• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diplomasi Publik Amerika Serikat pada Pemerintahan Barack

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN LUAR

2.2 Diplomasi Publik Amerika Serikat pada Pemerintahan Barack

Amerika Serikat dikenal sebagai bangsa yang menganut paham Liberalisme93 yang mencakup prinsip demokrasi dalam sistem politik, kapitalisme sebagai sistem ekonomi dan hak asasi manusia94. Memiliki ekonomi industri yang

91 Gwenda Blair. Loc.Cit.

92 Ibid

93“Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas

94 Hampir 70 persen warga Amerika Serikat (AS) kelas menengah.

maju, jumlah kelas menengah yang cukup besar95 dan tingkat Pendidikan yang tinggi merupakan bentuk kesuksesan demokrasi yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Liberalisme mengedepankan kebebasan individu untuk mengekspresikan dirinya. Negara yang tidak hanya merupakan tempat bagi pemerintahan berdasarkan hukum, semua negara didunia ini berdasarkan hukum tapi juga tempat perlindungan kebebasan individual. Berdasarkan pemahaman ini liberalisme membentuk masyarakat yang individualistis.96

Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.97

Pemerintah Amerika Serikat telah melaksanakan aktivitas diplomasi publik di awal tahun abad ke-20 ketika Presiden Woodrow Wilson membuat Committee on Public Information untuk menyebarkan informasi secara luas di masa Perang Dunia I (tahun 1919 sampai 1930). Di tahun 1953, Presiden Einshower mendirikan U.S Information Agency (USIA) dalam Reorganization Plan No.8 sebagai otoritas Smith-Mundt Act 1948. USIA berperan untuk mengelola penyiaran dan program informasi.98

Pada tahun 1919 Committee on Public Information dibubarkan. Alasan pembubaran Committee on Public Information, dikarenakan Amerika Serikta

95 Sekitar 90% siswa di Amerika Serikat menyelesaikan sekolah menengah atas dan AS juga memiliki persentase lulusan perguruan tinggi yang lebih tinggi (lebih dari 50%) daripada banyak negara. Banyak universitas Amerika dan lembaga pendidikan tinggi lainnya terkenal secara internasional (AS bisa dibilang memiliki sistem pendidikan sarjana terbaik di dunia) dan badan mahasiswanya mencakup ribuan mahasiswa asing dari seluruh penjuru dunia.

96 A. Pareanom, dkk. Amerika dan Dunia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hlm 87

97 Ibid.

98 Susan B Epstein, U.S. Public Diplomacy: Background and the 9/11 Commision Recommendations. CRS Report for Congress. The Library of Congress, 2005, hlm 5-6

fokus pada perang dingin. Committee on Public Information merupakan sebuah badan Amerika Serikat untuk melakukan propaganda. Presiden Woodrow Wilson membentuk Committee on Public Information pada April 1917 sesuai dengan Executive Order 2594 sebagai untuk menanggapi bergabungnya Amerika Serikat dalam Perang Dunia I. Hal ini perlu dilakukan guna memobilisasi opini publik di balik berbagai upaya perang dengan bentuk komunikasi masa yang tersedia pada saat itu. Satu bagian Committee on Public Information berkoordinasi dengan luar negeri, bagian lain mengawasi urusan domestik. Bagian domestik terdiri dari berbagai biro yang memiliki target dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok buruh, wanita, industrialis, petani, dan para imigran.

Committee on Public Information memastikan bahwa setiap warga negara Amerika Serikat dari berbagai kalangan itu turut serta dalam upaya perang.99

Committee on Public Information juga dikenal sebagai Creel Committee.

George Creel merupakan orang yang pertama menjabat sebagai agensi propaganda berskala besar pertama dari pemerintah Amerika Serikat. Creel merupakan mantan jurnalis surat kabar Amerika Serikat yang memiliki fokus pada targeted-news atau berita yang ditargetkan. Creel mengestimasikan bahwa divisi berita dalam Committee on Public Information menempatkan materi dalam 20.000 kolom surat kabar setiap minggu selama perang berlangsung. Selama kurun waktu Mei 1917 hingga Maret 1919, Committee on Public Information telah menerbitkan buletin resmi yang dibagikan secara gratis kepada para pejabat

99 Neunmann, C. E. Committee on Public Information. Retrieved November 19, 2019, from The First Amendement Encyclopedia website: https://www.mtsu.edu/ firstamendment/

article/1179/committee-on-public-information/diakses tanggal 1 Juli 2020.

publik, surat kabar, kantor pos dan agenagen lainnya untuk memberikan informasi pernyataan resmi pemerintah.100

CPI melibatkan Guy Stanton Ford, seorang profesor sejarah University of Minnesota, untuk melegitimasi secara intelektual keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Dunia. Ford memimpin divisi publikasi sipil dan pendidikan di mana ia menerbitkan lebih dari 100 judul yang menggambarkan tujuan Amerika Serikat, menuduh militerisme yang dilakukan Jerman, mempromosikan kekuasaan presiden dalam hubungan internasional, mengabarkan kepada warga Amerika Serikat tentang apa yang dapat mereka bantu dalam usaha untuk mempercepat kemenangan dalam hal dukungan sponsor. Buletin yang di keluarkan oleh CPI juga menerbitkan gambar-gambar dan poster-poster perang yang eksplisit atau tanpa sensor guna menjelek-jelekkan militer Jerman melalui divisi publikasi dan divisi iklan.101

Kegiatan diplomasi publik setelah Perang Dunia II difokuskan pada dua hal yaitu: Perang Dingin dan pendudukan Amerika Serikat atas Jerman, Austria, dan Jepang. Kegiatannya mencangkup bidang sosial, budaya, dan pendidikan.102 Smith-Mundt Act103 pada tahun 1948 dikeluarkan yang dirancang untuk memajukan pemahaman terhadap Amerika Serikat yang lebih baik kepada masyarakat dunia dan untuk memperkuat kerjasama internasional. Smith-Mundt

100 Ibid.

101 Ibid

102 N Tuch Hans, Communicating With the world, New York: St. Martin Press 1990, hlm 7

103 The Smith-Mundt Act of 1948 was an outgrowth of two previous administrations:

President Wilson's Committee on Public Information (CPI), America's first official government propaganda program, which sold the American public on entering World War I; and President Truman's Campaign of Truth programs designed to combat Soviet propaganda. The U.S.

government's official propaganda mouthpiece overseas, the U.S. Information Agency, operates under the authority of the Smith-Mundt Act of 1948.

Act ini pada akhirnya dipakai sebagai landasan terbentuknya U.S. Information Agency (USIA) yang berperan sebagai instrumen pemerintah untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan diplomasi publik.104

Jika di awal pelaksanaannya diplomasi publik ditujukan ke Eropa untuk mempengaruhi publik di masa Perang Dunia I dan II. Di era berikutnya, diplomasi publik menjadi langkah utama Amerika Serikat di Eropa Timur dan Uni Soviet untuk memenangkan Perang Dingin. Era kepemimpinan Presiden Barack Obama, Kongres dan Pemerintah Amerika Serikat menggunakan sarana diplomasi publik untuk mempengaruhi populasi Muslim dan Arab untuk melawan terorisme.105 A. Kegiatan diplomasi publik USIA

Kegiatan diplomasi publik USIA meliputi kegiatan informasi, pertukaran budaya dan pendidikan, serta penyiaran internasional. Sejalan dengan makin canggihnya sistem komunikasi, USIA juga melengkapi kegiatannya dengan teknologi terkini antara lain berupa situs web di internet, CD ROM, e-mail, dan program teleconference. Kegiatan informasi antara lain berupa pendirian perpustakaan seperti American Corner atau Information Resource Center, program teleconference, dialog dengan para pakar atau spesialis. Sedangkan program pertukaran budaya dan pendidikan yaitu berupa pemberian beasiswa Fullbright, pertukaran warga negara. Penyiaran internasional antara lain berupa Voice of America (VOA), Radio Free Europe (RFE), serta Radio Marti.106

104 Ibid, hlm 15-16

105 Susan B Epstein, Op.Cit, hlm 10

106 Megawati Irawan, Peran Voice of America (VOA) Dalam Diplomasi Publik Amerika Serikat Di Indonesia, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin 2015, hlm 51.

Pedoman dan tujuan-tujuan strategis untuk diplomasi publik Amerika Serikat berasal dari White House, dibawah tanggung jawab sekertaris bidang Public Diplomacy and Publik Affairs, kongres, dan Chief of Mission dan petugas di bidang Publik Affairs yang berada di lebih dari 180 kedutaan. Berdasarkan laporan tahunan penyiaran dan diplomasi publik Amerika Serikat Tahun 2014, tema yang kembali diangkat dalam diplomasi publik modern Amerika Serikat yakni mempromosikan pendidikan, memberdayakan para pengusaha; melawan kekerasan oleh ekstrimis; mendukung demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM) dan masyarakat sipil, membantu perlingdungan lingkungan; sasaran pemuda, menganeka-ragamkan audiens untuk melibatkan perempuan kaum minoritas, dan non-elit; hal ini di lakukan melalui peralatan digital dan dilaakukan dengan cepat;

mengukur kesuksesan kegiatan ini dan menghemat biaya. Semua ini merupakan tanggung jawab petugas Diplomasi publik untuk menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan-tujuan tersebut.107

1. Diplomasi publik Amerika Serikat pada Pemerintahan Barack Obama (tahun 2008 sampai tahun 2016)

Langkah pertama yang diambil oleh Presiden Barack Husein Obama, yaitu diplomasi publik adalah melakukan refleksi ataupun evaluasi mengenai perjalanan diplomasi publik Amerika Serikat yang telah berjalan kurang lebih selama tujuh tahun setengah, bagaimana diplomasi publik Amerika Serikat yang dijalankan pada setiap pemerintahan Amerika Serikat yang berbeda. Poin utama yang Obama angkat adalah bagaimana dapat menjalin hubungan komunikasi dengan dunia

107 Ibid, hlm 51

Islam dan Arab, khususnya pasca kebijakan Bush “war on terror” yang mengakibatkan turunnnya citra Amerika Serikat di mata dunia khususnya pada dunia Islam.108

Salah satu tujuan dari diplomasi publik pada masa pemerintahan Obama ini adalah untuk mengembalikan citra Amerika Serikat yang sempat turun pada masa pemerintahannya sebelumnya. White Oak Recommendations on public diplomacy adalah pertemuan membahas mengenai arah diplomasi publik Amerika Serikat yang dijalankan pada masa pemerintahan Obama. White Oak Recommendation di indikasikan sebagai langkah jangka panjang Amerika Serikat dalam menjalankan diplomasi publiknya sebagai kebijakan luar negerinya dalam membangun komunikasi dengan masyrakat internasional, dan fokusnya juga dalam menjalin hubungan dengan dunia Islam.109

Masa pemerintahan Barack Obama, diplomasi publik merupakan salah satu instrumen penting dalam pencapaian kepentingan nasionalnya. Melalui diplomasi publik inilah Barack Obama mencoba untuk mengembalikan citra Amerika Serikat yang sempat turun pada masa pemerintahan sebelumnya.

Memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan dunia Islam merupakan fokus utama Amerika Serikat dalam rangka mengembalikan citra Amerika Serikat yang sempat buruk. Pencapai kepentingannya pemerintah Amerika Serikat pada masa

108 Zaharna,R,S. Obama, U.S Public Diplomacy and The Islamic World, New York World Politics Review, 2009

merupakan hasil pertemuan dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat pada masa Obama mengenai diplomasi publik Amerika Serikat yang akan dijalankan pada masa pemerintahan Obama. Pertemuan ini diadakan di Florida pada 30 Januari-1 Februari 2009. Pertemuan tersebut bukan hanya keterlibatan pemerintah yang menjadi aktor utama, namun kehadiran seperti NGO, pebisnis, selebriti dan atlit, media, dalam pertemuan ini juga dilibatkan sebagai bagian penting untuk menjalankan diplomasi publik Amerika Serikat pada masa pemerintahan Obama.109 Ibid

Barack Obama adalah dengan membangun kembali hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Islam dengan mencetuskan empat pilar yang dijadikan acuan sebagai strategi memperbaiki hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Islam.

a. Pilar pertama, meningkatkan diplomasi sebagai alat utama untuk menyelesaikan konflik yang melibatkan negara-Negara Islam.

b. Piliar kedua, melibatkan pemerintah dan setiap lapisan masyrakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan diplomasi.

c. Pilar ketiga, membantu menciptakan lapangan kerja di negara-negara Islam dalam rangka meningkatkan ekonomi negara-negara Islam.

d. Pilar keempat, meningkatkan sikap saling menghormati dan pengertian antara Amerika dan masyrakat Muslim yang berada di seluruh dunia.110

Di masa pemerintahan Barrack Obama, diplomasi publik Amerika Serikat mencerminkan apa yang telah dipelajari negara tersebut sebelumnya dalam berkomunikasi dengan dunia Arab dan Islam. Amerika Serikat terlihat berupaya menjangkau masyarakat internasional dan khususnya dunia Muslim. Pada masa kepemimpinan Presiden Barack Obama 2008-2016, Amerika Serikat berusaha menjadikan listening and engagement sebagai fokus utama dalam cara untuk saling menghormati dan memahami. Dalam beretorika juga diminimalisir agar tidak terdengar menuntut dan konfrontatif. Citra diplomasi publik Amerika

110 Report of The Leadership Group On U.S. – Muslim Engagement, Changing Course: A New Direction For U.S. Relations With The Muslim World, 2001, hlm 36

Serikat menjadi lebih terbuka dibanding pada masa kepemimpinan Presiden George W. Bush .111

Di masa pemerintahan Presiden Barack Obama pula, diplomasi internet mampu memainkan peran yang unik, di mana alat diplomasi lainnya tidak bisa meningkatkan dominasi dalam tujuan kebijakan luar negeri. Pemerintah Obama telah meningkatkan hubungan Amerika Serikat dengan negara lain dan mengembalikan citra negara tersebut yang sempat pudar di masa Presiden George W. Bush. Pemerintah Obama mencari cara yang lebih efektif dengan memperbaharui laman pemerintah, menambah jejaring sosial seperti facebook, Twitter dan Myspace dan mempopulerkan teknologi informasi internet dalam penerapan diplomasi internet. Hal ini dapat memberikan pengaruh kepada persepsi publik mengenai citra nasional Amerika Serikat.112

2. Diplomasi Publik Amerika Serikat pada Pemerintahan Donald Trump Kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 mengejutkan banyak pihak. Trump, seorang jutawan dari New York dan mantan bintang layar kaca, mengalahkan Hillary Clinton dengan margin electoral colleges yang cukup signifikan113. Sejak mengumumkan niatnya mencalonkan diri sebagai kandidat presiden Amerika Serikat, pemilik bisnis real estate tersebut merupakan tokoh penuh kontroversi. Donad Trump menarik perhatian dunia

111 R.S. Zaharna, Obama, U.S. Public Diplomacy and the Islamic World. World Politics Review, 2009, hlm 4

112Xiaoying Jiang, U.S. Internet Diplomacy on China. Thesis. Aalborg University and University of International Relations, 2013, hlm 30-31

113 Hillary sebenarnya memiliki 668.171 suara lebih banyak dari Trump dan jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan finalisasi hasil akhir pemilu. Namun, undang-undang di AS memberikan mandat kepada electoral college untuk menentukan pilihan mereka. Trump, memenangi Pilpres AS setelah mengantongi 276 electoral votes. Sedangkan pesaingannya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton meraih 218 electoral votes

dengan proposal kebijakannya yang dinilai sarat dengan kebencian dan rasisme, termasuk di antaranya melarang umat muslim masuk ke Amerika Serikat dan membangun tembok perbatasan dengan Meksiko. Lebih lanjut, mantan pemandu acara The Apprentice ini mencitrakan Amerika Serikat sebagai negara yang ekonominya dicurangi serta dipaksa menerima imigran kriminal dari negara lain.

Menurut Trump, hal ini dikarenakan para politisi di Washington lebih menaruh kepentingan global di atas kepentingan Amerika Serikat.114

Kemenangan Trump dianggap sebagai babak baru kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat bermaksud mengurangi keterlibatannya di dunia internasional, bagaimana sekutu-sekutu Amerika Serikat menanggapi kebijakan Amerika di bawah Presiden Donald Trump.

Donald Trump memberlakukan “America First” yang terkesan angkuh demi kemajuan negaranya. Obama sangat diplomatis daripada Donald trump yang realis. Kebijakan Donald Trump yang doctrinal bersifat hard power, berbanding terbalik dengan Barack Obama yang bersifat soft power. Baginya, hubungan internasional bukanlah situasi win-win115, tetapi permainan zero-sum116 dengan hanya satu pemenang. Donald Trump tetap ingin mempertahankan kebijakannya tersebut dikhawatirkan akan berimbas terhadap negara lain. Amerika Serikat

114 Currant, J. Americanism not Globalism: President Trump and the American Mission.

Lowy Institute. https:// www.lowyinstitute.org/sites/default/files/diakses tanggal 12 Februari 2020./

115 Win-win adalah sebuah teknik komunikasi negosiasi yang menempatkan kedua belah pihak dalam posisi menang

116 Zero sum game adalah kondisi yang menggambarkan bahwa jumlah keuntungan dan kerugian dari seluruh peserta dalam sebuah permainan adalah Nol

menjadi negara pertama yang menyadari bahwa penggunaan saluran media sosial dapat menjadi cara untuk mempengaruhi persepsi publik.117

Kebijakan membela kepentingan nasional (America First) mengarah kepada proteksionis dan kebijakan membangun kembali Amerika (make America great again) mendorong kepada ketegangan diplomatik.

Dokumen terkait