• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyertaan Modal Desa

4.4.2 Dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran

Dalam pendekatan ini yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadi sasaran juga ikut menerima manfaat dari keuntungan program usaha yang dibentuk untuk mensejahterakan masyarakat, hal ini berguna agar masyarakat bukan hanya sebagai objek tetapi dijadikan sebagai subjek dari program yang telah berjalan. Dalam pendekatan ini juga menekan kan bahwa masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan pihak memberdayakan lewat potensi Desa yang ada. Dengan begitu masyarakat sudah ikut serta dalam membangun dan mengembangkan potensi Desa yang telah dikelola.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Mahyarudin selaku Sekretaris BUMDes Dalu Sehati, beliau mengatakan bahwa:

“sebagian masyarakat disini sudah ikut serta dalam pelaksanaan BUMDes, seperti sebagian petani memasarkan hasil taniannya lewat BUMDes otomatis masyarakat dengan mudah mendapatkan keuntungan lewat penjualan itu, kalau dulu petani menjual hasil taniannya ke agen yang ada dikota sekarang mereka bisa menjualnya lewat BUMDes ini” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018, Pukul 10.30 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas menjelaskan bahwa masyarakat Desa Dalu X A sebagian sudah ikut serta dalam pengelolaan BUMDes, mereka yang berprofesi sebagai petani memasarkan hasil taniannya melalui BUMDes dengan begitu masyarakat tidak perlu menjual hasil taniannya kepada agen lain, karena keuntungan hasil tani masyarakat juga berpengaruh pada pembangunan pada Desa Dalu X A. Hal serupa disampaikan oleh Kepala Desa Dalu X A, yang mengatakan:

“ya jelas masyarakat sudah ikut serta, kita lihat dari ekonomi masyarakat yang dulunya kesana kesini menjual hasil tani dengan susah payah, sekarang para petani mengolah hasil taniannya dan langsung dimasukan ke

BUMDes untuk dijual ke masyarakat, jadi keuntungan BUMDes ini dari masyarakat Desa untuk Desa dan untuk masyarakat juga. Dari awal saja untuk mendirikan BUMDes kalau tidak ada masyarakat yang ikut serta mungkin BUMDes ini belum ada apa-apanya. Walaupun harga yang sedikit miring dan keuntungan untuk masyarakat tani juga dikit tapi kalau semua masyarakat Desa belanja di BUMDes ini dan pembelian lancar yang sedikit tadi lama lama kan bisa jadi banyak.” (Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018).

Menurut informan diatas masyarakat Desa Dalu X A yang berprofesi sebagai petani sudah ikut serta dalam mendirikan dan mengembangkan BUMDes, dilihat dari penjualan beras yang diambil dari hasil tani masyarakat sekitar. Tetapi, masyarakat yang tidak berprofesi sebagai petani hanya beberapa orang saja yang ikut serta, contohnya seperti pengurus, pengelola BUMDes, dan masyarakat yang bekerja sebagai karyawan di BUMDes.

Adapun pendapat yang tidak jauh beda disampaikan oleh masyarakat Desa Dalu X A, yang mengatakan bahwa:

“kalau ibu yang hanya sebagai rumah tangga ya gak ikut serta tapi anak ibu ada kerja di BUMDes itu sebagai karyawan penjaga tokonya, mungkin dia udah bisa dibilang ikut serta ya kan.” (Wawancara dengan Ibu Lilis Suryani, pada 06 Juli 2018).

Pendapat ini sejalan dengan yang disampaikan oleh informan lainnya, yang mengatakan bahwa:

“kalau ibu rumah tangga seperti ibu ya pasti gak ada hubungannya kan kesitu paling cuman sebatas pembeli aja, mungkin kalau petani, pengelola dan pengurus BUMDes nya sudah pasti ikut serta dalam program ini, kan mereka yang mengelolah, mereka yang mengurus BUMDes pasti ada beberapa persen keuntungan BUMDes untuk mereka.” (Wawancara dengan Ibu Mayang Sari, pada 11 Juli 2018).

Selanjutnya informan lain juga berpendapat hal yang sama dengan informan sebelumnya, yang mengatakan bahwa:

“ibu disini hanya sebagai IRT jadi jelas gak ada sangkut pautnya dengan orang BUMDes, yang bersangkutan dengan BUMDes ya kayak petani disini dek karena kan beras yang dijual BUMDes itu dari hasil tani petani disini.” (Wawancara dengan Ibu Humairoh, pada 11 Juli 2018).

Adapun pendapat lain dari masyarakat yang ikut serta dalam pengelolaan BUMDes, yang mengatakan bahwa:

“ya jelas kami ikut serta karena di BUMDes hasil tani kami yang dijual disitu, jadi sebagian keuntungan dari hasil penjualan beras di BUMDes ini untuk kami dek. Keuntungan lain juga kami dapat selama BUMDes ini ada kami gak jauh jauh lagi nyari agen beras supaya beras kami bisa dijual karena disini orang BUMDes sendiri yang meminta beras kami untuk dijual di BUMDes” (Wawancara dengan Ibu Nur Indah, pada 12 Juli 2018).

Pendapat ini sejalan dengan yang disampaikan oleh informan lainnya yang merupakan masyarakat yang ikut serta dalam program BUMDes ini, informan mengatakan bahwa:

“Alhamdulillah dek dengan adanya program BUMDes yang menjual bahan-bahan sembako dan kebutuhan sehari-hari kami yang petani-petani dengan mudah mendapatkan keuntungan dari hasil jual beras ke BUMDes, karena masyarakat disini kan banyak juga yang belanja ke BUMDes.”

(Wawancara dengan Ibu Nova Rambe, pada 12 Juli 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian masyarakat yang hanya sebagai ibu rumah tangga jelas tidak ada kaitanya dengan pengelolaan BUMDes, tetapi masyarakat yang berprofesi sebagai petani sudah ikut serta dalam pengelolaan BUMDes dilihat dari penjualan beras yang dijual dari hasil tani petani masyarakat Dalu X A.

Masih ada sebagian masyarakat yang tidak ikut serta dalam pengelolaan BUMDes, tetapi masyarakat lain juga bisa mendapatkan keuntungan dari program BUMDes ini. Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah

Desa yang bertujuan untuk mensejahkaterakan masyarakat Desa dan membangun Desa yang lebih maju, maka masyarakat yang tidak berprofesi sebagai petani juga bisa mendapatkan keuntungan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah diterapkan oleh pemerintah Desa.

Adapun kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes seperti yang dikatakan oleh Bapak Mahyarudin bahwa:

“Pemberdayaannya ya seperti mereka kalau mau belanja boleh cicil tetapi harus dilunasi dalam waktu yang telah ditentukan, biasanya dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Dan untuk harganya barang-barang di BUMDes ini lebih sedikit miring dari pada harga di toko lain supaya masyarakat juga bisa langsung merasakan keuntungan berbelanja di BUMDes. Selain itu BUMDes juga menjual hasil tani dari masyarakat disini supaya mereka dan Desa juga sama-sama mendapatkan keuntungan dari keberadaan BUMDes di Desa ini.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas dapat dilihat bahwa pemberdayaan masyarakat di Desa Dalu X A sudah berjalan, terbukti dengan adanya sistem jual beli yang dimana masyarakat sekitar bisa membayar dengan cara menyicil dengan kurun waktu yang telah ditentukan dan harga relatif murah serta hasil tanian dari masyarakat Desa dipasarkan lewat BUMDes, dengan begitu adanya bagi hasil antara masyarakat dan BUMDes untuk pembangunan dan perkembangan di Desa Dalu X A. Hal senada dengan informan lain, yang mengatakan bahwa:

“pemberdayaan melalui BUMDes ya seperti pihak BUMDes memasarkan hasil tani masyarakat disini, hasil taninya ya kayak beras jadi beras ini di perjual belikan melalui BUMDes bukan ke agen lagi. Tujuan BUMDes inikan untuk mensejahterakan masyarakat jadi dengan kami jualkan beras ini melalui BUMDes keuntungannya juga kan balik ke masyarakat lagi dan sebagian persen lagi untuk Desa.” (Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018).

Adapun pendapat dari masyarakat Desa Dalu X A yang berprofesi sebagai petani, yang mengatakan bahwa:

“Alhamdulillah dek waktu didirikannya BUMDes ini kami yang sebagai petani senang karena hasil tani kami di jual melalui BUMDes, walaupun untungnya sedikit gak papa yang penting lancar aja.” (Wawancara dengan Ibu Sri Ayu, pada 06 Juli 2018).

Mengenai pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes informan lainnya mengatakan bahwa:

“kalau kami yang hanya sebagai ibu rumah tangga kami merasa mendapatkan keuntungan itu ya dari harga barang yang lumayan murah dari pada di toko lainnya tapi masih ada juga BUMDes menjual barang dengan harga yang sama dengan toko lain. Walaupun BUMDes jual beras lebih murah, tapi kualitas sama dengan ditoko yang menjual berasnya lebih mahal” (Wawancara dengan Ibu Lilis Suryani, pada 06 Juli 2018).

Informan lainnya juga menambahkan cara BUMDes memberdayakan masyarakat Desa, ia mengatakan bahwa:

“selain harga relatif murah, BUMDes juga memperbolehkan kami untuk menyicil tapi dengan syarat 1 bulan itu udah harus lunas dek. Lumayan terbantulah gitukan apalagi kalau ibu-ibu yang lagi banyak kebutuhannya jadi sisa uang itu bisa dibelikan untuk barang lainnya.” (Wawancara dengan Ibu Nur Hariana, pada 09 Juli 2018).

Adapun pendapat lain dari pihak BUMDes mengenai hambatan pada pemberdayaan masyarakat, beliau mengatakan bahwa:

“kita sudah memberikan kemudahan bagi masyarakat tapi ada sebagian masyarakat yang berbelanja dengan cara menyicil tapi cicilannya gak tepat waktu, kalau seperti itu ceritanya kita dari pihak BUMDes memberikan sanksi dalam bentuk menambahkan harga awal dan harga sanksi sebesar 3000 per harinya, nanti uang sanksi nya itu kita tambahkan ke modal awal untuk dibelanjakan lagi.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes Dalu Sehati ini

bertujuan untun mensejahterakan masyarakat Desa dan membangun Desa yang lebih maju, hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya jual beli beras yang dimana beras yang dijual ini berasal dari hasil tani masyarakat Dalu X A, dan harga yang dijual lebih sedikit miring dari harga pasaran, serta dalam sistem pembeliannya juga bisa dengan cara menyicil. Hal tersebut sudah pasti mempermudahkan masyarakat Desa dalam jual beli sembako ataupun kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di lapangan, pemberdayaan masyarakat Desa melalui BUMDes sudah berjalan dengan baik, terbukti dengan adanya sistem jual beli yang mempermudahkan masyarakat untuk belanja kebutuhan sehari-hari di BUMDes, dan beras yang dijualkan di BUMDes juga sudah sepenuhnya berasal dari masyarakat Desa Dalu X A.

Selanjutnya, penulis juga memaparkan isi dokumentasi terkaiT harga beras yang lebih murah tetapi dengan kualitas yang sama dengan harga toko lainnya.

Hal ini dilakukan untuk mengembangkan serta memajukan usaha BUMDes agar masyarakat lebih memilih belanja di BUMDes dari pada jauh-jauh kekota untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Gambar 4.3

Sumber: Penulis, 2018

Dokumentasi di atas merupakan gambar beras Dalu Sehati yang dikelola oleh masyarakat Desa dan di perjual belikan lagi kepada masyarakat Desa.

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa kualitas beras di perjual belikan dengan harga dibawah pasaran sudah cukup baik dan layak dikonsumsi. Maka dari itu perogram yang telah didirikan oleh pemerintah untuk mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti program BUMDes yang menjual sembako ini kepada masyarakat sudah cukup tepat.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dikemukakan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa program BUMDes di Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang sudah cukup baik dan tepat untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup

mereka sehari-hari. Namun menurut penulis, perlu ditingkatkan lagi kedisiplinan masyarakat dalam membayar cicilan belanja ke BUMDes, karena hal itu sangat mempengaruhi perkembangan BUMDes dalam memutar balikan modal yang akan di belanjakan lagi untuk dijualkan di BUMDes.