ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN INTERNET DAN
KELOMPOK REFERENSI TERHADAP PERSEPSI KUALITAS DAN
DAMPAKNYA TERHADAP NIAT BELI PRODUK BLACKBERRY
SKRIPSI
Oleh:
Pratama Suherman 107081003021
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN INTERNET DAN
KELOMPOK REFERENSI TERHADAP PERSEPSI KUALITAS DAN
DAMPAKNYA TERHADAP NIAT BELI PRODUK BLACKBERRY
SKRIPSI
Oleh:
Pratama Suherman 107081003021
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
vii ABSTRACT
The purpose of this research is to know the influence of online advertising effectiveness and group reference to quality perception and its impact to the buying intention.
This research showed that online advertising effectiveness and group reference simultaneously influence the quality perception and variables online advertising effectiveness, group reference and perceive quality also simultaneously influence the buying intention. But partially showed that the using of the online advertising effectiveness do not have significant influence to buying intention. The variables online advertising effectiveness and group reference influence the perceive quality and variables group reference and the perceive quality influences the buying intention.
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penellitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efektifitas iklan internet dan kelompok referensi terhadap persepsi kualitas dan dampaknya terhadap niat beli.
Dari hasil yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan bahwa efektifitas iklan internet dan kelompok referensi secara bersama-sama berpengaruh terhadap persepsi kualitas dan variabel efektifitas iklan internet, kelompok referensi dan persepsi kualitas mempengaruhi niat beli. Tetapi secara parsial menunjukkan bahwa efektifitas iklan internet dan kelompok referensi berpengaruh terhadap persepsi kualitas kemudian kelompok referensi dan persepsi kualitas secara parsial berpengaruh terhadap niat beli. Variabel efektifitas iklan internet tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat beli.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya, salawat dan salam tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul : “AnalisisPengaruhEfektifitas Iklan Internet dan Kelompok Referensi Terhadap Persepsi Kualitas dan Dampaknya Terhadap Niat beli”. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberikan wawasan bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayah dan Ibu penulis yang tercinta, Ayah Suherman dan Ibu Refnita Eliza, motivator utama penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua pelajaran kehidupan yang telah diberikan, yakni kasih sayang, kerja keras, dan kejujuran. Serta atas doa dan dukungannya selama ini. Semoga kelak aku dapat menjadi orang berguna, kuat, dapat membahagiakan kalian. Amien. Tak lupa adik ku sayang yang bawelnya minta ampun.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
3. Pembimbing I Bapak Dr. Yahya Hamja, MM dan BapakAde Suherlan MM. Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, semangat dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
x
5. Bapak Suhendra S.Ag, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu Leis Suzanawati SE,M.Si yang membuat manajemen jadi yang terbaik.
6. Seluruh dosen, asisten dosen, karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang giat bekerja keras mendampingi mahasiswa.
7. Masyarakat ABC SUSU, teman seperjuangan sejak dulu kala. Lele farm kita harus sukses.
8. Penghuni teras Bank Mini, Bangga, Doli, Haikal, Idung, Ole, Wawo, Winny.Serta para pendahulu Rio, Adit, Agus, Yana, Tuti, Asu dan Deta yang bikin skripsi ini cepet selesai, bikin ngiri pengen cepet-cepet lulus
9. Makhluk ROKAR. Abis ini kita nongkrong gak bahas skripsi lagi kok. Juga om Budhy, tante Endang dan kakak Avie, yang rumahnya kita ramein terus.
10. Teman-teman kelas Manajemen C angkatan 2007 yang banyaknya minta ampun samapai gak bisa disebutin satu-persatu, tetap jaga silaturahmi, gak mau kehilangan kalian semua Crazy People!! <---harus miring
11. Teman-teman Manajemen Pemasaran 2007 terima kasih atas kebersamaannya , semoga kelak kita bisa menjadi seorang ahli pemasaran yang hebat, kita pasarkan semua yang ada di bumi ini.
12. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis. Saya ucapkan pula terma kasih
13. Seorang motivator untuk hati ini. Andai kau tau dirimu sangat berarti.
Tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan melebihi balasan daripada Allah SWT yang selalu memberikan kita jalan yang terbaik.
Akhir kata, besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus membuka wawasan lebih luas lagi mengenai efektifitas iklan dalam dunia periklanan bagi para pembacanya. AMIN...
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 21 September 2011
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM ... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ...viii
KATA PENGANTAR ...ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR GAMBAR ...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Efektifitas Iklan Internet ... 10
xii
C. Persepsi ... 23
D. Kualitas Produk ... 24
E. Niat Beli ... 29
F. Penelitian Terdahulu... 31
G. Kerangka Pemikiran ... 35
H. Hipotesis ... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41
A. Ruang Lingkup Pebelitian ... 41
B. Metode penentuan Sampel ... 41
C. Metode Pengumpulan Data ... 43
D. Metode Analisis ... 45
E. Operasional Variabel Penelitian ... 51
BAB IV PEMBAHASAN ... 57
A. Sejarah Blackberry ... 57
B. Analisis Temuan ... 60
C. Uji Kualitas Data ... 65
D. Hasil Analisis ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Implikasi ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3.1 Variabel dan Indikator Penilaian 56
4.1 Tabel jumlah pengguna ponsel seluler 59
4.2 Profil koresponden berdasarkan Jenis Kelamin 60
4.3 Profil Responden Berdasarkan Domisili 61
4.4 Profil Konsumen berdasarkan Usia 63
4.5 Profil Koresponden Berdasarkan Pendapatan 64
4.6 Uji Validitas 65
4.7 Uji Realibilitas 67
4.8 Model Summary 68
4.9 ANOVA 69
4.10 Coefficients 70
4.11 Model Summary 74
4.12 ANOVA 76
4.13 Coefficients 77
[image:14.595.106.496.104.780.2]xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Profil koresponden berdasarkan jenis kelamin 61
4.2 Profil Responden Berdasarkan Domisili 62
4.3 Profil Konsumen berdasarkan Usia 63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Kuesioner 94
2 Hasil Kuesioner 98
3 Data Responden 103
1
BAB
I
P
ENDAHULUANA.
L
ATAR BELAKANG PENELITIANSejarah peradaban manusia mencatat dalam 50 tahun terakhir teknologi
informasi dan komunikasi telah menjadi bagian utama penentu gerak peradaban.
Semua bidang kemanusiaan saat ini tidak lepas dari sentuhan teknologi informasi
dan komunikasi. Sebut saja bidang ekonomi, perdagangan, pertahanan keamanan,
bidang sosial, pendidikan tidak ada satupun yang tidak tersentuh oleh teknologi
informasi dan komunikasi.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang dengan
pesat saat ini dan telah merevolusi cara hidup manusia, baik terhadap cara
berkomunikasi, belajar, bekerja, berbisnis, dan lain sebagainya. Era informasi
memberikan ruang lingkup yang sangat luas untuk mengorganisasikan segala
kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat waktu, lebih
baik serta, memberikan kenyamanan yang lebih dalam mengelola dan menikmati
kehidupan (http://www.aptel.depkominfo.go.id).
Semakin ketatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
berbagai perusahaan penyedia produk barang atau jasa juga bekerja keras untuk
meluaskan jangkauan informasi tentang produknya mengikuti perkembangan
zaman, melalui periklanan yang efektif. Pemasaran produk dari perusahaan mulai
menjangkau media yang bisa dibilang baru ini. Salah satunya Indonesia. Kegiatan
periklanan yang efektif dipandang mampu mempengaruhi kecendrungan untuk
2 pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan karakteristik sebuah produk
(product knowledge). Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim
digunakan suatu perusahaan (khususnya produk konsumsi / consumer goods)
untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif pada konsumen. Iklan
ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan,
sikap, dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.
Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam
membeli. Meskipun tidak secara langsung berdampak pada pembelian, iklan
menjadi sarana untuk membantu pemasaran yang efektif dalam menjalin
komunikasi antara perusahaan dan konsumen, dan sebagai upaya perusahaan
dalam menghadapi pesaing (Christina, 2010). Hal ini di kondisikan
sedemikian rupa agar suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan dapat
di respon dengan baik di pasaran. Bagaimanapun bagusnya suatu produk, jika
tidak dikenal o l e h konsumen maka tidak ada gunanya dan konsumen
yang tidak mengetahui keberadaan suatu produk tersebut dan tidak akan
meresponnya.
Iklan sebagai suatu bentuk presentasi non-personal dan promosi suatu
gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh sponsor yang teridentifikasi.
Presentasi non-personal di sini terjadi karena iklan melibatkan media masa yang
dapat menyampaikan pesan kepada segmen pasar yang dituju. (Kotler 2003 : 590)
Belanja iklan melalui internet (online) di proyeksikan mencapai 7 hingga 8
persen dari total nilai bisnis belanja iklan dalam lima tahun kedepan, dimana pada
3 pertumbuhan belanja iklan di Indonesia diperlukan layanan internet broadband
yang berkualitas besar dan murah. Jika hal ini dapat terlaksana maka porsi belanja
iklan melalui sosial media online bisa tumbuh 10 hingga 12 persen di lima tahun
mendatang (okezone.com)
Internet adalah sebuah kenyataan yang tidak lagi dapat di abaikan oleh
para pengiklan dan pemasar. Penelitian dengan fokus pada pengaruh efek
ekonomi dari internet yang di selenggarakan oleh Departemen Perdagangan
Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pertumbukan ekonomi digital
menggandakan laju ekonomi secara keseluruhan. Laporan ini menyatakan bahwa,
radio butuh 30 tahun untuk meraih 50 juta khalayak, dan TV butuh 13 tahun,
sementara internet hanya butuh waktu 4 tahun. (Lee dan johnson, 2004). Kunci
efektifnya iklan di media jejaring sosial online adalah kontennya yang dapat
menarik perhatian dengan respectable brand (okezone.com)
Sejalan dengan perkembangan media iklan internet, di sisi lain tampak
pula maraknya situs sosial media, sebagai contoh, adalah adanya 30 juta pengguna
sosial media Facebook, dan beberapa portal komunitas contohnya komunitas milis
atau mailing list. Sehingga untuk saat ini pemasaran tidak lagi dilakukan secara
vertikal (konvensional) saja. Ibaratnya, pasar dipindah dari fisik ke jejaring sosial,
sehingga jutaan orang sangat dimungkinkan menerima informasi tentang sebuah
brand. Hal inilah yang mulai banyak dimanfaatkan oleh brand-brand tertentu.
Ada tren pengguna aktif internet sudah tak lagi tertarik pada media iklan
konvensional (print out), radio dan televisi. Pertumbuhan sosial media naik tajam
4 pesat. Merujuk pada angka perkiraan dari IMF yang menyebut GDP per kapita di
Indonesia mencapai US$ 3.200. Imbasnya kelas menengah akan berkembang
sangat kuat. Pada saaat itulah kebutuhan internet broadband juga meningkat, dan
orang akan semakin aktif di sosial media.
Semakin aktif di sosial media, maka semakin banyak pula informasi yang
diserap seseorang. Orang akan menjadi lebih terpelajar karena dapat mencari dan
menerima informasi dari mana saja. Akibatnya, orang tidak lagi percaya pada
iklan vertikal yang cenderung “ngecap”. Keputusan membeli banyak di pengaruhi
oleh komentar dari sesama konsumen di jejaring sosial. (Handy, 2010)
Research In Motion (RIM) sebagai perusahaan pengembang perangkat
keras, perangkat lunak, dan layanan terpadu yang mendukung beberapa jaringan
nirkabel. Telah menciptakan smartphone BlackBerry dan menyediakan solusi
akses ponsel cangih ke barbagai informasi yang perlu di respon dengan cepat.
RIM juga menyadari bahwa sosial media merupakan alat pemasaran terbaik saat
ini secara tidak langsung, terbukti RIM menciptakan aplikasi resmi untuk sosial
media seperti Facebook, dan Twitter yang langsung dapat di download di situs
resmi Blackberry.
BlackBerry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan
Kanada, Research In Motion (RIM). Kemampuan nya menyampaikan informasi
melalui jaringan data nirkabel dari layanan perusahaan telepon genggam hingga
mengejutkan dunia. BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada
5 Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan
rekan utama BlackBerry.
Indonesia merupakan salah satu pasar potensial bagi pemasaran Blackberry ini, menyusul sukses Blackberry menjadi ponsel “sejuta umat” di
negeri ini, ditandai dengan di resmikan nya kantor RIM di Indonesia pada tanggal
9 November 2010. Gregory Wade, Managing Director RIM se-Asia Tenggara,
mengakui bahwa salah satu pertimbangan RIM hadir di Indonesia karena
kategori smartphone sedang tumbuh pesat di negeri ini. Di samping itu, seperti
yang dikatakan CEO RIM, Asia Tengara merupakan pasar yang sangat
menjanjikan. Dan, Indonesia adalah key market nya.
Bermodalkan salah satu fitur unggulannya yaitu BBM (Blackberry
Messenger). Kedepan, RIM Indonesia akan memanfaatkan fenomena BBM
(Blackberry Messenger) yang terjadi di Indonesia, fitur BBM berhasil mendorong
terbentuknya komunitas konsumen masal di negeri ini. (www.mix.co.id)
Jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia pada pertengahan tahun 2009
saja sudah berkisar 300-400 ribu pelanggan, diproyeksi akan menjadi yang
terbanyak di seluruh dunia dalam waktu dekat. Bahkan dalam kurun tiga tahun
sejak dikenalkan di Indonesia, pertumbuhannya melesat hampir 500% pada
periode 2007-2008. Maka tak heran jika diperkirakan pengguna Blackberry di
Indonesia akan menjadi yang terbanyak di dunia. (Syamsuddin –
kompasiana.com, 2009)
Selain menggunakan iklan, strategi yang digunakan Blackberry adalah
6 ikut menggunakan Blackberry. Contohnya adalah forum Blackberry Corner di
Portal www.kaskus.us dan adanya milis komunitas pengguna Blackberry yaitu
Indonesia-blackberry@yahoogroups.com, yang bisa dibilang ter-akbar di jagat
komunitas maya dengan rata-rata 500-900 postingemail per hari.
Saat ini adalah era-nya community marketing atau pemasaran melalui
komunitas, let the customer do the promotions. Biarkan komunitas Blackberry
yang sangat beragam ini berkembang sendiri. (mix.co.id)
Secara umum ada banyak hal yang mempengaruhi konsumen dalam
melakukan pembelian (Peter dan Olson ,2000). Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisa terhadap hal- hal yang berpengaruh pada niat pembelian konsumen.
Keputusan pembelian dari konsumen perusahaan dipengaruhi oleh berbagai hal
(Kotler, 2005), beberapa diantaranya adalah cara promosi produk misalnya
dengan iklan dan pengaruh kelompok referensi terhadap kualitas produk. Salah
satu cara untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen adalah dengan
periklanan, tetapi iklan tidak langsung membuat semua orang yang melihat iklan
memutuskan untuk membeli, konsumen akan melakukan pencarian informasi
terhadap produk tersebut terlebih dahulu (republika.co.id). Karena itu dengan
dibantu oleh rujukan dari kelompok referensi akan membuat konsumen lebih
yakin akan suatu produk dan dapat memutuskan untuk membeli produk tersebut
(Widjaja,2010).
Maka dalam penelitian ini dapat di gambarkan bahwa iklan Blackberry
adalah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesan nya kepada pasar
7 dapat di terima. Pasar harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat,
mereka juga harus didorong untuk menginginkan produk yang di iklankan.
Kemudian sosial media sebagai wadah berkumpulnya komunitas
pengguna Blackberry yang secara langsung maupun tidak langsung akan
memberikan referensi kepada calon konsumen untuk ikut menggunakan
Blackberry.
Dari kedua variabel di atas peneliti akan menguji pengaruhnya terhadap
persepsi kualitas dan niat pembelian Blackberry. Dimana akan di ketahui variabel
manakah yang yang paling mendominasi konsumen untuk menciptakan
persepsinya terhadap kualitas yang kemudian timbul adanya niat untuk membeli.
Sehingga dari konteks diatas dapat di analisa kesimpulan yang lebih baik
untuk memberi masukan kepada perusahaan dalam meningkatkan penjualan.
Sehingga pada akhirnya kegiatan periklanan yang diberikan oleh perusahaan
dengan dibantu oleh kelompok referensi dan juga didukung oleh produk yang
berkualitas baik mampu mendorong konsumen untuk membeli produk
Blackberry. Berdasarkan pada uraian diatas, makan penulis akan membahas lebih
lanjut dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH
EFEKTIFITAS IKLAN INTERNET DAN KELOMPOK REFERENSI
TERHADAP PERSEPSI KUALITAS DAN DAMPAKNYA PADA NIAT BELI
8
B.
P
ERUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat diambil yaitu:
1. Bagaimana pengaruh antara variabel efektifitas iklan internet dan kelompok
referensi terhadap variabel persepsi kualitas produk Blackberry secara
parsial?
2. Bagaimana pengaruh antara variabel efektifitas iklan internet dan kelompok
referensi terhadap variabel persepsi kualitas produk Blackberry secara
keseluruhan?
3. Bagaimana pengaruh antara variabel efektifitas iklan internet, kelompok
referensi dan persepsi kualitas produk terhadap variabel niat beli produk
Blackberry?
4. Bagaimana pengaruh antara variabel efektifitas iklan internet dan kelompok
referensi terhadap variabel niat beli melalui variabel persepsi kualitas produk?
C.
T
UJUAN PENELITIANTujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara variabel efektifitas iklan
internet dan kelompok referensi terhadap variabel persepsi kualitas produk
Blackberry secara parsial.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara variabel efektifitas iklan
internet dan kelompok referensi terhadap variabel persepsi kualitas produk
9 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara variabel efektifitas iklan
internet, kelompok referensi dan persepsi kualitas produk terhadap variabel
niat beli produk Blackberry.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara variabel efektifitas iklan
internet dan kelompok referensi terhadap variabel niat beli melalui variabel
persepsi kualitas produk.
D.
M
ANFAAT PENELITIANBeberapa manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan:
a. Sebagai masukkan untuk perusahaan agar meningkatkan kualitas
produk dan mengembangkan pemasaran melalui periklanan sehingga
dapat mempertahankan konsistensinya diantara produk saingan.
b. Menganalisa tingkat efektifitas iklan internet bagi Blackberry,
referensi kelompok terhadap persepsi kualitas produk dan dampaknya
pada niat beli secara mendetail
2. Bagi pembaca
a. Hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan referensi mengenai
pengaruh iklan dan kelompok referensi terhadap persepsi kualitas dan
dampaknya pada niat beli.
3. Bagi Penulis
a. Dengan menggunakan metode Path analysis maka penulis akan
mengetahui pengaruh iklan internet dan kelompok referensi terhadap
10
BAB
II
T
INJAUAN PUSTAKAA.
E
FEKTIVITAS IKLAN INTERNETPeriklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide barang
atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. (Kotler, 2003).
Periklanan dapat di definisikan sebagai semua bentuk aktifitas
untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara
nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. (Durianto, 2003).
Menurut Shimp (2007) Advertising is effective if it accomplish the advertiser’s objective. At a minimum satisfies the folowing consideration:
1. It extends from sound marketing strategy
2. Effective advertising takes the customer’s view.
3. It finds a unique way to break through the clutter
4. Effective advetising never promises more than they can deliver.
5. It prefents the idea from overwhelming the strategy.
Langkah awal menyusun strategi periklanan yang efektif, adalah
menentukan secara benar tujuan usaha yang ingin di capai. Dimana tujuan
dari peiklanan itu bisa beraneka warna, namun dapat di kelompokkan ke
dalam tiga golongan. Pertama memberikan informasi sasaran tetang
produk dan manfaatnya, tentang perusahaan maupun hal-hal lain yang
11 dengan tujuan memberikan informasi disebut iklan informatif. Sebagai
contoh adalah iklan kelompok informatif adalah pemberitahuan tentang
kehadiran produk baru di pasar, perubahan harga produk, cara penggunaan
produk maupun pengembangan citra perusahaan. Iklan informatif di
perlukan dalam rangka menciptakan permintaan produk. Kedua,
Meyakinkan konsumen atau merek dagang tertentu dan bukan produk atau
merek dagang perusahaan saingan. Iklan dengan maksud utuk meyakinkan
konsumen sasaran disebut dengan iklan persuasif (persuasive ads). Jenis
iklan ini paling banyak digunakan perusahaan. Contoh iklan persuasif
adalah himbauan kepada konsumen sasaran untuk membeli produk yang di
iklankan, memilih produk atau merek dagang tertentu atau meyakinkan
konsumen tentang keunggulan atribut produk dibandingkan dengan
produk saingan. Terakhir yaitu dengan mengingatkan kembali konsumen
akan keberadaan produk di pasar dan berbagai macam manfaat yang di
janjikannya. Iklan dengan tujuan mengingatkan kembali produk dan
manfaatnya disebut iklan mengingatkan (reminder ads) (Sutojo dan
Kleinsteuber, 2002)
Bagaimana perusahaan menetukan tujuan usaha periklanan
tergantung dari kondisi pasar yang mereka hadapi dan tersedianya dana
untuk menyelenggarakan program periklanan
Iklan yang efektif adalah iklan yang memikirkan dan memahami
kebutuhan pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan
12 yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik memahami bahwa
orang tidak membeli produk, tapi membeli keuntungan dari produk
tersebut dan lebih dari itu iklan yang efektif adalah iklan yang mendapat
perhatian dan diingat serta membuat orang orang bertindak untuk
melakukan pembelian (Shultz & Tannenbaun dalam Shimp, 2000).
Beberapa pakar periklanan berpendapat bahwa agar sebuah
kampanye periklanan menjadi efektif, iklan harus mengandung gagasan
besar yang menarik perhatian konsumen, mendapatkan reaksi, serta
memisahkan produk dan jasa yang diiklankan produk lain dalam
persaingan (Lee, 1999).
1. Sasaran Periklanan
Sasaran periklanan berbeda - beda dari satu pasar ke pasar
lainnya. Periklanan tidak secara langsung membukukan penjualan.
Penjualan merupakan fenomena multitahap dan periklanan dapat
digunakan untuk pengalihan pelanggan dari satu tahap ke tahap
berikutnya. (Simamora, 2000: 790). Periklanan digunakan untuk :
a. Menciptakan kesadaran
b. Tindakan pemacu
c. Mempertahankan minat
d. Memposisikan produk dari perusahaan
e. Meningkatkan pemakaian produk perusahaan
13 g. Menemukan pelanggan baru
h. Membantu para perantara pemasaran
2. Pemilihan Media Periklanan.
Dalam melakukan periklanan, pemilihan media yang tepat
sangat di butuhkan, jadi jangan sampai iklan yang kita buat atau kita
pasang salah sasaran atau kurang tepat sehingga menyebabkan iklan
kita percuma. Menurut Lee (2007, 225) Pemilihan media yang tepat
untuk berkampanye iklan dalam rangka membuat pelanggan menjadi
tahu, paham, menentukan sikap, hingga melakukan pembelian adalah
suatu langkah penting dalam kegiatan kampanye periklanan. Berikut
ini adalah tabel dari berbagai media iklan beserta kelebihan dan
[image:29.595.172.550.475.761.2]kekurangan nya.
Tabel 2.1
Jenis media periklanan
Media Keunggulan Kelemahan
Televisi Jangkauan luas, Gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan, menarik indera, menarik minat, jangkauan luas
Biaya mahal, banyak gangguan, pembeberan terlalu cepat, penonton kurang selektif
Internet Selektivitas tinggi; biaya murah; cepat; memungkinkan terjadiya interaksi
Dampak yang relatif rendah; tergolong media yang baru
Media cetak Fleksibel; tepat waktu; menjangkau pasar lokal dengan baik; mudah diterima; memiliki kepercayaan tinggi.
Umurnya pendek;
kualitas rendah; kecil kemungkinan di teruskan antar pembaca
Pos langsung Selektivitas audience yang tinggi; fleksibel; tidak ada iklan pesaing dalam media yang sama; memungkinkan adanya personalisasi.
14
Media Keunggulan Kelemahan
Majalah Pemilihan geografis dan demografis yang tinggi; memiliki kredibilitas dan nilai prestisi; berkualitas tinggi; panjang umur dan mudah berpindah antar audiens
Biaya penyewaan iklan jangka panjang; biaya tinggi; tidak ada garansi dari positioning iklan.
Radio Di terima dg baik di daerah lokal, pemilihan demografis dan geografis yang tinggi; murah
Hanya berupa suara; terlalu cepat; konsumen yang terbagi bagi; kurang mendapat perhatian Iklan outdoor Fleksibel; dapat di ulang;
murah; persaingan iklan yang rendah; selektivitas posisional yang baik
Khalayak tidak selektif, kreatifitas terbatas
Sumber: Kotler dan Amstrong, Principles of Marketing, 2010
3. Iklan Internet
Dalam kurun waktu yang cukup lama, televisi, radio, koran,
dan majalah telah mendominasi media periklanan. Saat ini, iklan
internet telah menjadi kekuatan pendorong bagi inisiatif dan upaya
periklanan (Kotler dan Amstrong: 2010). Kemudian mengutip dari
Wei, Jerome, dan Shan(2010) The internet consists of globally
interconnected computers network that offers companies inexpensive
and convenient tools for advertising and communicating with their
customer. This is known as online advertising (Palumbo and Herbig,
1998; Kaye and Medoff, 2001).
Internet adalah sesuatu yang fundamental untuk pemasaran.
Banyak website perusahaan yang di urus oleh direktorat
pemasarannya. Internet memberikan pengaruh secara radikal
pelanggan-15 pelanggannya dan membangun hubungan dengan mereka.
(Sumarwan et. All, 2010)
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi penggunaan
internet menjadi meluas menjadi bisnis dan transaksi online, bahkan
menjadi media pemasangan iklan, biasanya pengiklan meletakkan
iklan nya pada situs-situs terkenal dan strategis seperti website berita
portal (kompas.com , vivanews.com , detik.com). Jika pada awalnya,
iklan hanya berupa banner statis biasa yang mirip seperti spanduk,
maka saat ini sudah ada iklan yang dapat muncul pada layar dengan
window tersendiri (pop-up), iklan dengan gambar bergerak (animasi),
bahkan berbentuk video. Dimana perkembangan ini juga mencakup
persebarannya yang menjangkau situs berita, situs toko online, hingga
situs pribadi (Arthawan, 2011).
Terdapat faktor yang mendukung pertumbuhan internet yang
cepat. Pertama adalah ledakan pertumbuhan alat pengakses internet
selain dari kompputer seperti telepon seluler, Personal digital
assistant (PDA), TV digital, dan mesin-mesin game. Kedua cepatnya
pertumbuhan dari sistem komunikasi broadband yang mendukung
transfer data dengan cepat. Ketiga, hal yang paling penting adalah
inovasi yang berorientasi pada pelanggan yang di luncurkan oleh
perusahaan dengan memanfaatkan teknologi yang baru tersebut.
16 Kelebihan-kelebihan lain ialah adanya kontrol yang lebih
besar pada konsumen dalam menentukan informasi apa yang ingin
mereka lihat serta berapa lama mereka ingin melihat informasi
tersebut. Seorang pengguna internet sebagai konsumen dapat memilih
situs mana yang mereka suka, situs apa yang akan mereka buka
selanjutnya, serta keputusan-keputusan lain yang dapat mereka
tentukan pada saat mereka menggunakan internet. Dimana hal ini
mungkin sulit dilakukan oleh iklan televisi (Pratomo dan Hardianto,
2008).
Transaksi yang dilakukan menggunakan media internet
sekarang lebih sering di sebut dengan E-Commerce atau Electronic
Commerce. Ada berbagai macam model iklan dalam internet yang
bisa digunakan oleh perusahaan yaitu berupa banner, pop-up
advertising, sponsorship, hyperlinks dan websites, tetapi walaupun
iklan internet merupakan alat yang efektif untuk menggapai audiens
yang lebih besar, penting begi perusahaan untuk tetap membuatnya
lebih efektif (Wei, Jerome, dan Shan: 2010)
“Online advertising is effective if its able to generate an
immediete response from customers” (Tsang dan Tse (2005) dalam
Wei, Jerome, dan Shan: 2010), yang dimana berarti iklan online yang
efektif adalah iklan yang bisa memberi respon langsung dari
konsumen. Dalam tabel berikut, tiga fitur online yang di gunakan
17 dan Escalas dan Rutgers (2003) dalam Wei, Jerome, dan Shan (2010)
[image:33.595.111.514.207.712.2]yaitu, Multimedia, Pictures, and Content.
Tabel 2.2
Deskripsi fitur dalam iklan internet
Features Description Authors
MULTIMEDIA
Animation with moving images and graphics enhances the presentation of persuasion messages.
Yoo et al. (2004)
Mini-games or advert-games, a form of digital video advertising that feature product brand in a gaming environment, create a more elaborate and detailed virtual experience for consumers.
Wise, Bolls, Kim, Venkataraman, and Meyer (2008)
Short videos promote 82% of brand awareness and improve 67% of brand favorability in online video advertising.
Online Publishers Association (2008)
PICTURES
Pictures and images can make online advertisements appear more attractive to consumers.
Taylor et al. (2008)
Consumers are more attracted when advertisements are easily understood without involving large amount of text.
Kumar (2008)
Celebrities pictures can promote products or services and generate positive responses from consumers
Quester et al. (2007)
CONTENT
Short and concise messages contribute to the effectiveness of banner advertisements.
Baltas (2003)
Consumers are attracted to click on advertisements that contain knowledgeable information about the products and services.
Adam (2003)
Advertisers focusing on content will fail to attract a large consumer response rate.
Armstrong (2001)
Sumber : Burke dan Edell (1989) dan Escalas dan Rutgers (2003) dalam
18 Kemudian dalam penelitian nya, Pratomo dan Herdianto (2008)
mengatakan bahwa efektifitas iklan dalam internet di pengaruhi oleh
komposisi warna, gaya bahasa, posisi, ukuran font, lokasi, dan jenis.
B.
K
ELOMPOKR
EFERENSIKelompok Rujukan adalah kelompok yang merupakan titik
perbandingan atau tatap muka atau tidak langsung dalam pembentukan
sikap seseorang. Orang sering di pengaruhi oleh kelompok rujukan dimana
ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya
mengidentifikasi kelompok rujukan dari pasar sasarannya. Kelompok ini
dapat mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup. Mereka dapat
mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan di pilih oleh
seseorang.(simmamora, 2000: 8)
Perilaku seseorang di pengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang berpengaruh langsung dan di dalam mana seseorang
menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Simmamora (2000)
membagi kelompok referensi menjadi 2 yaitu kelompok primer, dimana
anggotanya berinteraksi secara informal seperti keluarga, teman, dan
sebagainya. Adapula kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi
secara informal tetapi tidak reguler. Contohnya adalah organisasi.
Reference group is “an actual or imaginary individual or group
conceived of having significant relevance upon an individual’s evaluation,
19 konsumen dalam tiga cara, yaitu pengaruh informasional, utilitarian, dan
value-expressive. (Solomon 1994, 365)
Kelompok referensi disebut juga kelompok acuan. Menurut
Sumarwan (2003) menyatakan: "Kelompok referensi (reference group)
adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata
mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut Bearden dan Etzel(2001)
kelompok referensi adalah kelompok atau orang yang secara signifikan
mempengaruhi perilaku seseorang
Kotler dan Keller (2000) mendefinisikan kelompok referensi
sebagai kelompok-kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau
pengaruh tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
(Sumarwan, 2003).
Berdasarkan pada berbagai penilaian mengenai kelompok referensi
di atas, kelompok referensi bisa memberikan standar dan nilai yang akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran,
kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi
seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Misalnya dalam
sebuah kelompok atau grup pertemanan terdapat beberapa orang yang
menggunakan Blackberry, mereka akan mengajak teman nya yang belum
menggunakan untuk turut membeli atau paling tidak mereka akan tertarik
untuk membeli dengan sendirinya.
Kelompok referensi bagi seseorang bisa terdiri atas satu orang atau
20 sesuatu yang nyata (orang sesungguhnya) atau yang bersifat tidak nyata
dan bersifat simbolik (misalnya para eksekutif yang sukses atau para
selebriti yang sukses: tokoh politik, aktor, olahragawan). Kelompok
referensi bagi seseorang mungkin berasal dan kelas sosial yang sama atau
berbeda, dan budaya yang sama atau berbeda, bahkan subbudaya yang
berbeda atau sama.
1. Jenis-Jenis Kelompok Referensi
Sumarwan (2003) menggolongkan kelompok referensi
berdasarkan pada posisi dan fungsinya yaitu:
a. Kelompok formal
Kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan
keanggotaan yang terdaftar secara resmi, misalnya Serikat Pekerja
Indonesia, partai politik, universitas, perusahaan. Kelompok
formal bisanya terdaftar secara hukum di pemerintah.
b. Kelompok informal
Kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis
dan resmi, sifat keanggotaan tidak tercatat, kelompok ini biasanya
terbentuk karena hubungan sosial, misalnya kelompok bermain
badminton, kelompok senam kebugaran, kelompok arisan,
kelompok rukun tetangga
c. Kelompok aspirasi
Kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti
21 kelopok acuannya. Anggota kelompok aspirasi berusaha membuat
asosiasi dengan orang lain yang dijadikan acuannya dengan cara
bersikap dan berperilaku yang sama dengan orang tersebut.
Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam
kelompok referensinya, atau antar anggota kelompok aspirasi
tidak harus terikat dan saling berkomunikasi.
d. Kelompok Disosiasi
Seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari
asosiasi dengan kelompok referensi. Contohnya, para anggota
Partai Keadilan selalu menunjukkan ketertiban dalam
berdemonstrasi, yang sangat berbeda dengan perilaku demo dan
kelompok lainnya.
Dalam penelitian ini digunakan dua kelompok referensi
yaitu kelompok informal dan kelompok aspirasi. Termasuk dalam
kelompok informal meliputi teman-teman pergaulan, teman kerja,
teman sesama shoper (hobi berbelanja). Sedangkan untuk
kelompok aspirasi meliputi kelompok artis dan public figure.
2. Kriteria Penilaian Terhadap Kelompok Referensi
Menurut Blackwell, Miniard, dan Engel dalam Andreani (2001),
ditemukan indikator-indikator yang menunjukkan kapabilitas dari
22 a. Pengetahuan kelompok referensi mengenai produk
Menunjukkan seberapa dalam kelompok referensi ini mengetahui
spesifikasi produk yang diinformasikan kepada konsumen yang
lainnya.
b. Kredibilitas dari kelompok referensi
Kredibilitas ini menunjukkan nama baik dari kelompok referensi
dilihat dari perilakunya di lingkungan.
c. Pengalaman dari kelompok referensi
Pengalaman dari kelompok referensi dalam mengkonsumsi atau
menggunakan produk yang diinformasikan kepada konsumen.
d. Keaktifan kelompok referensi
Menunjukkan seberapa sering kelompok referensi ini
memberikan informasi kepada konsumen mengenai produk
sehingga konsumen merasa tertarik pada produk bersangkutan.
e. Daya tarik kelompok referensi
Daya tarik ini mengarah pada performance (penampilan) dari
kelompok referensi, misalnya daya tarik dari tutur katanya, daya
tarik dari kerapiannya, dan lainnya.
Kelima indikator dari kelompok referensi tersebut
berpengaruh terhadap daya tarik informasi yang disampaikan oleh
kelompok referensi sehingga pengarahan dari kelompok referensi
23
3. Manfaat kelompok Rerefensi
Kelompok referensi memainkan peran penting dalam
pemasaran produk. Konsumen yang setiap harinya berinteraksi dengan
orang lain, baik dengan orang-orang yang ada dalam kelompoknya
maupun di luar kelompok akan dapat dengan mudah dipengaruhi oleh
yang lain. Interaksi dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku, termasuk dalam perilaku pembelian dan konsumsi.
(Mangkunegara, 2002)
Oleh karena itu, bagi ahli pemasaran penting untuk melakukan
hal-hal sebagai berikut(Mangkunegara, 2002:44)
a. Mengidentifikasi pengaruh-pengaruh kelompok anutan
terhadap penggunaan produk, merek yang sesuai dengan
aspirasi kelompok anutan tersebut
b. Mengukur keluasan pengaruh kelompok anutan dalam
proses pengambilan keputusan membeli.
Mangkunegara (2002: 44) menambahkan, keefektifan
pengaruh perilaku konsumen dari kelompok anutan tersebut sangat
bergantung pula pada kualitas produk dan informasi yang tersedia
pada konsumen.
C.
P
ERSEPSISetiap hari seorang konsumen menerima ratusan stimulus dan
ransangan yang masuk ke dalam panca indranya, namun tidak semua
24 konsumen melakukan proses pengolahan informasi. Sumarwan (2010)
mengutip pendapat William McGuire yang menyatakan ada lima tahap
pengolahan informasi, yaitu : Pemaparan (exposure), Perhatian
(attention), Pemahaman (comprehension), Penerimaan (acceptance), dan
retensi (Retention).
Masih dalam Sumarwan (2010, 296) Mowen (1998) menyebut
tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi
ini bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi
pengolahan informasi. Selanjutnya dia mendefinisikan persepsi sebagai
“perception is the process through which individuals are exposed to
information, attend to that information, and comprehend it” (Mowen,
1998: 63. Dalam Sumarwan, 2010:296)
Sumarwan menambahkan pendapat Schiffman dan Kanuk (2000) bahwa persepsi adalah “The process that which an individual
selects,organizes, and interprets stimuli into a meaningful and coherent
picture of the world” Bagaimana seseorang konsumen melihat realita di
luar dirinya atau dunia sekelilingnya, itulah yang disebut dengan persepsi
seorang konsumen.
Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk
berdasarkan persepsinya terhadap produk tersebut, Sehingga memahami
persepsi konsumen adalah penting bagi pada pemasar dan produsen.
Menurut Durianto, et all (2004, 96) persepsi kualitas (perceived
25 keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan
dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.
Dalam pemasaran kita dapat mengenal adanya realita dan
persepsi, Kemudian Simmamora (2000, 102) berpendapat bahwa dalam
pemasaran, persepsi lebih penting daripada realita. Malah, bagi
pemasar, perlu ada keyakinan bahwa persepsi kualitas adalah realitas.
D.
K
UALITAS PRODUK1. Pengertian kualitas.
Setelah kita mengenal persepsi terhadap produk, dimana produk
itu digambarkan secara realistis dan persepsi. Soal kualitas juga
demikian. Ada kualitas objektif, adapula kualias menurut persepsi
konsumen (perceived quality). Yang terpenting adalah persepsi
dimata konsumen. (simmamora, 2000: 114). Kotler (2000) mengatakan bahwa : “Quality is the totality of feature and
characteristics of a product or service that bear on its ability to satisfy
stated or implied needs” Artinya, kualitas adalah totalitas fitur dan
karakteristik yang memampukan produk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan maupun tidak dinyatakan. Sekarang, apakah sebuah
produk sudah memenuhi kebutuhan, jawabannya tergantung apada
penilaian subjektif konsumen.
Lebih tegas lagi I. Leonard A. Morgan dalam simamora
26 “Quality must be perceive by customer. Quality works must
begin with the customers need and end with customer perception.
Quality improvement are only meaningful when they are perceived by
the customer”
Apapun hasil dari perusahaan yang berupa produk pasti
memiliki nilai ukuran kualitas, walaupun orang sulit untuk
mendefinisikan kualitas secara tepat. Kualitas itu sendiri sering
dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa. Nilai
subyektifitas dari seseorang menyebabkan adanya perbedaan dalam
memberikan pengertian mengenai kualitas.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkatan dan
konsistensi (Kotler dan Amstrong, 2003:347). Dalam pengembangan
produk, pemasar terlebih dahulu harus memilih tingkatan kualitas
yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Tingkat
kualitas tidak selalu harus tinggi, kualitas bisa saja rendah, sedang
atau tinggi, sesuai dengan positioning yang diinginkan. Maka kualitas
produk harus disesuaikan dengan posisi produk dalam pasar.
Dalam prakteknya, konsumen selalu mengaharapkan kualitas
yang baik dari setiap produk yang mereka beli. Bahakan terkadang
ada konsumen yang rela mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan
yang sesuai dengan keinginan mereka. Produk sendiri adalah apapun
27 digunakan dan di konsumsi yang kemudian dapat memuaskan apa
yang konsumen mau dan butuhkan (Kotler, 2010: 428).
2. Prinsip Persepsi Kualitas
Cleland dan Bruno (1996) dalam Simamora (2000: 115) memberikan
tiga prinsip tentang persepsi kualitas, yaitu:
a. Kualitas bersumber pada aspek produk dan bukan produk
seluruh kebutuhan bukan harga (nonprice needs) yang dicari
konsumen untuk memuaskan kebutuhannya. Kedua ahli ini
sepakat bahwa yang dipertimbangkan konsumen dari sebuah
produk mencakup tiga aspek utama yaitu harga, produk dan non
produk. Produk adalah standar yang di harapkan dari sebuah
produk. Pada sebuah ponsel misalnya, aspek produk adalah,
tombol, speaker, layar, desain, dan fungsi. Sedangkan aspek
non-produk terdiri dari garansi, reputasi dan layanan perbaikan.
b. Kualitas ada kalau bisa memasuki persepsi konsumen. Kalau
konsumen mempersepsikan kualitas sebuah produk rendah,
maka kualitas produk itu rendah, apa pun realitasnya.
c. Persepsi kualitas di ukur secara relatif terhadap pesaing. Kalau
produk A sederhana saja, akan tetapi produk pesaing lebih
sederhana lagi,maka produk a memiliki kualitas.
3. Dimensi Kualitas Produk
Berdasarkan delapan dimensi kualitas menurut Kotler
28 dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis
terutama bagi perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang
dan jasa. Kedelapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
Dimensi kualitas produk meliputi :
a. Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah
penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan
dalam mengemudi dan sebagainya.
b. Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya
kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC,
sound system, door lock system, power steering, dan
sebagainya.
c. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal
dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/ macet/ rewel/
rusak.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi
standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya
standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda
29 e. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur
ekonomis penggunaan mobil.
f. Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk
fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik,
warna, dan sebagainya.
g. Persepsi kualitas (perceived quality)
Yaitu muatu atau kualitas yang di rasa konsumen atau fanatisme
konsumen yang menyangkut citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
h. Bisa di perbaiki (serviceability)
Yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
kemudahan dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang
memuaskan.
E.
N
IATB
ELISebelum seseorang melakukan suatu tingkah laku, sering di dahului
oleh suatu keadaan yang di sebut sebagai niat. Misalnya: niat untuk
membeli produk. Niat pembelian merupakan perilaku yang muncul sebagai
30 ulang yang menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian
(Assael dalam Hasym , 2009)
Perilaku niat untuk membeli atau purchase intention adalah hasil
dari proses evaluasi terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan
keputusan secara kompleks termasuk membeli merek yang diinginkan,
mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi dan menyimpan
informasi ini untuk digunakan di masa yang akan datang(Sylvana, 2006:65)
Niat pembelian merupakan perilaku yang muncul sebagai respon
terhadap objek. Beberapa pengertian dari intention adalah sebagai berikut :
a. Intentions dianggap sebagai perangkap atau perantara antara
faktir-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.
b. Intentions juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang akan
mencoba
c. Intentions menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
d. Intentions berhubungan dengan perilaku yang terus menerus
(Assael dalam Sylvana, 1998).
Niat beli adalah bagian dari proses keputusan pembelian dari
konsumen, dimana Prosesnya diawali dari pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembalian, perilaku pasca
pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek
dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, Keputusan pembelian
konsumen adalah membeli merek yang paling di sukai, tetapi dua faktor
31 adalah sikap orang lain. Misalnya seseorang yang memiliki kepenting bagi
kita berpikir bahwa kita sebaiknya membeli handphone yang paling murah
maka, peluang kita untuk membeli handphone mahal menjadi berkurang.
Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.
Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor
seperti pendapatan, harga, dan manfaat produk yang di dapatkan. Namun
kejadian tak terduga juga bisa merubah niat pembelian. Sebagai contoh,
ekonomi mungkin memburuk, pesaing dekat mungkin menurunkan
harganya, seorang teman mungkin memberi tahi bahwa dia pernah kecewa
dengan produk tersebut. (Kotler dan Amstrong, 2008)
F.
P
ENELITIAN TERDAHULUSelvi Adriani Widjaja melakukan penelitian pengaruh efektivitas
iklan majalah dan kelompok referensi terhadap persepsi kualitas produk dan
dampaknya pada minat beli ulang pada produk, Ling Shen Yao. Dimana
hasil yang didapatkan adalah bahwa masing- masing variabel memiliki
hubungan (korelasi) yang searah dan kuat. Iklan majalah dan kelompok
referensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap persepsi kualitas
produk. Iklan majalah tidak dapat berpengaruh langsung terhadap minat beli
ulang, harus dimediasi persepsi kualitas produk.Tetapi kelompok referensi
dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap minat beli
ulang.
Aditya Andreani dan Amillia Puspitasari dalam penelitiannya,
32 keputusan pembelian produk merek zara di Surabaya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kelompok referensi dan persepsi kualitas terbukti
mempengaruhi keputusan pembelian responden pada pakaian merek ZARA.
Diantara kelompok referensi dan persepsi kualitas, kelompok referensi lebih
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada pakaian merek ZARA
dibandingkan dengan persepsi kualitas. Hal ini mendapatkan dukungan dari
pengujian determinasi parsial yang menunjukkan bahwa koefisien
determinasi untuk kelompok referensi lebih tinggi dibandingkan dengan
penilaian terhadap persepsi kualitas.
Andi sylvana dalam penelitiannya tentang pengaruh kualitas
pelayanan dan kepuasan mahasiswa terhadap intensi meregistrasi ulang mahasiswa, menghasilkan kesimpilan bahwa “Faktor kualitas pelayanan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap intensi meregistrasi ulang mahasiswa;”. Dengan kata lain kualitas dapat menumbuhkan adanya niat
untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk.
Khong kok wei, 2010 dengan judul Online Advertising: A Study of
Malaysian Consumers. Menguji dampak fitur iklan online pada niat
pembelian. Tiga fitur iklan online yang dibahas dan diperiksa - Multimedia,
Gambar, dan konten - berdasarkan penelitian empiris yang melibatkan
survei terhadap 150 ukuran sampel. Dataset mengalami analisis statistik,
yaitu, model persamaan struktural (SEM). Temuan menunjukkan bahwa
fitur dari iklan online yang menghasilkan pengaruh positif terhadap niat
33 menghasilkan kemungkinan tertinggi niat beli konsumen. Pemasar akan
menemukan hasil yang bermanfaat karena mereka dapat digunakan untuk
memaksimalkan dampak usaha periklanan untuk menghasilkan niat
pembelian.
Jiaqin Yang, Xihao He, dan Huei Lee. Elakukan penelitian dengan
judul : Social Reference Group Influence On Mobile Phone Purchasing
Behaviour: A Cross-Nation Comparative Study. Penelitian ini menjelaskan
studi komparatif atau perbandingan investigatif tentang pengaruh kelompok
referensi terhadap keputusan pembelian ponsel yang dilakukan di China dan
Amerika. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa hanya pengaruh
utilitarian yang secara statistik signifikan berbeda. Sedangkan informational
dan value-expressive relatif tidak berhubungan
Wiliam O. Bearden dan Michael D. Etzal tahun 1982. Melakukan
penelitian tentang ”Pengaruh kelompok referensi terhadap keputusan
pembelian produk dan merk”. Dimana dalam penelitian mereka, mereka
membagi produk dan merk yang akan di referensikan berdasarkan 4 bagian
yaitu berdasarkan produk pribadi dan umum dan berdasarkan tingkat
kemewahan dan kebutuhannya. Dalam penelitian ini peneliti membagi
konsumen dengan tiga bagian yaitu konsumen Informational atau pembeli
yang akan bertanya dengan orang yang biasa menggunakan produk yang
akan di belinya, Value-expressive atau atau orang yang akan membeli
34 dan yang terakhir adalah Utiliarian yaitu konsumen yang menentukan dia
membeli atau tidaknya produk berdasarkan pengaruh dari keluarganya.
Ilham Aji Pratomo dan Dadan Hardianto, melakukan penelitian
dengan judul Faktor-Faktor Sistem Interaksi Yang Mempengaruhi
Efektifitas Iklan Online. Penelitian ini mengkhususkan pada efektifitas
iklan online dengan memanfaatkan sudut pandang ilmu sistem interaksi atau
lazim disebut human-computer interaction. Pendekatan yang dipergunakan
dalam pengukuran efektifitas adalah jumlah jumlah klik. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor apa saja yang berkaitan
dengan ilmu sistem interaksi yang mempengaruhi efektifitas iklan internet.
Metode yang dipergunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi
civitas akademika Universitas Indonesia. Tes statistik Goodness-of-Fit yang
dilakukan pada beberapa faktor terhadap hubungannya dengan iklan online
menunjukkan bahwa ketujuh faktor yang diujikan terbukti mempengaruhi
jumlah klik pada iklan. Ketujuh faktor tersebut adalah keberadaan ilustrasi,
35
G.
K
ERANGKA PEMIKIRANGambar 2.1
Kerangka pemikiran teoritis
Sumber : Widjaja,2010.
Struktur untuk diagram jalur yaitu :
Y = � � �
Z = � � � �
1. Hubungan Antar Variabel Penelitian
a. Pengaruh efektifitas iklan internet terhadap persepsi kualitas
Menurut Durianto, et all (2004, 96) persepsi kualitas
(perceived quality) dapat didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
�
Efektifitas iklan internet
X1
Niat beli Z Persepsi kualitas
Y
Kelompok referensi X2
�
� � �
� �
36 produk atau jasa layanan dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggan. Harapan ada karena informasi yang diperoleh dan
informasi banyak diperoleh dari iklan. Sehingga iklan dapat
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas.
Menurut Kotler dan Keller (2006) Persuasive advertising
(iklan untuk meyakinkan) bertujuan untuk menciptakan
kesukaan, pemilihan, keyakinan, dan pembelian satu produk.
Kemudian iklan yang membujuk dapat mengubah persepsi
pelanggan mengenai atribut produk yaitu kualitas produk.
b. Pengaruh Kelompok referensi terhadap persepsi kualitas
Menurut Suryani (2008, 231) dalam Widjaja (2010) salah
satu manfaat kelompok referensi dapat digunakan pemasar
untuk meyakinkan dan memberi rasa aman pada konsumen yang
disebabkan oleh keraguannya terhadap resiko. Karena
pengalaman dari kelompok referensi maka konsumen lebih
yakin akan kualitas suatu produk.
Menurut Schiffman dan Kanuk(2007, 38) salah satu
pengaruh dari kelompok referensi adalah pengaruh
informational yaitu pengaruh yang diberikan kelompok referensi
dalam menginformasikan kualitas suatu produk sehingga
37 c. Pengaruh efektifitas iklan internet terhadap niat beli
Online Publishers Association (2008) found that 66% of
online consumers do remember advertised messages on content
websites and are likely to develop brand favorability and
purchase intention (Wei, Jerome, and Shan, 2010)
Wei, Jerome, and Shann(2010) dalam penelitiannya juga
membuktikan bahwa iklan online mempengaruhi niat beli
dimana fitur gambar dari iklan internet memiliki pengaruh yang
paling besar.
d. Pengaruh persepsi kualitas terhadap niat beli
Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan
dari permasok adalah mutu produk yang tinggi. Maka dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas
produk dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan
untuk mengkonsumsi produk tersebut dan akan mempengaruhi
dalam timbulnya niat pembelian(Kotler, 2005).
Proses keputusan pembelian konsumen berawal dari
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Dalam
tahap evaluasi ini konsumen menentukan peringkat merek dan
membentuk niat (Kotler dan Amstrong,2008). Peringkat merek
ini bisa ditentukan berdasar persepsi kualitas yang di terima
38 e. Pengaruh kelompok referensi terhadap niat beli
Pemasar berupaya untuk mengidentifikasi kelompok
rujukan dari pasar sasarannya. Kelompok ini dapat
mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup, mereka
dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek yang akan
dipilih. (Simmamora, 2000: 8)
Kelompok referensi memainkan peran penting dalam
pemasaran produk. Konsumen yang setiap harinya berinteraksi
dengan orang lain, baik dengan orang-orang yang ada dalam
kelompoknya maupun di luar kelompok akan dapat dengan
mudah dipengaruhi oleh yang lain. Interaksi dapat memberikan
pengaruh yang kuat terhadap perilaku, termasuk dalam perilaku
pembelian dan konsumsi. (Mangkunegara, 2002)
H.
H
IPOTESIS1. Sub-Struktur 1
Ho : Variabel efektifitas iklan internet tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel persepsi kualitas.
Ha1 : Variabel efektifitas iklan internet berpengaruh secara signifikan
39 Ho : Variabel kelompok referensi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel persepsi kualitas
Ha2 : Variabel kelompok referensi berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel persepsi kualitas
Ho : Variabel efektifitas iklan internet dan kelompok referensi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel persepsi kualitas
Ha3 : Variabel efektifitas iklan internet dan kelompok referensi
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel persepsi kualitas
2. Sub-struktur 2
Ho : Variabel efektifitas iklan internet tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel niat beli
Ha1 : Variabel efektifitas iklan internet berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel niat beli
Ho : Variabel kelompok referensi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel niat beli
Ha2 : Variabel kelompok referensi berpengaruh secara signifikan terhadap
40 Ho : Variabel persepsi kualitas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel niat beli
Ha3 : Variabel persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel niat beli
Ho : Variabel efektifitas iklan internet, kelompok referensi dan persepsi
kualitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel niat
beli
Ha4 : Variabel efektifitas iklan internet, kelompok referensi dan persepsi
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruag lingkup penelitian ini adalah pengguna ponsel Blackberry,
dengan objek penelitian anggota situs Kaskus.us dalam forum Blackberry
Corner, dan anggota mailing list (milis)
Indonesia-blackberry@yahoogroups.com. Penelitian ini dilakukan pada bulan April
hingga September 2011. Variabel yang akan di teliti dalam penelitian ini
mencakup 4 variabel, yaitu efektifitas iklan internet (X1), kelompok
referensi (X2), persepsi kualitas (Y) dan niat beli (Z).
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian membutuhkan populasi dan sampel sebagai sumber
datanya, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulan (Riduan dan
Kuncoro,2007:37). Arikunto dalam Riduan dan Kuncoro, (2008:39)
mengatakan Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil
populasi yang di teliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi
yang di ambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Dalam penelitian ini data akan di ambil dari seluruh anggota situs
42 (milis) Blackberry Indonesia yaitu di
Indonesia-blackberry@yahoogroups.com. Pada saat penelitian ini dilakukan jumlah
anggota aktif dari milis Indonesia-Blackberry ini berjumlah 3858 orang.
Populasi ini digunakan sebagai dasar agar bisa membatasi penelitian ini,
karena menurut Taro Yamane (Riduan dan Kuncoro,2007:44) apabila
populasi sudah di ketahui, penentuan jumlah sampel yang digunakan bisa
berdasarkan pada rumus :
Keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = presesi yang ditetapkan
Sehingga dengan menggunakan rumus di atas kita bisa menghitung
jumlah sampel yang sesuai untuk di gunakan dalam penelitian ini. Yaitu
sebagai berikut :
= 97,47
Dengan hasil perhitungan dari Taro Yamane diatas, di dapat angka
97,47 yang akan di bulatkan menjadi 100 untuk memenuhi pendapat
Sarwono (2007:3) bahwa untuk memperoleh hasil yang maksimal,
sebaiknya digunakan sampel di atas 100.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non
43 menggunakan prosedur pemilihan peluang melainkan mengandalkan
judgement pribadi peneliti. (Malholtra, 2009:371). Metode non probability
yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience
Sampling, yaitu metode penentuan sampel yang berupaya memperoleh
sampel elemen yang mudah, pemilihan sampel sepenuhnya diserahkan
kepada peneliti untuk memilih sampel yang akan digunakan. (Malholtra,
2009:372). Syarat sampel yang ditetapkan adalah pengguna Blackberry, dan
merupakan anggota dari Forum Blackberry Corner Kaskus.us atau anggota
milis Indonesia-Blackberry.