• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Dinamika Hubungan Antara Disiplin di Sekolah

Siswa SMA yang memasuki fase remaja, mengalami banyak perkembangan. Perkembangan tersebut, diiringi dengan munculnya tugas-tugas perkembangan yang baru. Tugas-tugas-tugas perkembangan itu haruslah mereka penuhi agar tidak menghambat tugas perkembangan selanjutnya. Salah satu tugas perkembangannya adalah memilih dan mempersiapkan karier. Tugas perkembangan ini merupakan tugas yang bertujuan mempersiapkan kehidupan remaja selanjutnya. Dalam tugas ini, remaja dihadapkan pada kebutuhan untuk mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa yang memiliki pekerjaan dan kemandirian ekonomi yang layak. Tugas ini menuntun remaja SMA untuk dapat memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan juga minatnya. Dalam rangka memenuhi tugas tersebut, remaja SMA akan berusaha untuk terus mengembangkan kemampuan intelektual dan konsep-konsep yang ia miliki melalui proses belajar. Proses belajar ini didapat melalui pendidikan formal di sekolah. Suatu kondisi dikatakan sebagai proses belajar apabila terjadi secara berulang-ulang dan terus-menerus, sehingga materi yang diajarkan, diharapkan dapat terserap dan dihayati oleh individu belajar.

Pelaksanaan proses belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar individu.Salah satu faktor dalam yang sangat penting peranannya adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak, hasrat yang ada di dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk

menimbulkan serta melakukan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar guna mengadakan perubahan tingkah laku, mencapai prestasi atau hasil belajar yang sebaik mungkin, atau tujuan lain yang dikehendaki subjek belajar tersebut.

Motivasi belajar memiliki banyak peranan. Peranannya antara lain membuat seseorang menjadi merasa tergerak dan bergairah. Seseorang menjadi senang, semangat dan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar membuat seseorang ulet dan tekun sehingga mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Seseorang juga akan menjadi lebih banyak menyediakan waktu untuk belajar serta tidak mudah putus asa apabila menemukan suatu kesulitan. Selain itu, adanya motivasi belajar juga akan menentukan tujuan yang jelas dari mengapa seseorang belajar. Hal ini, tentunya akan mempengaruhi proses penyerapan materi belajar oleh siswa.

Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor kompetisi, pemacu, adanya penghargaan dan hukuman, kejelasan dan kedekatan tujuan, pemahaman akan hasil, pengembangan minat, dan keteladanan. Faktor lain yang juga mempengaruhi proses belajar adalah lingkungan belajar. Sekolah adalah lingkungan belajar siswa yang turut mendukung motivasi belajar. Sekolah merupakan tempat siswa memperoleh berbagai kemampuan. Sekolah sebagai lingkungan belajar, diharapkan mampu mendukung siswanya dalam proses belajar. Sekolah sebagai lingkungan belajar dikatakan mendukung proses belajar apabila

mampu menciptakan lingkungan yang kondusif. Lingkungan sekolah yang kondusif akan memberikan rasa aman serta nyaman bagi siswa dalam belajar.

Usaha sekolah untuk menciptakan kondisi seperti di atas, dilakukan dengan cara penegakan disiplin. Disiplin di sekolah adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekolah dalam melakukan bimbingan dan kegiatan belajar mengajarkan pola laku moral atau tata tertib yang bertujuan untuk mengembangkan kontrol diri serta penerimaan tanggung jawab atas perbuatannya. Dalam penegakan disiplin, unsur-unsur yang harus ada adalah peraturan, hukuman, penghargaan, dan adanya konsistensi. Unsur-unsur tersebut adalah unsur-unsur disiplin yang harus dijalani dan dipatuhi oleh siswa sehingga diharapkan mampu mendukung proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini disiplin sekolah akan dilihat dari pandangan siswa terhadap unsur-unsur tersebut.

Bagi siswa SMA yang memandang positif disiplin di sekolah, akan melihat bahwa disiplin di sekolah mendatangkan efek bagi dirinya. Keberadaannya mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Disiplin di sekolah akan membuat sekolah sebagai tempat yang mendukung dirinya dalam belajar. Sekolah mampu menyediakan tempat belajar yang baik untuk proses belajar mengajar. Penyediaan lingkungan yang kondusif untuk belajar ini, diharapkan nantinya akan mampu menciptakan motivasi belajar bagi siswa-siswa yang ada di dalamnya.

Sebaliknya, bagi siswa SMA yang memandang negatif disiplin di sekolah, akan melihat bahwa disiplin di sekolah tidak mendatangkan efek

pada dirinya. Keberadaannya justru akan dianggap sebagai hal yang merepotkan, boleh dilanggar dan bahkan mengekang. Disiplin di sekolah akan membuat lingkungan belajarnya sebagai lingkungan yang tidak aman, nyaman dan tidak kondusif untuk belajar. Disiplin sekolah menciptakan tekanan pada lingkungan belajar sehingga tidak mendukung dirinya dalam belajar. Selain itu, adanya disiplin di sekolah juga akan menciptakan lingkungan belajar yang tidak bebas. Adanya pandangan yang negatif ini, akan membuat motivasi belajar yang kurang. Secara lebih jelasnya dinamika hubungan antara disiplin di sekolah dan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Bagan 1

Dinamika Hubungan Disiplin di Sekolah dan Motivasi Belajar

Siswa SMA Tergolong Remaja, dengan ciri :

- Pemikiran yang semakin abstrak, logis, idealis

- Mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka

- Cenderung memantau dunia sosial

- Sudah mulai mempersiapkan kemungkinan bagi masa depan

- Mulai mengumpulkan serta mempelajari banyak pengetahuan dan ketrampilan - Mempunyai tugas perkembangan untuk memilih dan mempersiapkan karier

Salah satu menempuh pendidikan : melalui sekolah

Salah satu unsur di sekolah : disiplin

Positif terhadap disiplin di sekolah : 1. Mampu mendatangkan efek yang baik

bagi dirinya

2. Keberadaannya mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar

Negatif terhadap disiplin di sekolah:

1. Keberadaannya tidak menimbulkan efek untuk dirinya.

2. Disiplin sekolah dianggap merepotkan dan mengekang.

3. Keberadaannya justru membuat lingkungan tidak aman, nyaman dan kondusif untuk belajar.

Disiplin di sekolah positif: Lingkungan belajar kondusif

Disiplin di sekolah negatif : Lingkungan belajar tidak kondusif

Motivasi belajar baik :

1. Memiliki semangat yang kuat untuk memulai aktivitas/ menghadapi tugas. 2. Tekun dalam menghadapi tugas/kesulitan. 3. Memiliki minat terhadap bermacam-macam

masalah.

4. Rela meninggalkan tugas/ kewajiban lain untuk tujuan yang ma u dicapai.

5. Gigih dan ulet dalam menghadapi kesulitan 6. Mengelesaikan tugas tepat waktu

7. Mampu mempertahankan pendapat

Motivasi belajar kurang :

1. Semangat yang kurang untuk memulai aktivitas/ menghadapi tugas.

2. Malas-malasan dalam menghadapi tugas/ kesulitan

3. Memiliki minat yang kurang dalam berbagai macam masalah.

4. Kurang menyediakan waktu untuk aktivitas belajarnya.

5. Mudah menyerah dan mudah putus asa. 6. Tugas tidak selesai dalam waktu yang

ditentukan.

7. Sulit mempertahankan pendapat. Disiplin di Sekolah

Dokumen terkait