• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Kesehatan Ibu dalam Masa Nifas

Dalam dokumen Contoh Laporan Tugas Akhir DIII Kebidanan (Halaman 110-115)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

C. Nifas

5. Kebutuhan Kesehatan Ibu dalam Masa Nifas

Early ambulation adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan sekarang tidak angap perlu lagi menahan penderita terletang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan.Penderita sudah di perbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum.

b. Diet

Diet harus sangat mendapat perhatian dalam masa nifas karena makanan yang baik mempercepat penyembuhan ibu, lagi pula makanan ibu sangat mempengaruhi susunan air susu.

c. Suhu

Harus di awasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi.

d. Miksi

Tiap penderita di suruh kencing 6 jam postpartum dalam 8 jam postpartum belum dapat kencing belum melebihi 100 cc, maka di lakukan kateterisasi.

Jika penderita sesudahnya belum dapat kencing atau banyaknya kencing belum memuaskan kateterisasi di lakukan 8 jam.

e. Defekasi

Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka di beri clysma air sabun atau glycerine.

f. Puting Susu

Puting susu harus di perhatikan kebersihanya dan harus segera di obati, karena kerusakan puting susu merupakan porte d’entree dan dapat menimbulkan mastitis.

g. Datangnya Haid Kembali

Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepatdari ibu yang menyusukan anaknya.

Pada ibu golongan pertama biasanya haid datang 8 minggu setelah persalinan; pada ibu golongan kedua haid seringkali tidak datang selama ia menyusukan anaknya, tetapai kebanyakan haid lagi pada bulan ke-4. (Obstetri fisiologi UNPAD ;323-327).

h. Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. Senam nifas bertujuan untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, serta memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut.

Pada saat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina telah teregang dan melemah. Latihan senam nifas dilakukan untuk membantu mengencangkan otot-otot tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya nyeri punggung di kemudian hari dan terjadinya kelemahan pada otot panggul sehingga dapat mengakibatkan ibu tidak bisa menahan BAK. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit. Sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terus-menerus(kontinu). Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan tingkatkan setiaphari sampai 10 kali.

Menurut Vivian Nanny Lia Dewi (2011), senam nifas dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari ke-10 yang pelaksanaannya secara bertahap, sistematis dan kontinu. Tujuan dilakukannya senam nifas yaitu:

1) Memperbaiki sirkulasi darah

2) Memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan 3) Memperbaiki tonus otot pelvis

4) Memperbaiki regangan otot abdomen (perut) setelah hamil 5) Memperbaiki regangan otot tungkai bawah

6) Meningatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul (Vivian Nanny Lia Dewi: 2011: 81)

i. ASI Eksklusif

ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaas ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun Negara.

Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan risiko kematian akibat infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut.

1) Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.

2) ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.

3) ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam.

4) ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot. (Vivian Nanny Lia Dewi: 2011: 25)

j. Cara Menyusui Yang Benar

Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Hal penting dalam posisi meyusui adalah ibu merasa nyaman dan rileks. Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Menurut Vivian Nanny Lia Dewi (2011), cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Beberapa langkah-langkah menyusui yang benar adalah sebagai berikut:

1) Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di sekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

2) Ibu harus mencari posisi nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur/kursi. Ibu harus merasa rileks.

3) Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada dalam garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi didepan putting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung ke belakang/menyamping, telingan, bahu, dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus.

4) Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi yang siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari, dan

menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak meregangkan lehernya untuk mencapai putting susu ibu.

5) Ibu menyentuhkan putting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu hingga bibir bayi dapat menangkap putting susu tersebut. Ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jari di bawah payudara dan ibu jari diatas payudara. Ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf “C”. semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola.

6) Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Dagu rapat ke payudara ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas payudara. Bibir bawah bayi melengkung keluar.

7) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi berhadapan dengan putig susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke putting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

8) Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan putting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu di antara mulut bayi dan payudara ibu.

9) Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di pundak atau menelungkupkan bayi melintang kemudian menepuk-nepuk punggung bayi. (Vivian Nanny Lia Dewi: 2011: 30)

Dalam dokumen Contoh Laporan Tugas Akhir DIII Kebidanan (Halaman 110-115)

Dokumen terkait