• Tidak ada hasil yang ditemukan

DRAFTdibedakan berdasarkan jenis tanaman. Sebagai contoh, perkebunan lada yang lazim di antara

para pendatang Bugis biasanya dikembangkan selama tiga sampai lima tahun, yang setelahnya tanah dipulihkan atau ditinggalkan untuk lahan pertanian baru yang berbeda. Sebaliknya, perkebunan karet memerlukan 10 sampai 15 tahun untuk mencapai produktivitas puncak. Pengolahan tebang bakar atau berpindah-pindah melibatkan pembukaan lahan pertanian atau hutan, umumnya melalui pembakaran, mengolah lahan selama jangka waktu singkat yaitu hanya sampai tingkat kesuburan atau rumput liar mengurangi produktivitasnya, kemudian berpindah ke wilayah yang baru, yang pada akhirnya berotasi kembali ke ladang-ladang yang telah dipulihkan. Meskipun kebijakan konvesional menganggap pengolahan tebang bakar sebagai penyebab utama deforestasi dan sangat tidak ramah lingkungan, dampaknya bergantung pada periode rotasi. Praktik-praktik pertanian tebang bakar yang diterapkan oleh suku Dayak dianggap lebih ramah lingkungan mengingat jangka waktu rotasinya yang panjang dibandingkan dengan praktik-praktik tebang bakar terhadap tanaman perkebunan petani rakyat dan praktik-praktik ladang tebang bakar dan berpindah di dataran rendah, yang memiliki jangka waktu rotasi lebih pendek. Pertanian bertanggung jawab atas emisi yang besar yaitu 52 MtCO2e pada tahun 2005, terutama dari perluasannya ke hutan dan lahan gambut. Proses-proses pertanian, seperti bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan perlengkapan tani dan mengangkut hasil panen, dan metana yang dilepaskan dari ladang padi yang terkena banjir, saat ini hanya bertanggung jawab atas 3,2 MtCO2e, dan 94 persen emisi sisanya disebabkan oleh pembukaan lahan hutan untuk pertanian baru (9,4 MtCO2e), penggunaan pembakaran untuk membuka lahan dan penyebaran apinya dan perusakan lahan-lahan terbengkalai selanjutnya (31 MtCO2e), dan pembusukan gambut dari lahan-lahan gambut yang aktif dan terbengkalai yang telah dibuka dan dikeringkan untuk pertanian (8 MtCO2e). Emisi-emisi tersebut masing-masing adalah yang terbesar di kabupaten Nunukan, Kutai Kertanegara, dan Kutai Barat.

Potensi Pengurangan

Pertanian dapat mengurangi jejak karbon sampai 24 MtCO2 hingga tahun 2030, melalui kebijakan nirbakar dan rehabilitasi lahan gambut. Pembakaran yang dilakukan petani rakyat merupakan sumber emisi yang signifikan. Kebijakan nir pembakaran dapat dapat menghasilkan pengurangan sebesar 18,5 MtCO2 dengan biaya USD 0,40 per ton (di luar biaya pelaksanaan) melalui program metode pembukaan lahan alternatif, pencegahan pembakaran yang tegas, dan penggunaan pemadam kebakaran setempat. Merehabilitasi lahan-lahan gambut kritis yang dibuka untuk pertanian dan kemudian terbengkalai akan menghasilkan pengurangan sebesar 5,4 MtCO2 dengan biaya USD 5,20 per ton.

Kebijakan nir pembakaran dapat menurunkan emisi dari pembakaran hutan dengan melarang pembakaran sebagai alat untuk persiapan lahan, membentuk pemadam kebakaran, dan memastikan penindakan yang tegas dan denda yang besar untuk pelanggaran peraturan. Rata-rata 250.000 ha lahan di Kalimantan Timur dibakar setiap tahun. Hutan murni sebenarnya tahan api, sehingga strategi pelengkapnya adalah untuk mencegah konversi pada lahan hutan-hutan utuh. Lahan-lahan pertanian yang aktif dibakar untuk persiapan penanaman, sehingga strategi pencegahan pembakaran akan mencakup investasi metode-metode alternatif untuk pembukaan lahan dan pelatihan. Strategi-strategi ini juga bertujuan untuk menghapus insentif regulasi yang mendorong pembukaan lahan dengan pembakaran sebagai alat untuk membuktikan ‘pengelolaan yang aktif’ yang bertujuan untuk mempertahankan konsesi atau membuktikan kepemilikan. Lahan-lahan yang terbengkalai cukup rentan terhadap kebakaran yang menjalar dari lahan-lahan aktif. Dengan demikian, unsur penting dari strategi pemadaman kebakaran adalah pengembangan pemadam kebakaran masyarakat yang dapat menetapkan dan mengatasi titik panas kebakaran dengan cepat.

Gambar 35

Gambar 36

SUMBER : Jaringan Pengelolaan Hutan Lestari Asia Tenggara

Pertanian ladang berpindah yang dilakukan oleh Diak Lay, Kalimantan Timur

0 1 2 3 4 5 6 Kilometer Sungai 1870 1900 1920 1945 1960 1980 1992 Lahan ladang berpindah Menumbuhkan hutan sekunder Penempatan Perkebunan bermacam buah dan rotan

Pertanian memiliki emisi besar yang sebagian besar berasal dari ekspansinya ke kawasan hutan dan lahan gambut dan praktik pembakaran

SUMBER: BPS Kaltim; Analisis tim

Persentase, MtCO2 100% = Pertanian Lainnya 2010 251 Mt CO2e 20% 80% 8.0 51.6 31.0 29.8 (Gambut) 1.2 (Hutan) 9.4 3.2 Total emisi Pertanian tahun 2005 Manufaktur hilir dapat meningkatkan nilai ekonomi sektor kehutanan, meskipun

pasokan kayu harus berasal dari sumber daya yang lestari

Api untuk membuka lahan serta dampaknya ke lahan-lahan yang ditelantarkan Total emisi Kalimantan

Timur Membuka lahan hutan untuk pertanian Lahan gambut yang aktif maupun yang ditelantarkan dibuka untuk pertanian Pembusukan gambut Pembakaran hutan Deforestasi Proses-proses pertanian

DRAFT

Gambar 37

Gambar 38

Meskipun Kalimantan Timur memiliki lebih sedikit kebakaran daripada provinsi tetangga, namun sejumlah besar lahan terbakar setiap tahunnya

SUMBER: Atlas Interaktif Hutan Indonesia WRI

Namun, rata-rata 250,000 ha lahan terbakar setiap tahunnya

Hektar lahan terbakar, Kalimantan Timur

Jumlah kebakaran di Kalimantan Timur jauh lebih sedikit daripada provinsi tetangganya

Titik-titik panas tahun 2003-2007

108,600 208,200 660,300 74,500 280,000 175,200 Ø 2003 04 05 06 07 2008 Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Tengah 72,843 12,400 55,035 13,982

Kebijakan nil pembakaran (zero-burn policy) harus dirancang untuk tiap jenis lahan yang berbeda

Hutan utuh

•Hutan tropis utuh bersifat tahan api. Hampir seluruh kebakaran hutan di Kalimantan Timur terjadi di lahan-lahan yang telah ditebangi dan lahan kritis

Strategi: Jangan ada konversi

•Mempertahankan hutan utuh dan lahan gambut yang tergenang secara penuh akan melindungi mereka dari kebakaran

Lahan pertanian aktif

•Pembakaran lahan adalah cara membuka lahan yang tradisional dan murah

•Ini juga dilakukan untuk memperlihatkan kegiatan budi daya guna menjaga/ membuktikan kepemilikan

Strategi: Pencegahan pembakaran

•Berinvestasi dalam pelatihan dan cara pembukaan lahan alternatif

•Hapus aturan yang mengijinkan pembakaran untuk membuka lahan sebagai bukti adanya kegiatan budi daya kultivasi aktif demi menjaga konsesi

Lahan pertanian terlantar

•Pembakaran yang ditujukan untuk membuka lahan akan menjalar ke daerah-daerah yang terlantar

•Lahan gambut serta lahan hutan yang sudah rusak sangat rentan akan api

Strategi: Memadamkan kebakaran

•Membentuk pemadam kebaran berbasis masyarakat setempat di titik-titik panas

•Berinvestasi pada pembangunan sumur dan peralatan untuk memadamkan api juga untuk memelihara bagian di bawah permukaan

DRAFT