• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3.4. Analisis Data 1 Distribus

3.4.1.1. Distribusi spasial

Data yang digunakan dalam penentuan distribusi spasial ialah data hasil tangkapan per sub area. Sub area pada masing-masing perairan dipisahkan menjadi 3 yaitu perairan dangkal hingga pinggir goba (yang selanjutnya akan disebut sebagai hamparan dangkal), perairan yang lebih dalam di goba namun terletak di pinggir goba atau lebih sering disebut dengan terumbu goba (yang selanjutnya akan disebut goba), dan tubir.

Pada masing-masing sub area dibuat rata-rata jumlah tangkapannya sehingga dapat dibandingkan satu sama lain. Untuk membandingkan rata-rata jumlah tangkapan pada masing-masing sub area dilakukan uji z kecuali pada perbandingan antara hamparan dangkal dengan tubir di perairan Karang Lebar dan Semak Daun karena contoh yang digunakan kurang dari 30 sehingga digunakan uji t. Adapun sub are yang dibandingkan antara lain ialah hamparan dangkal dengan goba, hamparan dangkal dengan tubir, dan goba dengan tubir pada masing-masing lokasi penelitian. Berikut ini disajikan analisis data uji z dengan menggunakan Microsoft Excel dengan menggunakan data yang telah diperoleh:

1. Dipilih Data pada Tool Bar 2. Dipilih Data Analysis

3. Dipilih z-Test: Two Sample for Means, lalu klik OK

4. Dimasukkan data yang ingin diuji pada varible 1 dan variable 2

5. Dimasukkan data Sample Variance data yang diuji pada Variable 1 Variance dan Variable 2 Variance

6. Dipilih Output Range, lalu klik OK

7. Diperoleh hasil nilai zhitung ialah z, sedangkan ztabel ialah z critical two tail, karena uji yang dilakukan ialah 2 arah dengan hipotesis sebagai berikut:

- Misalnya yang diuji ialah hamparan dangkal dengan goba di perairan Karang Congkak

H0 : Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal = Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di goba

H1 : Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal ≠ Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di goba

Selanjutnya, nilai zhitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%. Apabila:

zhitung > ztabel : tolak hipotesis nol (H0) zhitung < ztabel : gagal tolak hipotesis nol (H0)

Adapun analisis data uji t untuk perbandingan jumlah tangkapan antara hamparan dangkal dengan tubir di perairan Karang Lebar dan Semak Daun dengan menggunakan Microsoft Excel dengan menggunakan data yang telah diperoleh, yaitu sebagai berikut:

1. Dipilih Data pada Tool Bar 2. Dipilih Data Analysis

3. Dipilih t-Test: Two Sample Assuming Unequal Variance, lalu klik OK

4. Dimasukan data yang ingin diuji pada Variable 1 Range dan Variable 2 Range

5. Dipilih Output Range, lalu pilih OK

6. Diperoleh hasil nilai thitung ialah t Stat, sedangkan ttabel ialah t Critical two-tail karena uji yang dilakukan ialah 2 arah

- Adapun hipotesis yang digunakan ialah sebagai berikut:

H0 : Rata-rata jumlah tangkapan di hamparan dangkal = Rata-rata jumlah tangkapan di tubir

H1 : Rata-rata jumlah tangkapan di hamparan dangkal ≠ Rata-rata jumlah tangkapan di tubir

Selanjutnya, nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%. Apabila:

thitung > ttabel : tolak hipotesis nol (H0) thitung < ttabel : gagal tolak hipotesis nol (H0)

18

Hal yang sama juga dilakukan pada pengujian masing-masing sub area pada kedua lokasi penelitian yaitu rata-rata jumlah tangkapan antara hamparan dangkal perairan Karang Congkak dengan hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun, goba perairan Karang Congkak dengan goba perairan Karang Lebar dan Semak Daun, dan tubir perairan Karang Congkak dengan tubir perairan Karang Lebar dan Semak Daun. Adapun langkah dalam analisis data sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya pada masing-masing sub area. Adapun salah satu hipotesis yang digunakan ialah sebagai berikut, contoh yang digunakan di hamparan dangkal perairan Karang Congkak dengan dengan hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun:

H0 : Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal perairan Karang Congkak = Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun H1 : Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal

perairan Karang Congkak = Rata-rata jumlah tangkapan cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun

Selain itu data jumlah tangkapan pada masing-masing sub area juga dapat dibedakan berdasarkan panjang mantel rata-ratanya sehingga dapat diketahui perbedaan ukuran pada masing-masing sub area. Untuk membandingkan panjang mantel rata-rata pada masing-masing sub area dilakukan uji z kecuali pada perbandingan antara hamparan dangkal dengan tubir di perairan Karang Lebar dan Semak Daun karena contoh yang digunakan kurang dari 30 sehingga digunakan uji t. Adapun sub are yang dibandingkan antara lain ialah hamparan dangkal dengan goba, hamparan dangkal dengan tubir, dan goba dengan tubir pada masing-masing lokasi penelitian. Untuk analisis data yang digunakan sama seperti yang sebelumnya telah dijelaskan seperti pada uji z dan uji t pada data jumlah tangkapan pada masing- masing sub area. Adapun perbedaannya terletak pada hipotesis yang digunakan, karena yang diuji ialah panjang mantel rata-rata. Berikut disajikan hipotesis yang digunakan dengan contoh yang diuji ialah panjang mantel rata-rata di goba dan tubir di perairan Karang Congkak yaitu sebagai berikut:

H0 : Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di goba = Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di tubir

H1 : Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di goba ≠ Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di tubir

Hal yang sama juga dilakukan pada pengujian masing-masing sub area pada kedua lokasi penelitian yaitu panjang mantel rata-rata antara hamparan dangkal perairan Karang Congkak dengan hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun, goba perairan Karang Congkak dengan goba perairan Karang Lebar dan Semak Daun, dan tubir perairan Karang Congkak dengan tubir perairan Karang Lebar dan Semak Daun. Adapun langkah dalam analisis data sama seperti yang telah dilakukan sebelumnya pada masing-masing sub area. Adapun salah satu hipotesis yang digunakan ialah sebagai berikut, contoh yang digunakan di hamparan dangkal perairan Karang Congkak dengan dengan hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun:

H0 : Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal perairan Karang Congkak = Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun H1 : Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal

perairan Karang Congkak ≠ Panjang mantel rata-rata cumi-cumi sirip besar di hamparan dangkal perairan Karang Lebar dan Semak Daun

3.4.1.2. Distribusi temporal

Data yang digunakan untuk distribusi temporal ialah data hasil tangkapan per periode penangkapannya. Adapun periode penangkapan dibagi menjadi 5 sesuai dengan pengambilan contoh yaitu 02–10 Maret 2011, 20–27 Maret 2011, 28 Maret – 04 April 2011, 15–21 April 2011, dan 06 Mei–12 Mei 2011. Pada masing-masing periode penangkapan dibuat data jumlah hasil tangkapan dan didukung dengan jumlah biomassa sehingga dapat dibandingkan satu sama lain.

3.4.2. Distribusi frekuensi panjang mantel

Menurut King (1995) data yang digunakan dalam penentuan distribusi frekuensi panjang adalah data panjang mantel dari cumi-cumi sirip besar yang ditangkap oleh nelayan Pulau Panggang di perairan Karang Congkak, Karang Lebar, dan Semak Daun. Tahap untuk menganalisis data frekuensi panjang mantel cumi- cumi yaitu :

20

(a) Menentukan jumlah selang kelas yang diperlukan

(b) Menentukan lebar selang kelas, untuk melihat sebaran data yang lebih rinci penggunaan lebar kelas dalam penelitian ini diperkecil dengan cara membagi dua lebar kelas yang diperoleh berdasarkan persamaan sebelumnya.

(c) Menentukan kelas frekuensi dan memasukkan frekuensi masing-masing kelas dengan memasukkan panjang mantel masing-masing cumi-cumi sirip besar pada selang kelas yang telah ditentukan

Distribusi frekuensi panjang mantel yang telah ditentukan dalam masing- masing kelas, diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumlah distribusi normalnya. Grafik tersebut menggambarkan pergeseran sebaran kelas panjang mantel setiap pengambilan contohnya.

Dokumen terkait