• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah ilmu yang dalam cara berfikir menghasilkan kesimpulan berupa ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan, dalam proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang logis dan didukung oleh fakta empiris.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian lain yang meneliti hal yang sama, akan tetapi peneliti yang meneliti hal yang sama jumlahnya masih terbatas. Penulis mencoba untuk mempertegas hasil penelitian yang menyangkut pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Financing terhadap penyaluran dana perbankan khususnya perbankan syariah. Maka penelitian terdahulu tersebut yaitu:

1. Sulistyani (2002) meneliti dengan judul ”Pengaruh Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Terhadap Total Pinjaman Yang diberikan Pada PT. Bank Pembangunan Jawa Timur”.

2. Surbakti (2005) meneliti dengan judul ”Analisis Faktor-faktor Penyebab Non Performing Financing, Studi Kasus Pada Bank Syariah ”X” di Jakarta.

3. Fransisca dan Siregar (2008) meneliti dengan judul ”Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit Pada Bank yang Go Public di Indonesia”.

Tabel II.1. Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Sulistyani /

2002

Pengaruh

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Terhadap Total Pinjaman Yang Diberikan Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa timur

Total Pinjaman Yang Diberikan (Y), Giro (X1), Tabungan (X2), Deposito (X3) Giro, tabungan, deposito secara bersama-sama mempunyai pengaruh dominan terhadap total pinjaman yang diberikan.

Diantara ketiga variabel independen yang paling dominan pengaruhnya terhadap pemberian pinjaman adalah Tabungan 2 3. Surbakti /2005 Fransisca dan Siregar / 2008 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Non Performing Financing, Studi Kasus Pada Bank Syariah ”X” di Jakarta

Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit Pada Bank yang Go Public Di Indonesia

Non Performing financing (Y). Kualitas Karakter Nasabah (X1). Kualitas dan Stabilitas

Cash flow Nasabah

(X2), Partisipsi dan kecukupan Modal (X3), Kecukupan Jaminan (X4) DPK (X1), CAR (X2), ROA (X3), NPL (X4) Kualitas karakter nasabah dan kualitas cash flow mempunyai pengaruh signifikan terhadap NPF, Variabel lainnya tidak mempunyai pengaruh signifikan. DPK dan ROA mempunyai pengaruh signifikan terhapa volume Kredit, CAR dan NPL tidak mempunyai Pengaruh terhadap volume kredit bank yang go Public di Indonesia

II.2. Pengertian Umum Perbankan

Kasmir (2004 : 11) mengatakan bank secara sederhana dapat diartikan sebagai berikut: Lebaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam hal ini kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, bank konvensional menggunakan sistem bunga, sedangkan bank syariah menggunkan sistem bagi hasil, selain itu dikenal juga jenis bank lain yaitu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu Bank yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional juga syariah dan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

II.3. Sistem Bank Konvensional

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, sistem perbankan konvensional mengenal dua jenis Bank yaitu Bank umum dan Bank Perkrditan Rakyat. Adapun jenis-jenis kegiatan Bank Umum adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Penyaluran dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dengan berbagai jenis pelayanan.

c. Memberi pelayanan jasa perbankan lainnya, surat berharga , pengiriman atau transfer uang, penyediaan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, kegiatan usaha kartu kredit, sebagai wali amanah , sebagai bank garansi, penyediaan jasa Letter Of Credit (LC) dan kegiatan lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan utama bank, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa pelayanan lainnya hanya untuk mendukung kegiatan utamanya. Dalam menghimpun dan mencari dana dari masyarakat, yaitu dalam bentuk giro, tabungan, deposito berarti bank membeli dana tersebut dari masyarakat dengan imbalan bunga (dalam hal ini bunga berarti harga dari dana tersebut), penghimpunan dan penyaluran dana dilakukan bank dengan berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya pada bank, kegiatan menghimpun dana disebut juga dengan istilah funding.

Sedangkan kegiatan menyalurkan dana yang diperoleh melalui giro, tabungan, deposito yaitu melempar kembali dana tersebut kepada mayarakat dalam bentuk pinjaman (Kredit) bagi bank yang berdasarkan sistem konvensional dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan sistem syariah. Kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat disebut juga dengan istilah lending.

Keuntungan utama bank diperoleh melalui selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman yang disebut dengan Spread Based. Jika pendapatan dari bunga pinjaman lebih besar dari pembayaran bunga simpanan maka bank mengalami

Positif Spread, dan jika bank mengalami kondisi sebaliknya maka bank mengalami

Negative Spread .

II.4. Sistem Perbankan Syariah

Menurut Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan bahwa Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Jadi Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang syariah.

Bedasarkan pengertian diatas maka bank syariah tidak mengenal istilah bunga dalam kegitan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat, tetapi melaksanakan kegitannya berdasarkan sistem bagi hasil atau Profit and loss Sharing, tidak hanya menghimpun dan menyalurkan serta memberikan jasa-jasa lainya tetapi bank syariah juga melaksankan fungsi sosial yaitu mengeluarkan dan mengelola zakat dan dana sosial.

Tabel II.2. Perbedaan Karakteristik Bank Syariah dan Bank Konvensional

No Jenis Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional

1. Hubungan Bank dengan

Nasabah

Hubungan investor-investor (Mutual

Investment Relationship) ysng berlandaskan kepada

prinsip bagi hasil (Frofit

and Loss Sharing), Transaksi perdagangan, dan pelayanan transaksi lainnya

Hubungan kreditur-debitur dimana kreditur (termasuk pengertian deposan) telah ditetapkan besarnya pendapatan yang menjadi haknya dalam bentuk bunga (interest atau riba), demikian juga sebaliknya terhadap debitur(termasuk bank sebagai penerima dana

deposan)

2. Kriteria bidang usaha Tunduk kepada syariat

Islam yang melarang investasi pada bisnis yang diharamkan dan harus berlandaskan kepada keadilan, produktifitas dan kemanfaatan (maslahat) bagi manusia

Semata- mata berorientasi pada

rate of return dan kelayakan

hasil arus kas. Jika ada pembatasan, terutama

dikarenkan oleh nilai-nilai etika yang dapat berubah sesuai nilai yang dianut masyarakat.

3. Ruang lingkup bidang usaha Lebih variatif dan luas,

meliputi system bagi

hasil, investment Banking,

jual beli, sewa (leasing),

anjak piutang, novasi dan jasa lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat Islam

Terbatas hanya kepada mekanisme pinjam meminjam dengan instrument bunga atau riba. Beberapa transaksi financial lainnya adalah

derivative (option dan exchange) dan investasi pada instrument surat berharga dan saham

4. Akuntansi dan penyajian

laporan keuangan

Akuntansi dan penyajian laporan keuangan berorientasi pada pertanggungjawaban bisnis dan social, berlandaskan aspek tranparansi, akuntabilitas kepada seluruh

Stakeholder, dan keadilan. Sistem

pencatatan dan pelaporan mengacu kepada standar akuntansi, sesuai dengan prinsip syariah,

diantaranya adalah PSAK No.59 dan PAPSI 2003 dan AAOIFI

Akuntansi dan penyajian laporan keuangan berorientasi kepada kepentingan para pemegang saham, dan tidak dikenal konsep pertanggungjawaban social dan keadilan

Dalam beberapa hal, bank syariah dan bank konvensional memiliki persamaan terutama pada sisi teknis penerimaan uang, pelayanan dan teknologi.

Menurut Rivai dan Andria (2008:116) kegiatan operasional perbankan syariah mencakup:

a. Manajer investasi (mengelola dana nasabah).

b. Investor (Menginvestasikan dana miliknya dan dana yang dititipkan nasabah). c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran.

d. Pelaksana kegiatan sosial (mengeluarkan dan mengelola zakat maupun dana sosial lainya).

Sedangkan menurut Iqbal dan Abbas (2007 : 126) mengatakan bahwa:

Although committed to carrying out their transactions in accordance with the rules of the shariah, Islamic bank perform the same essensial administrators of the economi’s payments system and as financial intermediaries.

II.5. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah

Sebagaimana pada bank konvensional, penghimpunan dana di bank umum syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito, sedangkan BPRS hanya dapat melayani tabungan dan deposito. Namun demikian mekanisme penghimpunan dana ini harus disesuaikan dengan prinsip syariah. Prinsip operasional syariah yang telah ditetapkan secara luas dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadiah dan mudharabah (Siamat, 2001: 190). Dengan demikian jenis penghimpunan dana di bank syariah sesuai dengan prinsip yang melandasinya.

II.5.1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Depository/Alwadiah)

Dalam kegitan perbankan Syariah istilah menabung dikenal dengan nama

alwadiah/depository dalam hal ini tabungan nasabah prinsipnya hanya sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki, Pada dasarnya ada 2 (dua) Prinsip titipan (Antonio, 2001:85) yaitu:

a. PrinsipYad al-Amanah (Tangan amanah)

Pada dasarnya, penerima simpanan adalah yad al-amanah (tangan amanah) artinya dia tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan asset yang dititipkan selama hal ini bukan kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam memelihara barang titipan (karena factor-faktor diluar batas kemampuan).

1. Titipan barang NASABAH

Dokumen terkait