• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek yang Diteliti

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Dari hasil penelitian terhadap 97 responden, makadiketahui beberapa gambaran tentang karakteristik pasangan usia subur yang bertempat tinggal di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara berkaitan dengan variabel penelitian sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan terutama dalam berkeluarga.Pendidikan merupakan suatu titik pencapaian yang ditempuh seseorang dalam menenmpuh pendidikan formal yang dinyatakan dalam lamanya mengikuti pendidikan (tahun sukses).Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan responden.dibawah ini menunjukkan tabel data pendidikan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapannuli Utara.

Tabel. 4.1 Tingkat Pendidikan responden

No Pendidikan (Tahun) Responden (Orang)

Persentase (%)

1 SD 7 7

2 SMP 30 31

3 SMA 46 48

4 D3 3 3

5 S1 11 11

Dari table 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan responden dikecamatan Garoga beragam,terdapat responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang atau 7% dari jumlah keseluruhan responden, kemudian tingkat pendidikan SMP sebanyak 30 atau 31% dari jumlah keseluruhan responden, tingkat pendidikan SMA sebanyak 46 orang atau 48 % dari jumlah keseluruhan, tingkat pendidikan D3 sebanyak 3 orang atau 3% dari jumlah keseluruhan dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 11 orang atau 11% dari jumlah keseluruhan responden. dari penjelasan data tersebut dapat diketahui bahwasannya tingkat pendidikan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara tergolong cukup tinggi.

b. Usia Nikah Pertama

Usia nikah pertama adalah usia dimana pertama kali responden menjalin hubungan pernikahan dan diukur dalam tahun.berdasarkan pada table 4.2 terdapat 6 responden atau 6% dari jumlah keseluruhan responden dengan usia nikah pertama antara 15-19 tahun, 40 responden atau 41% dari jumlah keseluruhan responden dengan usia nikah pertama antara 20-24 tahun dan 51 responden atau 53% dari jumlah keseluruhan dengan usia nikah pertama antara 25-30 tahun.dari gambaran tersebut secara umum dapat dinyatakan bahwasannya usia nikah pertama pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara sudah tergolong tua.

Tabel 4.2 Usia Nikah Pertama Responden No Usia Nikah pertama (Tahun) Responden (Orang)

c. Pendapatan Keluaraga

Pendapatan keluarga merupakan pendapatan yang diperoleh baik itu dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan dan diukur dalam rupiah perbulan.

Berdasarkan pada table 4.3 dibawah dapat dilihat bahwasannya terdapat 55 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.300.000 sampai Rp.2.500.000, kemudian 28 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.2.600.000 sampai Rp.4.000.000, 8 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.4.100.000 sampai Rp.6.000.000, 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.6.100.000 sampai Rp.8.000.000, dan 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.8.100.000 sampai Rp.9.500.000. dari gambaran diatas daspat dinyatakan bahwasannya secara umum tingkat prndapatan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara masih tergolong rendah.dari pendapatan yang didapatkan oleh responden disesuaikan dari pekerjaan responden itu sendiri.jenis jenis pekerjaan responden yang diteliti beragam seperti petani,PNS dan wiraswasta atau pedagang.mayoritan pekerjaan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara yaitu petani.

Tabel 4.3 Pendapatan Keluaraga Responden

No Pendapatan Keluarga (Rp/Bulan) Responden (Orang)

Persentase (%)

1 <Rp.1.000.000 55 57

2 Rp.1.100.000-Rp.3.000.000 28 29

3 Rp.3.100.000-Rp.5.000.000 8 8

4 Rp.5.1000.000-Rp.7.000.000 3 3

5 Rp.7.100.000-Rp.9.000.000 3 3

Jumlah 97 100

Berdasarkan pada table 4.3 dibawah dapat dilihat bahwasannya terdapat 55 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.300.000 sampai Rp.2.500.000, kemudian 28 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.2.600.000 sampai Rp.4.000.000, 8 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.4.100.000 sampai Rp.6.000.000, 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.6.100.000 sampai Rp.8.000.000, dan 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.8.100.000 sampai Rp.9.500.000. dari gambaran diatas daspat dinyatakan bahwasannya secara umum tingkat prndapatan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara masih tergolong rendah.dari pendapatan yang didapatkan oleh responden disesuaikan dari pekerjaan responden itu sendiri.jenis jenis pekerjaan responden yang diteliti beragam seperti petani,PNS dan wiraswasta atau pedagang.mayoritan pekerjaan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara yaitu petani.

Jam kerja

Jam kerja merupakan banyaknya nwaktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan dan dihitung atau dinyatakan dalan satuan jam perbulan.gambaran tentan jam kerja responden dapat dilihat pada tabel4.4 dibawah ini yang mana terdapat 3 responden atau 3% dari jumlah keseluruhan responden dengan jumlah jam kerja antara 12 sampai 80 jam perbulan, 15 responden atau 16% dari jumlah keseluruhan responden dengan jumlah jamkerja antara 90 sampai 150 jam perbulan dan 79 atau 81% darin jumlah keseluruhan responden dengan jumlah jam kerja antara 160 sampai 320 jam perbulan.dari gambaran tersebut diatas dapat dinyatakan bahwasannya secara umum pasangan usia suburb di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara bekerja antara 160 sampai 320 jam perbulan.

Tabel 4.4Jam Kerja Responden

No Jam kerja (Jam/bulan) Responden

(orang)

Persentase (%)

1 10-80 3 3

2 90-150 15 16

3 160-320 79 81

Jumlah 97 100

d. Fertilitas

Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari wanita yang merupan jumlah anak yang dilahirkan hidup dan diukur dengan jiwa.gambaran mengenai fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Berdasarkan pada table 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat 3 responden dengan jumlah anak 1 orang, 15 responden dengan jumlah anak 2 orang, 22 responden dengan jumlah anak 3 orang, 31 respondeng dengan jumlah anak 4 orang, 17 responden dengan jumlaha anak 5 orang, 7 responden dengan jumlah anak 6 orang, 1 responden dengan jumlah anak 7 orang dan 1 responden dengan jumlah anak 8 orang.dari gambaran tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwasannya fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanauli Utara tergolong cukup tinggi.

Tabel 4.5 Jumlah Anak dari Responden

No Feritlitas Responden

(Orang)

4.2 Hasil Pengolahan Data 4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linear berganda terhadap hipotesispenelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahuiada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik.Hasil pengujian hipotesisyang terbaik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasikyangmendasari model regresi linear berganda.Asumsi-asumsi-asumsi klasik dalam penelitian inimeliputi uji multikolinieritas, uji normalitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Modelregresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan

menggunakan metodeanalisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihatsecara Normal Probability Plot.Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data(titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot atau dengan melihat histogramdari residualnya.

Uji normalitas dengan grafik normal P-Plot akan membentuk satu gari lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Jika distribusi normal garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji normalitas yang pertama dengan melihat garfik secara histogram dan grafik normal P-Plot sebagaimana dengan terlihat dalam gambar 4.1 di bawah ini:

Grafik 4.1 Grafik Histogram

Grafik 4.2 Grafik Histogram Normal P-Plot

Dari gambar 4.1 Normal Probability Plot di atas menujukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan menujukkan pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukanadanya korelasi antara variable independent.Model yang baik seharusnya tidakterjadi korelasi antara yang tinggi diantara variable

bebas.Torelance mengukurvariabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variablebebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =1/Tolerance) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff yangumum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejalah multikolinieritas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejalah multikolinieritas.

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 4.526 1.061 4.267 .000

pendidikan -.418 .172 -.311 -2.423 .017 .537 1.861

UNP -.357 .236 -.163 -1.512 .134 .765 1.308

Pendapatan .546 .151 .396 3.624 .000 .743 1.345

Jamkerja .132 .289 .048 .458 .648 .821 1.217

a. Dependent Variable: Fertilitas

Berdasarkan tabel 4.6, maka dapat diketaahui nilai VIF untuk masing-masing variable pendidikan, usia nikah pertama, pendapatan dan jam Kerja nilai VIF nya< 10 dan nilai toleransinya > 0,10 sehingga model dinyatakan tidak terjadi multikorelasi.

c. Uji Heteroksedasiditas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Modelregresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroksedastisitas.Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastisitas dalam penelitian ini dilakukandengan analisis grafik,yaitu melihat grafik scartter plot antara nilai prediksi variable dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah y yangtelah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (y prediksi – y sesungguhnya) yangtelah di-studentized. Deteksi ada tidaknya heteroksedastisitas dapat dilakukan sebagaiberikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroksedastisitas.

Adapun hasil grafik pengujian heterosksedastisitas menggunakan SPSS versi 20 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas

Dari grafik Scatterplot tersebut, terlihat titik–titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heretoskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh variabel berdasarkan masukan variabel independennya.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi diantara anggota-anggota dariserangkaian observasi yang berderetan waktu. Uji autokorelasi digunakan

untukmengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasiantara residual satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.Pengujian ini menggunakan Durbin Watson. Jika nilai DW lebih besar dari batas atas (DU) dan kurang dari jumlah variable independen,maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Dan hasil uji autokorelasi untukpenelitian ini dapat dilihat pada table uji Durbin Watson berikut :

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Jamkerja, UNP, Pendapatan, pendidikan b. Dependent Variable: Fertilitas

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Durbin Waston menunjukkan nilai 1,813 dan lebih besar daripada nilaib DU (setelah melihat taber DW) yaitu sebesar 1,7560 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien bebas dari gejala autokorelasi.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier berganda dengan menggunakan uji asumsi klasik. Regresi linier berganda digunakan karenadalam penelitian ini mencakup dari lima variabel (termasuk variabel Y), dimana dalam regresi linier berganda variabel Y merupakan variabel terikat yang tergantungpada dua atau lebih variabel bebas (X).

Analisis regresi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pendidikan (X1), Usia Nikah Pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4 terhadap fertilitas pasasngan usia subur di Kecamatan Garoga

Kabupaten Tapanuli Utara (Y). Hasil regresi berganda ini diolah dengan

menggunakan Software Statistik Program ForSocial Science (SPSS).

Tabel 4.8 hasil uji regresi

Berdasarkan table 4.8 diperoleh persamaan regresi sebagasi berikut : Y=4,526-0,418-0,357+0,546+0,132

Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta b0 = 4.526 menunjukan besarnya fertilitas pada saat pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4) sama dengan nol.

2. Variabel bebas pendidikan responden (X1) mempunyai koefisien regresi (b1) sebesar -0,418 menunjukkan pengaruh pendidikan responden yang bernilai negatif (–). Artinya apabila pendidikan responden mengalami peningkatan maka akan menyebabkan penurunan fertilitas dengan asumsi usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4)dianggap konstan.

3. Variabel bebas usia kawin pertama (X2) mempunyai koefisien regresi (b2) sebesar –0,357 menunjukkan pengaruh usia kawin pertama yang bernilai negatif (–). Artinya apabila usia nikah pertama responden mengalami peningkatan maka akan menyebabkan penurunan fertilitas dengan asumsi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

4. Variabel bebas pendapatan keluarga (X3) mempunyai koefisien regresi (b3) sebesar 0,546 menunjukkan pengaruh pendapatan keluarga yang bernilai positif (+).artinya adlah apabila pendapatan keluarga mengalami peningkatan maka akan menyebabkan kenaikan atau peningkatan fertilitas dengan asumsi pendidikan responden (X1), usia nikah pertama (X2) dan jam kerja (X4) dianggap konstan.

5. Variabel bebas jam kerja (X4) mempunyai koefisien regresi (b4) sebesar 0,132 menunjukkan pengaruh curah jam kerja yang bernilai positif (+).

Artinya apabila curah jam kerjamengalami peningkatan maka akan menyebabkan kenaikan ataupun peningkatan fertilitas dengan asumsi pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3) dianggap konstan.

4.2.3 Uji Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4), terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga kabupaten Tapanuli Utara secara bersama–sama digunakan alat analisis yaitu uji F (F-test). Kriteria pengambilan keputusan dalam uji F ini yaitu apabila nilai signifikansi (sig)>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, dengan kata lain bahwa secara bersama–sama variabel pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4)tidak berpengaruh terhadap fertilitas pasangan usia subur di kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara (Y).Sebaliknya, apabila nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4) berpengaruh terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara (Y).

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 31.802 4 7.950 5.160 .001b

Residual 141.745 92 1.541

Total 173.546 96

a. Dependent Variable: Fertilitas

b. Predictors: (Constant), Jamkerja, UNP, Pendapatan, pendidikan

Dari hasil regresi pada table 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.001, dengan kata lain nilai signifikansi lebih kecil dari 0.005 maka H0 ditolak dan Ha diterima. artinya adalah secara bersama sama variable pendidikan (X1),variabel usia nikah pertama (X2),variabel pendapatan keluarga (X3) dan variabel jam kerja (X4) berpengaruh terhadap fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

4.2.4 Uji Parsial (Uji t)

Uji t dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh secara parsial antara variabel bebas pendidikan (X1), usia nikah pertam (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4) terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabuipaten Tapanuli Utara (Y). Kriteria pengujian untuk uji t antara lain: bila nilai signifikansi(sig)< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh signifikasi antar variabel bebas terhadap variabel terikat; dan bila nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antar masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.kriteria pengujian untuk uji t juga dapat diketahui dengan membandingkan thitung dengan ttabel hasilnya juga akan sama.

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.526 1.061 4.267 .000

pendidikan -.418 .172 -.311 -2.423 .017

UNP -.357 .236 -.163 -1.512 .134

Pendapatan .546 .151 .396 3.624 .000

Jamkerja .132 .289 .048 .458 .648

a. Dependent Variable: Fertilitas

Dari hasil analisis linear berganda diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Variabel pendidikan (X1) mempunyai nilai signifikan sebesar 0.017.dan hal ini menunjukkan bahwasannya nilai signifikansi sebesar 0.017 lebih kecil dari α=0,05. Dengan demikian terdapat pengaruh signifikan pendikan (X1) terhadap fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

b. Variabel Usia Nikah Pertama (X2) mempunyai nilai signifikan sebesar 0.134. dan hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.134 lebih besar dari α=0,05. Dengan demikian Usia Nikah Pertama (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

c. Variabel Pendapatan Keluarga (X3) mempunyai nilai signifikan sebesar 0.000. dan hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar

0.000 lebih kecil dari α=0.05. dengan demikian terdapat pengaruh signifikan pendapatan (X3) terhadap Fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

d. Variabel Jam Kerja (X4) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,648.

Dan hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,648 lebih besar dari α= 0,05. Dengan demikianJam Kerja (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap Fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

4.2.5 Koefisien Determinasi Berganda ( )

Koefisien determinasi atau R square merupakan sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen).

Atau dengan kata lain koefisien determinasi ini berguna untuk memprediksi dan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai koefisiendeterminasi mendekati 1 maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah kuat, apabila (R²) adalah 0 maka tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 4.11 Koefisien Determinasi ( )

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Jamkerja, UNP, Pendapatan, pendidikan

Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai koefisien ( ) sebesar 0.183 sesuai dengan kriteria pengujian = 0.183 terletak diantara 0 sampai dengan 1, dengan demikian pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga

(X3), jam kerja (X4) mempunyai pengaruh yang kecil terhadap fertilitas. Data tersebut juga menunjukkan bahwa variabel bebas mampu menjelaskan persentase sumbangan terhadap naik turunnya fertilitas sebesar 18 sedangkan sisanya 82 perubahan besarnya fertilitas disebabkan oleh faktor lain di luar model penelitian ini.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh pendidikan terhadap Fertilitas

Pada table 4.10 variabel pendidikan menunjukkan nilai signifikansi 0.017<α (0,017<0,05)dengan nilai koefisien regresi (b1) sebesar -0,418. Koefisien regresi menunjukkan pengaruh pendidikan responden yang bernilai negatif.Berarti variabel pendidikan berpengaruh signifikan dan berhubungan negatif terhadap fertilitas. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang tinggiakan mengurangi fertilitas .dengan kata lain semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin kecil pula peluang seseorang mempunyai anak (fertilitas semakin sedikit).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka Rizky Syam tahun 2016 dengan judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Dikecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba dengan nilai koefisien regresi yang bernilai negatif,artinya pendidikan mempunyai pengaruh negatif terhadap fertilitas.

pendidikan merupakan salah satu faktor bahkan bagi kelompok menengah keatas pendidikan merupakan faktor kebutuhan pokok karena bagi mereka pendidikan sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat disampingkan, karena seorang yang memiliki pendidikan tinggi pada umumnya memiliki wawasan yang luas dan menyadari arti pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anaknya, sehingga mereka akan berusaha agar anak-anaknya memiliki pendidikan yang tinggi pula. Sedangkan bagi kelompok menengah bawah yang

rata rata tingkat pendidikannya rendah menganggap pendidikan bukan prioritas utama atau kebutuhan pokok, karena untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) masih belum tercukupi sehingga alokasi danabagi kebutuhan pendidikan anak terganggu dan disubsitusikan untuk kebutuhan sehari-hari, karena mengingat biaya pendidikan anak mahal maka mereka membatasi untuk memiliki jumlah anak.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh negatif terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga,Kabupaten Tapanuli Utara terbukti kebenarannya.

4.3.2 Pengaruh Usia Nikah Pertama Terhadap Fertilitas

Pada table 4.10 Usia Nikah Pertama menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.134>α (0.134>0,05) dengan nilai koefisien regresi (b2) sebesar -0,357 Koefisien regresi menunjukkan pengaruhUsia Nikah Pertama responden yang bernilai negatif.berarti variabel usia nikah pertama tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan negative terhadap fertilitas.artinya bahwa peningkatan Usia Nikah Pertama akan menurunkan fertilitas dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan (tetap).

Pada masyarakat di Negara yang sedang berkembang usia perkawinan pertama cenderung muda sehingga mempunyai masa reproduksi yang panjang akibatnya nilai fertilitas yang tinggi. Dengan kata lain, semakin cepat usia nikah pertama, semakin besar kemungkinan mempunyai anak.Pengaruh usia pernikahan pertama orang tuaterhadap fertilitas di Indonesia sejalan dengan pemikiran bahwa makin muda seseorang melakukan perkawinan makin panjang masa reproduksinya.Maka dapat diharapkan makin muda seseorang untuk melangsungkan pernikahannya makin banyak pula anak yang dilahirkan, jadi hubungan antara umur perkawinan dan fertilitas negatif.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Usia Nikah Pertamaberpengaruh negatif terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga,Kabupaten Tapanuli Utara terbukti kebenarannya.

4.3.3 Pengaruh Pendapatan Keluarga Terhadap Fertilitas

Pada table 4.10 Pendapatan Keluarga menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000<α (0,000<0,05) dengan nilai koefisien regresi (b3) sebesar 0,546.

Koefisien regresi menunjukkanPendapatan Keluarga yang bernilai positif.berartiVariabel pendapatan keluarga berpengaruh signifikan dan berhubungan positif.hal ini berari bahwa pendapatan yang semakin tinggi akan menyebabkan fertilitas yang tinggi pula dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan (tetap).

Pendapatan adalah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi suatu keputusan seseorang atau keluarga dalam merencanakan jumlah anak.

Hubungan antara fertilitas dengan penghasilan keluarga menurut Terence Hull dalam menyatakan bahwa wanita dalam kelompok berpenghasilan rendah akan cenderung mengakhiri masa reproduksinya lebih awal dibandingkan dengan wanita pada kelompok berpenghasilan sedang dan tinggi.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Pendapatan Keluargaberpengaruh negatif terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga,Kabupaten Tapanuli Utara tidak terbukti kebenarannya.

4.3.4 Pengaruh Jam Kerja Terhadap Fertilitas

Pada table 4.10Jam Kerjamenunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.648>α (0,648>0,05)dengan nilai koefisien regresi (b4) sebesar 0,132. Berartti variabel jam kerja tidak berpengaruh secara signifikan dan berhubungan positif terhadap fertilitas.Koefisien regresi menunjukkan Jam Kerja yang bernilai positif.

Koefisien regresi yang bernilai positif memiliki arti bahwa peningkatan

jumlahJam Kerjaakan menaikkan fertilitas dengan asumsi variabel yang lain dianggap konstan (tetap).

Jam kerja biasa digunakan sebagai salah satu indikator untuk menilai produktivitas kerja. Semakin banyak jam kerja seseorang maka akan semakin besar produktivitasnya dan semakin banyak waktu yang digunakan untuk bekerja maka akan semakin kecil pula peluang untuk memperoleh anak

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Jam Kerjaberpengaruh negatif terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga,Kabupaten Tapanuli Utara tidak terbukti kebenarannya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan data yang diperoleh dari penelitian mengenai Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Fertilitas Di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan dan berhubungan negative terhadap Fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabuppaten Tapanuli Utara.

2. Variabel Usia Nikah Pertama tidak berpengaruh signifikan tetapi berhubungan negatif terhadap fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Variabel Pendapatan Keluarga berpengaruh signifikan dan berngaruh positif terhadap Fertilitas di Kecamatan Gaoga Kabupten Tapanuli Utara.

4. Variabel Jam Kerja tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

5. Variabel pendidikan, Usia Nikah Pertama, pendapatan Keluarga dan jam kerja secara simultan berpengaruh terhadap Feertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara

5.2 SARAN

Setelah mengetahui hasil dari penelitian dengan judul analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli

Setelah mengetahui hasil dari penelitian dengan judul analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli