• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Sejarah Gampong Keude Matangglumpang Dua

Sama halnya dengan gampong-gampong lainnya yang ada di Aceh dimana nama gampong di ambil dari kejadian-kejadian dan benda-benda yang menurut masyarakat merupakan hal yang bermakna. Yangmana setiap gampong memiliki cerita dan keunikannya masing-masing. Dan Gampong Keude Matangglumpang Dua memiliki sejarahnya sendiri dimana nama Keude Matangglumpang Dua di ambil dari nama sebuah pohon yaitu pohon glumpang yang hanya satu-satu di daerah Kecamatan Peusangan saat itu.

Dari beberapa sumber diketahui bahwa pada saat itu terdapat dua pohon glumpang sangat besar yang berada tidak jauh dari simpang empat Keude Matangglumpang Dua, dan matang sendiri di ambil dari kata batang yang oleh masyarakat di ganti menjadi matang, kata keude sendiri karena di antara kedua pohon glumpang tersebut di tengah-tengahnya terdapat “Keude” (warung) kecil milik salah seorang penduduk. Dan Keude Matangglumpang Dua sendiri pada masa dulunya merupakan tempat berdagang yang oleh masyarakat disebut

“Keude”. Demikian terus kata Kude Matangglumpang Dua di jadikan sebagai nama di gampong ini.

Namun ada juga cerita yang mengatakan bahwa pohon glumpang berjumlah tiga pohon lalu pohon yang satunya mati dan hanya tinggal dua pohon. Dan karena itu lah disebut dengan glumpang dua. Namun seiring berkembangnya Gampong Keude Matangglumpang Dua menjadi pusat pertokoan dan kedua pohon glumpang pun di potong oleh masyarakat hingga akar-akarnya hingga tidak ada sedikitpun tersisa tepatnya pada tahun 1956. Hingga saat ini tidak terdapat satu pun lagi pohon glumpang di gampong ini.

Suku Aceh merupakan penduduk asli di Gampong Keude Matangglumpang Dua, namun saat ini gampong ini bukan dihuni oleh Suku Aceh saja. Karena letak yang strategis sebagai pusat perdagangan maka banyak orang yang berdatangan ke Gampong Keude Matangglumpang Dua untuk tinggal di tempat ini. Beberapa pendatang yang awalnya hanya sekedar bekerja dan beberapa akhirnya memilih menetap dan menjadi warga Gampong Keude Matangglumpang Dua. Banyak suku yang menetap di Gampong ini diantaranya, Suku padang, Suku Batak, Suku Tionghoa, Suku Jawa dan lain-lain. Dan beberapa dari kedatangan suku-suku lain juga dikarenakan faktor pernikahan.

Adapun susunan pemerintahan di Gampong Keude Mtangglumpang Dua pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Geuchiek : M. Thaib, SPd

Sekretaris Gampong : Edi Saputra

Kaur Pemerintahan : Anwar

Kaur Keistimewaan Aceh dan Kesos : Anwar AR

Ka. Pemberdayaan Perempuan : Zuraida

Imum Meunasah : Tgk. Zulkifli Hanafian

4.1.2 Keadaan Geografis Gampong

Gampong Keude Matangglumpang Dua merupakan gampong yang berada di Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen. Di mana gampong ini merupakan ibukota Kecamatan Peusangan, dan berjarak 10 km dengan ibukota Kabupaten yaitu Bireuen. Batas-batas Gampong Keude Matangglumpang Dua sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Meunasah Timu b. Sebelah Selatan : Paya Cut dan Neuheun c. Sebelah Timur : Pante Gajah

d. Sebelah Barat : Meunasah Dayah

Gampong ini terletak di tengah diantara gampong-gampong lainnya di Kecamatan Peusangan. Sehingga tepat lah gampong ini yang merupakan pusat perdagangan yang mana pusat pasar, perkantoran dan sekolah berada di gampong ini.

4.1.3 Sarana dan Prasarana Gampong

Terdapat beberapa prasarana desa yang fungsinya membantu msyarakat Gampong Keude Matangglumpang Dua dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Dimana prasarana ini merupakan pemberian dari pemerintah maupun hasil dari masyarakat itu sendiri.

1. Perhubungan

Prasarana ini sangat berpengaruh pada kelancara aktifitas sehari-hari masyarakat di Gampong keude Matangglumpang Dua. Dimana terdapat beberapa prasarana terkait perhubungan ini seperti jalan aspal, jalan tanah, jalan sirtu, jembatan, terminal, mobil, sepeda motor, becak motor, agkutan umum, TV atau radio, dan surat kabar.

2. pemasaran

Dimana prasarana ini sangat membantu msayarakat dalam berdagang. Seperti halnya kios atau warung, pertokoan, pasar dan koperasi.

3. Produksi

Sarana ini membantu penduduk Gampong Keude Matangglumpang Dua dalam hal produksi. Sarana dalam bidang produksi yang dimiliki gampong ini adalah saluran irigasi, dan kilang padi.

4. Sosial

Prasarana ini sangat membantu masyarakat dalam bidang sosial yang menyangkut kehidupan sosial masyarakatnya seperti kesehatan,

pendidikan, dan olah raga. Dimana di Gampong Keude Matangglumpang Dua terdapat beberapa prasarana sosial seperti:

1) Apotik : 2 buah

2) Posyandu : 1 buah

3) Rumah Sakit Swasta : 1 buah 4) Rumah Bersalin : 1 buah 5) Taman Kanak-Kanak : 1 buah

6) SD : 3 buah

7) SLTP sederajat : 2 buah

8) SMA : 1 buah

9) MAN : 1 buah

10)Perguruan Tinggi Swasta : 1 buah 11)Pesantren : 1 buah

12)Mesjid : 1 buah

13)Mushola : 1 buah

14)Lapangan Bola : 1 buah 15)Lapangan Volly : 2 buah 16)Lapangan Bulu Tangkis : 3 buah

4.1.4 Penduduk

Penduduk Gampong Keude Matangglumpang Dua berjumlah 1450 jiwa dengan 369 KK. Dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 772 jiwa dan perempuan sebanyak 678 jiwa.

Tabel 1.1 Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Peusangan

Tabel 1.2 Komposisi Penduduk berdasarkan Suku

No Suku Jumlah Persentase

1 Aceh 1375 jiwa 94,8 % 2 China 44 jiwa 3 % 3 Jawa 22 jiwa 1,5 % 4 Padang 6 jiwa 0,4 % 5 Batak 3 jiwa 0,2 % Jumlah 1450 jiwa 100 %

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Peusangan

Dari tabel di atas kita dapat melihat bahwa suku Aceh merupakan mayoritas di Gampong Keude Matangglumpang Dua yaitu 1375 jiwa. Dengan

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 772 jiwa 53,24 %

2 Perempuan 678 jiwa 46,76 %

jumlah suku pendatang yaitu 75 jiwa termasuk di dalamnya suku Batak, suku Padang, suku Jawa dan China.

Tabel 1.3 Komposisi Penduduk berdasarkan Agama

No Agama Jumlah penganut Persentase

1 Islam 1421 jiwa 98 %

2 Budha 29 jiwa 2 %

Total 1450 jiwa 100 %

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Peusangan

Semua penduduk Gampong Keude Matangglumpang Dua menganut agama Islam dan Budha dimana islam merupakan mayoritas sebanyak 1421 jiwa dimana di dalamnya termasuk masyarakat lokal dan masyarakat pendatang suku Jawa, suku Padang, suku Batak dan sebagian dari suku China yang menganut agama Budha sebanyak 29 jiwa. Penganut agama Budha di gampong ini hanya suku China walaupun sudah banyak juga dari mereka yang telah menganut agama islam yaitu 15 orang dan hanya tersisa 29 orang yang beragama Budha.

Berdasarkan mata pencaharian, penduduk Gampong Keude Matangglumpang Dua dapat dibagi menjadi beberapa kelompok seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.4 Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1 Bertani 14 jiwa 2,26 % 2 Berternak 11 jiwa 1,78 % 3 Dagang 83 jiwa 13,43 % 4 Pegawai Swasta/Negeri 275 jiwa 44,50 % 5 Lain-lain 235 jiwa 38 % Jumlah 618 jiwa 100 %

Sumber : Kantor Camat Kecamatan Peusangan

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa pada umumnya penduduk Gampong Keude Matangglumpang Dua bekerja sebagai pegawai negeri/swasta dan berdagang. Hal ini didukung dengan Gampong Kuede Matangglumpang Dua yang merupakan ibukota Kecamatan Peusangan. Yang mana sebagian besar Gampong ini dipenuhi dengan perkantoran, pusat pasar, pertokoan, dan sekolah. Sehingga tidak heran banyak dari penduduk yang bekerja sebagai pegawai dan pedagang.

Sebagian besar hasil produksi dari Gampong ini merupakan dari sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga, jasa, perdagangan, dan sebagian kecil berupa pertanian dan peternakan. Dari sektor industri kecil terlihat dari beberapa jenis pekerjaan penduduknya seperti tukang batu, tukang kayu, tukang sumur,

tukang jahit, tukang kue, tukang rias dan lain-lainya. Dalam sektor jasa, dapat terlihat beberapa jenis pekerjaan jasa yang terlihat dari penduduknya seperti pegawai negeri, pegawai swasta, bidan, dokter, dukun, supir, jasa penyewaan dan jasa lainnya. Pada bidang perdagangan dapat terlihat bentuk usaha penduduk Gampong Keude Matangglumpang Dua berupa warung, pertokoan, pabrik dan lain-lain. Dan hasil petanian di Gampong ini adalah padi sawah sebanyak 0,5 h dan kelapa sebanyak 1 h dan buah giri Matang 679 h. Hewan ternak yang biasa di pelihara oleh penduduk di gampong ini adalah sapi, kambing, ayam dan bebek.

4.1.5 Perekonomian

Gampong Keude Matangglumpang Dua merupakan ibukota Kecamatan Peusangan dan terletak pada poros jalan raya sehingga memudahkan akses menuju ke ibukota kabupaten maupun jalur perdagangan antar kota dalam propinsi. Letak Gampong yang tidak terisolasi baik dari segi komunikasi dan transportasi sehingga kegiatan perekonomian dan perdagangan dapat berjalan dengan baik. Sekitar jalan raya Gampong Keude Matangglumpang Dua merupakan jejeran ruko-ruko tempat berdagang, sekolah dan perkantoran. Dimana sebagian besar penduduk Gampong memiliki sumber penghasilan utama dari sektor jasa, perdagangan besar atau eceran, warung kopi dan warung makan.

Komoditas khas Gampong Keude Matangglumpang Dua adalah jeruk giri yang biasa disebut oleh masyarakat dengan “boh giri matang” dan hanya terdapat di Gampong ini. Selain Giri Matang, komoditas khas daerah Gampong Keude Matanglumpang Dua yang sering dijadikan oleh-oleh khas yaitu keripik pisang

dan sate matang yang merupakan masakan khas Gampong Keude Matangglumpang Dua.

4.1.6 Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Aceh yang tinggal di Gampong Keude Matangglumpang Dua sangat kental dengan budaya Aceh dan agama islamnya misalnya dalam penggunaan bahasa Aceh dan penggunaan syariat islam dalam pemerintahannya. Masyarakat Aceh juga masih melaksanakan adat istiadat Aceh misalnya pada saat upacara perkawinan (adat meukawein), kelahiran anak (adat peucicap dan

peutroen aneuek), penyambutan hal yang baru (adat peusijuek), adat dalam bulan puasa dan acara sakral lainnya yang semuanya di lakukan sesuai dengan hal-hal yang diperbolehkan dalam agama Islam.

Masyarakat di Gampong Keude matangglumpang Dua sangat terbiasa dengan adanya perayaan atau khenduri yaitu perayaan maulid nabi (khenduri maulod) yang di lakukan sebagai bentuk kecintaan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Khenduri Blang adalah tradisi masyarakat sebelum melakukan kegiatan turun ke sawah, khenduri apam dilaksanakan pada bulan Rajab untuk memperingati hari Isra’ Mi’raj sambil memakan kue apam bersama-sama di mesjid, Khenduri Tulak Bala yakni prosesi untuk menghindari bencana, Khenduri Ureueng Meninggai yakni adat yang dilakukan pada malam pertama orang meninggal berada di alam kubur. Dimana setiap perayaan tersebut bagi masyarakat di gampong ini memiliki filosofi yang menyangkut dengan nilai-nilai perdamaian, persaudaraan, kebersamaan, dan kesederhanaan.

Selain syariat islam di gampong Keude Matangglumpang Dua juga sangat menjunjung tinggi pendidikan hal ini terlihat dari banyaknya sarana pendidikan yang ada di gampong ini yaitu SD, SLTP, SMA, MAN, Pesantren dan bahkan Perguruan Tinggi juga terdapat di Gampong ini.

Dokumen terkait