• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan delapan dimensi kualitas menurut Kotler (2000:329-333), mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan

28 dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang dan jasa. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut :

Dimensi kualitas produk meliputi : a. Kinerja (performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.

b. Keistimewaan tambahan (features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.

c. Keandalan (reliability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/ macet/ rewel/ rusak.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.

29 e. Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.

f. Estetika (asthethic)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

g. Persepsi kualitas (perceived quality)

Yaitu muatu atau kualitas yang di rasa konsumen atau fanatisme konsumen yang menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

h. Bisa di perbaiki (serviceability)

Yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.

E. N

IAT

B

ELI

Sebelum seseorang melakukan suatu tingkah laku, sering di dahului oleh suatu keadaan yang di sebut sebagai niat. Misalnya: niat untuk membeli produk. Niat pembelian merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Niat pembelian juga merupakan minat pembelian

30 ulang yang menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian (Assael dalam Hasym , 2009)

Perilaku niat untuk membeli atau purchase intention adalah hasil dari proses evaluasi terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan keputusan secara kompleks termasuk membeli merek yang diinginkan, mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi dan menyimpan informasi ini untuk digunakan di masa yang akan datang(Sylvana, 2006:65)

Niat pembelian merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Beberapa pengertian dari intention adalah sebagai berikut :

a. Intentions dianggap sebagai perangkap atau perantara antara faktir-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

b. Intentions juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang akan mencoba

c. Intentions menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.

d. Intentions berhubungan dengan perilaku yang terus menerus (Assael dalam Sylvana, 1998).

Niat beli adalah bagian dari proses keputusan pembelian dari konsumen, dimana Prosesnya diawali dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembalian, perilaku pasca pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling di sukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama

31 adalah sikap orang lain. Misalnya seseorang yang memiliki kepenting bagi kita berpikir bahwa kita sebaiknya membeli handphone yang paling murah maka, peluang kita untuk membeli handphone mahal menjadi berkurang.

Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang di dapatkan. Namun kejadian tak terduga juga bisa merubah niat pembelian. Sebagai contoh, ekonomi mungkin memburuk, pesaing dekat mungkin menurunkan harganya, seorang teman mungkin memberi tahi bahwa dia pernah kecewa dengan produk tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2008)

F. P

ENELITIAN TERDAHULU

Selvi Adriani Widjaja melakukan penelitian pengaruh efektivitas iklan majalah dan kelompok referensi terhadap persepsi kualitas produk dan dampaknya pada minat beli ulang pada produk, Ling Shen Yao. Dimana hasil yang didapatkan adalah bahwa masing- masing variabel memiliki hubungan (korelasi) yang searah dan kuat. Iklan majalah dan kelompok referensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap persepsi kualitas produk. Iklan majalah tidak dapat berpengaruh langsung terhadap minat beli ulang, harus dimediasi persepsi kualitas produk.Tetapi kelompok referensi dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap minat beli ulang.

Aditya Andreani dan Amillia Puspitasari dalam penelitiannya, meneliti pengaruh kelompok referensi dan persepsi kualitas terhadap

32 keputusan pembelian produk merek zara di Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok referensi dan persepsi kualitas terbukti mempengaruhi keputusan pembelian responden pada pakaian merek ZARA. Diantara kelompok referensi dan persepsi kualitas, kelompok referensi lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada pakaian merek ZARA dibandingkan dengan persepsi kualitas. Hal ini mendapatkan dukungan dari pengujian determinasi parsial yang menunjukkan bahwa koefisien determinasi untuk kelompok referensi lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian terhadap persepsi kualitas.

Andi sylvana dalam penelitiannya tentang pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan mahasiswa terhadap intensi meregistrasi ulang mahasiswa, menghasilkan kesimpilan bahwa “Faktor kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap intensi meregistrasi ulang mahasiswa;”. Dengan kata lain kualitas dapat menumbuhkan adanya niat untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk.

Khong kok wei, 2010 dengan judul Online Advertising: A Study of Malaysian Consumers. Menguji dampak fitur iklan online pada niat pembelian. Tiga fitur iklan online yang dibahas dan diperiksa - Multimedia, Gambar, dan konten - berdasarkan penelitian empiris yang melibatkan survei terhadap 150 ukuran sampel. Dataset mengalami analisis statistik, yaitu, model persamaan struktural (SEM). Temuan menunjukkan bahwa fitur dari iklan online yang menghasilkan pengaruh positif terhadap niat pembelian. Hasil lebih lanjut mengungkapkan bahwa fitur Gambar

33 menghasilkan kemungkinan tertinggi niat beli konsumen. Pemasar akan menemukan hasil yang bermanfaat karena mereka dapat digunakan untuk memaksimalkan dampak usaha periklanan untuk menghasilkan niat pembelian.

Jiaqin Yang, Xihao He, dan Huei Lee. Elakukan penelitian dengan judul : Social Reference Group Influence On Mobile Phone Purchasing Behaviour: A Cross-Nation Comparative Study. Penelitian ini menjelaskan studi komparatif atau perbandingan investigatif tentang pengaruh kelompok referensi terhadap keputusan pembelian ponsel yang dilakukan di China dan Amerika. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa hanya pengaruh utilitarian yang secara statistik signifikan berbeda. Sedangkan informational dan value-expressive relatif tidak berhubungan

Wiliam O. Bearden dan Michael D. Etzal tahun 1982. Melakukan penelitian tentang ”Pengaruh kelompok referensi terhadap keputusan pembelian produk dan merk”. Dimana dalam penelitian mereka, mereka membagi produk dan merk yang akan di referensikan berdasarkan 4 bagian yaitu berdasarkan produk pribadi dan umum dan berdasarkan tingkat kemewahan dan kebutuhannya. Dalam penelitian ini peneliti membagi konsumen dengan tiga bagian yaitu konsumen Informational atau pembeli yang akan bertanya dengan orang yang biasa menggunakan produk yang akan di belinya, Value-expressive atau atau orang yang akan membeli sesuatu untuk mendapatkan pandangan orang di sekitarnya tentang dirinya,

34 dan yang terakhir adalah Utiliarian yaitu konsumen yang menentukan dia membeli atau tidaknya produk berdasarkan pengaruh dari keluarganya.

Ilham Aji Pratomo dan Dadan Hardianto, melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi Efektifitas Iklan Online. Penelitian ini mengkhususkan pada efektifitas iklan online dengan memanfaatkan sudut pandang ilmu sistem interaksi atau lazim disebut human-computer interaction. Pendekatan yang dipergunakan dalam pengukuran efektifitas adalah jumlah jumlah klik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan ilmu sistem interaksi yang mempengaruhi efektifitas iklan internet. Metode yang dipergunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi civitas akademika Universitas Indonesia. Tes statistik Goodness-of-Fit yang dilakukan pada beberapa faktor terhadap hubungannya dengan iklan online menunjukkan bahwa ketujuh faktor yang diujikan terbukti mempengaruhi jumlah klik pada iklan. Ketujuh faktor tersebut adalah keberadaan ilustrasi, warna, gaya bahasa, posisi, ukuran font, lokasi dan jenis dari iklan online.

35

G. K

ERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran teoritis

Sumber : Widjaja,2010. Struktur untuk diagram jalur yaitu :

Y = � � �

Z = � � � �

Dokumen terkait