• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

D. Dinamika Hubungan Antara Harga Diri dan Manajemen Konflik

Jauh

Individu dewasa awal memiliki tugas perkembangan untuk membina hubungan romantis dengan lawan jenisnya. Dalam hubungan romantis, harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut membangun relasi dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi akan mampu menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia miliki. Individu tersebut juga cenderung memiliki keyakinan bahwa dirinya layak, mampu dan berharga. Sebaliknya individu yang memiliki harga diri

yang rendah cenderung berfokus pada kelemahannya, merasa tidak dihargai, dirinya didominasi oleh perasaan yang negatif dan seringkali cenderung menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah masalah.

Hal-hal semacam itu sangat berpengaruh terhadap relasi individu tersebut dengan pasangannya saat menjalin hubungan pacaran. Individu yang mampu menerima dirinya, percaya pada dirinya dan menghargai dirinya sendiri akan cenderung mampu menerima orang lain, percaya pada orang lain dan mampu menghargai orang lain dengan baik. Sebaliknya, individu yang memiliki penghargaan diri yang negatif akan cenderung tidak percaya pada dirinya serta tidak mampu menerima dirinya sendiri dan cenderung akan melakukan hal yang sama pada orang lain. Individu tersebut akan mudah untuk curiga, serta memandang orang lain secara negatif.

Pada hubungan pacaran tidak selalu individu dapat berdekatan secara fisik dengan pasangannya. Terkadang banyak pasangan yang harus menjalin hubungan pacaran dengan dibatasi jarak yang jauh. Situasi semacam ini sering disebut dengan hubungan pacaran jarak jauh. Hubungan yang semacam ini membutuhkan strategi pengelolaan hubungan secara khusus. Hal ini dikarenakan pada hubungan jarak jauh tidak memungkinkan individu dengan pasangannya untuk bertatap muka dengan intensitas yang sering sehingga ketika ada masalah atau konflik, seringkali individu tersebut harus menyelesaikannya tanpa bertemu secara face to face.

Individu yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh membutuhkan suatu manajemen konflik yang bersifat konstruktif, sehingga walaupun individu tersebut dan pasangannya tidak dapat menyelesaikan konflik secara langsung dengan face to face, namun konflik yang terjadi tetap dapat ditangani dan hubungan yang terjalin tetap akan berjalan dengan baik. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam hal ini harga diri kembali berperan penting. Hal ini dikarenakan harga diri menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan dalam rangka memecahkan masalah atau konflik dalam kehidupannya.

Saat menghadapi masalah, individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pemecahan masalah yang efektif dapat dilakukan dengan cara mencoba untuk membicarakan masalah dan mendiskusikan apa yangmenjadi keinginan masing-masing pihak yang berkonflik. Hal bertujuan supaya pihak-pihak yang berkonflik dapat memahami satu sama lain dan dapat mencapai suatu solusi yang adil atau bahkan memuaskan. Cara penanganan konflik yang cenderung bersifat konstruktif seperti itu sesuai dengan gaya manajemen konflik kompromi dan kolaborasi.

Dilain sisi individu yang memiliki harga diri yang rendah cenderung akan menghindari kecemasan yang timbul dengan menghindari masalah yang sedang terjadi. Hal ini dikarenakan individu tersebut merasa tidak mampu untuk menghadapi situasi tersebut. Pemecahan masalah dengan seperti itu

termasuk dalam gaya manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif. Hal ini dikarenakan masalah yang terjadi tidak dicoba untuk dicari penyelesaiannya namun malah dihindari, sehingga memiliki tendensi untuk muncul kembali. Gaya manajemen lain yang juga cenderung bersifat destruktif adalah akomodasi dan kompetisi. Hal ini dikarenakan gaya tersebut memandang konflik sebagai suatu persaingan yang hanya memiliki satu pemenang, sehingga solusi yang dihasilkannya menjadi tidak memuaskan untuk salah satu pihak yang berkonflik. Orang yang memiliki harga diri yang rendah diduga memiliki kecenderungan untuk menggunakan manajemen konflik akomodasi karena individu tersebut merasa tidak memiliki kemampuan untuk dapat menghadapi konflik dengan baik. Hal ini membuat individu tersebut memilih untuk mengalah dan menuruti kemauan dari orang lain yang berkonflik dengannya. Namun disisi lain, orang yang memiliki harga diri yang rendah juga bisa jadi menggunakan manajemen konflik kompetisi, yaitu mencoba selalu menang saat ada konflik. Cara yang seringkali digunakan individu tersebut dalam memenangkan konflik adalah dengan menyerang pihak lain dengan ancaman-ancaman. Hal tersebut terkadang mereka lakukan hanya untuk menutupi ketidak mampuannya menangani konflik dengan cara yang lebih efektif.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik yang dipilih seseorang berhubungan dengan harga diri yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi akan cenderung menghadapi konflik dengan manajemen konflik yang bersifat konstruktif, sedangkan individu yang

memiliki harga diri yang rendah akan cenderung menghadapi konflik dengan manajemen konflik yang destruktif.

38

Menjalin Hubungan Pacaran Jarak Jauh

Harga diri

Harga diri rendah Harga diri tinggi

Konstruktif

Strategi manajemen

konflik

Destruktif

- Mampu menghadapi berbagai macam situasi dalam hidupnya

- Mampu membuat keputusan dalam hidupnya

- Mampu memecahkan masalah

- Mampu mengatasi tekanan dalam hidupnya

- Pesimis terhadap diri sendiri

- Tidak mampu mengatasi kecemasan dan rasa takut

- Meremehkan diri sendiri

- Selalu memikirkan kegagalan

- Menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasan Pacaran jarak jauh Kompromi Kolaborasi Menghindar Akomodasi Kompetisi

E. HIPOTESIS

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi.

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kolaborasi.

3. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari.

4. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi.

5. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi.

40

Dokumen terkait