• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Ketua : Ny. Juniwati Rusly

2. Pelaksana Harian : Fahri Wandika

3. Bendahara : Salmah Henny Purba

4. Kepala Klinik : Prof.dr.H.M.Joesoef Simbolon Sp.KJ (K)

5. Kepala Sekolah : Maringan Binton Sihotang

6. Konsultan Penddkn : Arif Budhi Santoso

7. Guru/Terapist : Deliati Zebua

Junaidi

Friska Magdalena Sitanggang

Sri Widiastuti

Naudur Sianipar Rosnawati Situmorang

Janiah M Tarigan

Gusti Rayani Purba

Ronauli Simbolon Lenny Tampubolon Megawati Sitorus Siti N Gultom Julianti Sigalingging Andi Sidabutar Siti Wahyuni Meilani Putri

7. Staf : M. Boy Swendy

B. Keadaan Personalia

1. Ketua Yayasan : Sebagai penanggung jawab dari seluruh kegiatan

Yayasan yang dalam pelaksanaan sehari-harinya diserahkan kepada Pelaksana Harian dikarenakan tidak berdomisili di Medan.

2. Pelaksana Harian : Sebagai Pelaksana Tugas Ketua Yayasan baik ditingkat formal maupun informal. Mensosialisasikan dan memberikan informasi kegiatan Yayasan pada Masyarakat Umum. Membantu pelaksanaan riset dan pengambilan data bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Membuat Laporan rutin tentang kegiatan dan kondisi Yayasan kepada Ketua Yayasan. Mengadakan marketing research tentang perkembangan Autisme untuk kepentingan promosi.

3. Bendahara : Sebagai pelaksana kegiatan keuangan Yayasan. Membuat

laporan keuangan Yayasan secara Periodik. Mengatur arus kas keluar masuk aliran dana untuk kepentingan Yayasan.

4. Kepala Sekolah : Mengatur pembagian tugas terapis terhadap anak

didiknya. Membantu terapis dalam penyusunan program individual anak didik. Memberikan informasi dan pelatihan bagi para terapis baru. Membimbing terapis menyelesaikan permasalahan yang timbul pada proses belajar mengajar. Membuat laporan perkembangan anak didik secara periodic.

5. Kepala Klinik : Memeriksa secara rutin kesehatan anak didik secara

Memantau perkembangan lanjutan anak didik untuk kemajuan yang lebih baik.

6. Terapis: Menyusun program individual anak didik. Memberi masukan

tentang anak didik kepada orang tua. Membantu anak didik dengan segala kreativitasnya agar program yang dijalankan dapat dipahami. Membuat laporan perkembangan harian dan Bulanan kepada orang tua. Menambah pengetahuan tentang Autisme untuk pengembangan diri dan kemajuan anak didik.

C. Visi dan Misi

• Visi : Kami melakukan semua yang terbaik untuk penanganan Autis

(We do Anything Best for Autism Treatment).

• Misi :

1. Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi anak dengan Kebutuhan

Khusus ( Special Needs).

2. Memberikan Pelayanan Pendidikan bagi anak dengan Kebutuhan

Khusus ( Special Needs).

3. Membantu anak dengan kebutuhan Khusus agar dapat mandiri.

4. Membantu orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus

untuk memahami kebutuhan anak tersebut.

5. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang Autis untuk

D. Landasan Hukum

Yayasan Ananda Karsa Mandiri yang membawahi Sekolah Autis YAKARI didirikan berdasarkan Akte Pendirian Yayasan No. 62 tertanggal 30 Maret 2002 yang disahkan oleh Notaris Adi Pinem SH.

Klinik YAKARI didirikan berdasarkan Surat Izin Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Swasta (SISPKDS) No : 445/5441/IX/03 tertanggal 23 September 2003 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

III.1.4 Program Kerja dan Kegiatan Yayasan Ananda Karsa Mandiri (YAKARI)

1. Program Kerja

1. Assesment dan Diagnosa oleh Tim Medis

2. Penyusunan program Individua

3. Terapi Perilaku

4. Terapi Wicar

5. Terapi okupasi & Sensori Integras

6. Terapi Bio Medis, meliputi pemeriksaan Laboratorium

(Jakarta-Bandung-USA) Diet, Suplementasi dan Detoksifikasi.

7. Pengadaan Obat, Vitamin dan Suplemen.

8. Pengadaan Bahan Makanan Diet Khusus Autis

9. Pengadaan Referensi dan buku

10.Menyelenggaran Diskusi, seminar, sharing dan Workshop

2. Implementasi Program Kerja

1. Setiap anak yang akan menjalani terapi akan didiagnosa oleh suatu tim

yang meliputi Psikiater, Konsultan pendidikan, manajemen dan Kepala sekolah. Hasil dari diagnosa ini akan disampaikan kepada orang tua dan terapis untuk keperluan assessment lanjutan.

2. Penyusunan program disusun oleh Terapis dibantu oleh Kepala sekolah

3. Program terapi perbaikan perilaku anak didik bagi anak yang mempunyai gangguan perilaku.

4. Program terapi perbaikan wicara dan komunikasi anak didik bagi anak

yang mempunyai gangguan komunikasi.

5. Program Terapi perbaikan system motorik dan perkembangan fisik anak.

6. Program terapi Medis dengan obat dan suplemen untuk perbaikan system

metabolisme tubuh dan detoksifikasi.

7. Menyediakan dan menginformasikan obat dan suplemen untuk keperluan

medis.

8. Membantu orang tua untuk mendapatkan bahan makanan yang bebas

casein dan gluten.

9. Menyediakan buku-buku bacaan dan referensi bagi para pihak yang

berkepentingan.

10.Sebagai bagian dari tanggung jawab social yayasan dalam memberikan

informasi yang benar kepada masyarakat umum tentang autisme.

3. Prosedur Kerja Terapis 1. Berpakaian Rapi dan sopan.

2. Memiliki pengetahuan tentang Autisme dan integritas diri yang baik

3. Memahami kondisi psikologi dan suasana hati anak pada saat pertama

dating

5. Memberikan treatment yang sesuai dengan individual program yang telah disusun terapis.

6. Membuat catatan perkembangan harian anak pada buku penghubung dan

daftar penilain prestasi anak.

7. Selesai waktu treatment, memberikan penjelasan lisan singkat mengenai

keadaan emosi anak pada hari itu.

8. Membuat Laporan Perkembangan Bulanan anak setiap akhir bulan.

III.2 Metode Penelitian

Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang mengutamakan proses/kedalaman data daripada keluasan data. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan atau merekonstruksi wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Temuan dan analisis data disajikan berupa kata-kata atau narasi.

III.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Orang tua dari anak penderita autis di sekolah Terapi Yakari Jl. Abdullah Lubis No. 30 Medan.

Menurut Kriyantono (2006:161) dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah sampel. Sampel pada penelitian kualitatif disebut subjek penelitian atau informan. Untuk menentukan jumlah dari subjek penelitian, akan dilakukan

dengan menentukan key informan terlebih dahulu. Setelah itu akan diperoleh beberapa informan lainnya, dengan menggunakan teknik snowball sampling. Adapun kriteria yang menjadi subjek penelitian/informan adalah sebagai berikut : - Subjek terdiri dari 4 orang tua dari 4 anak penderita autis.

- Subjek memiliki kemampuan berkomunikasi yang cukup baik untuk dapat

diwawancarai.

- Subjek mempunyai kesadaran yang cukup baik akan diri dan lingkungannya.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti mengambil 4 orang sebagai subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik snowball sampling (sampling bola salju), yaitu teknik penentuan sampel yang awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan sampel pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya sampai jumlahnya banyak. Proses ini berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya periset tidak merasa lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara (Kriyantono, 2006:157).

Dengan demikian apabila data-data yang diperlukan dalam penelitian dianggap masih belum mencukupi melalui 4 orang subjek penelitian, maka tidak menutup kemungkinan subjek penelitian akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan peneltian. Penentuan jumlah informan didasarkan pada kenyataan bahwa tingkat homogenitas/sifat-sifat populasi yang relatif sama.

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dan buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui :

1. Observasi yakni kegiatan mengamati keseharian objek dengan

menggunakan panca indra. Observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalu hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya (Bungin, 2009:115).

2. Metode wawancara yakni proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (Bungin, 2009:108).

III.5 Teknik Analisis Data

Menurut Kriyantono (2006:192), penelitian kualitatif menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal yang umum (tataran konsep). Dalam penelitian kualitatif, interprestasi/pemaknaan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mendalam dilakukan di sepanjang penelitian.

Adapun proses analisis dalam penelitian ini terdiri dari tiga fase yaitu :

1. Reduksi data (data reduction). Reduksi data adalah proses

menginterpretasikan data atau informasi yang didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam terhadap subjek penelitian atau informan.

2. Penyajian data (data display). Sajian data adalah untuk mempermudah

peneliti membuat ekstrapolasi dari data karena dengan sajian ini peneliti dapat dengan lebih cepat melihat adanya pola-pola dan hubungan-hubungan yang sistematik.

3. Penarikan kesimpulan (conclusion). Fase ketiga dari proses analisa data itu adalah kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengan implikasinya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian.

BAB IV