• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.8. Penyaluran Dana Perbankan Syariah

II.8.8. Pembiayaan Qardh Al Hasan

Konsep perbankan Islam mengharuskan bank-bank Islam memberikan

pelayanan sosial apakah melalui dan Qard (pinjaman kebajikan) atau zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Disamping itu konsep perbankan islam mengharuskan bank-bank Islam untuk memainkan peran penting di dalam pengembangan sumber daya manusianya dan memberi kontribusi bagi kesejahteraan sosial (Harahap, Wiroso dan Yusuf 2005 : 7 )

Pembiayaan Qardh hasan adalah merupakan pinjaman kebajikan yang diterapkan sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang terbukti loyaliyas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. Qardh hasan juga dapat sebagai fasilitas yang memerlukan dana cepat, sementara ia tidak bisa menarik dananya, mungkin tersimpan dalam deposito dan sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial

Sifat pembiayaan qardh hasan ini tidak memberikan keuntungan finansial bagi bank syariah karena pembiayaan ini hanya mewajibkan nasabah mengembalikan pinjaman pokok saja. Oleh karena itu pendanaan ini dapat diambil untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan jangka pendek yang dapat diambil dari modal bank ataupun untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, dapat bersumber dari dana zakat,infak dan sadakah.

Disamping dari sumber dana ummat, para praktisi perbankan syariah, demikian juga ulama, melihat adanya sumber dana lain yang dapat dialokasikan untuk pembiayaan qardh hasan, yaitu pendapatan-pendapatan yang diragukan seperti bung atas jaminan L/C di bank asing, dan sebagainya.

Salah satu pertimbangan memanfaatkan dana-dana ini adalah kaidah akhafuu dhararain (mengmbil mudharat yang lebih kecil), hal ini mengingat jika dana ummat dibiarkan di lembaga-lembaga non muslim mungkin dapat dipergunakan untuk sesuatu yang merugikan islam, misalnya dana kaum muslim arab di bank-bank Yahudi Switzerland. Oleh karenanya dana yang parkir tersebut lebih baik diambil dan diamanfaatkan untuk penanggulangan bencana alam atau membantu dhuafa.

Selain itu qardh hasan dapat memberi manfaat diantaranya memungkinkan nasabah yang sedang mengalami kesulitan mendesak untuk mendapat dana talangan jangka pendek. Pembiayaan ini merupakan ciri pembeda antara bank syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandung misi sosial, disamping misi komersil.

Dengan adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah. Namun demikian qard hasan mengandung resiko yang tinggi karena dianggap pembiayaan yang tidak perlu ditutup dengan jaminan. Skema Qardh hasan dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Akad Qardh Nasabah Usaha Bank syariah Modal + Keuntungan (2) (3) Modal usaha Pengelolaan (2)

Pinjaman dana (Qardh)

(2) (1)

Sumber: (Rivai dan Andria, 2008)

Gambar II.9. Skema Pembiayaan Qardh Hasan

II.9. Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing)

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atas resiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut adalah waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan.

Menurut Siamat ( 2001 :174) Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya factor kesengajaan dan atau karena factor eksternal diluar kemampuan kendali nasabah peminjam.

Dalam perbankan syariah pembiayaan bermasalah sering juga disebut Non Performing Financing dan dapat diukur dari kolektifitasnya. Kolektibilitas merupakan gambaran kondisi pembayaran pokok, bagi hasil dan tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga. Menurut Rivai dan Andria (2008 : 33) kualitas pembiayaan didasarkan atas beberapa criteria antara lain sebagai berikut:

II.9.1. Pembiayaan Lancar (Pass)

Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi criteria antara lain: a. Pembayaran angsuran pokok dan / atau bunga tepat waktu: dan

b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau

c. Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral)

II.9.2. Perhatian Khusus (Spesial Mention)

Pembiayaan digolongkan pembiayaan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga bagi hasil yang belum melampaui sembilan puluh hari; atau

b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau c. Mutasi rekening rekening relatif aktif; atau

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontarak yasang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru

II.9.3. Kurang Lancar (Substandard)

Pembiayaan yang digolongkan kedalam pembiayaan kurang lancar apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bagi hasil b. Sering terjadi cerukan; atau

c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrakyang diperjanjikan lebih dari sembilan puluh hari; atau

e. Dokumentasi pinjaman yang lemah

II.9.4. Diragukan (Doubtfull)

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan /atau bunga b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau

c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau d. Terjadi kapitalisasi bunga; atau

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian pembiayaan maupun yang pengikatan jaminan.

II.9.5. Macet (Loss)

Pembiayaan yang digolongkan kedalam pembiayaan macet apabila memenuhi kriteria:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan /atau bunga; b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau

c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.

Apabila pembiayaan dihubungakan dengan tingkat kolektifitasnya, maka yang digolongkan dengan pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet.

Kecenderungan kerugian yang timbul dari pembiayaan yang disalurkan pada dasarkan karena antara lain kurangnya perhatian bank secara serius setelah pembiayaan berjalan. Disamping itu minimnya analisis yang dilakukan bank pada saat terjadi perubahan dalam siklus usaha. Oleh karena itu permasalahan yang sesungguhnya adalah masalah deteksi dini.

Bagaimana suatu pembiayaan yang mulai mengalami masalah dapat segera diketahui masih terdapat waktu untuk melakukan tidakan pencegahan dan perlindungandan pencegahan terhadap kerugian. Dengan deteksi dini tersebut akan dapat dihindari kerugian atau resiko yang tidak seharusnya terjadi.

Dokumen terkait