• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.2. Deskriptif Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dari Bank Indonesia untuk penelitian adalah data dari tahun 2005-2008 yang terdiri atas data mengenai, DPK yaitu giro, tabungan, deposito dan NPF terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah. Deskriptif data penelitian ini seperti terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel IV.1. Statistik Deskriptif Data Penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PYD 36 11623.00 13327482.00 2212940.6667 3702322.83748 Giro 36 287.00 2053533.00 311360.4167 569922.17301 Tabungan 36 836.00 5194239.00 717501.0278 1410733.73888 Deposito 36 791.00 7802362.00 1260727.7500 2036814.65142 NPF 36 .11 4.00 1.2436 1.10515 Valid N (listwise) 36

Dari Tabel IV.1 diatas dapat dilihat bahwa pada variabel PYD (penyaluran dana) dengan jumlah sampel N = 36 diperoleh rata - rata sebesar Rp 2.212.940,6667 dalam jutaan setiap tahunnya dengan standart deviasi sebesar Rp. 3.702.322,83748 dalam jutaan, menunjukkan selama tahun pengamataan kondisi PYD bank sampel sangat berfluktuasi, jarak antara bank yang mempunyai PYD tinggi cukup jauh dengan jarak antara bank yang memiliki PYD rendah.

Nilai tertinggi PYD bank sampel sebesar Rp.13.327.482.00 dalam jutaan dimiliki PT. Bank Syariah Mandiri untuk tahun 2008, 2007, 2006 sedangkan tahun 2005 PYD tertinggi dimiliki PT. Bank Muamalat. Nilai terendah PYD bank sampel sebesar Rp.11.623.00 dalam jutaan dimiliki PT. BPD NTB untuk tahun 2006 dan selama tahun pengamatan.

Penyaluran dana bank adalah jumlah total dana yang disalurkan kepada masyarakat, dana ini sebahagian besar diperoleh dari Dana Pihak Ketiga. Semakin tinggi dana yang disalurkan maka fungsi intermediasi bank semakin baik, hal ini terlihat dari FDR (finance To Deposit Ratio) bank tersebut. FDR adalah rasio antara jumlah dana yang disalurkan dengan dana yang terhimpun. FDR perbankan syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan (lihat tabel I.2)

Sementara itu untuk variabel Giro dengan N = 36 diperoleh rata-rata sebesar RP. 311.360,4167 dalam jutaan setiap tahunnya dengan standart deviasi sebesar Rp. 569.922,17301 dalam jutaan menunjukkan selama tahun pengamataan kondisi giro bank sampel sangat berfluktuasi, jarak antara bank yang mempunyai giro tinggi cukup jauh dengan jarak antara perusahaan yang memiliki giro rendah.

Nilai tertinggi giro bank sampel sebesar Rp. 2.053.533.00 dalam jutaan dimiliki PT. Bank Syariah Mandiri untuk athun 2006 dan selama tahun pengamatan. Nilai giro terendah sebesar Rp. 287.00 dalam jutaan dimiliki PT. BPD NTB untuk tahun 2006 dan selama tahun pengamatan. Giro adalah simpanan yang sifatnya titipan dan setiap waktu bisa ditarik melalui cek dan bilyet giro karena sifatnya titipan maka nasabah tidak mengharapkan imbal hasil.

Akan tetapi bank diperbolehkan menggunakan dana tersebut dan diperkenankan memberikan bonus atau hadiah dan tidak diperjajikan dimuka. Besar kecilnya giro yang ada di bank menunjukkan bahwa bank telah melakukan fungsinya sebagai perantara lalu lintas pembayaran, sifatnya lebih pada peningkatan pelayanan bank terhadap nasabahnya dalam kelancaran bisnis.

Pada variabel tabungan dengan N = 36 diperoleh rata-rata sebesar Rp. 717.501,0278 dalam jutaan dengan standart deviasi sebesar Rp. 1.410.733,73888

dalam jutaan menunjukkan selama tahun pengamataan kondisi tabungan bank sampel sangat berfluktuasi, jarak antara bank yang mempunyai tabungan tinggi cukup jauh dengan jarak antara bank yang memiliki tabungan rendah. Nilai tertinggi tabungan bank sampel sebesar Rp. 5.194.239.00 dalam jutaan dimiliki PT Bank Syariah Mandiri untuk tahun 2008, 2007, 2006 dan nilai tabungan tertinggi untuk tahun 2005 dimiliki PT. Bank Muamalat.

Nilai terendah tabungan bank sampel sebesar Rp. 836.00.dalam jutaan dimiliki PT. BPD NTB untuk tahun 2005 dan selama tahun pengamatan. Tabungan dalam perbankan syariah memiliki dua prinsip yaitu tabungan sebagai titipan (wadiah) dan

tidak mendapatkan keuntungan dari bank, karena prinsipnya titipan akan tetapi bank diperbolehkan memberikan bonus atau hadiah yang kedua tabungan dengan akad mudharabah, yaitu keuntungan yang diperoleh dari dana akan dibagikan kepada nasabah.

Jadi tabungan pada prinsip mudharabah biasanya memilki tenggang waktu antara dana yang diberikan dengan pembagian hasil, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana tersebut diperlukan waktu yang cukup. Tabungan lebih banyak dipilih nasabah dalam menginvestasikan dananya, disamping kumudahan untuk mengambil dananya juga memiliki bagi hasil yang lebih tinggi dibanding giro. Bank yang memiliki sumber dana dari tabungan yang besar akan meningkatkan kemampuan bank dalam pemberian pembiayaan. Dan menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada bank

Pada variabel deposito dengan jumlah sample N = 36 diperoleh rata-rata

sebesar RP. 1.260.727,7500 dalam jutaan dengan standart deviasi sebesar Rp. 2.036.814,65142 dalam jutaan menunjukkan selama tahun pengamataan kondisi

deposito banksampel sangat berfluktuasi, jarak antara bank yang mempunyai deposito tinggi cukup jauh dengan jarak antara bank yang miliki deposito rendah.

Nilai tertinggi deposito bank sampel sebesar Rp. 7.802.362.00 dalam jutaan dimiliki PT. Bank Syariah Mandiri untuk tahun 2008 dan 2007, sementara niali deposito tertinggi untuk tahun 2006 dan 2005 dimiliki PT. Bank Muamalat. Nilai deposito terendah bank sampel sebesar Rp. 791.00 dalam jutaan dimilki PT. BPD

NTB untuk tahu 2006, 2007 dan 2008 sementara nilai deposito terendah untuk tahun 2005 dimilki PT. BPD Jabar & Banten.

Deposito pada prinsipnya hampir sama dengan tabungan akan tetapi jangka waktu penarikan telah diatur dan memiliki jatuh tempo. Deposito biasanya memiliki bagi hasil yang lebih tinggi dibanding pasilitas penyimpanan lainnya. Bank yang memiliki dana deposito yang tinggi akan memudahkan bank dalam perencanaan pemberian pembiayaan, karena sifat deposito lebih stabil dibanding dana lainnya. Dana deposito yang tinggi di bank juga menunjukkkan kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada bank.

Pada variabel NPF dengan jumlah sample N= 36 diperoleh rata-rata sebesar 1,2436 % dengan standart deviasi sebesar 1,10515% menunjukkan selama tahun pengamataan kondisi NPF bank sampel sangat berfluktuasi, jarak antara bank yang mempunyai NPF tinggi cukup jauh dengan jarak antara bank yang memiliki NPF rendah.

Nilai tertinggi NPF bank Sampel sebesar 4.00% dimiliki PT. Bank Muamalat dan PT. Bank Syariah Mandiri untuk tahun 2006 NPF tertinggi tahun 2005 dimiliki PT. Bank Permata dan NPF tertinggi untuk tahun 2007 dan 2008 masing-masing dimiliki PT Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Muamalat. Nilai terendah NPF perusahaan sampel sebesar 0,11%. Dimiliki PT. BPD Jabar & Banten dan selama tahun pengamatan. NPF merupakan rasio antar pembiayaan bermasalah yang dapat diukur dari kolektivitasnya kurang lancar, diragukan dan macet dibandingkan dengan

jumlah total pembiayaan. Semakin rendah rasio NPF suatu bank menunjukkan semakin sehat bank tersebut.

IV.1.3. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan.

IV.1.3.1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal atau tidak. Uji ini dilakukan melalui analisis grafik (Histogram dan normal P-Plot) dan analisis statistik dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov test. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: Ln_PYD

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Gambar IV.1. Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan pada Gambar IV.1 di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka nilai residual terstandarisasi. Dengan demikian maka model regresi hipotesis tersebut terbebas dari asumsi normalitas. Pengujian normalitas juga diperkuat oleh nilai

Tabel IV.2. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .64945018

Most Extreme Differences Absolute .159

Positive .123

Negative -.159

Kolmogorov-Smirnov Z .952

Asymp. Sig. (2-tailed) .326

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan pada Tabel IV.2 di atas diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0.952 dan asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0.326 lebih besar dari 0.05. Dengan demikian model regresi hipotesis tersebut terbebas dari asumsi normalitas.

IV.1.3.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value 4 2 0 -2 -4 Regression St udentized Residual

Dependent Variable: Ln_PYD Scatterplot

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Gambar IV.2. Hasil Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan pada Gambar IV.2 di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

IV.1.3.3. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menginformasikan apakah terjadi hubungan antara variabel-variabel bebas dan apakah hubungan yang terjadi cukup besar atau tidak, hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.3. Hasil Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) Ln_Giro .138 7.271 Ln_Tabungan .112 8.936 Ln_Deposito .159 6.281 Ln_NPF .680 1.470

a Dependent Variable: Ln_PYD

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan pada Tabel IV.3 di atas diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel bebas lebih kecil dari 10 (VIF < 10) dan Tolerance value > 0,1 (Ghozali, 2005 : 92). Dengan demikian persamaan regresi hipotesis terbebas dari asumsi multikolinieritas.

IV.1.3.4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kondisi ganguan yang berurutan yang dimasukkan dalam fungsi regresi, hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.4. Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson 1 1.026 a Predictors: (Constant), Ln_NPF, Ln_Giro, Ln_Deposito, Ln_Tabungan

b Dependent Variable: Ln_PYD

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan pada Gambar IV.4 di atas diketahui bahwa nilai DW 1.026 lebih besar dari 0 dan lebih kecil dari dl (1.043). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat autokorelasi positif dengan kriteria tolak Ho.

Dokumen terkait