• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Kelompok Penasun

Dalam dokumen Buku Pegangan Fasilitator (Halaman 49-55)

Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang bersatu dalam suatu organisasi/perkumpulan yang tumbuh dan berkembang dari, oleh, dan untuk anggota. Untuk meningkatkan derajat kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan anggota serta masyarakat secara adil.

Salah satu upaya untuk mendukung perubahan perilaku dalam rangka menahan laju epidemi HIV/AIDS di kalangan pengguna Napza suntik (penasun) adalah melakukan intervensi pada kelompok penasun. Perubahan Prilaku tidak dapat hanya mengandalkan kekuatan individu, melainkan diperlukan komitmen kelompok, komitmen kelompok yang dibangun secara bersama-sama. Oleh karena itu, PO perlu mengeksplorasi kelompok penasun agar diketahui nilai kelompok apa yang dapat mendukung atau menghambat perubahan prilaku mereka.

Kelompok dalam kehidupan Penasun dapat berperan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan membangkitkan semangat partsipatif anggotanya untuk berprilaku yang aman dan berpikir kritis tentang pemecahan masalah. Selain itu juga melalui kelompok dukungan, penasun akan mendapatkan pengalaman dan ketrampilan dalam hal berorganisasi.

Dalam perjalanannya, Kelompok sangat dinamis, karena berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara lain, pengaruh inisiator, kepentingan anggota kelompok, dan konflik yang timbul dalam kelompok. Setiap kelompok membutuhkan waktu untuk berkembang menjadi sebuah Tim. Sebagai Fasiitator maka PO dapat mendorong Penasun untuk mengidentifikasi jaringan sosial penasun dan kelompoknya. Langkah ini dapat dilihat sebagai sebuah proses terbangunnya sebuah Kelompok, yakni:

1) Forming: Tahap dimana penasun berkumpul dan membentuk sebuah kelompok. Pada tahap ini mungkin ada yang memilih tidak bergabung, ada juga yang meresa ragu. Apakah anggota lain menerima saya? PO berperan sebagai Ice breaker agar semua penasun nyaman dalam perkenalan dengan anggota kelompok.

2). Informing: Tahap penjelasan dimana anggota kelompok diberi penjelasan tentang tugas yang akan dilakukan. Ada interaksi antara penasun karena mereka sadar bahwa menuju tujuan yang sama yakni perubahan perilaku yang lebih baik.PO membantu kelompok untuk menentukan visi, misi dan tujuan kelompok. Pengenalan agenda dan kegiatan dibantu oleh PO.

3). Storming. Tahap membangun masing-masing penasun mengambil peran. Seringkali dalam tahap ini terjadi konflik. PO membantu anggota agar berperan aktif dalam kelompok. PO juga akan menghadapi konflik kepentingan anggota, untuk itu PO harus netral, terbuka dan tetap bersahabat.

4). Norming: tahap stabilitasi dimana aturan, ritual, dan prosedur ditetapkan dan diterima. Identitas peran disepakati bersama dan menciptakan suasana kebersamaan. PO berperan untuk membantu memudahkan proses menentukan aturan,ritual dan prosedur dan pembagian tanggung jawab kelompok.

5) Mourning: Tahap akhir terbentuknya Tim. Tujuan utama pembentukan kelompok selesai. PO membantu peserta dalam untuk menghadapi transisi dari terbentuknya kelompok menuju bubarnya kelompok.

6). Transforming. Kelompok menjadi dinamis karena sudah mulai terjadi perubahan anggota maupun Tim secara keseluruhan. Peran PO adalah memberikan dukungan agar kelompok tetap eksis dan percaya diri. Menghargai setiap perubahan yang terjadi.

Untuk itu keterampilan mengeksplorasi kelompok penasun dan menemukan orang penting (clique) dalam kelompok penasun. Selanjutnya, PO bisa saja mendorong kelompok penasun untuk membentuk norma baru yang mendukung perubahan prilaku untuk pengurangan resiko penasun dan kelompoknya. Tujuan:

Pada akhir sesi ini peserta akan:

1. Dapat mengeksplorasi kelompok penasun.

2. Mengetahui berbagai peran kelompok dalam mempengaruhi perilaku Penasun. Prosedur:

1. Bagian I : Penjelasan tentang Tujuan Sesi (5’) 2. Bagian II : Penasun dan Kelompok Penasun (30 ‘) 3. Bagian III : Ice Breaking (5’)

4. Bagian IV : Praktik Mengeksplorasi peran kelompok dalan pengurangan risiko Implikasinya terhadap kegiatan Outreach ( 40 )

5. Bagian V : Penutup dan Ringkasan Sesi (10)

Perlengkapan 4. Kertas Plano

5. Meta Plan warna warni 6. Spidol warna warni

Metode

Ceramah dan Tanya jawab Diskusi Kelompok

Tujuan :Peserta memahami Tujuan sesi dan kaitannya dengan sesi-sesi berikutnya Waktu : 5 menit

Prosedur :

• Fasilitator menayakan pada peserta kesiapan mereka memulai sesi

• Fasilitator menjelaskan garis besar sesi ini dengan menyebutkan tujuan dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam sesi ini

Tujuan :

1. Peserta memahami konsep kelompok secara umum dan kelompok penasun.

2. Peserta dapat mengekslorasi kelompok penasun dan menghubungkannya dengan tugas PO. Waktu : 30 menit

Perlengkapan : Slide presentasi , Kertas Plano, spidol warna warni Metode : Brain storming, cermah dan Tanya jawab.

Prosedur :

1. Fasilitator menyanyakan pada peserta a. Apa arti kelompok?

b. Apakah ada kelompok penasun? c. Siapakah anggota kelompok penasun? d. Mengapa penasun berkelompok?

2. Fasilitator menulikan di flip chart pendapat peserta

3. Fasilitator menjelaskan pengertian kelompok, kelompok penasun dan hubungannya dengan tugas PO

4. Fasilitator melakukan debriefing hasil brain storming dan presentasinya

Bagian I : Pembukaan (5’)

Bagian II

Dinamika Kelompok Penasun (30 ‘)

Bagian III :

Prosedur : Kampanye dukungan…. Dan peserta meneriakan Dukungan

Tujuan:

1. Peserta dapat mengeksplorasi kelompok penasun dan orang penting dalam kelompok penasun. 2. Peserta dapat mengidentifikasi kelompok yang mendukungan dan tidak mendukung perubahan

prilaku penasun.

3. Peserta dapat meng identifikasi peran peran PO untuk melakukan intervensi kelompok penasun

Waktu : 40 menit

Perlengkapan : Kertas Flip Chart, meta plan, spidol dan kertas Plano Prosedur :

• Fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok. Tiap kelompok akan didampingi oleh seorang fasilitator kelompok.

• Fasilitator memandu diksusi kelompok untuk membuat mengeksplorasi kelompok penasun dan orang-oroangpeta interaksi sosial penasun, jaringan resiko, jaringan dukungan dalam kelompok penasun (gunakan panduan 09_Panduan diskusi kelompok penasun)

• Fasilitor mengamati jalannya diskusi dan menjaga agar setiap peserta berpartisipasi. • Fasilitator meminta perwakilan peserta untuk menjelaskan hasil diskusinya.

• Hasil diskusi kelompok akan di tempel di dinding kelas untuk digunakan pada sesi lain sebagai alat peraga.

Tujuan :

• Memberikan ringkasan dan pesan kunci pada para peserta Waktu : 10 menit

Prosedur

• Fasilitator menanyankan pada beberapa peserta pengertian kelompok, kelompok penasun dan karateristiknya.

Bagian IV :

Eksplorasi Peran kelompok dalam

pengurangan risiko

• Fasilitator membacakan ringkasan sesi. PO dapat mengidentifikasi kelompok-kelompok penasun, sifat kelompok dan pengaruhnya terhadap perilaku penasun.

• Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan menyebutkan sesi selanjutnya.

Kelengkapan Sesi_09: Dinamika Kelompok

Diskusi Kelompok: Eksplorasi Kelompok Penasun dan Intervensi Kelompok • Fasilitator membagi kelas dalam 3 kelompok.

• Tiap-tiap kelompok akan melakuka eksplorasi kelompok penasun dan melakukan intervensi kelompok tersebut.

• Diskusi dimulai dengan melakukan;

1. Identifikasi satu kelompok penasun di wilayah jangkauan.

2. Buat nama untuk kelompok penasun tersebut. Misal, kelompok “X” di tongkrongan A kelurahan Zt.

3. Gambarkan bagaimana interaksi antar anggota kelompok. Tanyakan alasan mengapa mereka berkelompok. Misal, mengapa Penasun F sekelompok dengan A,B,C dst.

4. Buatlah gambar hubungan mereka di kertas Flip Chart

5. Beri tanda (-) untuk alasan yang akan berisiko tertular atau menularkan HIV 6. Beritanda (+) untuk hubungan yang saling mendukung berprilaku sehat, 7. Beri tanda (± untuk hubungan yang mendukung dan merugikan)

8. Tentukan siapa orang penting (clique) dalam kelompok tersebut 9. Gambarkan hubungan kelompok ini dengan kelompok lain

10. Tulis apa yang dapat dilakukan oleh PO untuk mengintervensi kelompok ini

Pesan Kunci:

Orang berkelompok karena kesamaan kepentingan, tujuan dan membentuk identitas. Penasun mengidentitaskan diri sebagai korban adalah contoh kelompok yang bisa dimobilisasi. Karena dengan identitas korban mereka punya kepentingan untuk menuntut haknya.

Dalam dokumen Buku Pegangan Fasilitator (Halaman 49-55)

Dokumen terkait