• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

C. Nifas

8. Diagnosa

Menurut Prawirohardjo (2008), diagnosa pada kehamilan sangat penting untuk dilakukan untuk deteksi dini.

Tabel 5

Diagnosa Kehamilan

Kategori Gambaran

1. Kehamilan normal. 1. Ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. 2. Kehamilan dengan masalah

khusus.

2. Seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan finansial.

3. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya.

3. Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsi, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain yang dapat memburuk selama kehamilan. 4. Kehamilan dengan kondisi

kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera.

4. Seperti perdarahan, eklampsi, ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi.

Sumber: Prawirohardjo, S, 2006: 94.

9. Perencanaan pada Asuhan Kebidanan Kehamilan

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya yaitu: apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi, kultural, atau psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan secara efektif. (Soepardan, S, 2008: 101).

Rencana asuhan kebidanan yang saya akan berikan terhadap Ny. T G1P0A0 adalah memberikan informasi terhadap ibu tentang kebutuhan istirahat, tanda bahaya dalam kehamilan, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan, perawatan payudara prenatal dan senam hamil. Perencanaan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan bahwa Ny.T hamil anak pertama dan belum mempunyai pengalaman dalam mempersiapkan persalinan dan berdasarkan anamnesa Ny.T belum pernah melakukan perawatan payudara dan senam hamil.

10. Pelaksanaan pada Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Menurut Prawirohardjo (2008), pada antenatal care dilakukan pemeriksaan sebagai berikut untuk memantau kondisi ibu dan janin.

Tabel 6

Pelaksanaan Pemeriksaan Antenatal Care

Kategori Gambaran

Kehamilan Normal 1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan antenal awal.

a. Lihat bagian penilaian.

2. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya. a. Tekanan darah – di bawah 140/90.

b. Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama kehamilan. c. Edema hanya pada ekstermitas.

d. Tinggi fundus – cm atau menggunakan jari-jari tangan dapat disamakan dengan usia kehamilan.

e. Detak jantung janin 120 sampai 160 detak per menit. f. Gerakan janin dan setelah 18-20 minggu hingga

melahirkan. 3. Memberikan zat besi. 4. Memberikan imunisasi TT. 5. Memberikan konseling.

a. Gizi : peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari, mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang) b. Latihan : normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah. c. Perubahan fisiologis : tambah berat badan, perubahan pada

payudara, tenaga yang bisa menurun, mual selama triwulan pertama, rasa panas, atau farises, hubungan suami istri, boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom) Memberitahukan kepada ibu kapan kembali untuk pemantauan lanjutan kehamilan.

Kategori Gambaran

d. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda bahaya berikut:

1) Perdarahan per vaginam. 2) Sakit kepala lebih dari biasanya. 3) Gangguan penglihatan.

4) Pembengkakan pada wajah/tangan 5) Nyeri abdomen (epigastrik)

6) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.

Kehamilan normal dengan kebutuhan khusus

1. Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di rumah (untuk tingkat desa) :

a. Sabun dan air.

b. Handuk dan selimut bersih untuk bayi.

c. Makanan dan minuman untuk ibu selama persalinan. d. Mendiskusikan praktek-praktek tradisional, posisi

melahirkan, dan harapan-harapan.

e. Mengidentifikasi siapa yang dapat membantu bidan selama persalinan di rumah.

f. Mengidentifikasi siapa yang dapan membantu bidan selama persalinan di rumah.

2. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan di keringkan.

3. Petunjuk dini: untuk mencegah keterlambatan dalam pengambilan keputusan dan upaya rujukan saat terjadinya komplikasi, nasehat ibu hamil, suaminya, ibunya atau anggota keluarga yang lain untuk:

a. Mengindentifikasi sumber transportasi dan menyisihkan cukup dana untuk menutup biaya-biaya perawatan kegawatdaruratan.

b. Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai puting susu rata atau masuk kedalam. Ibu diajarkan cara mengeluarkan puting susu yaitu: tekan puting susu dengan menggunakan kedua ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.

Ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi/kerja sama penanganan.

1. Memberikan seluruh layanan/asuhan antenatal.

2. Memberikan konseling khusus untuk kebutuhan ibu dan masalah-masalahnya.

3. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, monolong ibu menentukan pilihan yang tepat untuk konsultasi (dokter puskesmas, dokter obgin dsb.)

4. Melampirkan kartu kesehatan ibu hamil berikut surat rujukan. 5. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa

surat dengan hasil dan rujukan.

6. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan.

7. Memberikan layanan/asuhan antenatal.

8. Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu meahirkan di rumah: a. Menyepakati di antara pengambil keputusan dalam

keluarga tentang rencana kelahiran (terutama suami dan ibu atau ibu mertua).

b. Persiapan transportasi untuk ke tempat persalinan dengan aman, terutama pada malam hari atau selama musim hujan.

Kategori Gambaran

c. Rencana pendanaan untuk transpor dan perawatan di tempat persalinan yang aman.

d. Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama persalinan.

Kegawatdaruratan 1. Rujuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat dimana tersedia pelayanan kegawatdaruratan obstertik yang sesuai.

2. Sambil menunggu trasportasi,

a. Berikan pertolongan awal kegawatdaruratan, jika perlu berikan pengobatan.

b. Mulai memberi cairan infus (iv)

3. Menemani ibu hamil dan anggota keluarganya. 4. Membawa obat dan kebutuhan-kebutuhan lain.

Membawa catatan medik atau kartu kesehatan ibu hamil dan surat rujukan.

Sumber: Prawirohardjo, S, 2006: 94-97.

11. Evaluasi Pada Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. Evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji ulang keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. (Soepardan, S, 2008: 102).

B. Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin turun dalam jalan lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, S, 2006: 100).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yangterjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.(Prawirohardjo, S, 2006: 100).

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginka (optimal).(Wiknjosastro, G.H., dkk, 2008: 3).

2. Tanda dan Gejala Persalinan a. Tanda Persalinan Sudah Dekat

1) Terjadi Lightening

Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh kontraksi Braxton-Hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum

rotundum, gaya berat janin dimana kepala kearah bawah. Masuknya kepala bayi

ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang, dibagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat berjalan dna sering berkemih.

2) Terjadi His Permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton-Hicks. Kontraksi ini dapat ditemukan sebagai keluhan, karena perubahan keseimbangan estrogen,

progesterone dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin. Dengan makin

tua usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu.(Manuaba, I, dkk, 2012: 172)

b. Tanda Persalinan

1) Terjadinya His Persalinan.

His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatnnya makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah.

2) Pengeluaran Lendir Dan Darah (Pembawa Tanda).

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

3) Pengeluaran Cairan.

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.(Manuaba, I, dkk, 2012: 173)

3. Perubahan Fisiologis Meternal Selama Persalinan

Tabel 7

Perubahan Fisiologis Maternal selama Persalinan

Perubahan Fisiologis Makna

Tekanan darah

Meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 15 (10-20) mmHg dan diastolic rata-rata 5-10 mmHg

Pada waktu-waktu di antara kontraksi, tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan mengubah posisi tubuh dan telentang ke posisi miring, perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat dihindari.

Untuk memastikan tekanan darah yang sebenarnya, pastikan mengeceknya dengan baik pada interval antarkontraksi, lebih disukai dengan posisi ibu berbaring miring.

Nyeri , rasa takut, dan kekhawatiran dapat semakin meingkatkan tekanan darah.

Apabila seseorang wanita merasa sangat takut atau khawatir, pertimbangan kemungkinan bahwa rasa takutnya(bukan preeklampsianya) menyebabkan peningkatan tekanan darah. Cek parameter lain untuk menyingkirkan kemungkinan preeklampsi. Bahkan perawatan dan obat-obatanpenunjang yang dapat merelaksasi wanita sebelum menegakkan diagnosis akhir, jika preeclampsia tidak juga terbukti.

Metabolisme

Selama persalinan, metabolisme karbohidrat baik aerob maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh ansietas dan aktivitas otot rangka.

Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, pernapasan, curah jantung, dan cairan yang hilang.

Peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, dan pernapasan dibahas dibawah ini. Peningkatan curah jantung dan cairan yang hilang memengaruhi fungsi ginjal dan perlu mendapat perhatian serta ditindaklanjuti guna mencegah terjadinya dehidrasi.

Suhu

Sedikit meningkat selama persalinan, tertinggi selama segera setelah melahirkan.

Yang dianggap normal ialah peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0, 5 sampai 1oC, yang mencerminkan peningkatan metabolism selama persalinan.

Peningkatan suhu sedikit adalah normal. Namum, bila persalinan berlangsung lebih lama, peningkatan suhu tubuh dapat mengindikasikan dehidrasi, dan parameter lain harus dicek. Begitu pula, pada kasus ketuban pecah dini, peningkatan suhu dapat dianggap normal pada keadaan ini.

Denyut nadi (frekuensi jantung)

Perubahan yang mencolok selama kontraksi disertai peningkatan selama fase peningkatan, penurunan selama titik puncak sampai frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi di antara kontraksi, dan peningkatan selama fase penurunan hingga mencapai frekuensi lazim diantara kontraksi.

Penurunan yang mencolok selama puncak kontraksi uterus, tidak terjadi jika wanita berada pada posisi miring, bukan telentangFrekuensi denyut nadi diantara

Sedikit peningkatan frekuensi nadi dianggap normal. Cek parameter lain untuk menyingkirkan kemungkinan proses infeksi.

Perubahan Fisiologis Makna

kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode menjelang persalinan. Hal ini mencerinkan peningkatan metabolism yang terjadi selama persalinan.

Pernapasan

Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolism yang terjadi.

Saat untuk memperoleh temuan yang akurat dalam hal pernapasan karena frekuensi dan irama pernapasan dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut, dan penggunaan teknik pernapasan.

Hiperventilasi yang memanjang adalah temuan abnormal dan dapat menyebabkan alkalosis

Amati pernapasan wanita dan bantu ia mengendalikannya untuk menghindari hiperventilasi yang panjang, yang ditandai oleh rasa kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing.

Perubahan pada ginjal

Poliuria sering terjadi selama proses persalinan. Kondisi ini dapat diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi gloerulus dan aliran plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi telentang karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan.

Kandung kemih harus sering dievaluasi(setiap 2 jam) untuk mengetahui adanya distensi juga harus dikosongkan untuk mencegah (1) obstruksi persalinan akibat kandung kemih yang penuh, yang akan mencegah penurunan bagian presentasi janin dan (2) trauma kandung kemih akibat penekanan yang lama, yang akan menyebabkan hipotonia kandung kemih dan retensi urine selana periode pascapartum awal.

Sedikit proteinuria (renik 1+) umum ditemukan pada sepertiga sampai setengah jumlah wanita bersalin.

Proteinuria 2+ dan lebih adalah data yang abnormal.

Lebih sering terjadi wanita primipara, atau yang mengalami anemia, atau yang persalinannya lama.

Mengidentifikasi preeclampsia

Perubahan pada saluran cerna

Motilitas dan absorpsi lambung terhadap makanan padat jauh berkurang. Apabila kondisi ini diperburuk oleh penurunan lebih lanjut sekresi asam lambung selama persalinan, maka saluran cerna bekerja dengan lambat sehingga waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Cairan tidak dipengaruhi dan waktu yang dibutuhkan untuk pencernaan di lambung tetap seperti biasa. Makanan yang diingesti selama periode menjelang persalinan atau fase prodormal atau fase laten persalinan cenderung akan tetap berada di dalam lambung selama

Lambung yang penuh dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan pendritaan umum selama masa trnansisi. Oleh karena itu, wanita harus dianjurkan untuk tidak makan dalam porsi besar atau minum berlebihan, tetapi makan dan minum ketika keinginan timbul guna mempertahankan energy dan hidrasi.

persalinan.

Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi, yang menandai akhir fase pertama persalinan

Pemberian obat-obatan oral tidak efektif selama persalinan. Perubahan pada saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respons terhadap salah satu kombinasi faktor-faktor berikut : kontraksi uterus, nyeri, rasa takut

dan khawatir, obat, atau komplikasi. Perubahan hematologi

Hemoglobin meningkat rata-rata 1, 2 gr/100 mL selama persalinan dan kembali kekadar sebelum persalinan pada hari pertama

Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang wanita tidak anemi, jika tes darah menunjukkan kadar darah berada dibatas

Perubahan Fisiologis Makna

pascapartum jika tidak ada kehilangan darah yang abnormal.

Waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut selama persalinan.

Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala satu persalinan sebesar kurang lebih 5000 hingga jumlah rata-rata 15.000 pada saat pembukaan lengkap, tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini.

Gula darah menurun selama persalinan, menurun drastis pada persalinan yang lama dan sulit, kemungkinan besar akibat peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka.

normal, yang membuat anda terkecoh sehingga mengabaikan risiko yang meningkat pada wanita anemi selama periode intrapartum.

Perubahan ini mnurunkan risiko perdarahan pascapartum pada wanita normal.

Peningkatan hitung sel darah putih tidak selalu mengindikasi proses infeksi ketika jumlah ini dicapai. Apabila jumlahnya jauh diatas nilai ini, cek parameter lain untuk mengetahui adanya proses infeksi.

Penggunaan uji laboratorium untuk menapis seorang wanita terhadap kemungkinan diabetes selama periode intrapartum akan menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.

Sumber : Varney, H, dkk, 2008: 686-688.

4. Empat Kala dalam Persalinan Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu : a. Kala I

Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.

b. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

c. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV

5. Lima Benang Merah

Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah:

a. Keputusan Klinik

1) Langkah dalam membuat keputusan klinik antara lain: Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan 2) Menginterprestasikan data dan mengidentifikasi masalah.

3) Membuat diagnosis atau menentukan masalah yang terjadi/dihadapi

4) Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah.

5) Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah.

6) Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih

7) Memant au dan mengevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi b. Asuhan Sayang Ibu Dan Bayi

Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengkutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan hasil rasa aman dan hasil yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal tersebut pula

dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vakum, cunam, dan seksio sesar, dan persalina berlangsung lebih cepat.

c. Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi adalah bagian esensial dari asuhan lengkap yang di berikan kepada ibu dan bayi baru lahir serta harus di laksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran. Saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal atau post partum, dan saat menatalaksana penyulit.

1) Tujuan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan a) Meminimalkan infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme

b) Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis, HIV/AIDS

2) Tindakan – tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan a) Cuci tangan

b) Memakai sarung tangan

c) Memakai perlengkapan pelindung (celemek/ baju penutup, kacamata, sepatu tertutup)

d) Menggunakan asepsis atau teknik aseptic e) Memproses alat bekas pakai

f) Menangani peralatan tajam dengan aman

g) Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara benar

d. Pendokumentasian

Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus

memperhatikan asuhan yang di berikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Catat semua asuhan yang telah di berikan kepada ibu dan bayi, jika asuhan yang telah di berikan tidak di catat maka maka dapat di anggap bahwa tidak prnah di lakukan asuhan yang di maksud. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinis karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayi nya.

e. Rujukan

Rujukan adalah kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap di harapkan mampu menyelamatkan jiwa ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal, sekitar 10-15% diantaranya akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Setiap tenaga penolong harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan terdekat yang mampu untuk melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir.

Menurut Gulardi Winkjosastro, tingkatan BAKSOKU dapat di gunakan dalam mempersiapkan rujukan:

1) B : (Bidan) Pastikan bahwa ibu dan bayi di dampingi oleh penolong persalinan saat di bawa ke fasilitas kesehatan rujukan

2) A : (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan ke tempat rujukan, perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin di perlukandalam perjalanan

3) K : (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai ibu dan janin, suami atau keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi ke tempat rujukan

4) S : (Surat) Berikan surat ke tempat rujukan, surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan bayi

5) O : (Obat) Bawa obat-obatan esensial pada mungkin di perlukan selama perjalanan

6) K : (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling mungkin untuk merujuk dalam kondisi yang cukup nyaman

7) U : (Uang) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup. (Wiknjosastro, G.H., dkk: 2008: 7-37).

6. Faktor Esensial Persalinan

Ada lima faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan kelahiran. Faktor-faktor mudah diingat sebagai lima P: passenger(penumpang, yaitu janin dan plasenta), passageway (jalan lahir), powers(kekuatan), posisi ibu, dan psychologic respons(respons psikologis).

a. Penumpang

Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni: ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.

Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran normal.

b. Jalan Lahir

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul, ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

c. Kekuatan

Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter.

d. Posisi Ibu

Dalam dokumen Contoh Laporan Tugas Akhir DIII Kebidanan (Halaman 55-117)

Dokumen terkait