• Tidak ada hasil yang ditemukan

Economic Value Added(EVA)

Dalam dokumen PENGARUH RETURN ON ASSET (Halaman 60-0)

BAB III METODE PENELITIAN

F. Definisi Operasional Variabel

3. Economic Value Added(EVA)

45 4. Pengaruh kebijakan dividen dalam memoderasi Return On Asset

(ROA) terhadap harga saham

Return On Asset (ROA) disebut sebagai profitabilitas yang menjadikan gambaran perusahaan dalam efisiensi operasional perusahaan.

Efisiensi perusahaan dapat menghasilkan keuntungan dalam pengelolaan aset. Keuntungan dari perusahaan menjadi acuan untuk memberikan dividen kepada investor. Bila ROA yang dihasilkan tinggi berarti keuntungan yang didapat juga tinggi sehingga perusahaan akan memberikan dividen yang besar kepada investor (Meidawati et al., 2020).

Besar kecilnya keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada investor (Kurniawan, 2017).

Perusahaan dapat melakukan perhitungan keuntungan perusahaan dibagikan kepada investor atau digunakan perusahaan sebagai laba ditahan. Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen sesuai dengan hasil penelitian (Krisardiyansah & Amanah, 2020) dan (Yulismar et al., 2019) yang berpotensi menarik perhatian investor dan peningkatan harga saham. Kebijakan dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai ROA dan menarik perhatian investor untuk berinvestasi. Dari uraian diatas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H4 : Kebijakan dividen dapat mempengaruhi hubungan antara Return On Asset (ROA)) terhadap harga saham

46 5. Pengaruh Kebijakan Dividen Dalam Memoderasi Debt To Total Asset

Ratio (DAR) Dengan Harga Saham

Debt To Total Asset Ratio (DAR) merupakan nilai yang memperhitungkan kondisi baik atau tidaknya sebuah perusahaan (Murti &

Kharisma, 2020). Perusahaan yang memiliki kinerja baik akan memiliki nilai rasio DAR yang rendah dikarenakan operasional perusahaan yang dibiayai oleh utang sedikit (Baqizzarqoni & Bati, 2020). Nilai DAR yang rendah akan meningkatkan profitabilitas perusahaan sehingga investor akan memantau dan memiliki minat terhadap perusahaan.

Perusahaan yang memiliki utang sedikit akan memberikan banyak profit karena biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban menjadi kecil (Lumbantobing, 2017). Begitu juga sebaliknya, utang perusahaan yang banyak akan berpengaruh terhadap profitabilitas karena harus menyelesaikan semua kewajiban sehingga kebijakan dividen yang diberikan menjadi lebih kecil dan berpengaruh terhadap harga saham (Pertiwi & Darmayanti, 2018). Dengan kebijakan dividen yang tinggi akan menarik perhatian investor sehingga berkeinginan menanamkan modal pada perusahaan. Kebijakan dividen yang tinggi akan meningkatkan minat investor sehingga berpengaruh terhadap harga saham. Dari uraian diatas, dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H5 : Kebijakan dividen dapat mempengaruhi hubungan antara Debt To Total Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham

47 6. Pengaruh Kebijakan Dividen Dalam Memoderasi Antara Economic

Value Added (EVA) Dengan Harga Saham.

Economic Value Added (EVA) menunjukkan pada nilai tambah perusahaan yang mencerminkan penilaian untuk investor. Penilaian perusahaan dapat untuk jangka waktu saat ini dan juga prospek dimasa yang akan datang. Nilai tambah perusahaan ini yang menjadi toalk ukur keuntungan perusahaan (Simbolon et al., 2014). Bila nilai EVA yang didapatkan perusahaan baik, maka perusahaan akan memiliki keuntungan yang meningkat sehingga perusahaan akan memberikan kebijakan dividen yang cukup tinggi untuk investor. Perusahaan yang memiliki laba kecil maka akan membuat manajemen membuat kebijakan dividen yang sedikit untuk investor (Kurniawan, 2017).

Banyaknya kebijakan dividen dapat mencerminkan nilai EVA perusahaan yang sesuai. Kebijakan dividen yang tinggi maka menverminkan nilai EVA yang tinggi pula begitu juga sebaliknya sehingga akan mempengaruhi minat investor unutk berinvestasi pada perusahaan. Banyaknya investor yang ingin berinvestasi akan mempengaruhi harga saham sesuai dengan permintaan. Permintaan yang banyak akan menaikkan harga saham dan permintaan yang sedikit akan menurunkan harga saham. Dari uraian diatas, maka dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut.

H6 : Economic Value Added(EVA) memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

48 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yang menguji kebenaran sebab akibat dari suatu rumusan dengan alat statistik sehingga dapat terbukti. Penelitian ini menjelaskan variabel independen yaitu Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) terhadap variabel dependen yaitu harga saham yang dimoderasi dengan kebijakan dividen. Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI), karena data yang terdapat dalam BEI mudah diakses dan pemilihan sektor industri makanan dan minuman agar dapat relevan dalam keadaan apapun.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi dan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah penentuan populasi dan sampel.

Populasi adalah jumlah keseluruhan yang terdiri dari objek ataupun subjek yang dapat disesuaikan dengan penelitian sehingga menghasilkan karakteristik yang dapat diinvestigasi dalan kesimupulan (Ghozali, 2018).

Populasi yang digunakan penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam BEI. Kemudian populasi secara spesifik dipersempit menjadi

49 sampel. Dari data Bursa Efek Indonesia ada 23 perusahaan makanan dan minuman yang dapat dijadikan populasi. Populasi tersebut dipersempit kembali menjadi sampel.

Sampel merupakan perwakilan dari sebuah populasi yang disesuaikan dengan penelitian dalam bagian dan jumlah tertentu (Ghozali, 2018).

Sampel yang digunakan penelitian ini perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar dalam BEI periode 2016-2020. Perusahaan yang dapat dijadikan sampel ada 13 perusahaan makanan dan minuman serta tahun yang digunakan untuk memperoleh data ada lima tahun sejak 2016 sampai 2020 sehingga untuk sampel yang digunakan ada 65 data.

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Non-probability sampling tidak dapat menggambarkan kondisi pada populasi sehingga teknik penarikan sampelnya adalah purposive sampling dengan memiliki kriteria khusus yang dapat dijadikan sampel (priyono). Metode purposive sampling pada penelitian ini adalah perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI dengan pembatasan kriteria sebagai berikut:

a) Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2016 hingga 2020.

50 b) Perusahan yang pada periode tahun 2016 hingga tahun 2020 tidak mengalami penghapusan perusahaan dan sahamnya masih diperdagangkan.

c) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan berturut-turut selama periode penelitian dan dapat diakses oleh publik.

d) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dan data dapat seusai dengan varibel penelitian.

C. Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), dan Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham dengan Kebijakan Deviden sebagai variabel moderasi. Agar lebih fokus terhadap penelitian yang dilakukan, maka ruang lingkup penelitian ini hanya difokuskan pada Perusahaan Makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2020.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang sesuai dengan penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti memperoleh data berkaitan dengan teori variabel yang sedang diteliti dari buku, jurnal, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan variabel dan judul penelitian.

51 2. Penelitian Lapangan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan serta laporan tahunan perusahaan makanan dan minuman periode 2016 – 2020 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam situs (www.idx.co.id).

E. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kutrosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2018:19). Dalam penelitian ini statistik deskriptif hanya menggambarkan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam keabsahan hasil analisis regresi linier berganda sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik. Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, dengan tujuan hasil pengujian tidak bersifat bias. Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang

52 dianggap paling penting adalah memiliki distribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen, tidak terjadi korelasi antar residual setiap variabel independen dan tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel harus konstan (homoskedastisitas) (Ghozali, 2018:17).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, dalam mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis uji statistik Kolmogrov-Smirnov dan analisis grafik. Kolmogrov-Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan melihat pada baris Asymp. Sig (2-tailed) (Ghozali, 2018:161).

Hasil penelitian dapat dikatakan berdistribusi secara normal atau memenuhi uji normalitas apabila nilaiAsymp. Sig (2-tailed) variabel residual berada diatas 0.05. Sebaliknya apabila berada dibawah 0.05 data berdistribusi secara tidak normal atau tidak memenuhi uji normalitas. Analisis grafik dapat dilihat dari jika ada data yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

53 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi, dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance (TOL). Regresi menunjukkan adanya masalah multikolonieritas jika nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2018:107).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjangkit heteroskedastisitas. Beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED (Ghozali, 2018:138). Dasar analisis yaitu sebagai berikut:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

54 d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2018:111).

Uji autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson berkisar antara nilai batas atas (du) maka diperkirakan tidak terjadi autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan uji autokorelasi ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Dasar Pengambilan Uji Autokorelasi

Kriteria Hipotesis Keputusan

0<d<dl Ditolak Tidak ada autokorelasi positif dl≤d≤du Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan

4-dl<d<4 Ditolak Ada autokorelasi negatif 4-du≤d≤4-dl Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan du<d<4-du Di terma Tidak ada autokorelasi Sumber: Ghozali, 2018.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Regresi Berganda

Menurut Ghozali (2018) dalam bukunya menjelaskan tujuan dari uji regresi berganda yaitu untuk mengukur kekuatan hubungan/pengaruh antara beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

55 Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

α = Intercept/Konstanta β = Koefisien Regresi Y = Harga Saham

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Debt To Total Asset Ratio (DAR) X3 = Economic Value Added(EVA) e = Error

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Adjusted R Square lebih cocok digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini menggunakan banyak variabel (lebih dari 1 variabel X) sehingga dengan menggunakan adjusted R informasi yang diperoleh akan lebih baik. Nilai adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2018:97).

56 c. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukan ke dalam variabel model secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji hipotesis seperti ini dinamakan uji signifikansi secara keseluruhan terhadap garis regresi yang diobservasi maupun estimasi apakah Y berhubungan linear terhadap X1, X2, X3. Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini adalah dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi, dimana jika nilai signifikansi yang didapat <0,05 (α = 5%) maka model regrezsi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen yang menandakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau dengan kata lain hipotesis diterima (Ghozali, 2018:98).

d. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik T)

Pengujian ini digunakan untuk membuktikan signifikansinya terhadap pengaruh variabel independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05), maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut (Ghozali, 2018:99):

1) Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

57 2) Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho akan diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

e. Analisis Regresi Moderate

Analisis regresi moderate (Moderate Regression Analysis-MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variabel moderasi dari jabatan pada pengaruh variabel utama. Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah variabel independen lainnya terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018:227).

Pengujian MRA dapat dilihat dengan persamaan berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b5 (X1Z) + b6 (X2Z) + b7 (X3Z) + e α = Intercept/Konstanta

b = Koefisien Regresi Y = Harga Saham

X1 = Return On Asset (ROA)

X2 = Debt To Total Asset Ratio (DAR) X3 = Economic Value Added (EVA) e = Error

X1Z = Variabel interaksi antara Return On Asset (ROA) dan kebijakan deviden yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi, kebijakan

58 deviden terhadap hubungan Return On Asset (ROA) dengan Harga Saham.

X2Z = Variabel interaksi antara Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan kebijakan deviden yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi, kebijakan deviden terhadap hubungan Debt To Total Asset Ratio (DAR) dengan Harga Saham.

X3Z = Variabel interaksi antara Economic Value Added (EVA) dan kebijakan deviden yang menggambarkan pengaruh variabel moderasi, kebijakan deviden terhadap hubungan Economic Value Added (EVA) dengan Harga Saham.

F. Definisi Operasional Variabel 1. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) berguna untuk mengukur apakah perusahaan sudah efisien dalam mengelola uang untuk membeli aset untuk menjadi laba bersih (Irawati Junaeni, 2017). Return On Asset (ROA) juga bisa dikatakan sebagai pengukuran pada tingkat pengembalian pada semua aset yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.

Semakin tinggi ROA yang dihasilkan oleh perusahaan maka membuktikan bahwa operasional perusahaan sudah berjalan secara efisien sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi.

Dalam penelitian ini ROA diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset yang dirumuskan sebagai berikut.

Return On Asset = Laba bersih

Total aset X 100%

59 2. Debt To Total Asset Ratio (DAR)

Debt To Total Asset Ratio (DAR) merupakan perhitungan dari besaran utang yang mampu dibiayai oleh aktiva perusahaan (Pratiwi et al., 2018).

Perusahaan yang memiliki utang lebih sedikit dari aktiva perusahaan, maka dikatakan mampu mengelola dana dengan produktif sehingga memiliki kinerja yang baik.

Dalam Penelitian ini DAR diukur dengan membandingkan antara total utang dengan total asset perusahaan yang dirumuskan sebagai berikut.

Debt To Total Asset Ratio = Total utang

Total aset X 100%

3. Economic Value Added (EVA)

Economic Value Added (EVA) mencerminkan nilai tambah dari operasional perusahaan. Nilai EVA yang tinggi membuktikan perusahaan mampu memberikan tingkat pengembalian yang bisa lebih dari tingkat modal yang ditanamkan (Bhuana, 2019).

Dalam penelitian ini, perhitungan EVA diukur dengan rumus sebagai berikut.

𝐸𝑉𝐴 = 𝑁𝑂𝑃𝐴𝑇 − (𝑊𝐴𝐶𝐶 𝑋 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙)

4. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan kebijakan perusahaan untuk menentukan seberapa besar jumlah keuntungan bersih yang nantinya akan dibagikan kepada investor. Bentuk pembagian keuntungan ini dapat berupa kas ataupun saham. Dalam penelitian ini, kebijakan dividen diukur dengan mengetahui rasio Dividend Payout Ratio (DPR). Dengan adanya

60 DPR maka perusahaan dapat menghitung jumlah keuntungan yang dapat ditahan oleh perusahaan dan dapat dijadikan sebagai pendanaan perusahaan. Besar kecilnya DPR dapat mempengaruhi kepercayaan investor dalam membuat keputusan investasi (Meidawati et al., 2020).

Rumus dari Dividend Payout Ratio (DPR) adalah sebagai berikut.

Dividend Payout Ratio 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

5. Harga Saham

Pada penelitian ini untuk melihat harga saham menggunakan harga saham yang dihitung pada harga penutupan (Closing price). Harga penutupan saham dapat dilihat melalui tanggal publikasi yang ada pada laporan keuangan (Yuliana & Hastuti, 2020). Penelitian ini menggunakan harga penutupan pada laporan keuangan perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2020.

61 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016-2020. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 13 perusahaan sehingga total sampel sebanyak 65 data laporan keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini ada data yang tidak sesuai dengan data observasi lainnya karena terlalu jauh atau disebut dengan data outlier (Ghozali, 2018:40). Dari 65 sampel data yang didapat terdapat 15 data outlier yang tidak terdistribusi dengan normal. Sehingga data sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria berjumlah 50 data. Untuk data tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Rincian Data Pengelolaan Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

26

Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dalam BEI Sejak tahun 2016-2020.

(13)

Jumlah Perusahaan yang sesuai dengan kriteria 13 Jumlah sampel penelitian selama tahun 2016-2020 65

Data Outlier 15

Jumlah sampel yang diolah 50

Sumber: Data Olah Penulis

62 B. Hasil Uji Penelitian

1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan olah data SPSS 25 yang dapat menjelaskan hubungan diantara dua variabel. Variabel penelitian ini yaitu Return On Asset (ROA), Debt To Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) yang diproksikan terhadap kebijakan dividen dengan menggunakakn Dividend Payout Ratio (DPR) dan harga saham perusahaan. Analisis deskriptif yang diperoleh dari kelima variabel tersebut dapat dilihat pada perhitungan tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2

50 122,00 16133,00 3402,0600 4321,75530 Valid N

(listwise)

50

Sumber: Hasil Output SPSS 25 a. Variabel Dependen

Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa harga saham dengan jumlah sampel (N) sebanyak 50 memiliki nilai minimum sebesar 122,00 yang diperoleh dari PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) tahun 2016 dan nilai maksimum sebesar

63 16133,00 diperoleh dari PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) tahun 2019 sedangkan nilai rata-rata (mean) yang diperoleh sebesar 3402,0600 dan nilai standar deviasi sebesar 4321,75530.

b. Variabel Independen 1) Return On Asset (ROA)

Hasil dari uji statistik tabel 4.2 menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) dengan jumlah sampel (N) sebanyak 50 memiliki nilai minimum sebesar -729,21 dari PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) pada tahun 2020 dan memiliki nilai maksimum sebesar 60,72 dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tahun 2019. Hasil nilai rata-rata (mean) variabel ROA yang diperoleh sebesar -8,2324 dan nilai standar deviasi sebesar 112,99004.

2) Debt to Asset Ratio (DAR)

Hasil dari uji statistik tabel 4.2 menujukkan bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) dengan jumlah sampel (N) 50 memiliki nilai minimum sebesar 10,89 dari PT Ultrajaya Milk Industry Co. Tbk (ULTJ) tahun 2019 dan memiliki nilai maksimum sebesar 289,99 diperoleh dari PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) tahun 2018. Hasil rata-rata (mean) variabel DAR sebesar 55,9947 dan hasil standar deviasi sebesar 53,95951.

64 3) Economic Value Added (EVA)

Hasil dari uji statistik tabel 4.2 menujukkan bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) dengan jumlah sampel (N) 50 memiliki nilai minimum sebesar -437613625290,74 dari PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) tahun 2018 dan memiliki nilai maksimum sebesar 86474566531,37 dari PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) tahun 2016. Hasil rata-rata (mean) variabel EVA sebesar -17977962263,6935 dan hasil standar deviasi sebesar 89577005187,56306.

c. Variabel Moderasi

Hasil uji statistik tabel 4.2 menunjukkan bahwa kebijakan dividen sebagai varibel moderasi memiliki nilai minimun sebesar -1,50 dari PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) tahun 2019 dengan nilai maksimum sebesar 1,02 dari PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) tahun 2019 dan untuk nilai rata-rata yang didapatkan sebesar 0,2355 dengan standar deviasi sebesar 0,39988. sebesar 16133,00.

2. Uji Asumsi Klasik

Penelitiani ini melakukan empat uji asumsi klasik untuk menguji bahwa data yang diolah memiliki distribusi yang normal atau tidak pada variabel independen dan variabel dependen sehingga data yang digunakan penelitian ini menjadi valid untuk memperoleh kesimpulan. Hasil dari empat uji asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut.

65 a. Uji Nomalitas

Uji normalitas digunakan untuk proses pengujian bahwa model regresi yang terdapat dalam penelitian ini berdistribusi secara normal. Penelitian yang memiliki data distribusi normal akan menjadi penelitian baik dengan asumsi bahwa setiap uji akan mengikuti distribusi normal. Pelanggaran asumsi tersebut akan membuat data yang diolah dalam penelitian menjadi tidak valid (Ghozali, 2018:161). Oleh karena itu, untuk membuktikan bahwa penelitian ini menggunakan data normal dan valid dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan hasil nilai asymp. sig > 0,05 dapat dikatakan sebagai data yang memiliki distribusi normal. Berikut ini adalah tabel hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Normal Parametersa,b Mean 40,1034

Std. Deviation 17,93930

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 25

66 Berdasarkan tabel 4.3 hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) diatas diperoleh nilai asymp.Sig. (2-tiled) sebesar 0,200. Nilai ini diatas dari nilai signifikansi sebesar 0,05. Hasil ini membuktikan

66 Berdasarkan tabel 4.3 hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) diatas diperoleh nilai asymp.Sig. (2-tiled) sebesar 0,200. Nilai ini diatas dari nilai signifikansi sebesar 0,05. Hasil ini membuktikan

Dalam dokumen PENGARUH RETURN ON ASSET (Halaman 60-0)

Dokumen terkait