• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Upaya itu harus terarah

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa informan mengenai upaya yang harus terarah dalam pemberdayaan masyarakat Desa melalui BUMDes di Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, sudah cukup efektif, informan mengatakan bahwa “Upaya yang kami lakukan seperti sosialisasi kepada masyarakat-masyarakat di Desa Dalu X A tentang visi dan misi BUMDes, sistem penjualan dan pembayaran BUMDes, serta memberitahukan produk-produk apa yang akan kita jual atau kita pasarkan.

Dengan adanya sosialisasi seperti ini masyarakat sudah mulai tau apa saja keuntungan yang diberikan BUMDes untuk membangun Desa dan keuntungan bagi masyarakat Desa.” (Hasil Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018, Pukul 10.30 WIB).

Selanjutnya informan berbeda mengatakan “Upaya yang kita lakukan yaitu sosialisasi dan mengundang masyarakat Desa Dalu X A, masyarakat itu banyak seperti tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda. Jadi disana nanti kita sampaikan kepada kelompok-kelompok seperti Ormas tentang bagaimana cara kerja BUMDes ini agar bisa memajukan Desa Dalu X A dan mensejahterakan masyarakat desanya.” (Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018, Pukul 12.00 WIB)

Kemudian penulis juga menanyakan hal serupa terkait upaya yang harus terarah dari program BUMDes. Dan informan mengemukakan “iya ibu udah tau kebedaraan BUMDes di Desa ini, ibu juga udah pernah belanja di BUMDes,

pengelolaan orang BUMDes menurut ibu ya sudah baik, karena dalam sosialisasinya juga sudah lumayan membantu kami untuk mengetahui apa saja keuntungan dari BUMDes itu sendiri. Udah ada lah beberapa kali ibu belanja disitu, keseringan beli beras, karena beras yang dijual orang BUMDes kan dari hasil masyarakat Desa sini juga, jadi hitung-hitung buat membantulah.” ( Wawancara dengan Ibu Lilis Suryani, pada 06 Juli 2018).

Hal sejalan dengan pendapat informan lain yang mengemukakan bahwa “ya aku udah pernah belanja disitu dan menurut aku pengelolaan BUMDes udah lumayan cukup baik lah dek, dari sosialisasinya aja orang itu sering ngajak masyarakat disini untuk ikut musyawarah terus dalam musyawarah itulah dijelaskan lah keuntungan BUMDes itu apa apa aja kan.” (Wawancara dengan Ibu Sri Ayu, pada 06 Juli 2018).

Tidak jauh beda dengan pendapat informan lain yang mengatakan bahwa “iya ibu udah mengetahui keberadaan BUMDes ini dari tahun pertama kali orang itu terbentuk, pihak BUMDes udah sering kali melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan mengundang masyarakat datang ke musyawarah Desa dan pelatihan-pelatihan yang tujuannya untuk memperkenalkan keberadaan BUMDes dan keuntungan adanya BUMDes didesa ini. Iya ibu juga udah pernah belanja di situ dan benar adanya keuntungannya harga relatif murah dan bisa dicicil.”

(Wawancara dengan Ibu Nur Hariana, pada 09 Juli 2018).

Selanjutnya, terkait dengan cara pengurus BUMDes untuk mengelola agar program tersebut bisa berjalan dengan terarah, informan mengatakan bahwa

“Kami mengelola BUMDes dengan tetap mengutamakan kesejahteraan masyarakat Desa Dalu X A dan tetap mengacu pada Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga BUMDes yang telah disepakati. Jadi kami selaku pengurus BUMDes sebisa mungkin mengelola dengan cara terbuka agar tidak ada yang merasa dirugikan satu sama lain, dengan begitu mudah-mudahan tidak ada kesalahpahaman antara pengurus BUMDes dan masyarakat sebagai penerima manfaat.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018, Pukul 10.30 WIB)

Pendapat dari informan lain, yang mengataka bahwa “Waktu perencanaan kami ikut, bersama dengan beberapa masyarakat lainnya tapi tidak banyak. Kemudian diadakan Musrenbangdes dibalai desa membahas rencana pendirian BUMDes.

Masyarakat sendiri sangat respon dengan adanya BUMDes, mereka antusias sekali terhadap BUMDes. Masyarakat ikut kerjasama dalam mengikuti dan menaati peraturan BUMDes agar berjalan sesuai yang diinginkan, namun apabila kerjasama yang dimaksud yaitu ikut mengelola BUMDes itu sendiri kita sudah melakukan musyawarah desa siapa saja yang berhak ikut mengelola BUMDes yaitu pengelola dan pengawas.” ( Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018, pukul 12.00 ).

Selain itu hal-hal yang harus diperhatikan agar BUMDes dapat berkembang dan bisa berjalan dengan baik seperti yang di kemumukan informan yang mengatakan bahwa “Yang pertama itu modal usaha BUMDes tersebut yang mampu untuk membeli bahan-bahan pangan yang terbaik dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa karena jika modal usaha tidak tercukupi maka berkurang bahan-bahan pangan untuk diperjual belikan ke masyarakat Desa.

Kedua, sosialisasi untuk memperkenalkan produk dan sistem penjualan BUMDes karena masyarakat disinikan masih cenderung tradisional dan mempunyai pola

pikir belum terlalu luas maka dari itu kita dari pihak BUMDes harus melakukan sosialisasi semaksimal mungkin. Ketiga, produk yang di jual memang harus produk dengan kualitas yang terbaik dan harga terjangkau, kalau kualitas produk tidak baik mungkin masyarakat lebih memilih berbelanja dikota.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018, Pukul 10.30 WIB).

Informan lain juga mengatakan bahwa “ sudah lumayan membantulah soal sosialisasi orang ini kan dek, ibu pun kalo gak ada sosialisasi ini gak tau ibu keberdaan BUMDes itu karena ibu petani pagi sampai sore besawah kami, terus kalo masalah beras itukan dari kami diambil orang itu jadi kami pun udah lumayan terbantu, gak jauh-jauh lagi harus ke agen jual beras ini. Pernah ibu belanja di BUMDes kurang lengkap barang situ dek, gak taulah kitakan apa kendalanya mungkin dari modal awalnya.” (Wawancara dengan Ibu Khairiani, pada 09 Juli 2018).

Salah satu informan mengatakan bahwa “menurut saya BUMDes ini sudah cukup membantu ya untuk masyarakat sekitar, karena gak jauh-jauh lagi harus kekota untuk belanja bahan sembako, barangnya juga cukup lengkap untuk kebutuhan rumah tangga dan harga sebagian masih relatif lebih murah dari harga toko lainnya tapi sebagian harganya sama aja.” (Wawancara dengan Ibu Juraidah, pada 09 Juli 2018).

Selanjutnya informan ini mengemukakan bahwa “kalau menurut saya pengelolaan mereka belum sepenuhnya baik, karena saya juga baru tau kalau BUMDes itu program dari pemerintah untuk membangun Desa ini padahal BUMDes inikan dibentuk dari tahun lalu, jadi otomatis sosialisasi mereka kurang.” (Wawancara dengan Ibu Ella Suharningsih, pada 11 Juli 2018).

Sejalan dengan pendapat informan lainnya, informan ini mengatakan bahwa tersebut “pengelolaan di BUMDes ini belum terlihat maksimal karena masih ada sebagian masyarakat yang kurang tau untung berbelanja di BUMDes, Cuma masyarakat dekat BUMDes aja yang tau soal hal itu, kalau kayak kami jarak rumah jauh dari BUMDes belum sampe sosialisasinya kesini dek, Cuma kami tau BUMDes itu program pemerintah dari cerita-cerita orang aja.” (Wawancara dengan Ibu Nina Diara, pada 11 Juli 2018).

Pendapat yang tidak jauh beda dikemukakan oleh salah seorang informan yang mengatakan bahwa “karena rumah kami jauh ini dek jadi mungkin orang itupun sosialisasinya belum sampe kesini, tapi yang rumahnya dekat BUMDes mungkin udah rata-rata tau BUMDes itu.” (Wawancara dengan Ibu Humairoh, pada 11 Juli 2018).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dikemukakan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa program BUMDes yang didirikan di Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang sudah mulai cukup berkembang, dilihat dari banyaknya masyarakat yang hadir dalam musyawarah BUMDes serta banyak juga masyarakat yang mengetahui apa itu BUMDes dan apa keuntungan BUMDes tersebut bagi Desa meskipun belum semua masyarakat tau keberadaan BUMDes yang mungkin dikarenakan jarak tempat tinggal masyarakat dengan BUMDes cukup jauh sehingga sosialisasi pihak BUMDes belum sampai ke mereka. Menurut penulis juga, dengan waktu 1 tahun dari pertama kali didirikannya BUMDes dengan melihat banyaknya masyarakat yang ikut hadir dalam musyawarah tersebut maka program ini sudah cukup berkembang. Meskipun demikian, pengurus BUMDes harus meningkatkan

pengelolaan dan harus lebih memperhatikan dan memperbanyak produk-produk yang harus dijual untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Dalu X A.

2. Dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan terkait dengan masyarakat yang ikut serta dalam program BUMDes di Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang sudah cukup baik, informan mengatakan bahwa “sebagian masyarakat disini sudah ikut serta dalam pelaksanaan BUMDes, seperti sebagian petani memasarkan hasil taniannya lewat BUMDes otomatis masyarakat dengan mudah mendapatkan keuntungan lewat penjualan itu, kalau dulu petani menjual hasil taniannya ke agen yang ada dikota sekarang mereka bisa menjualnya lewat BUMDes ini” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018, Pukul 10.30 WIB).

Informan lain juga mengatakan bahwa “ya jelas masyarakat sudah ikut serta, kita lihat dari ekonomi masyarakat yang dulunya kesana kesini menjual hasil tani dengan susah payah, sekarang para petani mengolah hasil taniannya dan langsung dimasukan ke BUMDes untuk dijual ke masyarakat, jadi keuntungan BUMDes ini dari masyarakat Desa untuk Desa dan untuk masyarakat juga. Dari awal saja untuk mendirikan BUMDes kalau tidak ada masyarakat yang ikut serta mungkin BUMDes ini belum ada apa-apanya. Walaupun harga yang sedikit miring dan keuntungan untuk masyarakat tani juga dikit tapi kalau semua masyarakat Desa belanja di BUMDes ini dan pembelian lancar yang sedikit tadi lama lama kan bisa jadi banyak.” (Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018).

Selain itu informan lain berpendapat berbeda, ia mengatakan bahwa “kalau ibu yang hanya sebagai rumah tangga ya gak ikut serta tapi anak ibu ada kerja di BUMDes itu sebagai karyawan penjaga tokonya, mungkin dia udah bisa dibilang ikut serta ya kan.” (Wawancara dengan Ibu Lilis Suryani, pada 06 Juli 2018).

Tidak jauh beda dengan pendapat informan diatas, yang mengatakan bahwa

“kalau ibu rumah tangga seperti ibu ya pasti gak ada hubungannya kan kesitu paling cuman sebatas pembeli aja, mungkin kalau petani, pengelola dan pengurus BUMDes nya sudah pasti ikut serta dalam program ini, kan mereka yang mengelolah, mereka yang mengurus BUMDes pasti ada beberapa persen keuntungan BUMDes untuk mereka.” (Wawancara dengan Ibu Mayang Sari, pada 11 Juli 2018).

Selanjutnya informan lain juga mengatakan “ibu disini hanya sebagai IRT jadi jelas gak ada sangkut pautnya dengan orang BUMDes, yang bersangkutan dengan BUMDes ya kayak petani disini dek karena kan beras yang dijual BUMDes itu dari hasil tani petani disini.” (Wawancara dengan Ibu Humairoh, pada 11 Juli 2018).

Informan ini berpendapat lain, yang mengatakan bahwa “ya jelas kami ikut serta karena di BUMDes hasil tani kami yang dijual disitu, jadi sebagian keuntungan dari hasil penjualan beras di BUMDes ini untuk kami dek.

Keuntungan lain juga kami dapat selama BUMDes ini ada kami gak jauh jauh lagi nyari agen beras supaya beras kami bisa dijual karena disini orang BUMDes sendiri yang meminta beras kami untuk dijual di BUMDes” (Wawancara dengan Ibu Nur Indah, pada 12 Juli 2018).

Selanjutnya informan lain juga mengatakan “ya jelas kami ikut serta karena di BUMDes hasil tani kami yang dijual disitu, jadi sebagian keuntungan dari hasil penjualan beras di BUMDes ini untuk kami dek. Keuntungan lain juga kami dapat selama BUMDes ini ada kami gak jauh jauh lagi nyari agen beras supaya beras kami bisa dijual karena disini orang BUMDes sendiri yang meminta beras kami untuk dijual di BUMDes” (Wawancara dengan Ibu Nur Indah, pada 12 Juli 2018).

Sejalan dengan pendapat informan diatas yang mengatakan bahwa

“Alhamdulillah dek dengan adanya program BUMDes yang menjual bahan-bahan sembako dan kebutuhan sehari-hari kami yang petani-petani dengan mudah mendapatkan keuntungan dari hasil jual beras ke BUMDes, karena masyarakat disini kan banyak juga yang belanja ke BUMDes.” (Wawancara dengan Ibu Nova Rambe, pada 12 Juli 2018).

Terkait dengan pemberdayaan masyarakat Desa melalui BUMDes Dalu Sehati seperti yang dikatakan oleh informan, yang mengatakan bahwa

“Pemberdayaannya ya seperti mereka kalau mau belanja boleh cicil tetapi harus dilunasi dalam waktu yang telah ditentukan, biasanya dalam waktu kurang lebih 1 bulan. Dan untuk harganya barang-barang di BUMDes ini lebih sedikit miring dari pada harga di toko lain supaya masyarakat juga bisa langsung merasakan keuntungan berbelanja di BUMDes. Selain itu BUMDes juga menjual hasil tani dari masyarakat disini supaya mereka dan Desa juga sama-sama mendapatkan keuntungan dari keberadaan BUMDes di Desa ini.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018).

Informan ini juga mengatakan bahwa “pemberdayaan melalui BUMDes ya seperti pihak BUMDes memasarkan hasil tani masyarakat disini, hasil taninya ya kayak beras jadi beras ini di perjual belikan melalui BUMDes bukan ke agen lagi.

Tujuan BUMDes inikan untuk mensejahterakan masyarakat jadi dengan kami jualkan beras ini melalui BUMDes keuntungannya juga kan balik ke masyarakat lagi dan sebagian persen lagi untuk Desa.” (Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018).

Selanjutnya informan ini juga mengatakan bahwa “Alhamdulillah dek waktu didirikannya BUMDes ini kami yang sebagai petani senang karena hasil tani kami di jual melalui BUMDes, walaupun untungnya sedikit gak papa yang penting lancar aja.” (Wawancara dengan Ibu Sri Ayu, pada 06 Juli 2018).

Informan lain berpendapat berbeda, ia mengatakan bahwa “kalau kami yang hanya sebagai ibu rumah tangga kami merasa mendapatkan keuntungan itu ya dari harga barang yang lumayan murah dari pada di toko lainnya tapi masih ada juga BUMDes menjual barang dengan harga yang sama dengan toko lain.

Walaupun BUMDes jual beras lebih murah, tapi kualitas sama dengan ditoko yang menjual berasnya lebih mahal” (Wawancara dengan Ibu Lilis Suryani, pada 06 Juli 2018).

Senada dengan pendapat informan diatas yang mengatakan bahwa “selain harga relatif murah, BUMDes juga memperbolehkan kami untuk menyicil tapi dengan syarat 1 bulan itu udah harus lunas dek. Lumayan terbantulah gitukan apalagi kalau ibu-ibu yang lagi banyak kebutuhannya jadi sisa uang itu bisa

dibelikan untuk barang lainnya.” (Wawancara dengan Ibu Nur Hariana, pada 09 Juli 2018).

Selanjutnya informan ini juga mengatakan bahwa “kita sudah memberikan kemudahan bagi masyarakat tapi ada sebagian masyarakat yang berbelanja dengan cara menyicil tapi cicilannya gak tepat waktu, kalau seperti itu ceritanya kita dari pihak BUMDes memberikan sanksi dalam bentuk menambahkan harga awal dan harga sanksi sebesar 3000 per harinya, nanti uang sanksi nya itu kita tambahkan ke modal awal untuk dibelanjakan lagi.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dikemukakan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa program BUMDes di Desa Dalu X A Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang sudah cukup baik dan tepat untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Namun menurut penulis, perlu ditingkatkan lagi kedisiplinan masyarakat dalam membayar cicilan belanja ke BUMDes, karena hal itu sangat mempengaruhi perkembangan BUMDes dalam memutar balikan modal yang akan di belanjakan lagi untuk dijualkan di BUMDes.

3. Melalui pendekatan kelompok

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan terkait dengan terkait dengan pendekatan kelompok dengan kata lain kerjasama antara pihak BUMDes dengan pihak lain yang saling menguntungkan sudah cukup baik, informan mengatakan bahwa “kalau kerjasama dengan masyarakat ya pasti ada, karena BUMDes mengambil beras dari masyarakat juga dek, kalau kita ambil beras dari

agen mungkin bisa lebih mahal dan kita gak bisa menjual beras dengan harga lebih murah, beras yang dikelola masyarakat juga kualitasnya gak kalah sama yang lain, masih banyak juga orang mau beli beras disini. Jadi keuntungan pembelian beras ini nanti kami bukukan tiap bulannya dan tiap bulannya itu nanti kami bagikan berapa persen untuk masyarakat dan berapa untuk BUMDes. Kalau kerjasama dengan pihak lain sejauh ini belum ada kita dek, tapi ini kami lagi mengusulkan untuk bekerjasama dengan pihak bank dalam bentuk peminjaman modal, karena barang-barang yang kita jual masih belum memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat disini.” (Wawancara dengan Bapak Mahyarudin, pada 05 Mei 2018).

Selanjutnya hal senada yang disampaikan oleh informan lainnya, yang mengatakan bahwa “kalau bekerjasama dengan pihak ketiga itu kita belum ada, tapi 2 bulan lalu kita sudah berencana untuk bekerjasama dengan pihak bank dengan tujuan peminjaman modal awal, karenakan produk-produk yang dijual BUMDes belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat Desa jadi kita mau menambahkan produk-produk di BUMDes, ini lagi di proses dan kemungkinan besar 3-5 bulan lagi sudah terjalankan rencana itu.” (Wawancara dengan Bapak Sugianto, pada 05 Mei 2018).

Selanjutnya informan lain juga berpendapat bahwa “sejak dibentuknya BUMDes ini kami masyarakat disini udah diajak untuk kerjasama dek, itulah yang waktu musyawarah pertama kali dijelaskannya pembagian keuntungannya kayak mana, menurut kami bisalah membantu kami dari hasil kerjasama itu dek walaupun keuntungannya gak seberapa tapi terkadangpun kami susah untuk menjualkan beras ini ke agen soalnya kan banyak Desa disekitar sini yang

kerjanya jadi petani jadi kami sainganlah, apalagi kami gak ada organisasi yang bisa membantu kami untuk bersaing, kalau kampung sebelah ada organisasinya dek makanya susah. Ya harapan ibu kedepannya bisalah orang BUMDes bekerjasama sama pihak lain untuk mengembangkan penjualan hasil tani kami ini dek.” (Wawancara dengan Ibu Atikah, pada 11 Juli 2018).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang telah dikemukakan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa kerjasama BUMDes dengan pihak lain belum ada, hanya saja masih dalam proses untuk peminjaman modal awal dari bank yang tujuannya untuk meningkatkan kelengkapan produk-produk untuk dijualkan di BUMDes, sejauh ini BUMDes Dalu Sehati masih bekerja sama dengan masyarakat. Beras yang dikelola oleh masyarakat Desa dijualkan melalui BUMDes dan keuntungannya akan dibuku kan setiap bulannya.

Namun menurut penulis, perlu adanya kerjasama dengan agen karena hal tersebut bisa meningkatkan penjualan beras masyarakat dan bisa mengembangkan potensi Desa Dalu X A.