BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.2.3. Distribusi Perilaku Responden
a. Pengetahuan Responden
Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada
Tabel 4.3.
Berdasarkan variabel pengetahuan respoden tentang Chikungunya, hasil
penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus variasi pendapat
responden tertinggi pada kuesioner nomor 8 tentang “Orang yang dapat menderita
Chikungunya”, pendapat terbanyak yaitu “Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi,
balita, ibu hamil, orang tua“ yaitu sebanyak 97,1% (33 responden), sedangkan kelompok kontrol pendapat responden tertinggi juga sama nomor 8 sebanyak
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Berdasarkan Pengetahuan terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Pengetahuan Kasus Kontrol
N % N %
1 Pengertian chikungunya?
a. Penyakit menular yang dapat menyerang semua orang. 7 20,6 11 32,4 b. Penyakit yang menular dari orang ke orang. 9 26,5 15 44,1 c. Penyakit tidak menular. 4 11,8 3 8,8 d. Tidak tahu. 14 41,2 5 14,7
Total 34 100,0 34 100,0
2 Cara penularan penyakit Chikungunya?
a. Melalui gigitan nyamuk Aedes. 0 0,0 1 2,9 b. Melalui gigitan nyamuk. 23 67,6 24 70,6 c. Melalui gigitan nyamuk Anopheles. 2 5,9 3 8,8 d. Tidak tahu. 9 26,5 6 17,6
Total 34 100,0 34 100,0
3 Gejala penyakit Chikungunya?
a. Demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan terdapat
bintik-bintik merah pada kulit. 1 2,9 0 0,0 b. Demam, terdapat bintik-bintik merah pada kulit. 19 55,9 24 70,6 c. Demam. 12 35,3 9 26,5 d. Tidak tahu. 2 5,9 1 2,9
Total 34 100,0 34 100,0
4 Tempat Chikungunya biasa berkembang biak?
a. Drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember, tempat
minum burung. 1 2,9 1 2,9 b. Drum, tempayan, bak mandi. 24 70,6 27 79,4 c. Rawa-rawa, kolam dan tambak. 9 26,5 6 17,6 d. Tidak tahu. 0 0,0 0 0,0
Total 34 100,0 34 100,0
5 Tempat Chikungunya hinggap/beristirahat?
a. Kain kotor dan pakaian bergantungan di dinding. 1 2,9 1 2,9 b. Kain kotor dan semak-semak sekitar rumah. 19 55,9 24 70,6 c. Semak-semak disekitar rumah. 14 41,2 8 23,5 e. Tidak tahu. 0 0,0 1 2,9
Total 34 100,0 34 100,0
6 Waktu nyamuk Chikungunya aktif menggigit?
a. Pada pagi hari dan sore hari. 2 5,9 4 11,8 b. Pada pagi hari. 23 67,6 23 67,6 c. Pada malam hari. 9 26,5 7 20,6 d. Tidak tahu. 0 0,0 0 0,0
Total 34 100,0 34 100,0
7 Cara pencegahan gigitan Chikungunya?
a. Memasang kawat kasa pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu waktu tidur, memakai obat anti nyamuk oles dan bakar.
9 26,5 12 35,3
b. Obat anti nyamuk semprot, menggunakan kelambu waktu tidur.
22 64,7 19 55,9
c. Obat anti nyamuk oles. 3 8,8 3 8,8 d. Tidak tahu. 0 0,0 0 0,0
Tabel 4.3 (Lanjutan) 8 Orang yang dapat menderita Chikungunya?
a. Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi, balita, ibu hamil,
orang tua. 33 97,1 33 97,1 b. Balita, ibu hamil. 1 2,9 1 2,9 c. Ibu hamil. 0 0,0 0 0,0 d. Tidak tahu. 0 0,0 0 0,0
Total 34 100,0 34 100,0
9 Langkah-langkah pengobatan Chikungunya?
a. Penderita di bawa ke Puskesmas dan istirahat yang
cukup. 24 70,6 23 67,6 b. Penderita di bawa ke Puskesmas. 10 29,4 11 32,4 c. Banyak minum air putih. 0 0,0 0 0,0 d. Tidak tahu. 0 0,0 0 0,0
Total 34 100,0 34 100,0
10 Jenis rumah sehat agar terhindar dari Chikungunya?
a. Mempunyai ventilasi, memasang kawat kasa, ada wc, SPAL, air bersih, pencahayaan cukup, lantai kedap air, ada bak sampah
20 58,8 27 79,4 b. Pencahayaan yang cukup, lantai kedap air, ada bak
sampah 14 41,2 7 20,6 c. Lantai kedap air, tempat bak sampah sementara. 0 0,0 0 0,0 d. Tidak tahu. 0 0,0 0 0,0
Total 34 100,0 34 100,0
Berdasarkan pendapat responden pada Tabel 4.3 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan
pengetahuan kurang tentang Chikungunya sebanyak 24 responden (70,6%),
sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan pengetahuan baik
tentang Chikungunya sebanyak 13 responden (55,9%). Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Pengetahuan Kasus Kontrol
N % n %
1 Kurang 24 70,6 15 44,1
2 Baik 10 29,4 19 55,9
Pengetahuan responden tentang Chikungunya yang kurang meliputi:
pengertian penyakit Chikungunya banyak yang tidak tahu, cara penularan
Chikungunya melalui gigitan nyamuk, gejala Chikungunya yaitu demam, terdapat
bintik-bintik merah pada kulit, tempat Chikungunya biasa berkembang biak yaitu
Drum, tempayan, bak mandi, tempat Chikungunya hinggap/beristirahat yaitu kain
kotor dan semak-semak sekitar rumah dan waktu nyamuk Chikungunya aktif
menggigit pada pagi hari.
b. Sikap Responden
Distribusi frekuensi sikap responden tentang Chikungunya di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada Tabel 4.5.
Berdasarkan variabel sikap responden tentang Chikungunya, hasil
penelitian dapat diketahui bahwa pada kelompok kasus variasi pendapat responden tertinggi pada kuesioner nomor 7 tentang ”Saya lebih suka penyemprotan oleh petugas kesehatan untuk memberantas nyamuk daripada
melakukan PSN”, pendapat terbanyak “Setuju“ yaitu sebanyak 70,6% (24 responden), sedangkan kelompok kontrol pendapat responden tertinggi
nomor 1 tentang ”Chikungunya dapat dicegah dengan pemberantasan sarang nyamuk”, pendapat terbanyak “Setuju“ yaitu sebanyak 88,2% (30 responden).
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Berdasarkan Sikap terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Sikap Jawaban Kasus Kontrol
N % n %
1 Chikungunya dapat dicegah dengan pemberantasan sarang nyamuk.
Setuju 23 67,6 30 88,2 Tidak setuju 11 32,4 4 11,8
Total 34 100,0 34 100,0
2 Pemberantasan sarang nyamuk adalah tugas/tanggung jawab petugas kesehatan bukan tanggung jawab bersama.
Setuju 18 52,9 13 38,2 Tidak setuju 16 47,1 21 61,8
Total 34 100,0 34 100,0
3 Setiap ventilasi pintu dan jendela serta lubang di dinding rumah perlu dipasang kawat kasa untuk menghindari masuknya nyamuk ke dalam rumah.
Setuju 18 52,9 29 85,3 Tidak setuju 16 47,1 5 14,7
Total 34 100,0 34 100,0
4 Menutup tempat penampungan air. Setuju 17 50,0 23 67,6 Tidak setuju 17 50,0 11 32,4
Total 34 100,0 34 100,0
5 Mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air.
Setuju 15 44,1 24 70,6 Tidak setuju 19 55,9 10 29,4
Total 34 100,0 34 100,0
6 Menelungkupkan peralatan yang masih digunakan dan bisa menampung air.
Setuju 18 52,9 24 70,6 Tidak setuju 16 47,1 10 29,4
Total 34 100,0 34 100,0
7 Saya lebih suka penyemprotan oleh petugas kesehatan untuk
memberantas nyamuk daripada melakukan PSN.
Setuju 24 70,6 18 52,9
Tidak setuju 10 29,4 16 47,1
Total 34 100,0 34 100,0
8 Penyuluhan Chikungunya di desa perlu untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan partisipasi
masyarakat dalam upaya pemberantasan Chikungunya.
Setuju
19 55,9 25 73,5 Tidak setuju 15 44,1 9 26,5
Berdasarkan pendapat responden pada Tabel 4.5 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan sikap
kurang tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 29 responden (85,3%),
sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan sikap baik tentang
pencegahan Chikungunya sebanyak 18 responden (52,9%). Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Sikap Kasus Kontrol
N % n %
1 Kurang 29 85,3 16 47,1
2 Baik 5 14,7 18 52,9
Total 34 100,0 34 100,0
Sikap responden tentang Chikungunya yang kurang mendukung meliputi:
pemberantasan sarang nyamuk adalah tugas/tanggung jawab petugas kesehatan
bukan tanggung jawab bersama dan penyemprotan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan untuk memberantas nyamuk lebih disukai daripada melakukan PSN.
c. Tindakan Responden
Distribusi frekuensi tindakan responden tentang Chikungunya
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara tahun 2013, seperti terlihat pada
Tabel 4.7.
Berdasarkan variabel tindakan responden tentang Chikungunya, hasil
responden tertinggi pada kuesioner nomor 3 tentang ”Minum obat tanpa harus ke dokter, jika muncul gejala penyakit Chikungunya”, pendapat terbanyak “Tidak“ yaitu sebanyak 70,6% (24 responden), sedangkan kelompok kontrol pendapat
responden tertinggi nomor 4 tentang ”Menggunakan kelambu pada waktu tidur”,
pendapat responden “Ya“ yaitu sebanyak 91,2% (31 responden).
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Berdasarkan Tindakan terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Tindakan Jawaban Kasus Kontrol
N % N %
1 Menggunakan obat anti nyamuk oles di siang hari untuk menghindari gigitan nyamuk?
Ya 18 52,9 26 76,5 Tidak 16 47,1 8 23,5
Total 34 100,0 34 100,0
2 Mengurangi tempat gantungan pakaian di dalam rumah?
Ya 18 52,9 23 67,6 Tidak 16 47,1 11 32,4
Total 34 100,0 34 100,0
3 Minum obat tanpa harus ke dokter, jika muncul gejala penyakit Chikungunya?
Ya 10 29,4 23 67,6 Tidak 24 70,6
11 32,4
Total 34 100,0 34 100,0
4 Menggunakan kelambu pada waktu tidur? Ya 16 47,1 31 91,2 Tidak 18 52,9 3 8,8
Total 34 100,0 34 100,0
5 Tindakan terbaikyang dapat dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa adalah melakukan 3M?
Ya 15 44,1 10 29,4 Tidak 19 55,9 24 70,6
Total 34 100,0 34 100,0
6 Melakukan penyikatan bak kamar mandi seminggu sekali?
Ya 14 41,2 27 79,4 Tidak 20 58,8 7 20,6
Tabel 4.7 (Lanjutan) 7 Ikut melakukan kerja bakti teratur dengan
warga desa?
Ya 12 35,3 19 55,9 Tidak 22 64,7 15 44,1
Total 34 100,0 34 100,0
8 Tidak menyampaikan informasi tentang penyakit Chikungunya kepada tetangga?
Ya 16 47,1 18 52,9 Tidak 18 52,9 16 47,1
Total 34 100,0 34 100,0
Berdasarkan pendapat responden pada Tabel 4.7 di atas maka dapat
disimpulkan bahwa pada kelompok kasus lebih banyak responden dengan
tindakan kurang tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 27 responden
(79,4%), sedangkan kelompok kontrol lebih banyak responden dengan tindakan
baik tentang pencegahan Chikungunya sebanyak 21 responden (61,8%). Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Tindakan Kasus Kontrol
N % N %
1 Kurang 27 79,4 13 38,2
2 Baik 7 20,6 21 61,8
Total 34 100,0 34 100,0
Tindakan responden tentang pencegahan Chikungunya yang kurang
meliputi: minum obat tanpa harus ke dokter, jika muncul gejala penyakit
Chikungunya, menggunakan kelambu pada waktu tidur, tindakan terbaik yang
melakukan penyikatan bak kamar mandi seminggu sekali dan ikut melakukan
kerja bakti teratur dengan warga desa.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang
diteliti dengan kejadian Chikungunya adalah uji statistik chi-square dengan
derajat kepercayaan 95% (α = 5%) dan untuk mengetahui kekuatan antara faktor
risiko dengan kejadian Chikungunya digunakan perhitungan Odds Ratio (OR).
Analisis bivariat dilakukan dengan membuat tabel silang (crosstab) 2 x 2.
Berdasarkan hasil uji statistik akan diperoleh nilai p untuk nilai p<0,05, berarti
terdapat hubungan yang bermakna antara variabel yang diteliti dengan kejadian
Chikungunya.
Hasil analisis bivariat lingkungan rumah responden dengan kejadian
Chikungunya di Kecamatan Nisam pada tahun 2013 seperti terlihat pada Tabel 4.9
berikut.
Tabel 4.9 Lingkungan Rumah dan Perilaku Responden dengan Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
No Variabel
Kejadian Chikungunya
Kasus Kontrol Nilai p (95% CI) OR
N % N % I. Lingkungan Rumah 1 Kerapatan dinding Tidak rapat 24 70,6 19 55,9 0,314 1,895 Rapat 10 29,4 15 44,1 (0,696 – 5,157) Total 34 100,0 34 100,0
Tabel 4.9 (Lanjutan)
2 Kawat kasa pada Ventilasi
Tidak ada 29 85,3 20 58,8 0,031 4,060 Ada 5 14,7 14 41,2 (1,261 – 13,072) Total 34 100,0 34 100,0 3 Langit-langit rumah Tidak ada 14 41,2 8 23,5 0,195 2,275 Ada 20 58,8 26 76,5 (0,799 – 6,476) Total 34 100,0 34 100,0
4 Tempat penampungan air
Tidak baik 17 50,0 8 23,5
0,044 3,250
Baik 17 50,0 26 76,5 (1,150 – 9,187)
Total 34 100,0 34 100,0
5 Kelembaban
Tidak memenuhi syarat 13 38,2 7 20,6
0,183 2,388
Memenuhi syarat 21 61,8 27 79,4 (0,810 – 7,041)
Total 34 100,0 34 100,0
II. Perilaku Responden
6 Pengetahuan Kurang 24 70,6 15 44,1 0,050 3,040 Baik 10 29,4 19 55,9 (1,117 – 8,274) Total 34 100,0 34 100,0 7 Sikap Kurang 29 85,3 16 47,1 0,002 6,525 Baik 5 14,7 18 52,9 (2,038 – 20,892) Total 34 100,0 34 100,0 8 Tindakan Kurang 27 79,4 13 38,2 0,001 6,231 Baik 7 20,6 21 61,8 (2,113 – 18,374) Total 34 100,0 34 100,0
Berdasarkan hasil analisis hubungan kerapatan dinding rumah responden
dengan kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada
sebanyak 24 rumah (70,6%) dengan dinding rumahnya tidak rapat, sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 19 rumah (55,9%) dengan dinding rumahnya
tidak rapat. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak 10 rumah (29,4%)
15 rumah (44,1%) dengan dinding rumahnya rapat. Hasil uji chi-square diperoleh
nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel
kerapatan dinding rumah responden dengan kejadian Chikungunya dan kerapatan
dinding bukan sebagai faktor risiko untuk kejadian Chikungunya.
Hasil analisis hubungan kawat kasa pada ventilasi rumah responden
dengan kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada
sebanyak 29 rumah (85,3%) dengan kawat kasa pada ventiasi rumahnya tidak ada,
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 20 rumah (14,7%) dengan kawat kasa
pada ventilasi rumahnya tidak ada. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak
5 rumah (14,7%) dengan kawat kasa pada ventilasi rumahnya ada, sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 14 rumah (41,2%) dengan kawat kasa pada
ventilasi rumahnya ada. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p<0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel kawat kasa pada ventilasi rumah
responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR sebesar 4,060 (95%CI=
1,261 – 13,072), menunjukkan bahwa rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya berpeluang 4 kali dengan ventilasi rumah tidak terpasang kawat
kasa dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita
Chikungunya.
Hasil analisis hubungan langit-langit rumah responden dengan kejadian
Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 14 rumah
kelompok kasus ada sebanyak 20 rumah (58,8%) dengan langit-langit rumah ada,
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 26 rumah (76,5%) dengan langit-langit
rumah ada. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara variabel langit-langit rumah responden dengan
kejadian Chikungunya.
Hasil analisis hubungan tempat penampungan air rumah responden dengan
kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak
17 rumah (50,0%) dengan tempat penampungan air rumahnya tidak baik,
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 8 rumah (23,5%) dengan tempat
penampungan air rumahnya tidak baik. Kemudian pada kelompok kasus ada
sebanyak 17 rumah (50,0%) dengan tempat penampungan air rumahnya baik,
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 26 rumah (76,5%) dengan tempat
penampungan air rumahnya baik. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p<0,05
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel tempat
penampungan air rumah responden dengan kejadian Chikungunya dimana
OR sebesar 3,250 (95%CI= 1,150 – 9,187), menunjukkan bahwa rumah tangga
yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 3,2 kali memiliki tempat
penampungan air tidak baik dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya
tidak menderita Chikungunya.
Hasil analisis hubungan kelembaban dalam rumah responden dengan
kejadian Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak
sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 7 rumah (20,6%) dengan kelembaban
dalam rumah yang tidak memenuhi syarat. Kemudian pada kelompok kasus ada
sebanyak 21 rumah (61,8%) dengan kelembaban dalam rumah yang memenuhi
syarat, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 27 rumah (79,4%) dengan
kelembaban dalam rumah yang memenuhi syarat. Hasil uji chi-square diperoleh
nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel
kelembaban dalam rumah responden dengan kejadian Chikungunya.
Hasil analisis hubungan pengetahuan responden terhadap kejadian
Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 24 responden
(70,6%) dengan pengetahuan kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak
15 responden (44,1%) dengan pengetahuan kurang. Kemudian pada kelompok
kasus ada sebanyak 10 responden (29,4%) dengan pengetahuan baik, sedangkan
kelompok kontrol ada sebanyak 19 responden (55,9%) dengan pengetahuan baik.
Hasil uji chi-square diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara variabel pengetahuan responden dengan kejadian
Chikungunya.
Hasil analisis hubungan sikap responden terhadap kejadian Chikungunya
diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 29 responden (85,3%)
dengan sikap kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak 16 responden
(47,1%) dengan sikap kurang. Kemudian pada kelompok kasus ada sebanyak
nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel sikap
responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR sebesar 6,525 (95%CI=
2,038 – 20,892), menunjukkan bahwa rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya berpeluang 6,5 kali memiliki sikap kurang dibanding dengan rumah
tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya.
Hasil analisis hubungan tindakan responden terhadap kejadian
Chikungunya diperoleh bahwa pada kelompok kasus ada sebanyak 27 responden
(79,4%) dengan tindakan kurang, sedangkan kelompok kontrol ada sebanyak
13 responden (38,2%) dengan tindakan kurang. Kemudian pada kelompok kasus
ada sebanyak 7 responden (20,6%) dengan tindakan baik, sedangkan kelompok
kontrol ada sebanyak 21 responden (61,8%) dengan tindakan baik. Hasil uji
chi-square diperoleh nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara variabel tindakan responden dengan kejadian Chikungunya dimana OR
sebesar 6,231 (95%CI= 2,113 – 18,374), menunjukkan bahwa rumah tangga yang
keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 6,2 kali memiliki tindakan
kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita
Chikungunya.
4.4. Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui bahwa ada 7 (tujuh) variabel
yaitu kawat kasa pada ventilasi, langit-langit rumah, tempat penampungan air,
kandidat pada analisis multivariat karena mempunyai nilai p<0,25 sehingga
ketujuh variabel tersebut dapat dilanjutkan ke analisis multivariat seperti terlihat
pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Analisis Bivariat yang dijadikan Model Analisis Multivariat
No Faktor Risiko Kategori OR 95%CI Nilai p
1 Kawat kasa pada ventilasi 1. Tidak ada 4,060 1,261 – 13,072 0,031
2. Ada
2 Langit-langit rumah 1. Tidak ada 2,275 0,799 – 6,476 0,195
2. Ada
3 Tempat penampungan air 1. Tidak baik 3,250 1,150 – 9,187 0,044
2. Baik 4 Kelembaban 1. Tidak memenuhi syarat 2,388 0,810 – 7,041 0,183 2. Memenuhi Syarat 5 Pengetahuan 1. Kurang 3,040 1,117 – 8,274 0,050 2. Baik 6 Sikap 1. Kurang 6,525 2,038 – 20,892 0,002 2. Baik 7 Tindakan 1. Kurang 6,231 2,113 – 18,374 0,001 2. Baik
Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh
variabel independen yaitu lingkungan rumah (kawat kasa pada ventilasi,
langit-langit rumah, tempat penampungan air, kelembaban) dan perilaku masyarakat
(pengetahuan, sikap, tindakan) terhadap variabel dependen (kejadian
Chikungunya) serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi.
Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan rumah
dan perilaku masyarakat berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya
berganda dengan metode backward stepwise (conditional) dengan nilai
signifikansi masing-masing variabel p<0,05.
Dari hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik berganda
diperoleh bahwa variabel independen yaitu lingkungan rumah (kawat kasa pada
ventilasi) dan perilaku masyarakat (sikap dan tindakan) berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu kejadian Chikungunya. Sedangkan variabel lingkungan
rumah (langit-langit rumah dan kelembaban) dan variabel perilaku masyarakat
(pengetahuan) tidak berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya.
Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel
kawat kasa pada ventilasi dengan nilai p<0,05, sikap dengan nilai p<0,05 dan
tindakan dengan nilai p<0,05 berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya di
Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Hasil analisis uji regresi logistik
berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi
kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara adalah
variabel tindakan dengan nilai OR sebesar 4,779 (95%CI= 1,434 – 15,923),
artinya rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 4,7
kali memiliki tindakan kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya
tidak menderita Chikungunya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut
memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap kejadian Chikungunya di
Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara.
Variabel tindakan bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut
di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara dengan OR sebesar 4,779. Jadi dapat
ditafsirkan secara teoritis bahwa kejadian Chikungunya akan meningkat jauh lebih
banyak pada tindakan pencegahan yang kurang.
Pada tabel 4.10 juga terlihat bahwa variabel kawat kasa pada ventilasi dan
sikap bernilai positif, menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh
yang searah (positif) terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam
Kabupaten Aceh Utara.
Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda, variabel kawat kasa
pada ventilasi diperoleh OR sebesar 4,413 dengan (95%CI= 1,166 – 16,696),
artinya rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang
4,4 kali dengan ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa dibanding dengan
rumah tangga yang keluarganya tidak menderita Chikungunya dan variabel sikap
diperoleh OR sebesar 4,484 dengan (95%CI= 1,241 – 16,204), artinya rumah tangga yang keluarganya menderita Chikungunya berpeluang 4,4 kali memiliki
sikap kurang dibanding dengan rumah tangga yang keluarganya tidak menderita
Chikungunya.
Tabel 4.11 Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Ganda Pengaruh Kawat Kasa pada Ventilasi, Sikap dan Tindakan terhadap Kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013
Variabel Independen Nilai B Nilai p Exp (B) 95% C.l.for Exp (B)
Lower Upper
Kawat kasa 1,485 0,029 4,413 1,166 16,696
Sikap 1,501 0,022 4,484 1,241 16,204
Berdasarkan hasil akhir uji regresi logistik berganda tersebut dapat
ditentukan model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan
variabel independen yaitu kawat kasa pada ventilasi, sikap dan tindakan
berpengaruh terhadap kejadian Chikungunya di Kecamatan Nisam Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2013adalah sebagai berikut:
1 P =
1 + e–(α + β1X1 + β2X2 + β3X3)
Keterangan:
P = Probabilitas kejadian Chikungunya
α = Konstanta
e = Bilangan natural (2,71828)
β1 –β3 = Koefisisen regresi
X1 = Kawat kasa pada ventilasi, koefisien regresi 1,485
X2 = Sikap, koefisien regresi 1,501
X3 = Tindakan, koefisien regresi 1,564
X1= X2= X3=1, karena variabel tersebut berisiko untuk terjadinya Chikungunya.
1 P = 1 + e–[-1,497 + 1,485(X1) + 1,501(X2) + 1,564(X3)] 1 P = 1 + 2,71–[-1,497 + 1,485(1) + 1,501(1) + 1,564(1)] 1 P = 1 + 2,71–(3,049) 1 P = 1,047 P = 0,955 = 95,5%
Dengan demikian, rumah tangga yang keluarganya menderita
Chikungunya bila kondisi ventilasi rumah tidak memiliki kawat kasa, sikap yang
kurang mendukung dan kurang melakukan tindakan pencegahan Chikungunya
maka mempunyai probabilitas kejadian Chikungunya sebesar 95,5%.