• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.5 Metode Analisis Data

Dari perhitungan tersebut maka sampel yang didapat untuk penelitian ini adalah sebanyak 97 keluarga. Jumlah tersebut di anggap cukup mewakili dalam penelitian dan sudah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam analisis ini mengunakan metode tehnik deskriptif yaitu analisis yang digunakan untok mengungkapkan atau menggambarkan sesuatu mengenai keadaan yang sesuai dengan fakta dan yang akurat dari tempat yang diteliti.dan sesuai dengan teori yang berlaku serta diakui.tehnik ini juga digunakan untuk mencari solusi dari masalah yg terjadi terkait dengan factor factor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

Dengan melihat faktor faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas (pendidikan,usia nikah pertama,pendapatan keluarga dan jam kerja) maka model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Karena satuan setiap variable majemuk maka harus di logaritma naturalkan sehingga linear maka membentuk persamaan sebagai berikut:

Dimana :

Fertilitas(jiwa) Bilangan Konstanta Koefisien Pendidikan

Koefisien Usianikah pertama Koefisien Pendapatan keluarga

Koefisien Jam kerja

Pendidikan (tahun)

Usia nikah pertama (tahun)

Pendapatan keluarga (Rp)

Jam kerja (jam/bulan)

Error Term

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harusdipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).Uji asumsi klasik terbagi menjadi empat yaitu:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik,baik dengan melihat grafik secara histogram maupun melihat secara normal probability plot. normalitas dapat dilihat dari penyebaran data(titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot atau dengan melihat histogram dan residualnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara yang tinggi diantara variable bebas.Torelance mengukur variabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variable bebas lainnya.jadi nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/Tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilaocotuf yang umumdipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

c. Uji Heteroksiditas

Uji ini bertujuan apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.Model regresi yang baik adalah homokedstisitas atau tidak terjadi heterokedstisitas.untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedstisitas dalam penelitian ini dilakukan

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu metode analisis untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian nilai durbin watson (DW test).

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian yang ada di bab 1 telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis asosiatif untuk melihat hubungan variable pendidikan, usia nikah pertama, pendapatan keluarga dan jam kerja terhadap tingkat fertilitas tenaga kerja wanita di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara. Uji Hipotesis terbagi menjadi tiga yaitu:

a. Uji t

Uji t dilakukan untukmengetahui pengaruh masing-masing atau secara parsial variable independen ( pendidikan, usia nikah pertama, pendapatan keluarga dan jam kerja) terhadap variable dependen (fertilitas dari pasangan usia subur) dan menganggap variable dependen yang lain konstan. Signifikansi tersebut dapat diestimasi dengan membandingkan antara nilai ttable dengan thitung. Apabila nila thiting>ttabel maka variable independen secara individual mempengaruhi variable independen, sebaliknya jika nilai thitung <ttabel maka variable independen secara individual tidak mempengaruhi variable dependen.

b. Uji F

Uji F ini biasa digunakan untuk mengetahui pengaruh variable independen secara signifikan terhadap variable dependen. Dimanajikafhitung <ftabel, maka H0 diterima atau variable independen secara bersama-samatidakmemilikipengaruhterhadapvariable dependen (tidaksignifikan),artinyaperubahan yangterjadipada pada variable terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variable independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,5%.

c. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variable dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independennya.dengan kata lain,koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel variabel bebas dalam menerangkan variable terikatnya.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Ruang lingkup penelitian ini mencakup factor factor yang mempengaruhi tingkat fertilitas pada pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara,khususnya pengarus pendidikan,usia nikah pertama,pendapatan keluarga dan jam kerja.

Dalam penelitian ini penulis membatasi variable dengan tujuan untuk memudahkan dalam pembahasan yaitu sebagi berikut:

1. Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari responden yang merupakan jumlah anak yang dilahirkan hidup, ukuran nya adalah jiwa.

2. Pendidikan adalah lama pendidikan terahir dari pasangan usia subur dan diukur dalam satuan tahun.

3. Usia Nikah Pertama adalah usia padsa saat pertama kali seseorang menikah dan diukur dalam satuan tahun.

4. Pendapatan Keluarga sejumlah uang yang dihasilkan dari pekerjaan baik itu pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan selama satu bulan.diukur dengan rupiah.

5. Jam Kerja adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam melakukan pekerjaan diukur dengan satuan jam perhari.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek yang Diteliti 4.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Topografi dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu yang tergolong datar (3,16 %), landai (26,86 %), miring (25,63 %) dan terjal (44,35 %).

Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1º20′ – 2º41′ Lintang Utara dan 98º05“99º16™ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu:

 disebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;

 di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu;

 disebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan; dan

 disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.

Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara.

Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.800,31 Km2 terdiri dari luas dataran 3.793,71 Km2 dan luas perairan Danau Toba 6,60 Km2. Dari 15 kecamatan yang ada, kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara

dan kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan Muara sekitar 79,75 Km2 atau 2,10 %.

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Dari hasil penelitian terhadap 97 responden, makadiketahui beberapa gambaran tentang karakteristik pasangan usia subur yang bertempat tinggal di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara berkaitan dengan variabel penelitian sebagai berikut:

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan terutama dalam berkeluarga.Pendidikan merupakan suatu titik pencapaian yang ditempuh seseorang dalam menenmpuh pendidikan formal yang dinyatakan dalam lamanya mengikuti pendidikan (tahun sukses).Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan responden.dibawah ini menunjukkan tabel data pendidikan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapannuli Utara.

Tabel. 4.1 Tingkat Pendidikan responden

No Pendidikan (Tahun) Responden (Orang)

Persentase (%)

1 SD 7 7

2 SMP 30 31

3 SMA 46 48

4 D3 3 3

5 S1 11 11

Dari table 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan responden dikecamatan Garoga beragam,terdapat responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang atau 7% dari jumlah keseluruhan responden, kemudian tingkat pendidikan SMP sebanyak 30 atau 31% dari jumlah keseluruhan responden, tingkat pendidikan SMA sebanyak 46 orang atau 48 % dari jumlah keseluruhan, tingkat pendidikan D3 sebanyak 3 orang atau 3% dari jumlah keseluruhan dan tingkat pendidikan S1 sebanyak 11 orang atau 11% dari jumlah keseluruhan responden. dari penjelasan data tersebut dapat diketahui bahwasannya tingkat pendidikan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara tergolong cukup tinggi.

b. Usia Nikah Pertama

Usia nikah pertama adalah usia dimana pertama kali responden menjalin hubungan pernikahan dan diukur dalam tahun.berdasarkan pada table 4.2 terdapat 6 responden atau 6% dari jumlah keseluruhan responden dengan usia nikah pertama antara 15-19 tahun, 40 responden atau 41% dari jumlah keseluruhan responden dengan usia nikah pertama antara 20-24 tahun dan 51 responden atau 53% dari jumlah keseluruhan dengan usia nikah pertama antara 25-30 tahun.dari gambaran tersebut secara umum dapat dinyatakan bahwasannya usia nikah pertama pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara sudah tergolong tua.

Tabel 4.2 Usia Nikah Pertama Responden No Usia Nikah pertama (Tahun) Responden (Orang)

c. Pendapatan Keluaraga

Pendapatan keluarga merupakan pendapatan yang diperoleh baik itu dari pekerjaan pokok maupun pekerjaan sampingan dan diukur dalam rupiah perbulan.

Berdasarkan pada table 4.3 dibawah dapat dilihat bahwasannya terdapat 55 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.300.000 sampai Rp.2.500.000, kemudian 28 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.2.600.000 sampai Rp.4.000.000, 8 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.4.100.000 sampai Rp.6.000.000, 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.6.100.000 sampai Rp.8.000.000, dan 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.8.100.000 sampai Rp.9.500.000. dari gambaran diatas daspat dinyatakan bahwasannya secara umum tingkat prndapatan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara masih tergolong rendah.dari pendapatan yang didapatkan oleh responden disesuaikan dari pekerjaan responden itu sendiri.jenis jenis pekerjaan responden yang diteliti beragam seperti petani,PNS dan wiraswasta atau pedagang.mayoritan pekerjaan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara yaitu petani.

Tabel 4.3 Pendapatan Keluaraga Responden

No Pendapatan Keluarga (Rp/Bulan) Responden (Orang)

Persentase (%)

1 <Rp.1.000.000 55 57

2 Rp.1.100.000-Rp.3.000.000 28 29

3 Rp.3.100.000-Rp.5.000.000 8 8

4 Rp.5.1000.000-Rp.7.000.000 3 3

5 Rp.7.100.000-Rp.9.000.000 3 3

Jumlah 97 100

Berdasarkan pada table 4.3 dibawah dapat dilihat bahwasannya terdapat 55 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.300.000 sampai Rp.2.500.000, kemudian 28 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.2.600.000 sampai Rp.4.000.000, 8 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.4.100.000 sampai Rp.6.000.000, 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.6.100.000 sampai Rp.8.000.000, dan 3 responden dengan pendapatan perbulan antara Rp.8.100.000 sampai Rp.9.500.000. dari gambaran diatas daspat dinyatakan bahwasannya secara umum tingkat prndapatan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara masih tergolong rendah.dari pendapatan yang didapatkan oleh responden disesuaikan dari pekerjaan responden itu sendiri.jenis jenis pekerjaan responden yang diteliti beragam seperti petani,PNS dan wiraswasta atau pedagang.mayoritan pekerjaan responden di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara yaitu petani.

Jam kerja

Jam kerja merupakan banyaknya nwaktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan dan dihitung atau dinyatakan dalan satuan jam perbulan.gambaran tentan jam kerja responden dapat dilihat pada tabel4.4 dibawah ini yang mana terdapat 3 responden atau 3% dari jumlah keseluruhan responden dengan jumlah jam kerja antara 12 sampai 80 jam perbulan, 15 responden atau 16% dari jumlah keseluruhan responden dengan jumlah jamkerja antara 90 sampai 150 jam perbulan dan 79 atau 81% darin jumlah keseluruhan responden dengan jumlah jam kerja antara 160 sampai 320 jam perbulan.dari gambaran tersebut diatas dapat dinyatakan bahwasannya secara umum pasangan usia suburb di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara bekerja antara 160 sampai 320 jam perbulan.

Tabel 4.4Jam Kerja Responden

No Jam kerja (Jam/bulan) Responden

(orang)

Persentase (%)

1 10-80 3 3

2 90-150 15 16

3 160-320 79 81

Jumlah 97 100

d. Fertilitas

Fertilitas adalah hasil reproduksi nyata dari wanita yang merupan jumlah anak yang dilahirkan hidup dan diukur dengan jiwa.gambaran mengenai fertilitas di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Berdasarkan pada table 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat 3 responden dengan jumlah anak 1 orang, 15 responden dengan jumlah anak 2 orang, 22 responden dengan jumlah anak 3 orang, 31 respondeng dengan jumlah anak 4 orang, 17 responden dengan jumlaha anak 5 orang, 7 responden dengan jumlah anak 6 orang, 1 responden dengan jumlah anak 7 orang dan 1 responden dengan jumlah anak 8 orang.dari gambaran tersebut dapat disimpulkan secara umum bahwasannya fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanauli Utara tergolong cukup tinggi.

Tabel 4.5 Jumlah Anak dari Responden

No Feritlitas Responden

(Orang)

4.2 Hasil Pengolahan Data 4.2.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi linear berganda terhadap hipotesispenelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahuiada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik.Hasil pengujian hipotesisyang terbaik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasikyangmendasari model regresi linear berganda.Asumsi-asumsi-asumsi klasik dalam penelitian inimeliputi uji multikolinieritas, uji normalitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.Modelregresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan

menggunakan metodeanalisis grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihatsecara Normal Probability Plot.Normalitas data dapat dilihat dari penyebaran data(titik) pada sumbu diagonal pada grafik normal P-Plot atau dengan melihat histogramdari residualnya.

Uji normalitas dengan grafik normal P-Plot akan membentuk satu gari lurus diagonal, kemudian plotting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Jika distribusi normal garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Uji normalitas yang pertama dengan melihat garfik secara histogram dan grafik normal P-Plot sebagaimana dengan terlihat dalam gambar 4.1 di bawah ini:

Grafik 4.1 Grafik Histogram

Grafik 4.2 Grafik Histogram Normal P-Plot

Dari gambar 4.1 Normal Probability Plot di atas menujukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan menujukkan pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah terpenuhi.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukanadanya korelasi antara variable independent.Model yang baik seharusnya tidakterjadi korelasi antara yang tinggi diantara variable

bebas.Torelance mengukurvariabilitas variable bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variablebebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =1/Tolerance) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff yangumum dipakai adalah tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

Berdasarkan aturan variance inflation factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejalah multikolinieritas. Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejalah multikolinieritas.

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 4.526 1.061 4.267 .000

pendidikan -.418 .172 -.311 -2.423 .017 .537 1.861

UNP -.357 .236 -.163 -1.512 .134 .765 1.308

Pendapatan .546 .151 .396 3.624 .000 .743 1.345

Jamkerja .132 .289 .048 .458 .648 .821 1.217

a. Dependent Variable: Fertilitas

Berdasarkan tabel 4.6, maka dapat diketaahui nilai VIF untuk masing-masing variable pendidikan, usia nikah pertama, pendapatan dan jam Kerja nilai VIF nya< 10 dan nilai toleransinya > 0,10 sehingga model dinyatakan tidak terjadi multikorelasi.

c. Uji Heteroksedasiditas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Modelregresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroksedastisitas.Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroksedastisitas dalam penelitian ini dilakukandengan analisis grafik,yaitu melihat grafik scartter plot antara nilai prediksi variable dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah y yangtelah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (y prediksi – y sesungguhnya) yangtelah di-studentized. Deteksi ada tidaknya heteroksedastisitas dapat dilakukan sebagaiberikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroksedastisitas.

Adapun hasil grafik pengujian heterosksedastisitas menggunakan SPSS versi 20 dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1 Uji Heterokedastisitas

Dari grafik Scatterplot tersebut, terlihat titik–titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heretoskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pengaruh variabel berdasarkan masukan variabel independennya.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi diantara anggota-anggota dariserangkaian observasi yang berderetan waktu. Uji autokorelasi digunakan

untukmengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasiantara residual satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.Pengujian ini menggunakan Durbin Watson. Jika nilai DW lebih besar dari batas atas (DU) dan kurang dari jumlah variable independen,maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi. Dan hasil uji autokorelasi untukpenelitian ini dapat dilihat pada table uji Durbin Watson berikut :

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Jamkerja, UNP, Pendapatan, pendidikan b. Dependent Variable: Fertilitas

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Durbin Waston menunjukkan nilai 1,813 dan lebih besar daripada nilaib DU (setelah melihat taber DW) yaitu sebesar 1,7560 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien bebas dari gejala autokorelasi.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier berganda dengan menggunakan uji asumsi klasik. Regresi linier berganda digunakan karenadalam penelitian ini mencakup dari lima variabel (termasuk variabel Y), dimana dalam regresi linier berganda variabel Y merupakan variabel terikat yang tergantungpada dua atau lebih variabel bebas (X).

Analisis regresi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pendidikan (X1), Usia Nikah Pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4 terhadap fertilitas pasasngan usia subur di Kecamatan Garoga

Kabupaten Tapanuli Utara (Y). Hasil regresi berganda ini diolah dengan

menggunakan Software Statistik Program ForSocial Science (SPSS).

Tabel 4.8 hasil uji regresi

Berdasarkan table 4.8 diperoleh persamaan regresi sebagasi berikut : Y=4,526-0,418-0,357+0,546+0,132

Hasil persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta b0 = 4.526 menunjukan besarnya fertilitas pada saat pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4) sama dengan nol.

2. Variabel bebas pendidikan responden (X1) mempunyai koefisien regresi (b1) sebesar -0,418 menunjukkan pengaruh pendidikan responden yang bernilai negatif (–). Artinya apabila pendidikan responden mengalami peningkatan maka akan menyebabkan penurunan fertilitas dengan asumsi usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4)dianggap konstan.

3. Variabel bebas usia kawin pertama (X2) mempunyai koefisien regresi (b2) sebesar –0,357 menunjukkan pengaruh usia kawin pertama yang bernilai negatif (–). Artinya apabila usia nikah pertama responden mengalami peningkatan maka akan menyebabkan penurunan fertilitas dengan asumsi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

4. Variabel bebas pendapatan keluarga (X3) mempunyai koefisien regresi (b3) sebesar 0,546 menunjukkan pengaruh pendapatan keluarga yang bernilai positif (+).artinya adlah apabila pendapatan keluarga mengalami peningkatan maka akan menyebabkan kenaikan atau peningkatan fertilitas dengan asumsi pendidikan responden (X1), usia nikah pertama (X2) dan jam kerja (X4) dianggap konstan.

5. Variabel bebas jam kerja (X4) mempunyai koefisien regresi (b4) sebesar 0,132 menunjukkan pengaruh curah jam kerja yang bernilai positif (+).

Artinya apabila curah jam kerjamengalami peningkatan maka akan menyebabkan kenaikan ataupun peningkatan fertilitas dengan asumsi pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3) dianggap konstan.

4.2.3 Uji Hipotesis a. Uji Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4), terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga kabupaten Tapanuli Utara secara bersama–sama digunakan alat analisis yaitu uji F (F-test). Kriteria pengambilan keputusan dalam uji F ini yaitu apabila nilai signifikansi (sig)>0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, dengan kata lain bahwa secara bersama–sama variabel pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4)tidak berpengaruh terhadap fertilitas pasangan usia subur di kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara (Y).Sebaliknya, apabila nilai signifikansi (sig) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel pendidikan (X1), usia nikah pertama (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4) berpengaruh terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara (Y).

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 31.802 4 7.950 5.160 .001b

Residual 141.745 92 1.541

Total 173.546 96

a. Dependent Variable: Fertilitas

b. Predictors: (Constant), Jamkerja, UNP, Pendapatan, pendidikan

Dari hasil regresi pada table 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.001, dengan kata lain nilai signifikansi lebih kecil dari 0.005 maka H0 ditolak dan Ha diterima. artinya adalah secara bersama sama variable pendidikan (X1),variabel usia nikah pertama (X2),variabel pendapatan keluarga (X3) dan variabel jam kerja (X4) berpengaruh terhadap fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

4.2.4 Uji Parsial (Uji t)

Uji t dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh secara parsial antara variabel bebas pendidikan (X1), usia nikah pertam (X2), pendapatan keluarga (X3), jam kerja (X4) terhadap fertilitas pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabuipaten Tapanuli Utara (Y). Kriteria pengujian untuk uji t antara lain: bila nilai signifikansi(sig)< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima berarti ada pengaruh signifikasi antar variabel bebas terhadap variabel terikat; dan bila nilai signifikansi (sig) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antar masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.kriteria pengujian untuk uji t juga dapat diketahui dengan membandingkan thitung dengan ttabel hasilnya juga akan sama.

Tabel 4.10 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.526 1.061 4.267 .000

pendidikan -.418 .172 -.311 -2.423 .017

UNP -.357 .236 -.163 -1.512 .134

Pendapatan .546 .151 .396 3.624 .000

Jamkerja .132 .289 .048 .458 .648

a. Dependent Variable: Fertilitas

Dari hasil analisis linear berganda diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Variabel pendidikan (X1) mempunyai nilai signifikan sebesar 0.017.dan hal ini menunjukkan bahwasannya nilai signifikansi sebesar 0.017 lebih kecil dari α=0,05. Dengan demikian terdapat pengaruh signifikan pendikan (X1) terhadap fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

b. Variabel Usia Nikah Pertama (X2) mempunyai nilai signifikan sebesar 0.134. dan hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.134 lebih besar dari α=0,05. Dengan demikian Usia Nikah Pertama (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

c. Variabel Pendapatan Keluarga (X3) mempunyai nilai signifikan sebesar 0.000. dan hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar

0.000 lebih kecil dari α=0.05. dengan demikian terdapat pengaruh signifikan pendapatan (X3) terhadap Fertilitas (Y) pasangan usia subur di Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara.

d. Variabel Jam Kerja (X4) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,648.

d. Variabel Jam Kerja (X4) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,648.