• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

7 Disiplin

Ketaaatan kepada peraturan merupakan kunci sukses dalam rangka mencapai tujuan. Ketaatan terhadap peraturan ini biasa disebut istilah disiplin.

a. Pengertian Disiplin

Disiplin menurut Prijodarminto (1992:23) adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban.

Sedangkan menurut Hadiwiryo (2000:289) disiplin diartikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik lisan maupun tulis.

Selanjutnya menurut Sinungan (2003:145) Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku yang tercermin dari sikap mental perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah, norma dan kaidah yang berlaku baik lisan maupun tulis dalam masyarakat untuk tujuan tertentu.

Karakteristik Disiplin menurut Sinungan (2003:145) ada 3, yaitu :

1) Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang sudah menjadi norma, etika, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat.

2) Adanya perilaku yang dikendalikan 3) Adanya ketaatan

Dari karakteristik-karakteristik disiplin di atas jelaslah bahwa disiplin membutuhkan pengorbanan baik itu perasaan, waktu, kenikmatan-kenikmatan dan lain-lain. Disiplin bukanlah tujuan melainkan sarana yang ikut memainkan peranan dalam pencapaian tujuan.

c. Tujuan Disiplin

Tujuan disiplin menurut pendapat Siswanto (2001:292) ada dua macam yaitu :

1) Tujuan umum disiplin

Adalah demi kelangsungan organisasi sesuai dengan motif organisasi yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok

2) Tujuan khusus disiplin antara lain :

(a). Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis.

(b). Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaannya.

(c). Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang, jasa milik organisasi dengan sebaik-baiknya.

(d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada suatu organisasi.

d. Tipe-Tipe Disiplin

Menurut Handoko dalam Martoyo (2000:154) menyatakan bahwa ada dua tipe kegiatan pendisiplinan sebagai berikut :

1). Disiplin Preventif

Ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong seseorang agar sadar mentaati berbagai standard an aturan, sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Yang utama dalam hal ini adalah dapat ditumbuhkan “self discipline. Untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin tanpa paksaan tersebut perlu kiranya standar-standar itu sendiri. Dengan demikian dapat dicegah timbulnya kemungkinan- kemungkinan pelanggaran atau penyimpangan dari standar yang telah ditentukan.

2). Disiplin Korektif

Ini merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan, dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini dapat berupa suatu bentuk hukuman atau tindakan pendisiplinan (disciplinary action) yang wujudnya dapat berupa “peringatan” maupun berupa “skorsing” semua sasaran pendisiplinan tersebut

harus bersifat mendidik dan mengoreksi kekeliruan untuk tidak terulang kembali.

8. Motif

a. Pengertian Motif

Motif seringkali diartikan istilah dorongan. Menurut Makmun Khairani (2013:130) bahwa Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan nmotivasi (niat). Ada beberapa ahli yang mencoba memberi pengertian tentang motif, antara lain :

1) Theodore M. Newcomb adalah motif atau penggerak, sebagaimana digunakan disini, merujuk pada kondisi makhluk hidup dimana sebagian besar tenaga digunakan dan diarahkan secara selektif ke arah bagian lingkungan.

2) Bercloon dan Steiner adalah sebuah motif atau penggerak yaitu kondisi didalam, dimana tenaga, kegiatan atau gerakan dan arah atau saluran tingkah laku terarah pada tujuan.

3) W.A Gerungan adalah motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan dan dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebutkan ia berbuat sesuatu.

4) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah motif merupakan keadaan dalam diri sesorang yang mendorong orang bersangkutan

untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Dari berbagai tinjauan, ada beberapa Teori – Teori Motive yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Teori Hedonisme

Dasarnya teori ini berpandangan bahwa manusia mempunyai kehidupan yang mementingkan kesenangan dan menjauhi ketidak senangan. Inilah yang menyebabkan setiap individu berusaha untuk mencapai keenakan pada dirinya pada kerja atau kegiatan lain dalam kehidupan sehari-hari.

2) Teori Naluri

Teori ini beranggapan bahwa individu mempunyai tiga insting yang penting yaitu : Insting mempertahankan diri, Insting mengembangkan diri, Insting mengembangkan jenis. Pada kehidupan sehari-hari tingkah laku individu digerakan oleh ketiga insting tersebut secara sendiri-sendiri bersama-sama.

3) Teori Kebudayaan

Teori ini menguraikan bahwa tingkah laku individu tidak digunakan oleh insting yang ada pada diri individu tersebut, tetapi tingkah laku individu digunakan oleh pola-pola kebudayaan dimana individu itu berada. Dengan mempelajari pola-pola kebudayaan, individu memperoleh pengalaman – pengalaman dalam pembentukan kepribadian yang tercemin dalam bentuk tingkah laku.

4) Teori Daya Dorong

Teori ini beranggapan bahwa tingkah laku individu dapat digunakan melalui insting dan pola-pola kebudayaan secara bersama-sama. Jadi teori daya dorong itu merupakan gabungan dari teori memberi dan teori kebudayaan dalam rangka memberi motivasi pada tingkah laku individu.

5) Teori Kebutuhan

Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow, Frederick Herzberg dan David Mc. Clelland. Teori ini pada dasarnya menyebutkan bahwa tingkah laku individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya. Teori terdiri dari teori pemenuhan kebutuhan dan teori pemeliharaan motivasi.

Adapun Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap motivasi menurut Thedore M. Newcomb faktor yang berpengaruh pada pemberian motivasi ditinjau dari penerima motivasi, adalah sebagai berikut :

1) Perception / Pengamatan

menyusun munculnya lingkungan sebagai bagian dari proses mengerjakan sesuatu tentang itu.

2) Thought / Pemikiran

Suatu bentuk tingkah laku yang diam lebih dari berterus terang dimana benda-benda dan peristiwa–peristiwa berpengaruh secara simbolik.

Perasaan tidak mewakili bagian terpisah dan tingkah laku tetapi satu asumsi dimana perbuatan, persepsi dan pemikiran berlangsung.

Menurut Wexley & Yukl dalam As’ad ( 1987 : 130 ) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.

Sedangkan menurut Mitchel dalam Winardi ( 2002 : 130 ) motivasi mewakili proses – proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkan, dan terjadinya persistensi kegiatan – kegiatan (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.

Menurut Gray dalam Winardi ( 2002 : 130 ) motivasi merupakan sejumlah prosees, yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.

Menurut Morgan dalam Soemanto ( 1987 : 130 ) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dalam tiga hal yang sekaligus merupakan aspek – aspek motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendukung tingkah laku ( motivating states ), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan tujuan daripada tingkah laku tersebut ( goal or ends of such behavior).

Menurut McDonal dalam Soemanto ( 1987 : 131 ) mendifinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga dalam diri sesorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi mencapai tujuan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang

yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.Motivasi seseorang sangat di pengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1) Faktor Internal : faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri

atas :

a. Persepsi individu mengenai diri sendiri : seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.

b. Harga diri dan prestasi: faktor ini mendorong atau mengarahkan individu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat: serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.

c. Harapan ; adanya harapan – harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.

d. Kebutuhan ; manusia di motivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan

mendorong mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.

2) Faktor Eksternal ; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas :

a. Jenis dan sifat pekerjaan ; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni.

b. Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat memberikan arti bagi individu sehubungan kiprahnya dalam kehidupan sosial.

c. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan ras mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.

d. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku

dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

b. Antr opologi dan Teori Motivasi

Seperti diketahui bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai individu yang mempunyai jatid diri yang khas. Berbagai hal tentang manusia sebagai individu seperti karakteristik biografikalnya, lingkungannya, latar belakang pendidikannya, latar belakang sosialnya merupakan ruang lingkup studi ilmu ini bermuara pada pengenalan karakteristik personal orang yang bersangkutan yang bersifat khas itu.

Tidak dapat disangkal bahwa sistem nilai yang dianut oleh seseorang yang dapat didalami menggunakan antropologi sebagai instrumen analisisnya, seperti misalnya skala prioritas kebutuhannya dan persepsinya tentang yang baik, tidak benar, benar dan salah pasti berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya dalam kehidupan organisasionalnya,

c. Psikologi dan Teori Motivasi

Dari sekian banyak disiplin ilmiah di lingkungan ilmu-ilmu sosial, psikologi lah yang paling dekat dengan teori motivasi dan aplikasinya. Seperti diketahui psikologi adalah ilmu yang berusaha mengukur, menjelaskan dan adakalanya mengubah perilaku manusia. Para teoritis psikologi dalam berbagai bidang spesialisnya telah terbukti mampu memberikan sumbangan nyata terhadap pamahaman dan pendalaman perilaku individual yang sangat bermanfaat dalam memilih dan menentukan penggunaan teori motivasi yang paling tepat.

Sumbangan psikologi kepada kehidupan organisasional tidak lagi menyangkut hal-hal yang secara klasik diteliti dan didalami, seperti masalah kelelahan, kejenuhan dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kondisi kerja yang berpengaruh pada prestasi kerja akan tetapi sudah meningkat lebih jauh lagi yang mencakup berbagai hal seperti kemampuan belajar, persepsi, kepribadian, efektifitas kepemimpinan, penilaian prestasi kerja dan pengukuran sikap.

Dokumen terkait