• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2009), motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Alderfer (dalam Setyowati, 2007) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar yang sebaik mungkin.

Tokoh lain, Uno (2007) mengemukakan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa motivasi belajar merupakan suatu daya penggerak, hasrat yang ada di dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk menimbulkan serta melakukan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar guna mengadakan perubahan tingkah laku, mencapai prestasi atau hasil belajar yang sebaik mungkin, atau tujuan lain yang dikehendaki subjek belajar tersebut

b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Proses belajar dialami oleh setiap orang. Dalam proses belajar banyak faktor yang mempengaruhinya. Surya (2004) menuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang yaitu : 1) Faktor kompetisi

Merupakan persaingan secara sehat, baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi interpribadi atau self competition adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dari suatu tindakan. Kompetisi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan yang lain. Dengan adanya persaingan secara sehat,

dapat ditimbulkan suatu motivasi untuk mempelajari sesuatu secara lebih.

2) Faktor pemacu

Suatu dorongan untuk melakukan sesuatu, terjadi karena adanya suatu hal yang menjadi pemacu. Pemacu dapat berupa informasi, nasehat, amanat, peringatan, dan lain sebagainya.

3) Faktor adanya penghargaan dan hukuman.

Suatu penghargaan yang diberikan kepada seseorang dari proses belajar, dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk mempelajari sesuatu secara lebih. Demikian juga berkaitan dengan hukuman. Hukuman yang diberikan dapat menimbulkan motivasi untuk tidak lagi melakukan atau menghindari suatu tindakan yang dapat menyebabkan timbulnya hukuman itu.

4) Faktor kejelasan dan kedekatan tujuan

Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan dari proses belajar, maka akan semakin mendorong seseorang untuk semakin lebih belajar dari sebelumnya. Oleh karena itu, berkaitan dengan hal ini, para siswa diharapkan dapat memahami tujuan belajarnya secara jelas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tujuan dari suatu tindakan yang diharapkan.

5) Faktor pemahaman akan hasil

Hasil yang dicapai seseorang merupakan suatu timbal balik dari upaya yang telah dilakukan, sehingga mendatangkan motivasi

tersendiri untuk melakukan tindakan selanjutnya. Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan bahkan meningkatkan proses kerja selanjutnya. Misalnya seorang siswa yang termotivasi untuk lebih dalam mempelajari suatu mata pelajaran tertentu setelah dirinya memperoleh nilai dan tanggapan yang baik pada ujiannya. Berkaitan dengan hal ini, para siswa hendaknya selalu dipupuk untuk memiliki rasa sukses dan terhindar dari berkembanganya rasa gagal.

6) Faktor pengembangan minat

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya yaitu bahwa motivasi belajar seseorang akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar terhadap apa yang ia kerjakan. Motivasi belajar dapat diadakan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat siswa terhadap kegiatan belajarnya. Oleh karena itu para pengajar diharapkan mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat siswa sehubungan dengan kegiatan belajarnya.

7) Faktor lingkungan yang kondusif

Lingkungan yang kondusif, baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar seseorang. Lingkungan fisik berkaitan dengan

kebersihan ruangan, tata letak, fasilitas, dan lain sebagainya. Lingkungan sosial psikologis berkaitan dengan hubungan antar pribadi, kehidupan kelompok, kepemimpinan, pengawasan, promosi, bimbingan, kesempatan untuk maju, atau suasana kekeluargaan.

8) Faktor keteladanan

Hal ini berkaitan dengan perilaku pengajar. Perilaku pengajar secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku siswa, baik yang sifatnya positif ataupun yang negatif. Perilaku seorang guru dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan motivasi belajar seorang siswa. Oleh karena itu diharapkan agar perilaku guru dapat menjadi sumber keteladanan bagi siswanya.

c. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi belajar memiliki indikator-indikator yang dapat kita lihat pada hasil belajarnya. Sardiman (2001; dalam Prasti, 2005) mengemukakan indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut :

1) Tekun menghadapi tugas.

Siswa yang memiliki motivasi belajar adalah seseorang yang dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai.

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang baik adalah seseorang yang tidak lekas mudah putus asa dan juga tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.

Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar harus peka dan responsive terhadap berbagai masalah umum, dan

bagaimana memikirkan pemecahannya. 4) Lebih senang bekerja mandiri.

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin.

Siswa yang memiliki motivasi dalam belajarnya tidak akan terjebak pada sesuatu yang rutinitas, mekanis dan berulang-ulang, sehingga tidak kreatif.

6) Dapat mempertahankan pendapatnya.

Siswa yang memiliki motivasi dalam belajarnya akan mempertahankan pendapatnya terhadap sesuatu, jika ia sudah yakin dan dipandangnya sesuatu tersebut sudah rasional.

Tokoh lain, Martin Handoko (1992; dalam Prasti, 2005) juga menyebutkan bahwa indikator motivasi belajar antara lain :

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat.

3) Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain. 4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.

Bersamaan dengan indikator-indikator di atas, Hudgin (dalam Wahyuningtyas dkk, 2000) menyebutkan bahwa indikator motivasi belajar adalah :

1) Adanya dorongan untuk memulai suatu aktivitas atas kemauannya sendiri.

2) Tugas mampu terselesaikan tepat waktu.

3) Gigih dan tidak mudah putus asa bila menemui kesulitan. Berdasarkan pernyataan para tokoh di atas mengenai indikator motivasi belajar, penulis menyimpulkan bahwa indikator motivasi belajar dalam penelitian ini ialah :

1) Memiliki semangat dan dorongan yang kuat untuk memulai aktivitas dan menghadapi tugas.

2) Tekun dalam menghadapi tugas/ kesulitan.

3) Menunjukkan minat yang tinggi terhadap macam-macam masalah.

4) Memiliki kerelaan untuk meninggalkan kewajiban/ tugas lain demi mencapai tujuan yang diinginkan.

5) Gigih dan Ulet dalam menemui kesulitan 6) Menyelesaikan tugas tepat waktu.

C. Disiplin di Sekolah

Dokumen terkait