• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.7. Diversifikasi Pertanian Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Petani melakukan diversifikasi dengan mengoptimalkan lahan sawah yang ada. Awal mereka melakukan diversifikasi di lahan sawah itu karena pada orde baru, petani mulai menanam kopi di lahan kering. Lahan kering ada tidak bisa lagi untuk menanam sayuran, maka hal terbaik yang dilakukan adalah mengolah lahan yang ada. Petani sangat bergantung pada diversifikasi yang dilakukan di lahan sawah tersebut. Para petani mengusahakan lahan sawah sebagai tolak ukur untuk menambah pendapatan mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak T. Nababan sebagai berikut:

najolo tikki dang ditadda dope manuan sayur di hauma, massai susah

hian do lao papunguhon hepeng, dakdanak pe susah lao sikkola. Holan mangharaphon sian kopi ma tiap minggu, hape kopi sae-sae tu jabu do”.(hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012).

Terjemahan:

“dulu sebelum mengenal diversifikasi dilahan sawah, hidup sangat susah,

untuk menabung saja tidak bisa. Untuk anak sekolah saja sangat susah,

meskipun ada hasil kopi itu hanya cukup untuk keperluan makan saja”.

Hal yang sama dikatakan Bapak Togu Hutasoit sebagai berikut:

namasahi ngolu tung massai haccit, mangan pe haccit,dung mangula di

hauma, nga lumayan be pasikkolahon dakdanak, sonari ngaboe be iba pakuliahon dakdanak”. (hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012).

“dulu hidup sangat susah, makan pun susah, tapi setelah melakukan

diversifikasi didalam lahan sawah sekarang saya sudah bisa

menguliahkan anak saya ini, sekarang anak saya ada kuliah dimedan”.

Bentuk kesejahteraan yang diketahui petani di desa Sitabotabo sangat beragam, masyarakat mengatakan bahwa hidup sejahtera jika kebutuhan sudah terpenuhi, ada juga petani yang mengatakan bahwa hidup sejahtera itu terlihat dari kemampuan orang tua menyekolahkan anaknya. Meskipun bentuk kesejahteraan itu beragam, tapi cara yang dilakukan petani desa Sitabotabo ini sama, yaitu tetap mengolah lahannya baik dilahan kering maupun di lahan sawah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak T. Nababan sebagai berikut:

parngoluan na denggan I, tikki boe au pasikkolahon anakkon hu

satimbo-timbo na, ala hamoraon ki anakkon hu do”.(hasil wawancara

tanggal 6 Agustus 2012). Terjemahan:

“hidup sejahtera itu ketika saya mampu menyekolahkan anak saya setingi

-tingginya, karena kekayaanku ada pada anakku”.

Hal yang lain dikatakan Ibu Toba sebagai berikut:

mangolu denggan, molo boi iba mangan, boi pasikkolahon dakdanak

dohot manabung”.(hasil wawancara tanggal 5 Agustus 2012).

Terjemahan:

“kesejahteraan itu adalah ketika saya mampu makan setiap harinya, anak -anak bisa sekolah dan dapat menabung”.

Kesejahteraan petani tergantung kepada pendapatannya, jadi petani berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pendapatan setinggi-tingginya. Usaha petani di dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya sangat bermacam-macam, selain petani

mengoptimalkan lahan sawahnya, petani juga mempunyai kerja sampingan seperti tengkulak, dan berdagang. Hal itu dilakukan semata-mata untuk menambah pendapatan dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu E. Sibuea sebagai berikut:

“selain menanam sayur di sawah, setiap hari Selasa dan Rabu saya berdagang bubuk kopi, lumayan kan untuk membeli garam keperluan

sekolah anak-anak”.(hasil wawancara tanggal 30 Agustus 2012)

Hal ini sama dengan wawancara pada Ibu Lintas sebagai berikut:

mangula di hauma lumayan do memang, alai selagi boi dope marjualan,

ba marjualan. Au marjualan hari selasa, jumat, dan sabtu. Molo ari selasa di pajak Siborongborong, molo di ari jumat di Baligi, baru hari Sabtu di Tarutung. Biasana martiga-tiga ikan robus, tahu, dohot

tempe”.(hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012)

Terjemahan:

“menanam sayur di sawah memang sangat membantu, tetapi selagi

mampu untuk melakukan pekerjaan lainnya apa salahnya mencoba. Pekerjaan lain untuk menambahi pendapatan, jadi saya jualan hari selasa,

jumat dan sabtu”.

Di dalam melakukan usaha tani, petani membutuhkan modal usaha yang sebanyak-banyaknya untuk biaya pupuk,obat pestisida dan keperluan lainnya. Karena peran modal ini sangat besar di dalam proses melakukan sebuah usaha. Petani Desa Sitabotabo di dalam mengoptimalkan lahan sawah untuk meningkatkan kesejahteraan memerlukan modal. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Rosida sebagai berikut:

“saya sangat membutuhkan dana yang banyak, untuk menambah usaha

saya lagi, dan bisa membeli bahan-bahan untuk usaha tani saya”.(hasil

wawancara tanggal 16 Agustus 2012). Hal lain dikatakan Ibu Lintas sebagai berikut:

molo biaya adong do na, paling manuhor pupuk dohot putas na do. Alai selama 3 bulan ikkon rutin do setiap minggu di pupuk. Paling biaya na

holan I do”.(hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012)

Terjemahan:

“kalau biaya ada, tapi itu hanya membeli pupuk dan obat pestisida saja. Selama 3 bulan, tiap minggunya harus di pupuk secara rutin”.

Pupuk yang dimaksud disini adalah pupuk kimia dan pupuk kandang, ada juga petani yang membeli pupuk kandang, karena tidak semua petani mempunyai ternak. Tetapi ada juga petani yang sengaja memelihara ternak hanya untuk mengambil komposnya, hewan peliharaan biasanya adalah Babi, Ayam dan Kerbau. Jika beternak bisa membantu mendapatkan kompos, jadi tidak perlu lagi membeli kompos banyak-banyak, cukup hanya untuk campurannya saja. Berdasarkan wawancara dengan Bapak T. Nababan sebagai berikut:

sengaja do au memelihara Horbo on, asa adong do taru-taru. Molo

holan pupuk sian pasar do dang tartuhor I”.(hasil wawancar tanggal 6

Agustus 2012). Terjemahan:

“saya sengaja beternak Kerbau, lumayan untuk kompos, kalau membeli pupuk kimia, saya tidak sanggup”.

Hal sama dikatakan Bapak Togu Hutasoit sebagai berikut:

molo adong pinahan pittor moru do si dabuon, tu sayur pe dengga,

makanya au mamelihara horbo”.(hasil wawancara tanggal 6 Agustus

2012). Terjemahan:

“kalau ada ternak itu sangat membantu pengeluaran, makanya saya

Berbagai kegiatan yang dilakukan petani Sitabotabo untuk meningkatkan kegiatan diversifikasi di lahan sawah. Petani juga biasanya memperbaiki air, supaya mudah mengalir ke sawah. Petani juga sering menanyakan kepada teman-temannya apa pupuk yang digunakan, dan sering bertukar bibit sayur dan cabai. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Sudung Nababa sebagai berikut:

“meskipun saya sudah tua, tapi saya masih bisa menanam sayur di sawah, karena petani yang masih muda sering memberikan bibit-bibit cabai supaya saya tanam”.(hasil wawancara tanggal 30 Agustus 2012).

Hal yang sama dikatakan Pak Edison selaku Ketua kelompok Tani:

kami sering memperbaiki jalan air, pada waktu mengolah lahan, dan

hampir tiap hari saling bertanya tentang tanamannya.apakah tumbuh

dengan baik atau tidak”.(hasil wawancara tanggal 30 Agustus 2012).

Petani di desa ini menjadikan diversifikasi sebagai sumber utama dalam melakukan peningkatan kesejahteraan. Karena jarang sekali hasil tanaman dari lahan sawah kurang memuaskan. Mereka menjadikan diversifikasi menjadi kegiatan usaha yang harus dilestarikan. Tetapi bukan hanya melakukan diversifikasi saja petani Desa Sitabotabo dalam meningktkan kesejahteraan hidupnya, tetapi juga di barengi oleh kegiatan berdagang dan beternak. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Jeba sebagai berikut:

“mula na karejo manabbai pendapatan parjolo sahali manuan kopi, baru manuan sayur di hauma, baru papunguihon kopi, dohot marpinahan.

Sudena i di karejo asa tabba denggan na do pargoluan on”.(hasil

wawancara tanggal 7 Agustus 2012). Terjeman:

“pertama sekali melakukan kegiatan tani di dalam meningkatkan

kesejahteraan yaitu menanam kopi, lalu melakukan diversfikasi di lahan

sawah, sekarang toke kopi, beternak juga”.

Hal sama di katakan Ibu E. Sibuea sebagai berikut:

petani sekarang sudah mulai banyak berubah. Banyak sekali pekerjaan

yang dikerjakan supaya anaknya bisa sekolah. Kalau saya selain bertani ya jualan bubuk kopi dan beternak juga, lumayanlah untuk menabung”. (hasil wawancara tanggal 14 Agustus 2012).

Kondisi ekonomi petani Desa Sitabotabo sebelum melakukan diverfikasi di lahan sawah kurang terpenuhi. Artinya orang tua masih takut untuk menyekolahkan anaknya sampai kuliah. Jika anaknya ingin kuliah orang tua kebanyakan menjual tanah. Hal tersebut menjadikan petani takut untuk menyekolahkan anaknya. Untuk mensejahterahkan keluarga orang tua harus melakukan banyak usaha. Hal lain yang dilakukan petani yaitu dengan mengolah lahan yang ada, mencari pekerjaan lain sehingga kebutuhan keluarga bisa dipenuhi.

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. Perubahan sosial pada petani Desa Sitabotabo berawal dari peubahan pola kerja petani, dimana petani melakukan usaha tani yaitu diversifikasi di lahan sawah yang menjadikan petani lebih sering melakukan interaksi.

2. Petani di desa ini saling membutuhkan tenaga untuk melakukan diversifikasi. Antara petani dengan tengkulak saling kerja sama, dimana petani menjual hasil tanamannya untuk menunjang pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya, sedangkan para Tengkulak mendapat imbalan dari hasil jualannya.

3. Interaksi yang dilakukan para petani lebih meningkat setelah melakukan diversifikasi di lahan sawah. Sehingga rasa kekeluargaan dan kekerabatan terjalin dengan baik.

4. Dalam Interaksi petani tetap terikat dengan adat istiadat (keseganan), dengan hutang pinjaman, bantuan-bantuan materil, dan lainnya. Membalas budi merupakan salah satu moral bagi petani.

5. Alasan petani melakukan interaksi yang baik terhadap kelompok tani dan tengkulak membangun kedekatan emosional yang saling menguntungkan satu dengan yang lainnya, serta menjaga keharmonisan dalam hubungan sosial sehingga mudah dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.

6. Dalam hubungan kerja pertanian terjadi perubahan sistem marsiadapari menjadi sistem upahan. Hal ini berarti terjadi pengikisan solidaritas masyarakat pertanian

7. Pengikisan solidaritas terjadi karena masuknya alat-alat canggih.

8. Petani menjadikan diversifikasi di lahan sawah menjadi sebuah tradisi, karena setiap tahuunya mereka akan melakukan hal yang sama yaitu memanfaatkan lahan sawah.

9. Alasan petani menggunakan lahan sawah sebagai sumber utama dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi maupun kesejahteraan sosial, karena dengan memanfaatkan lahan sawah pendapatan petani bisa meningkat.

10.Peningkatan kesejahteraan berkaitan dengan peningkatan interaksi sosial petani. Jika interaksi sosial terjalin baik, kerja sama di pertanian semakin baik.

11.Petani menjaga kearifan lokal di Desa ini yaitu dengan saling tolong-menolong dan sistem marsiadapari tidak pernah di lupakan.

5.2. SARAN

1. Dalam usaha pertanian, perubahan sistem marsiadapari menjadi sistem upah sehingga menjadi lebih bersifat ekonomis daripada sosial maka mengurangi rasa kekerabatan diantara masyarakat.Karena itu diharapkan untuk meningkatkan gotong royong dalam pekerjaan pertanian serta meningkatkan solidaritas masyarakat.

2. Pada dasarnya petani berada pada posisi yang kemiskinan, karena hasil taninya hanya cukup untuk keperluan sehari-hari saja. Oleh sebab itu, Pemerintah diharapkan memberikan bantuan seperti sumbangan pupuk, obat-obat pestisida, dan memberikan penyuluhan.

3. Pemanfaatana lahan perlu ditingkatkan karena dapat membantu menciptakan ketersediaan lapangan pekerjaaan, mengurangi resiko gagal panen padi, dan menjadikan petani lebih mandiri.

Dokumen terkait