• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.8. Sistematika Penulisan

Secara umum, penulisan skripsi ini terbagi dalam empat bab. Pembahasan yang terkandung dalam bab satu dengan bab lainnya saling berkaitan satu sama lain. Sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu karya tulis yang runtut dan sistematis. Sistematika dibuat untuk mempermudah pembaca memahami. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang pendahuluan, berisikan sub-sub bab yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, kerangka konsep dan metode penelitian serta sistematika penulisan.

60 Muhammad Nasir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003, hlm 48

61 Ibid

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI DAN DIPLOMASI PUBLIK AMERIKA SERIKAT DIBAWAH KEPEMIMPINAN PRESIDEN DONALD TRUMP

Bab ini membahas Gambaran Umum Kebijakan Luar Negeri A.S.

Kebijakan Luar Negeri AS pada masa Pemerintahan Barack Obama Pemerintahan Donald Trump dan Diplomasi Publik AS Pada Pemerintahan Donald Trump dan Diplomasi Publik Amerika Serikat di Indonesia.

BAB III UPAYA-UPAYA DIPLOMASI PUBLIK AS MELALUI PROGRAM THE KENNEDY

Bab ini membahas Program YES (The Kennedy Lugar Youth – Exchange Study) Sebagai Instrumen Diplomasi Publik AS.

Pelaksanaan Kegiatan Program YES di AS (The Kennedy Lugar Youth Exchange & Study)

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan sebuah kesimpulan yang merupakan bagian akhir dari laporan penelitian ini sekaligus sikap akhir dari penulis mengenai permasalahan yang di dalamnya. Selain kesimpulan mengenai hasil penelitian, penulis menyampaikan pula hasil pemikiran yang berupa rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya kelak.

2.1 Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Amerika Serikat sebagai salah satu negara maju di dunia tidak ingin menyianyiakan kesempatan untuk mempertahankan kedudukannya di dunia dengan menunjukkan adanya kekuatan di bidang militer dan ekonomi. Pasca perang dingin, negara-negara di dunia ramai-ramai mencari negara yang dapat dijadikan poros kekuatan untuk menangkal ancaman bom nuklir dari Rusia.

Amerika Serikat menemukan sebuah cara untuk mempertahankan perdamaian dunia yaitu dengan menjadi penyeimbang kekuatan dan menyebarkan asas demokrasi. Amerika Serikat juga mempertahankan kekuatannya di poros dunia sebagai satu-satunya negara pemenang peran yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan dunia.62

Kebijakan luar negeri sebagai suatu sistem, rangsangan dari lingkungan eksternal dan domestik sebagai input yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara dipersepsikan oleh para pembuat keputusan dalam suatu proses konversi menjadi output. Proses konversi yang terjadi dalam perumusan politik luar negeri suatu negara ini mengacu pada pemaknaan situasi, baik yang berlangsung dalam lingkungan eksternal maupun internal dengan

62 John G.Ikenberry, et. a.l. International Relations Theory and The Consequences of Unipolarity. Cambridge: Cambridge University Press. 2009, hlm 29

mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai serta sarana dan kapabilitas yang dimilikinya.63

Amerika Serikat satu-satunya negara adidaya pasca berakhirnya perang dingin membuat negara tesebut kini lebih leluasa untuk menjalankan berbagai strateginya dalam lingkup global.64 Kebijakan Pemerintah Amerika Serikat pasca perang dingin didasarkan pada konsep kepentingan nasional, balance of power, dan keuntungan militer serta ekonomi, era pasca perang dingin yaitu saat negara Amerika Serikat menunjukan kekuatan hegemonik unipolarnya. Amerika Serikat berupaya mendemonstrasikan negara yang dipandang tidak menjalankan nilai-nilai demokrasi yang dipimpin pemerintahan otoriter.65 Meskipun Uni Soviet sudah hilang, Amerika Serikat masih memandang faktor militer menjadi salah satu penentu bagi pencapaian Amerika Serikat sebagai kekuatan hegemoni.

Amerika Serikat adalah negara yang mengedepankan kekuatan militer sebagai sumber hegemoninya.66

Politik luar negeri Amerika Serikat dalam bidang politik merupakan sebuah langkah yang dilakukan Amerika untuk mempertahankan citranya di mata dunia internasional serta mencapai kepentingan yang telah ditargetkan. Politik merupakan struggle of power, dimana untuk mendapat pengaruh yang kuat di mata dunia internasional dibutuhkan kekuatan melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu negara. Oleh karena itu sebuah power benar-benar

63 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (ed.5), Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 49.

64 Mardenis, Pembrantasan Terorisme: Politik Internasional dan Politik Hukum Nasional Indonesia, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011, hlm.5

65 A. Safril Mubah, Menguak Ulah Neokons. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, hlm 59-60

66 Ibid

diperjuangkan untuk didapatkan. Bentuk-bentuk politik luar negeri Amerika Serikat dalam bidang politik umumnya diantaranya memberikan bantuan-bantuan luar negeri untuk negara-negara yang membutuhkan, melakukan kunjungan ke luar negeri yang merupakan bagian dari soft diplomacy, bergabung dengan organisasi dan institusi internasional, serta masih banyak cara lagi yang lainnya.

Dibalik setiap kebijakan luar negeri yang telah diputuskan, ada beberapa kepentingan yang menjadi tujuan utama Amerika Serikat untuk mendapatkan keuntungan sehingga mampu meraih kemakmuran dan pujian dari rakyat Amerika Serikat itu sendiri.67

1. Kebijakan luar negeri dan diplomasi publik Amerika Serikat Di bawah Kepemimpinan Presiden Barack Obama

Pada tahun 2008 Amerika Serikat mengadakan pemilihan presiden di mana Barack Obama pada kampanye pemilu presiden Amerika Serikat lebih mengusung terhadap perbaikan dalam negeri dahulu, baik dari segi ekonomi, sosial dan juga politik dalam negeri Amerika Serikat setelah kepemimpinan George W Bush yang dipandang oleh masyarakat sangat merugikan oleh masyarakat Amerika Serikat sendiri pada khususnya. Hal ini terlihat dengan beberapa kampanye pemilu Barack Obama diantaranya adalah kebijakan ekonomi yang berupa menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan tinggi. Selain itu juga mencoba mengajak masyarakat Amerika Serikat untuk tidak terlalu

67 Luthfi, F. K. Kepentingan Korporasi Dibalik Kepentingan Donald Trump Menarik Diri Dari TPP. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2018, hlm 51

bergantung dengan minyak atau mencoba mengajak menggunakan bahan alternatif lain yang dapat mengurangi ketergantungannya terhadap minyak.68

Terpilihnya Barack Obama pada tahun 2008 sebagai Presiden ke-44 Amerika Serikat, membawa harapan baru untuk perbaikan politik luar negeri Amerika Serikat tampak lebih cerah ke depannya. Setelah pada masa pemerintahan Bush citra Amerika Serikat mengalami kemunduran akibat doctrine war on terror,69 terutama bagi negara-negara Islam seperti Afganistan, Lybia, dan Irak yang diduga sebagai negara pendukung teroris.70 Kehadiran Obama menjadi kesempatan baik untuk memulihkan reputasi Amerika Serikat di mata dunia.

Obama kemudian melakukan reformasi terhadap politik luar negeri Amerika Serikat melalui perbaikan hubungan dengan negara-negara muslim.71

Ketika Barack Obama dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari 2009, ada banyak perubahan yang dijanjikan oleh Obama dan salah satu yang paling penting bagi Amerika dan dunia adalah pandangan dan perubahan pemikiran Obama mengenai Islam dan terorisme. Kemenangan Obama tidak lepas dari apa yang dia bawa dalam kampanye. Kemenangan Barack Obama disambut baik oleh masyarakat Amerika Serikat karena masyarakat Amerika

68 Atik Fadilatul Husna, Perubahan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat dalam Memerangi Terorisme Internasional di Afghanistan Pada Periode Pemerintahan Barack Obama, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012, hlm 23

69 Istilah war on terror (perang terhadap terorisme) muncul pertama kali ketika dua pesawat menabrak menara kembar World Trade Center pada 11 September 2001 yang menewaskan hampir 2.792 orang di New York (Marco Sasoli, 2006). Sejak saat itu war on terror dideklarasikan oleh Amerika Serikat sebagai respon atas kejadian tersebut.

70 Joseph S. Nye, J, Obama and Smart Power. Dalam D. S. Michael Cox, US Foreign Policy, New York: Oxford University Press, 2012, hlm 106

71Ibid.

Serikat berharap bahwa ada perubahan baru dalam cara kepemimpinan Amerika serikat

Kebijakan Bush yang menerapkan Global War on Terror tanpa memperhatikan opini publik, terutama opini internasional merupakan salah satu penyebab munculnya sentimen anti-americanism. Hal ini makin diperkuat dengan perlakuan diskriminatif yang diterima masyarakat, khususnya masyarakat muslim, pasca diterapkannya kebijakan global war on terror.72

Presiden Obama lebih mengambil pendekatan self-conscious dalam setiap pengambilan keputusannya, hal ini ditandai dengan sikapnya yang cenderung analitis dan hati-hati. Presiden Obama menggambarkan metode pendekatannya ini sebagai bersama-sama menyatukan orang-orang terbaik dan memperkerjakan mereka sebagai tim; menitikberatkan kepada kekuatan analitis dalam mengevaluasi sifat dari sebuah masalah; memasikan bahwa setiap perbedaan pendapat didengar dan berbagai pilihan.73

Obama dalam hal pengambilan keputusan hampir menyerupai Presiden Carter dan Clinton dan berseberangan dengan Presiden Reagan dan George W.

Bush. Ketika Obama berpikir bahwa penasihat militernya tidak memberikannya berbagai pilihan yang dibutuhkan, Obama akan mendiktekan nota yang ditentukan secara persis tentang keputusannya pada eskalasi perang Afghanistan. Khususnya semua keputusan kebijakan utama Obama berada dalam arah yang moderat, yaitu jauh dari keinginan dasar Partai Demokrat dan menuju pusat spektrum politik.

72 Maulana Ammar Auliaur Rahman, Strategi Amerika Serikat melalui Program KL-YES (Kennedy Lugar-Youth Exchange And Study) dalam Upaya Memperbaiki Citra Negara: Studi Kasus Indonesia, Journal of International Relations, Volume 5, Nomor 1, 2019, hlm 961

73Arya Hamsul Jamil, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Counter Terrorism Pada Masa Kepemimpinan Obama, Jom Fisip Vol.4 No.2 Oktober 2017, hlm 13

Pendekatan Obama lebih banyak dipengaruhi oleh saran-saran yang dianjurkan oleh para ilmuwan politik, setiap kebijakan yang diambil pun oleh sebab itu dijamin telah sepenuhnya diperiksa dan berdasarkan kepada baerbagai pilihan kebijakan yang serius, mengenai apakah keputusan yang diambil kemudian berhasil atau sudah bijaksana adalah sebuah masalah yang terpisah.74

2. Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi Publik Amerika Dibawah Kepemimpinan Presiden Donald Trump

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 mengejutkan dunia khususnya warga Amerika Serikat. Trump berhasil menaklukan pesaingnya dari partai Demokrat, Hillary Clinton, dengan masing-masing perolehan suara 279-228 melalui electoral vote pada tanggal 8 November 2016.75 Akan tetapi, setelah beberapa hari kemudian terjadi aksi protes atas kemenangan.

Donald Trump lahir di New York City, New York dengan latar belakang sebagai pebisnis menjadikan Trump sebagai salah satu presiden terkaya Amerika Serikat. Sejak 1971 Amerika Serikat mempimpin The Trump Organization yang merupakan perusahaan besar yang bergerak dibidang usaha properti. Bisnis Donald Trump berjalan lancar didukung dengan karier pendidikannya di Fordham university yang kemudian pindah di Wharton School of Finance di University of Pennsylvania dengan gelar dalam ekonomi pada tahun 1968.76

74 Ibid

75 Aldila Arin Aini, Kemenangan Donald Trump Sebagai Presiden Amerika Serikat Ke-45 Melalui Analisis Konstruksi Klausa Relatif Bahasa Inggris Dan Bahasa Indonesia Secara Semantis, Vol. 3 No. 1 tahun 2018, hlm 2

76 Gwenda Blair, Donald Trump: Master Apprentice. New York: Simon and Schuster, 2005, hlm 27

Kebijakan lainnya juga menyulitkan negara lain untuk menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat karena Trump lebih fokus untuk mengelola hubungan dalam negeri daripada hubungan luar negeri. Kebijakan-kebijakan Trump77 yang masih sangat sulit diterima dunia khususnya warga Amerika Serikat sendiri, menjadi objek yang menarik bagi peneliti untuk menganalisis kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat 2016 melalui analisis konstruksi klausa relatif secara semantis.78

Donald Trump menekankan pada kerjasama bilateral yang mengedepankan diplomasi untuk menjaga dan mengamankan kepentingan Amerika Serikat di wilayah-wilayah tertentu. Donald Trump lebih mengedepankan untuk kembali membangun aliansi, persekutuan, dan institusi yang dibutuhkan untuk mengatasi ancaman serta memperketat keamanan.

Politik luar negeri Amerika Serikat di bawah Pemerintahan Donald Trump Dalam yang pada masa kepemimpinan yang tidak jauh berbeda dari presiden sebelumnya, yang mengesankan dirinya sebagai orang yang hanya mau tahu apa yang ada dalam benaknya sendiri, apa yang ia inginkan, dan bagaimana itu diwujudkan apa pun alasannya, bahkan ketika alasan itu pun terbukti ketidakbenarannya. Semenjak terpilih menjadi Presiden Donald Trump mengubah arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat berbeda dengan Barack Obama.

Donald Trump terlihat mulai menggeser arah kebijakan politik luar negerinya dari

77 Kebijakan-kebijakan Donald Trump yaitu Penurunan tingkat pajak, Larangan masuk untuk imigran, Pembatasan ekspor teknologi-teknologi canggih. Kebijakan tarif

78 Aldila Arin Aini, Kemenangan Donald Trump Sebagai Presiden Amerika Serikat Ke-45 Melalui Analisis Konstruksi Klausa Relatif Bahasa Inggris Dan Bahasa Indonesia Secara Semantis, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 18, No. 1, Februari 2017, hlm 10-18

unsur-unsur multilateralisme dalam menjalin hubungan luar negeri Amerika Serikat dengan negara-negara lainnya di dunia.79

Amerika Serikat pada masa pemerintahan Donald Trump juga menjunjung tinggi nilai kebebasan. Khususnya kebebasan individu, dimana kebebasan individu merupakan hak-hak yang terpatri dalam diri sejak lahir dan tidak dapat diambil oleh siapapun, penerapannya bersifat universal yang tidak memandang ras, gender, atau status apapun. Tugas Amerika Serikat sebagai negara liberal80 adalah mempromosikan dan mengembangkan standar moral universal yang mengacu pada kebebasan individu. Untuk memperbaharui kepemimpinan Amerika Serikat di dunia, Donald Trump akan memperkuat keamanan umum dengan menginvestasikan dana pada bidang kemanusiaan.81

Jika pada era Obama Amerika Serikat lebih terbuka dan menjalin berbagai kerjasama internasional baik bilateral maupun multilateral, berbanding terbalik dengan era Pemerintahan Donald Trump yang justru lebih tertutup.82 Secara langsung arah politik luar negeri Donald Trump merupakan bentuk anti-hegemoni dan antimultilateralisme yang telah dibangun Amerika Serikat sebelumnya.

Nichols, C. Trump’s mengemukakan bahwa Trump melihat hegemoni Amerika

79 Husnul Chotimah, Re-Formulasi Politik Luar Negeri Amerika Serikat Dibawah Presiden Donald Trump Terhadap Asia Timur, Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin 2018, hlm 33

80 Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.

81 Husnul Chotimah, Op.Cit, hlm 33-34

82 Nichols, C. Trump’s Misguided and Empty Promise of Protectionism Dovetails with His Appeal to Isolationism. Retrieved from History News Network: (http://historynewsnetwork.

org/article/162423), diakses tanggal 17 Januari 2020

kini kurang dapat memberikan manfaat bagi Amerika.83 Trump berpikir bahwa hegemoni tersebut telah membatasi gerakan dan langkah Amerika untuk berkembang menjadi bangsa yang otonom dan dominan.84 Sehingga Donald Trump lebih memilih untuk keluar dan berhenti dari beberapa kerjasama multilateral yang telah dibangun oleh Amerika Serikat selama ini. Disamping itu Trump juga lebih tertutup terhadap negara-negara Islam sesuai janjinya saat kampanye untuk tidak hanya membatasi, bahkan melarang masuknya imigran yang berasal dari beberapa negara Islam yang diduga menjadi asal terorisme.85

Kemenangan Donald Trump dianggap sebagai babak baru kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Di bawah pemerintahan Donald Trump, Amerika Serikat bermaksud mengurangi keterlibatannya di dunia internasional.86 Perubahan kebijakan luar negeri oleh Donald Trump yang banyak dianggap radikal pada kenyataannya merupakan suatu pengembalian dari kebijakan luar negeri konvensional yang telah dipraktikkan Amerika Serikat selama sebagian besar sejarahnya dan menajadi dasar politik luar negeri Amerika Serikat.87

Pemerintahan Donald Trump, politik luar negeri Amerika Serikat tentunya tidak dapat dipisahkan dari keuntungan ekonomi yang ingin dicapai oleh Amerika Serikat sendiri. Politik luar negeri di bidang politik, aktor yang berperan penting dalam pembuatan keputusan adalah presiden dan juga kongres. Aktor lain seperti

83 Ibid.

84 Ibid.

85 Ibid

86 Yuliantoro, N. R., Prabandari, A., & Agussalim, D. Pemilihan Presiden Tahun 2016 dan Politik Luar Negeri Amerika Serikat. Jurnal Hubungan Internasional, Vol. 5 No. 2 Tahun 2017, hlm.5297

87 Paterson, P. Origins of U.S. Foreign Policy. Perry Center Occasional Paper, 4, tahun 2018

Dewan Keamanan Nasional, Departemen Luar Negeri, CIA,88 Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat adalah sebagai aktor pendorong yang membantu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Presiden Donald Trump dalam kaitannya dengan pengambilan kebijakan luar negerinya.89

Kebijakan Donald Trump sebagai presiden baru Amerika Serikat dapat dilihat pada beberapa executive order (perintah eksekutif)90 yang dikeluarkan Donald Trump selama 100 hari menjabat. Sebelumnya, tidak ada definisi pasti yang tertulis dalam konstitusi Amerika Serikat mengenai definisi perintah eksekutif, namun Presiden Amerika Serikat secara historis telah menggunakan berbagai instrumen tertulis untuk mengarahkan eksekutif dan menerapkan kebijakannya termasuk perintah eksekutif, memorandum presiden, dan proklamasi presiden. Perbedaan di antara instrumen ini tidak mudah dilihat karena Konstitusi Amerika Serikat tidak menyebutkan ketentuan yang mengacu pada persyaratan atau cara Presiden menyampaikan perintah langsung ke cabang eksekutif, namun definisi dari perintah eksekutif (executive order) dan instrument lainnya yang diterima secara luas berasal dari sebuah laporan yang dikeluarkan pada tahun 1957 oleh komite opreasional pemerintah daerah yang dapat disimpulkan sebagai

88 Central Intelligence Agency, CIA) adalah salah satu badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat. Sebagai lembaga eksekutif, CIA berada di bawah Director of National Intelligence

89 Paterson, P. Loc.Cit.

90 Executive order (perintah eksekutif) adalah kewenangan khusus presiden Amerika Serikat untuk membuat kebijakan tanpa melewati proses legislasi yang normal. Kewenangan tersebut biasa dipergunakan untuk keadaan mendesak atau situasi genting darurat. Setiap executive order yang ditandatangani oleh presiden didaftarkan pada Federal Register. Executive order harus mengidentifikasi diri bahwa kebijakan tersebut memiliki induk kebijakan dari mana, apakah dari konstitusi ataukah dari sebuah produk hukum. Executive order juga harus menyatakan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

sebuah rancangan kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden Amerika Serikat dalam merespon sebuah kasus domestik maupun internasional.91

Kebijakan Donald Trump sejauh ini dapat dilihat bahwa Donald Trump telah lama menunjukkan kurangnya minat dalam mendukung tatanan internasional liberal, hal ini didukung dari retorika Donald Trump saat kampanye yang menekankan kemajuan Amerika Serikat secara domestik dibanding keterlibatan penuh dalam tatanan Internasional.92 Donald Trump menunjukkan adanya kemungkinan akan menawarkan dukungan yang jauh lebih signifikan daripada Presiden Barack Obama untuk kepentingan Amerika Serikat sebagai negara yang berdaulat dan akan meninggalkan status keanggotaan Amerika Serikat pada organisasi yang dilihat tidak memberikan keuntungan signifikan bagi Amerika Serikat, serta menjauh dari mitra Amerika Serikat yang tidak yakin akan kekuatan Amerika Serikat.

2.2 Diplomasi Publik Amerika Serikat pada Pemerintahan Barack Obama dan Donald Trump

Amerika Serikat dikenal sebagai bangsa yang menganut paham Liberalisme93 yang mencakup prinsip demokrasi dalam sistem politik, kapitalisme sebagai sistem ekonomi dan hak asasi manusia94. Memiliki ekonomi industri yang

91 Gwenda Blair. Loc.Cit.

92 Ibid

93“Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas

94 Hampir 70 persen warga Amerika Serikat (AS) kelas menengah.

maju, jumlah kelas menengah yang cukup besar95 dan tingkat Pendidikan yang tinggi merupakan bentuk kesuksesan demokrasi yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Liberalisme mengedepankan kebebasan individu untuk mengekspresikan dirinya. Negara yang tidak hanya merupakan tempat bagi pemerintahan berdasarkan hukum, semua negara didunia ini berdasarkan hukum tapi juga tempat perlindungan kebebasan individual. Berdasarkan pemahaman ini liberalisme membentuk masyarakat yang individualistis.96

Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.97

Pemerintah Amerika Serikat telah melaksanakan aktivitas diplomasi publik di awal tahun abad ke-20 ketika Presiden Woodrow Wilson membuat Committee on Public Information untuk menyebarkan informasi secara luas di masa Perang Dunia I (tahun 1919 sampai 1930). Di tahun 1953, Presiden Einshower mendirikan U.S Information Agency (USIA) dalam Reorganization Plan No.8 sebagai otoritas Smith-Mundt Act 1948. USIA berperan untuk mengelola penyiaran dan program informasi.98

Pada tahun 1919 Committee on Public Information dibubarkan. Alasan pembubaran Committee on Public Information, dikarenakan Amerika Serikta

95 Sekitar 90% siswa di Amerika Serikat menyelesaikan sekolah menengah atas dan AS juga memiliki persentase lulusan perguruan tinggi yang lebih tinggi (lebih dari 50%) daripada banyak negara. Banyak universitas Amerika dan lembaga pendidikan tinggi lainnya terkenal secara internasional (AS bisa dibilang memiliki sistem pendidikan sarjana terbaik di dunia) dan badan mahasiswanya mencakup ribuan mahasiswa asing dari seluruh penjuru dunia.

96 A. Pareanom, dkk. Amerika dan Dunia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hlm 87

97 Ibid.

98 Susan B Epstein, U.S. Public Diplomacy: Background and the 9/11 Commision Recommendations. CRS Report for Congress. The Library of Congress, 2005, hlm 5-6

fokus pada perang dingin. Committee on Public Information merupakan sebuah badan Amerika Serikat untuk melakukan propaganda. Presiden Woodrow Wilson membentuk Committee on Public Information pada April 1917 sesuai dengan Executive Order 2594 sebagai untuk menanggapi bergabungnya Amerika Serikat dalam Perang Dunia I. Hal ini perlu dilakukan guna memobilisasi opini publik di balik berbagai upaya perang dengan bentuk komunikasi masa yang tersedia pada saat itu. Satu bagian Committee on Public Information berkoordinasi dengan luar negeri, bagian lain mengawasi urusan domestik. Bagian domestik terdiri dari berbagai biro yang memiliki target dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok buruh, wanita, industrialis, petani, dan para imigran.

fokus pada perang dingin. Committee on Public Information merupakan sebuah badan Amerika Serikat untuk melakukan propaganda. Presiden Woodrow Wilson membentuk Committee on Public Information pada April 1917 sesuai dengan Executive Order 2594 sebagai untuk menanggapi bergabungnya Amerika Serikat dalam Perang Dunia I. Hal ini perlu dilakukan guna memobilisasi opini publik di balik berbagai upaya perang dengan bentuk komunikasi masa yang tersedia pada saat itu. Satu bagian Committee on Public Information berkoordinasi dengan luar negeri, bagian lain mengawasi urusan domestik. Bagian domestik terdiri dari berbagai biro yang memiliki target dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok buruh, wanita, industrialis, petani, dan para imigran.

Dokumen terkait