• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyertaan Modal Desa

4.4.3 Melalui pendekatan kelompok

Dalam pendekatan ini yang dimaksud adalah masalah keterbelakangan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa sulit memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, tanpa bantuan dari pihak lain untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat Desa mereka tidak akan bisa melakukannya secara sendiri-sendiri, karena lingkup bantuan menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secara individu. Maka dari itu pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan kerjasama antara pihak lain dengan BUMDes agar dapat mensejahterakan masyarakat Desa dan mengembangkan usaha BUMDes. Informan berpendapat bahwa:

“kalau kerjasama dengan masyarakat ya pasti ada, karena BUMDes mengambil beras dari masyarakat juga dek, kalau kita ambil beras dari agen mungkin bisa lebih mahal dan kita gak bisa menjual beras dengan harga lebih murah, beras yang dikelola masyarakat juga kualitasnya gak kalah sama yang lain, masih banyak juga orang mau beli beras disini. Jadi keuntungan pembelian beras ini nanti kami bukukan tiap bulannya dan tiap bulannya itu nanti kami bagikan berapa persen untuk masyarakat dan berapa untuk BUMDes. Kalau kerjasama dengan pihak lain sejauh ini belum ada kita dek, tapi ini kami lagi mengusulkan untuk bekerjasama dengan pihak bank dalam bentuk peminjaman modal, karena barang-barang yang kita jual masih belum memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat disini.”

(Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas, dapat disimpulkan bahwa sangat pentingnya kerjasama antara pihak BUMDes dan masyarakat karena jika beras yang dijual di BUMDes dari agen, kemungkinan besar tidak akan bisa membuat harga lebih murah dari harga pasaran dan BUMDes telah mengusulkan

untuk bekerjasama dengan pihak bank dalam bentuk pinjaman modal awal yang dimana tujuannya adalah untuk menambah produk-produk yang akan dijual.

Hal yang tidak jauh beda dengan yang dikatakan informan lain terkait kerjasama BUMDes dengan pihak lain, beliau mengatakan bahwa:

“kalau bekerjasama dengan pihak ketiga itu kita belum ada, tapi 2 bulan lalu kita sudah berencana untuk bekerjasama dengan pihak bank dengan tujuan peminjaman modal awal, karenakan produk-produk yang dijual BUMDes belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat Desa jadi kita mau menambahkan produk-produk di BUMDes, ini lagi di proses dan kemungkinan besar 3-5 bulan lagi sudah terjalankan rencana itu.”

(Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018).

Informan lain juga berpendapat bahwa:

“sejak dibentuknya BUMDes ini kami masyarakat disini udah diajak untuk kerjasama dek, itulah yang waktu musyawarah pertama kali dijelaskannya pembagian keuntungannya kayak mana, menurut kami bisalah membantu kami dari hasil kerjasama itu dek walaupun keuntungannya gak seberapa tapi terkadangpun kami susah untuk menjualkan beras ini ke agen soalnya kan banyak Desa disekitar sini yang kerjanya jadi petani jadi kami sainganlah, apalagi kami gak ada organisasi yang bisa membantu kami untuk bersaing, kalau kampung sebelah ada organisasinya dek makanya susah. Ya harapan ibu kedepannya bisalah orang BUMDes bekerjasama sama pihak lain untuk mengembangkan penjualan hasil tani kami ini dek.”

(Wawancara dengan Ibu Atikah, pada 11 Juli 2018).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas dapat disimpulkan bahwa kerjasama BUMDes dengan pihak ketiga yaitu bank masih dalam proses, kerjasama ini dilakukan dalam bentuk peminjaman modal awal yang bertujuan sebagai penambahan modal awal yang dimana nantinya peminjaman ini akan digunakan untuk menambahkan produk-produk penjualan di BUMDes. Selanjutnya, ada kerjasama antara pihak BUMDes dan masyarakat Desa dalam bentuk memasarkan hasil potensi Desa yang dikelola oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi penulis dilapangan, kerjasama antara BUMDes dan masyarakat sudah ada. Dilihat dari pembukuan tiap bulannya, keuntungan masyarakat sudah meningkat. Namun, pembukuan tidak dilakukan secara transparan kepada masyarakat sehingga mengakibatkan tidak adanya keterbukaan antara pihak BUMDes dan masyarakat.

4.5 Pembahasan

Banyak kebijakan pemerintah yang berorientasi pada masyarakat kecil yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan berbentuk lembaga ekonomi ditingkat pedesaan.

Lembaga ekonomi ditingkat pedesaan menjadi bagian yang sangat penting dalam rangka untuk mendukung pemberdayaan dan penguatan ekonomi kerakyatan sehingga dapat mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat miskin. Suatu pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulasi dan menggerakkan roda perekonomian di pedesaan adalah melalui pendirian lembaga ekonomi yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat Desa. Banyak sekali pelaku ekonomi yang ikut berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Desa.

BUMDes sebagai mediator dalam perencanaan Badan Usaha dan mempunyai tugas mensosialisasikan hasil-hasil usulan rencana usaha yang sudah di tetapkan oleh BUMDes tersebut, dan membantu pemerintah Desa untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Desa dan bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). BUMDes juga disebut sebagai sebuah lembaga perekonomian yang berperan dalam kegiatan ekonomi masyarakat Desa.

Program BUMDes memiliki peran sebagai media pemerintahan desa dalam mewujudkan pembangunan ekonomi khususnya memberdayakan masyarakat.

Meningkatnya ekonomi masyarakat Desa melalui BUMDes merupakan salah satu tujuan utama didirikannya BUMDes, peran BUMDes memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan masyarakat, pola fikir masyarakat, dan juga cara pandang masyarakat terhadap sebuah kebijakan yang ada.

Peneliti mendapatkan beberapa data dari hasil Wawancara dan Observasi yang di lakukan di Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Keberadaan BUMDes tidak dipungkiri membawa perubahan dibidang ekonomi dan sosial. Kontribusi BUMDes terutama dalam bentuk Pendapatan Asli Desa, dimana keuntungan bersih BUMDes dialokasikan untuk pemasukan Desa itu sendiri.

Sebagian besar masyarakat Desa Dalu X A berprofesi sebagai petani, maka masyarakat dan pemerintah Desa bekerja sama mendirikan usaha BUMDes yang mana prospek kerjanya dapat terasa manfaatnya dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, yaitu unit usaha penjualan bahan-bahan sembako yang bergerak dibidang kebutuhan rumah tangga ataupun untuk kebutuhan sehari-hari seperti penjualan beras, gula, minyak goreng, dll.

Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah tentu mereka memiliki tingkat pola konsumsi yang terbatas dikarenakan pendapatannya harus dibagi-bagi dengan pengeluaran lainnya. Sedangkan untuk yang berpenghasilan sedang tidak semua masyarakat memiliki tingkat pola konsumsi tinggi adapula yang pola konsumsinya rendah. Sedangkan pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan juga disesuaikan dengan pendapatan masing-masing masyarakat.

Disinilah peran BUMDes dalam memberdayakan masyarakat untuk membantu perekonomian di Desa Dalu X A, dimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dengan berbelanja di BUMDes dan harga relative murah sehingga tidak perlu jauh-jauh harus ke pasar kota untuk memenuhi kebutuhan mereka. BUMDes juga meringankan beban masyarakat dalam sistem pembayaran bisa dicicil.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait, dapat dijelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui BUMDes Dalu Sehati meningkatkan ekonomi terhadap masyarakatnya sudah dapat membantu. BUMDes Dalu Sehati selain memberikan pelayanan kepada masyarakat juga dapat menjadikan masyarakatnya lebih sejahtera dari sebelumnya.

Hal ini dapat dilihat dari usaha yang dilakukan oleh BUMDes Dalu Sehati melalui program yang ada, seperti misalnya dalam penjualan bahan sembako, BUMDes Dalu Sehati berperan membantu perekonomian masyarakat sedikit demi sedikit. BUMDes Dalu Sehati juga telah berperan kepada Desa untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) untuk kepentingan masyarakat itu sendiri.

BAB V