui dampak sosial, ekonomi serta lingkungan setelah adanya pabrik semen, khususnya pada masyarakat di wilayah Ring 1

Dari hasil pengujian system informasi penerimaan mahasiswa baru berbasis web dengan Sistem Pendukung Keputusan menggunakan metode AHP, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem ini mampu

Pada triwulan pertama tahun 2013, ada penambahan satu produk baru yang bisa dilayani oleh BBPK yaitu sertifikasi ekolabel tipe II. Sehingga, indikator kinerja yang

Suasana relegius yang sudah mengakar dalam lingkungan santri, akan menjadi poin plus dalam menanamkan nilai- nilai agama Islam pada santri sebagai way of life, karena

Hasil uji viskositas menunjukkan adanya penurunan viskositas kinematik pada biosolar (B30) yang ditambahkan aditif n-butanol yaitu 3,26 mm 2 /s dibanding tanpa aditif

Berdasarkan pembahasan dan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa identitas diri remaja masih belum memperoleh ketercapaian yang tinggi, demikian pula dengan komunikasi