• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.6. Interaksi Sosial Dalam Melakukan Diversifikasi

Interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok (Soekanto 2002:64). Setiap masyarakat berinteraksi secara timbale balik dan saling mempengaruhi satu sama yang lain. Hal tersebut juga berlangsung pada diversifikasi yang dilakukan di lahan sawah, dimana sering terjadi hubungan sosial atau interaksi sebagai tempat pengetahuan mengenai pertanian itu berlangsung. Interaksi tersebut dapat dikategorikan sebagai interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan kelompok.

Interaksi antar individu ini mempengaruhi perkembangan pengetahuan mengenai cara melaklukan pemanfaatan diversifikasi di lahan sawah pada masyarakat Desa Sitabotabo. Interaksi tersebut dapat terjadi antara petani denagn tengkulak, dengan kelom pok tani dan dengan buruh tani, dan seorang anak dengan orang tuanya. Interksi petani dengan petani, tengkulak , buruh tani, dan kelompok tani adalah sebagai tempat berlangsungnya pembelajaran dalam bidang pemanfaatan diversifikasi di lahan sawah tersebut. Petani biasanya mengatakan kepada petani lain, tengkulak, buruh tani dan kelompok tani mengenai cara pemanfaatan lahan sawah melalui diversifikasi. Hal tersebut seperti yang dikemukakan Pak Sudung berikut:

Kalau saya ingin bertani di lahan sawah, saya bertanya dulu kepada

petani lainnya, apa yang cocok saya tanam, kapan tepatnya ditanam,

barulah saya berani untuk menanamnya”.(hasil wawancara tanggal 30

Pada dasarnya masyarakat petani yang melakukan diversifikasi atau masyarakat yang menyandarkan hidup mereka ke pertanian di Desa Sitabotabo ini melakukan interaksi setiap harinya. Interaksi yang dilakukan petani yaitu interaksi petani yang sama-sama melakukan diversifikasi di lahan sawah, interaksi petani dengan tengkulak, interaksi petani dengan kelompok tani, interaksi petani dengan buruh tani. Interaksi ini berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan petani. Berdasarkan wawancara dengan Ibu E. Sibuea sebagai berikut:

kalau tiap hari saling bersapaan rasa kekeluargaan dilakukan dengan

baik, maka klebih mudah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Karena bagaimanapun juga para petani saling membutuhkan, jadi diperlukan hubungan kekeluargaan yang baik, tanpa melihat perbedaan”. (hasil wawancara tanggal 14 Agustus 2012).

Hal yang sama dikatakan oleh Bapak T. Nababan sebagai berikut:

hampir tiap ari marsipakkulingan, ido na mambaen kekeluargaan I gabe

denggan”.(hasil wawancara tanggal 6 Agustus).

Terjemahan:

“hampir tiap hari melakukan teguran kepada kawan petani, itu yang

menjadikan kekeluargaan itu semakin erat”.

Interaksi terjadi setiap hari, baik di desa maupun di ladang, dan petani melakukan interaksi dengan baik untuk menjaga kekeluargaan yang ada di desa ini. petani yang melakukan diversifikasi mempunyai interaksi yang baik terhadap:

a. Interaksi petani yang melakukan diversifikasi dengan petani biasa.

Petani yang melakukan diversifikasi adalah petani yang memanfaatkan dan mengoptimalkan lahan sawahnya, untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Interaksi antar petani ini sangat baik, meskipun berbeda kegiatan. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Lela sebagai berikut:

meskipun saya petani biasa dan tidak menanam sayur di sawah,

tetapi hubungan saya dengan mereka tetap seperti biasanya, baik-baik saja. Dan tidak ada yang berubah. Kadang kalau sudah

panen sayur, saya dikasi juga”.(hasil wawancara tanggal 3

September 2012).

Hal yang sama dikatakan ibu Masro sebagai aberikut:

nang pe godang akka dongan naso marsuan-suanan di hauma,

tong do sering makkatai, dang adong na muba”. (hasil wawancara

tanggal 15 Agustus 2012). Terjemahan:

“meskipun banyak petani yang tidak melakukan diversifikasi tetap

saja kami saling menyapa, dan rasa kekeluargaan itu tetap ada, dan

tidak ada yang berubah”.

b. Interaksi petani dengan tengkulak

Tengkulak adalah petani yang mengumpulkan hasil tanaman para petani. Tanaman yang biasa di jual kepada para tengkulak adalah sayuran, cabai dan kopi. Tiap tahunnya para tengkulak ini rutin datang ke desa Sitabotabo untuk mengumpulkan hasil tanaman petani dari sawah. Petani di desa ini sangat terbantu oleh para tengkulak, karena tidak semua petani memiliki kendaraan untuk mengangkut hasil panen tanamannya. Para tengkulak juga selalu memberikan hubungan yang baik dengan petani, dimana tengkulak bisa memberikan modal terhadap petani. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Togu sebagai petani yang melakukan diversifikasi di lahan sawah dan sekaligus sebagai salah satu tengkulak di desa Sitabotabo ini mengatakan:

tiap taon, ro do hami tu ganup huta lao papunguhon akka hasil sian hauma. Molo naeng mamanen dang holan halaki mamanen, dohot do hami mambantu”.(hasil wawancara tanggal 6 Agustus 2012)

Terjemahan:

“tiap tahun kami tengkulak selalu datang ke tiap kampung untuk

mengumpulkan hasil tanaman dari sawah, pada saat memanen, kami juga

ikut serta membantu memanen sampai selesai”.

Hal yang sama dikatakan Pak Masro:

biasanya kalau sudah panen sayur , sayur saya borong, kemudian saya

jual lagi kepada toke, lumayan kan untuk nambah pemasukan”.(hasil

wawancara tanggal 15 Agustus 2012).

Interaksi dilakukan petani terhadap para tengkulak tidak hanya pada saat memasarkan hasil tanaman saja, tetapi juga hampir setiap harinya melakukan interaksi, saling sapa, dan menegor. Petani juga jika ingin membeli bibit sayur yang baik, bisa ditanyakan kepada para tengkulak. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Lintas sebagai berikut:

“molo naeng manuhor bibit cabe dohot sayur olo hu jalo sian tokke,

halaki malo do na mangida bibit na denggan, dang ragu be au disi”. (hasil

wawancara tanggal 6 Agustus 2012). Terjemahan:

“kalau membeli bibit sayur maupun bibit cabai biasanya saya membeli dan

menanyakan kepada toke atau tengkulak, mereka tau mana bibit yang

baik, dan saya tidak ragu lagi”.

Bibit tanaman yang didapat oleh petani berasal dari tengkulak dan kadang di buat sendiri. Jika ada hasil tanaman yang bagus, maka akan dibiarkan untuk dijadikan bibit,

bibit sayur itu adalah miliki pribadi, tapi jika ada petani lain memintanya maka akan diberikan. Ada juga petani yang meminta atau membeli dari para tengkulak, para tengkulak selalu memberikan bibit-bibit yang baik, karena jika hasil panen petani memuaskan, para tengkulak juga ikut senang.

Banyak cara yang dilakukan petani di dalam membina kekeluargaan di desanya, tidak hanya menegor atau menyapa saja, tapi rasa kepercayaan petani terhadap tengkulak sangatlah besar. Karena jika para tengkulak memberikan layanan yang baik, maka petani tidak akan pergi ke tengkulak yang lainnya. Petani dan tengkulak sudah saling percaya dan interaksi mereka setiap hari menghasilkan keuntungan bersama. Berdasarkan wawancara dengan Ibu E.Sibuea sebagai berikut:

toke di sini bisa membantu kami jika kesusahan, kami sudah percaya kepada

mereka, jika mereka tidak membantu, kami nanti bisa pindah ke toke lain. Jadi untuk apa ke toke lain, kalau ada yang dekat dan bisa membantu juga”. (hasil wawancara tanggal 14 Agustus 2012).

c. Interaksi Petani dengan Kelompok Tani

Kelompok tani di Desa Sitabotabo ini berdiri pada tahun 2008 (4 Tahun) sampai sekarang. Para petani sangat senang ikut sebagai anggota kelompok tani, karena kelompok tani di desa ini memberikan penyuluhan, bibit, pupuk, ternak dan hand Traktor kepada anggotanya, dan itu sangat membantu para petani. Adanya penyuluhan menjadikan pengetahuan petani lebih banyak lagi dalam bidang bertani. Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Edison selaku Ketua Kelompok Tani sebagai berikut:

mempermudah mengolah sawah”. (hasil wawancara tanggal 30 Agustus 2012).

Hal ini yang sama dikatakan Ibu Rosida sebagai berikut:

kelompok tani yang ada di kampong ini sangat penting bagi kami.

Sangat banyak bantuan yang diberikan kepada kami, sangat senang menerimanya”. (hasil wawancara tanggal 16 Agustus 2012)

Para petani melakukan interaksi yang baik terhadap kelompok tani, artinya mereka sangat aktif di dalam kegiatan kelompok tani, seperti menabung tiap bulannya sebesar Rp.5000, para petani juga sering bertanya kepada penyuluh, sehingga mereka sering bertatap muka. Meskipun para penyuluh tidak datang, kadang hari minggunya mereka berkumpul membahas kegiatan mereka. Berdasarkan wawancara dengan Bapak T.Nababan sebagai berikut:

“nang pe dang ro akka penyuluh tu huta, hami pe akka anggota olo do marpungu di jabu ni ketua kelompok tani, lao makkatai akka tabungan,

mabbahas jetor, ala dilean pe jetor ikkon kewajiban manjaga i”.(hasil

wawancara tanggal 6 Agustus 2012) Terjemahan:

“meskipun para penyuluh tidak datang, kami anggota kelompok tani

sering berkumpul untuk membahas tabungan, membahas sumbangan yang diberikan, karena jetor yang disumbangkan itu sudah menjadi kewajiban

untuk menjaganya”.

Peningkatan kesejahteraan dengan interaksi sosial sangatlah berkaitan karena jika interaksi di desa Sitabotabo ini akur dan tetap terjaga maka mereka akan lebih sering melakukan hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Jika mereka merasakan keuntungan, maka peningkatan kesejahteraan akan lebih mudah di capai petani.

berkunjung dari desa lain. Dimana seseoran melihat petani menanam sayur maka, akan memberitahu pupuk dan cara yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan oleh petani yang melakukan diversifikasi dan juga bukan petani yang melakukan diversifikasi.

Dokumen terkait