• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Determinan Perilaku Terkait Penelitian

a. Umur

Masa kehamilan reproduksi wanita pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga

periode, yakni kurun reproduksi muda (15-19 tahun), kurun reproduksi sehat (20-35

tahun), dan kurun waktu reproduksi tua (36-45 tahun). Pembagian ini didasarkan atas

data epidemiologi bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik bagi ibu maupun bagi

anak lebih tinggi pada usia kurang dari 20 tahun, paling rendah pada usia 20-35 tahun

dan meningkat lagi secara tajam lebih dari 35 tahun. Jenis kontrasepsi yang sebaiknya

dipakai disesuaikan dengan tahap masa reproduksi tersebut (Siswosudarmo, 2001).

Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa umur

merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam

pemakaian alat kontrasepsi. Mereka yang berumur tua mempunyai peluang lebih

kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang muda.

Di Cina sekitar 69% PUS kelompok usia 15-49 tahun menggunakan

kontrasepsi, dan sekitar 50% dari jumlah tersebut menggunakan AKDR. Pada

kalangan wanita lebih muda AKDR lebih populer, selebihnya menggunakan alat

kontrasepsi yang lain (Dudlay, 1986).

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Dang di Vietnam dalam Mutiara

(1998) bahwa ada hubungan yang kuat antara umur dengan penggunaan kontrasepsi.

Wanita yang berumur < 20 tahun kemungkinan untuk menggunakan kontrasepsi

yang berumur 30-34 tahun dan 35-39 tahun kemungkinannya untuk menggunakan

kontrasepsi hanya sekitar 0,15% dan 0,38%. Ini menunjukkan bahwa ada penurunan

penggunaan kontrasepsi pada kelompok wanita yang lebih tua.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar

masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara

(mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau

tindakan pemeliharaan dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan

ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran

(Notoatmodjo, 2005).

Pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pemakaian

kontrasepsi. Berkaitan dengan informasi yang mereka terima dan kebutuhan untuk

menunda atau membatasi jumlah anak. Wanita yang berpendidikan kecendrungan

lebih sadar untuk menerima program KB.

c. Jumlah Anak

Mantra (2006) mengatakan bahwa kemungkinan seorang isteri untuk

menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya.

Seseorang isteri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah

anak tertentu dan juga umur anak yang telah dilahirkannya. Seorang isteri mungkin

menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak melahirkan anak,

anak akan sangat memengaruhi kesehatan ibu dan dapat meningkatkan tarif hidup

keluarga secara maksimal.

Penelitian oleh Jennings (1970) yang menyatakan bahwa pengaruh budaya

yang menempatkan anak sebagai simbol prestige dan jaminan keamanan pada usia

tua mereka, mengakibatkan tingginya angka kelahiran di Afrika.

d. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, telinga, dan sebagainya).

Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek

(Notoatmodjo, 2005).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan itu berasal dari kata

tahu yang berarti: mengerti sesudah (melihat, mengalami). Pengetahuan dapat

diperoleh dari pengalaman langsung, maupun dari pengalaman orang lain yang

sampai kepadanya. Selain itu, dapat juga melalui media komunikasi, seperti: radio,

televisi, majalah, atau surat kabar (Poerwadarminta, 1976).

2.4.1. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)

a. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan dan Ketersediaan Alat Kontrasepsi

Menurut Manuaba (2006) faktor-faktor yang memengaruhi alasan pemilihan

metode kontrasepsi diantaranya adalah tingkat ekonomi, pekerjaan dan tersedianya

kemampuan membayar bisa tergantung variabel non ekonomi dalam hal selera atau

persepsi individu terhadap suatu barang dan jasa.

Ketersediaan alat terwujud dalam bentuk fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas

atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Untuk dapat digunakan,

pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan mudah didapat. Promosi

metode tersebut melalui media, melalui kontak langsung oleh petugas program KB,

oleh dokter dan sebagainya dapat meningkatkan secara nyata pemilihan metode

kontrasepsi. Memberikan konsultasi medis mungkin secara nyata pemilihan

kontrasepsi. Memberikan konsultasi medis mungkin dapat dipertimbangkan sebagai

salah satu upaya promosi. Disamping itu daya beli individu juga dipengaruhi oleh ada

tidaknya subsidi dari pemerintah.

2.6.3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors) a. Dukungan Petugas Kesehatan

Untuk mengubah atau mendidik masyarakat seringkali diperlukan pengaruh

dari tokoh-tokoh atau pemimpin masyarakat (community leaders), misalnya dalam

masyarakat tertentu kata-kata tokoh masyarakat yang melibatkan ulama, seniman,

ilmuwan, petugas kesehatan. Tergantung pada jenis masalah atau perubahan yang

bersangkutan (Sarwono, 2001).

b. Dukungan Suami

Kaplan dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga, termasuk suami

a. Dukungan emosional

Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional

meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

b. Dukungan informasional

Suami berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)

informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi

yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini

adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan

dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam

dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

c. Dukungan penilaian

Suami bertindak sebagai bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota

keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian

d. Dukungan instrumental

Suami merupakan seorang memberikan pertolongan atau bantuan secara

langsung, bersifat fasilitas atau materi misalnya menyediakan fasilitas yang

diperlukan, peralatan, meminjamkan uang, sarana pendukung lain dan termasuk di

Dokumen terkait