• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RETURN ON ASSET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH RETURN ON ASSET"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO TOTAL ASSET RATIO (DAR), DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP

HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-2020”

Oleh Tisa Permulasari NIM : 11170820000062

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(2)

i

“PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO TOTAL ASSET RATIO (DAR), DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP

HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-2020”

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

TISA PERMULASARI NIM. 11170820000062

Dibawah Bimbingan:

Dr.Khayatun Nufus, M.Si NIDN: 0320046901

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 16 Bulan September Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Tisa Permulasari 2. NIM : 11170820000062 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Eonomic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2016-2020.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 September 2021

1. Rahmawati, SE., MM ( )

NIP. 197708142006042003 Penguji I

2. Atiqah, SE., M.Si ( )

NIP. 19820120200912 Penguji II

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis Tanggal 13 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Tisa Permulasari 2. NIM : 11170820000062 3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Eonomic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2016-2020.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Januari 2022

1. Yessi Fitri, SE.,M.Si, Ak ( )

NIP. 197609242006042002 Ketua

2. Dr. Khayatun Nufus, M.Si ( )

NIDN: 0320046901 Pembimbing

3. Atiqah, SE., M.Si ( )

NIP. 19820120200912 Penguji Ahli

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawa ini:

Nama : Tisa Permulasari

NIM : 11170820000062

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 13 Januari 2022

Tisa Permulasari

(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Tisa Permulasari

2. Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 25 Maret 1999

3. Alamat : Jl. Buni No.20 Rt01/04, Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta, 13850

4. Telepon : 081281034470

5. Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN

1. S1 (2017-2022) 1. : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. SMA (2014-2017) : SMAN 58 Jakarta

3. SMP (2011-2014) : SMPN 147

4. SD (2005-2011) : SDN 01 Kelapa Dua Wetan 01 Pagi 5. TK (2003-2005) : TK Islam Al Barkah

C. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Nama Ayah 1. : Slamet Darji

2. Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 14 Juli 1970

3. Nama Ibu : Sunarni

4. Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 22 Agustus 1971 5. Anak Ke- 2. : Satu dari Satu Bersaudara

(7)

vi

THE EFFECT OF RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO TOTAL ASSET RATIO (DAR) AND ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TO STOCK PRICES WITH DIVIDEND POLICY AS MODERASI VARIABLE IN FOOD AND BEVERAGE

COMPANIES LISTED IN IDX SINCE 2016-2020.

ABSTRACT

This research to examine the effect of Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) and Economic Value Added (EVA) to stock prices with dividend policy as a moderasi variable. This research uses secondary data that is financial statement on food and beverage companies listed on IDX since 2016- 2020. The sampling process used purposive sampling method, with 10 companies for 5 years, total sample is 50 financial statement. Analysis method using multiple Linear Regression Analysis and Moderate Regression Analysis (MRA) test with SPSS 25 analysis tools.

The result of the research indicate that Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) and Economic Value Added (EVA) have no effect on stock prices. However, dividend policy is able to moderate the relationship between the variables Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) and Economic Value Added (EVA) to stock prices.

Keywords: Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), Economic Value Added (EVA), Dividend Policy and Stock Prices.

(8)

vii

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), DEBT TO TOTAL ASSET RETURN (DAR), DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP

HARGA SAHAM DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN

MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-2020 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi.

Penelitian ini menggunakan data sekunder laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI sejak tahun 2016-2020 . Proses pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah perusahaan sebanyak 10 perusahaan dalam kurun waktu 5 tahun, jadi total sampel penelitian sebanyak 50 sampel. Metode analisis data menggunakan analisis Regresi Linear Berganda dan Uji Moderate Regretion Analysis (MRA) dengan menggunakan SPSS 25.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA), Debt To Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Tetapi, kebijakan dividen mampu memoderasi hubungan antara variabel Return On Asset (ROA), Debt To Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham.

Kata Kunci: Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), Economic Value Added (EVA), Kebijakan dividen dan Harga Saham.

(9)

viii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,

Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Salawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Return On Asset (ROA) , Debt To Total Asset Ratio (DAR) and Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020 “ tepat pada waktunya.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Ibu Dr. Khayatun Nufus M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan dukungan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak. Prof. Dr. Amilin., SE.,Ak.,M.Si.,CA.,BKP.,CRMP selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan arahan, motivasi dan nasihat sehingga menambah wawasan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi tanpa hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(10)

ix

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan, sehingga sangat memudahkan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam mengurus administrasi sampai penyelesaian skripsi ini.

8. Fauzan Febrianto yang selalu memberikan motivasi, doa dan dukungan selama proses perkuliahan sampai pada penyelesaian penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman jurusan akuntansi angkatan 2017 yang selalu memberikan support dan memberikan perhatian kepada penulis.

10. Sahabat SMA yaitu, Nurul, Yona dan Jijah yang selalu memberikan masukan, motivasi, doa dan selalu meluangkan waktu untuk membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman penulis yaitu Bagus, Dandy dan Najwa yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan mengajarkan dalam proses penyelesaian skripsi.

12. Tim Chatat.id yang selalu mendukung penulis dalam keadaan apapun dan mendoakan agar dalam penulisan skripsi ini cepat dilakukan.

Penulis menyadari saat menulis skripsi ini jauh dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk penyempurnaan skripsi ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan kita semua.

Jakarta, 13 Januari 2022

Tisa Permulasari

(11)

x DAFTAR ISI COVER

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A. Landasan Teori ... 17

1. Signaling Theory (Teori Sinyal) ... 17

2. Agency Theory (Teori Agensi)... 19

3. Analisis Fundamental ... 21

4. Analisis Teknikal ... 22

5. Return On Asset (ROA) ... 23

6. Debt To Total Asset Ratio (DAR) ... 25

(12)

xi

7. Economic Value Added (EVA) ... 27

8. Kebijakan Dividen ... 30

9. Harga Saham ... 33

B. Penelitian Terdahulu ... 36

C. Kerangka Pemikiran ... 41

D. Keterkaitan Antara Hipotesis dengan Variabel ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48

B. Metode Penentuan Sampel ... 48

1. Populasi dan Sampel ... 48

2. Metode Pengambilan Sampel ... 49

C. Data dan Sumber Data ... 50

D. Metode Pengumpulan Data ... 50

E. Metode Analisis Data ... 51

1. Statistik Deskriptif ... 51

2. Uji Asumsi Klasik ... 51

a. Uji Normalitas ... 52

b. Uji Multikolonieritas ... 52

c. Uji Heteroskedastisitas ... 53

d. Uji Autokorelasi ... 54

3. Uji Hipotesis ... 54

a. Uji Regresi Berganda ... 54

b. Koefisien Determinasi ... 55

c. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 56

d. Uji Signifikan Parameter individual (Uji Statistik T) ... 56

e. Analisis Regresi Moderate ... 57

F. Definisi Operasional Variabel ... 58

1. Return On Asset (ROA) ... 58

2. Debt To Total Asset Ratio (DAR) ... 59

3. Economic Value Added(EVA) ... 59

(13)

xii

4. Kebijakan Dividen ... 59

5. Harga Saham ... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 61

B. Hasil Uji Penelitian ... 62

1. Analisis Deskriptif ... 62

2. Uji Asumsi Klasik ... 64

a. Uji Normalitas ... 65

b. Uji Multikolonieritas ... 67

c. Uji Heteroskedastisitas ... 68

d. Uji Autokorelasi ... 70

3. Uji Hipotesis ... 71

a. Uji Regresi Berganda ... 72

1) Koefisien Determinasi ... 72

2) Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) ... 73

3) Uji Signifikan Parameter individual (Uji T) ... 74

b. Analisis Regresi Moderate ... 75

c. Analisa dan Pembahasan ... 76

d. Analisa Hasil Uji Hipotesis ... 78

BAB V PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Implikasi ... 92

C. Keterbatasan ... 93

D. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN ... 104

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

Tabel 3.1 Dasar Pengambilan Uji Autokorelasi ... 54

Tabel 4.1 Rincian Data Pengelolaan Sampel Penelitian ... 61

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 62

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 65

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ... 68

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser ... 69

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson ... 71

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 73

Tabel 4.9 Hasil Uji Parameter Individual (Uji T) ... 74

Tabel 4.10 Hasil Uji Moderate Regression Analysis (MRA) ... 75

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Kontribusi Investor Domestik Tahun 2016-2020 ... 2

Gambar 1.2 Jumlah Pemahaman Investor Literasi Keuangan Dengan Cakupan yang seharusnya ... 5

Gambar 1.3 Gambar 1.3 Rata-rata Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020 ... 7

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 41

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ... 66

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot... 67

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedasitas dengan Scatterplot ... 70

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampel Nama Perusahaan ... 104 Lampiran 2 Data Sampel Penelitian ... 106 Lampiran 3 Hasil Olah Data SPSS 25... 112

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya teknologi informasi memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi. Akses informasi yang mudah membuat masyarakat semakin terbuka dalam mengalokasikan uangnya dengan cara berinvestasi untuk memperoleh keuntungan. Orang yang melakukan investasi disebut juga dengan investor. Investor akan mengalokasian uangnya ke pasar modal dengan membeli surat berharga.

Sebelum mengalokasikan uang kepasar modal, ada baiknya investor harus memahami arti dari investasi itu sendiri, keuntungan dari adanya investasi dan apa yang ingin dicapai dari investasi (Sari,2019).

Pemahaman tersebut akan memberikan pemikiran masyarakat pada keuntungan masa depan. Semakin berkembangnya zaman investasi dapat memudahkan masyarakat mulai dari pembukaan rekening investasi hingga melakukan transaksi jual/beli saham. Kemudahan ini membuat jumlah investor mengalami peningkatan hingga tahun 2020 yang sudah mencapai 3,84 juta (www.idx.co.id). Peningkatan jumlah investor membukakan peluang bagi perusahaan dalam memperoleh modal untuk mendukung aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2020) sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 ada peningkatan kontribusi investor yang cukup drastis. Peningkatan jumlah investor membuat penawaran dan permintaan saham mengalami

(18)

2 perubahan yang berakibat pada naiknya harga saham. Peningkatan jumlah kontribusi investor dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 1.1 Jumlah Kontribusi Investor Domestik Tahun 2016-2020 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Data Diolah (2021).

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa kontribusi investor domestik sejak tahun 2016 mengalami peningkatan hingga puncaknya berada ditahun 2020.

Kontribusi investor domestik pada tahun 2016 sebesar 63,11%, tahun 2017 sebesar 63,37%, tahun 2018 sebesar 63,03%, tahun 2019 sebesar 67,58% dan tahun 2020 peningkatan kontribusi investor sebesar 68,51%. Peningkatan persentase kontribusi investor sejak tahun 2016-2020 menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai terbuka dengan investasi di pasar modal. Pasar modal digunakan sebagai tempat untuk memperoleh dana dengan cara melakukan penawaran surat berharga seperti obligasi, saham, reksa dana maupun instrumen lainnya (Alfianti & Andarini, 2017).

Penawaran surat berharga diperlukan untuk memperkuat modal perusahaan yang dilakukan dengan cara penerbitan serta penjualan saham.

Saham diperjual belikan didalam pasar modal agar memberikan keuntungan bagi investor. Biasanya pasar modal akan memberikan penawaran bagi

58 60 62 64 66 68 70

2016 2017 2018 2019 2020

Dalam Persen

Jumlah Kontribusi Investor Tahun 2016-2020

(19)

3 investor dengan berbagai daftar perusahaan beserta harga sahamnya dengan tujuan memudahkan investor dalam melihat keadaan di pasar modal agar bisa mendapatkan keuntungan. Untuk mendapatkan keuntungan, investor harus pandai dalam menganalisis keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Salah satu yang harus dianalisis adalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan tercermin dari adanya profitabilitas perusahaan dan juga rasio-rasio keuangan lainnya yang dapat menunjukkan nilai dan pengelolaan manajemen yang baik (Putri, 2015).

Profitabilitas yang tinggi dan manajemen perusahaan yang baik dapat meningkatkan performa perusahaan sehingga investor berani untuk berinvestasi. Investor yang mampu menganalisis perusahaan dengan baik bisa mendapat keuntungan yang optimal. Menurut Ulya dan Rachmawati (2019) keuntungan yang optimal dapat dilakukan dengan menganalisis nilai kewajaran dari harga saham. Oleh karena itu, investor harus pandai menganalisis saham yang memiliki performa baik dengan menggunakan dua teknik analisis yaitu, analisis fundamental dan analisis teknikal.

Analisis fundamental ini berguna untuk menghindarkan investor dari perusahaan yang memiliki kinerja buruk dengan menghitung rasio-rasio keuangan seperti Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA). Rasio ini sangat erat kaitannya dengan performa kinerja perusahaan (Sari, 2018). Analisis fundamental dapat digunakan oleh investor untuk memproyeksikan keuntungan dimasa depan dengan melihat laporan keuangan beberapa tahun. Apabila dalam beberapa

(20)

4 waktu tertentu perusahaan mampu memperoleh keuntungan disetiap tahunnya maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut menjaga operasional perusahaan dengan baik sehingga terus memperoleh keuntungan. Perusahaan yang mampu mempertahankan keuntungan yang dituangkan dalam laporan keuangan, dapat dijadikan tempat untuk investasi dengan membeli sahamnya.

Untuk lebih meyakinkan dalam proses jual/beli saham maka investor selain analisis fundamental, investor dapat melakukan analisis teknikal.

Analisis teknikal adalah analisis harga saham berdasarkan pergerakan data statistiknya dalam jangka waktu tertentu sehingga investor mengetahui kapan harus menjual atau membeli saham (Sari, 2018). Analisis teknikal ini merupakan teknik pelengkap dari analisis fundamental. Namun, sangat disayangkan sekali masih banyak investor yang belum memahami mengenai analisis fundamental dan teknikal perusahaan karena keterbatasan literatur untuk menganalisis analisis ini.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2021) sejak tahun 2016 masih sedikit yang memahami literasi keuangan untuk menganalisis fundamental dan teknikal. OJK menyebutkan bahwa ada perbedaan antara investor yang mengerti laporan keuangan dengan ketentuan yang harus dimilki oleh investor dalam berinvestasi. Berikut ini, data mengenai persentase investor yang memahami literasi keuangan yang digunakan untuk analisis fundamental dan tenikal dengan cakupan yang diinginkan agar investor memahami literasi keuangan.

(21)

5 Gambar 1.2 Jumlah Pemahaman Investor Literasi Keuangan Dengan Cakupan yang seharusnya.

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Data Diolah (2021).

Dari gambar 1.2 dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 2016 pemahaman mengenai literasi keuangan masih rendah sehingga masih banyak investor yang belum mengerti untuk menggunakan teknik analisis fundamental perusahaan untuk memberikan informasi dalam pembelian saham. Tahun 2016 dan 2017 cakupan yang diberikan sebesar 67,8% namun yang memahami hanya sebesar 29,7%, ditahun 2018 cakupan yang diberikan sebesar 75,% namun yang memahami hanya sebesar 37,5%, tahun 2019 cakupan yang diberikan sebesar 76,19% namun yang memahami hanya sebesar 38,03%, dan tahun 2020 cakupan yang diberikan sebesar 77% namun yang memahami hanya sebesar 40%. Menurut OJK (2021) dengan adanya peningkatan pemahaman investor terhadap literasi keuangan akan memberikan manfaat dalam proses investasi yaitu kemampuan dalam membuat analisis fundamental dan teknikal untuk memperoleh keuntungan.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2016 2017 2018 2019 2020

Persentase pemahaman literasi keuangan

(22)

6 Investor yang mengerti analisis fundamental dan teknikal dapat memperhitungkan pembelian saham dengan matang. Di Indonesia, ada berbagai sektor industri yang perusahaannya terdaftar di BEI tetapi sektor yang paling menunjukkan aktivitas operasional perusahaan yang baik adalah sektor industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman selalu menjalankan operasionalnya karena dianggap sebagai industri yang penting.

Sekitar 18,36% kapitalisasi terbesar dalam pembelian saham adalah sektor industri konsumsi, dilanjutkan pada sektor infrastruktur sebesar 10,79 % dan sisanya sekitar 70,85% terbagi ke beberapa sektor yaitu keuangan, industri dasar, real estate, perdagangan, pertambangan, pertanian dan sektor industri (www.ojk.co.id).

Sektor industri makanan dan minuman dapat diminati investor karena memiliki kinerja yang baik dan memberi informasi pada investor. Kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi sehingga akan mempengaruhi harga saham. Naik turunnya harga saham dipengaruhi oleh adanya interaksi antara penawaran dan permintaan (Munira et al., 2018).

Harga saham di Indonesia sangatlah berubah-ubah pada waktu tertentu.

Perubahan harga saham yang diakibatkan oleh permintaan membuat harga saham dapat meningkat dan menurun sesuai dengan keadaan. Jika permintaan saham meningkat maka akan membuat harga saham juga meningkat begitu juga sebaliknya (Yuliana & Hastuti, 2020). Berikut ini gambar grafik harga

(23)

7 saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada BEI tahun 2016-2020.

Gambar 1.3 Rata-rata Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020.

Sumber: Bursa Efek Indonesia, Data Diolah (2021).

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa rata-rata harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI cenderung naik dari tahun 2016 sebesar 48.360, tahun 2017 sebesar 49.575, tahun 2018 sebesar 51.947, tahun 2019 sebesar 55.537 tetapi ditahun tahun 2020 rata-rata harga saham turun menjadi sebesar 49.604. Gambar tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya permintaan investasi pada perusahaan makanan dan minuman terus meningkat sehingga harga rata-rata saham perusahaan makanan dan minuman juga meningkat. Kondisi berbeda ditahun 2020 yang mengalami penurunan.

Tahun 2020 mengalami penurunan dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang membuat kondisi perekonomian menjadi menurun dan berdampak pada harga saham perusahaan yang menurun (PH et al., 2020).

Untuk menjaga kestabilan harga saham, setiap perusahaan harus menjaga kinerja perusahaannya agar perusahaan mendapatkan untung yang akhirnya akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari rasio ROA, DAR dan EVA sebagai fundamental

40000 45000 50000 55000 60000

2016 2017 2018 2019 2020

(24)

8 perusahaan yang bisa diperhatikan oleh investor melalui laporan keuangan yang diterbitkan. Dengan rasio-rasio tersebut dapat terus meningkatkan kinerja perusahaan yang akhirnya akan memberikan minat investor untuk berinvestasi sehingga dapat menjaga kestabilan harga saham (Anggraeni et al., 2020).

Rasio-rasio yang tercermin dalam laporan keuangan nantinya akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi investor. Rasio ROA menggambarkan hasil dari laba bersih perusahaan terhadap seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ROA menunjukkan nilai produktivitas perusahaan dalam mengelola aset sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan (Handayati & Zulyanti, 2018). Perusahaan yang produktif menandakan bahwa manajemen perusahaan sudah optimal dalam mengelola aset sehingga efektivitas penggunaan aset sudah sangat baik (Sambelay et al., 2017).

Efektivitas penggunaan aset perusahaan akan mendukung perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi sehingga menarik perhatian dan minat investor dalam menanamkan modalnya. Minat investor ini yang nantinya akan mempengaruhi harga saham. Pemahaman ini sesuai dengan hasil penelitian Hartono & Wulandari (2020) yang menungkapkan bahwa ROA berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Simatupang & Sudjiman (2019) yang mengungkapkan bahwa ROA dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap harga saham.

Faktor lain yang mempengaruhi harga saham selain rasio ROA ada juga rasio DAR dan EVA. Rasio DAR menggambarkan kondisi perusahaan dalam

(25)

9 menjaga agar dapat memenuhi kewajibannya (Permatasari & Fitria, 2020).

Rasio DAR digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menjaga dalam pemenuhan kewajiban sedangkan investor menggunakan rasio DAR untuk menganalisis keadaan perusahaan dalam kebutuhan penanaman modal.

Jika nilai DAR tinggi, maka utang perusahaan sangatlah besar sehingga risiko untuk mengembalikan menjadi lebih tinggi (Murti & Kharisma, 2020). Inilah yang nantinya menjadi pertimbangan investor untuk penanaman modal, dengan menilai nilai DAR agar dapat memperkirakan keuntungan perusahaan yang berimbas pada investor. Nilai DAR yang tinggi akan menurunkan minat investor untuk membeli saham sehingga dapat menurunkan harga saham, begitu juga sebaliknya nilai DAR yang rendah membuat investor yakin sehingga menambahkan minat yang berdampak pada naiknya harga saham (Susanti et al., 2020).

Selain ROA dan DAR, nilai EVA tidak kalah pentingnya. Nilai EVA dapat digunakan oleh investor untuk menganalisis kinerja perusahaan dalam penggunaan biaya modal yang efisien (Fernandus & Widjaja, 2019). Nilai EVA dijadikan sebagai penghasil nilai tambah ekonomi bagi investor.

Menurut Rahayu dan Dana (2016) nilai tambah ekonomi menjadi analisis kecenderungan seperti rasio keuangan lainnya bagi investor yang melihat kinerja keuangan perusahaan. Investor akan mempertimbangkan nilai tambah perusahaan untuk memberikan keyakinan dalam berinvestasi. Investor meyakini bahwa perusahaan yang memiliki nilai tambah perusahaan yang tinggi berarti memiliki manajemen yang baik sehingga akan terus

(26)

10 memperoleh keuntungan. Dengan keyakinan analisis nilai EVA akan membuat pengaruh terhadap harga saham sesuai dengan permintaan investor (P.S.R & Dana, 2016).

Untuk meningkatkan nilai rasio ROA, DAR dan EVA tentunya investor akan memperhatikan kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen yang dibayarkan perusahaan akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi (Meidawati et al., 2020). Kebijakan dividen menandakan bahwa ROA, DAR dan EVA yang dihasilkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen yang diberikan kepada investor tinggi maka ROA, DAR dan EVA yang dihasilkan juga tinggi karena kebijakan dividen yang dibayarkan perusahaan mencerminkan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Besar kecilnya keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan akan mempengaruhi kebijakan dividen yang diberikan oleh manajemen perusahaan kepada investor sehingga akan mempengaruhi minat investor untuk membeli saham perusahaan sehingga semakin banyaknya permintaan akan meningkatkan harga saham (Kurniawan, 2017). Penelitian mengenai kebijakan dividen telah dilakukan oleh (Husein & Kharisma, 2020) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat mempengaruhi harga saham.

Fenomena tersebut membuat peneliti ingin membuktikan bahwa rasio- rasio ROA, DAR dan EVA dapat mempengaruhi harga saham. Naik turunnya harga saham bergantung pada permintaan investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan. Selain rasio tersebut kebijakan dividen juga dapat mempengaruhi harga saham karena dengan kebijakan dividen yang dibagikan

(27)

11 perusahaan, investor dapat mengetahui keuntungan yang diberikan oleh perusahaan. Penelitian ini mengacu pada penelitian Yuliana & Hastuti (2020).

Pada penelitian Yuliana & Hastuti (2020) menguji pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), Net Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Adanya penghilangan variabel DER, NPM dan EPS kemudian menggantinya dengan variabel Economic Value Added (EVA).

Penggunaan variabel EVA dikarenakan minim diteliti oleh penelitian sebelumnya. Menurut P.S.Rahayu & Dana (2016) bahwa EVA yang meningkat akan menghasilkan tingkat pengembalian melebihi biaya modal sehingga akan meningkatkan harga saham dengan kinerja perusahaan.

2. Pada penelitian ini, peneliti menambahkan variabel kebijakan dividen sebagai variabel moderasi. Dengan variabel ini peneliti ingin mengetahui apakah kebijakan dividen ini dapat memperlemah atau memperkuat pengaruh ROA, DAR dan EVA terhadap harga saham.

3. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dalam BEI periode tahun 2016-2020.

4. Dalam pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan software SPSS 25.

5. Jumlah investor Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2020 yang mencapai 3,84 juta investor, jumlah ini meningkat dari tahun 2019.

Meningkatnya jumlah investor ini dikarenakan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi dan adanya situasi pandemi Covid-19 juga

(28)

12 membuat masyarakat memiliki waktu untuk memahami cara berinvestasi di pasar modal dan harga saham perusahaan yang rata-rata turun sehingga banyak yang melakukan transaksi saham (www.idx.co.id).

Dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk investor selalu menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal dalam membeli saham agar mendapatkan keuntungan dimasa depan. Dengan harapan tersebut maka, peneliti mengangkat judul “Pengaruh Return On Asset (ROA) , Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Harga Saham dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020 “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Peningkatan jumlah Investor dari tahun 2016 sampai tahun 2020 yang sangat signifikan.

2. Masih banyaknya investor yang memiliki kekurangan dalam memahami literasi keunagan untuk menggunakan analisis fundamental dan teknikal.

3. Kurangnya kesadaran investor untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham sehingga sulit memproyeksikan keuntungan.

4. Investor masih mengabaikan analisis fundamental dan teknikal sebagai ukuran kinerja perusahaan untuk memberi keuntungan dimasa mendatang.

(29)

13 5. Harga saham juga menjadi fluktuatif akibat adanya pandemi Covid-19 dan bahkan mengalami penurunan sampai akhir tahun 2020. Turunnya harga saham dijadikan ajang oleh masyarakat untuk berinvestasi agar memperoleh keuntungan.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat pembatasan masalah pada faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Penelitian ini, hanya membahas masalah pada Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), Economic Vale Added (EVA) dan kebijakan dividen sebagai variabel yang memoderasi.

Penelitian ini juga membatasi hanya pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2016-2020.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah diatas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham?

2. Apakah Debt To Total Asset Ratio (DAR) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham?

3. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham?

4. Apakah kebijakan deviden dapat memoderasi pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham?

(30)

14 5. Apakah kebijakan deviden dapat memoderasi pengaruh Debt To Total

Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham?

6. Apakah kebijakan deviden dapat memoderasi pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), dan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderasi pada perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2016-2020 dan menemukan bukti-bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham.

2. Untuk menganalisis pengaruh Debt To Total Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham.

3. Untuk menganalisis pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham.

4. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap harga saham.

5. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh Debt To Total Asset Ratio (DAR) terhadap harga saham.

6. Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham.

(31)

15 F. Manfaat Penelitianan

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada. Selain itu, penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk mengembangkan ilmu dan kegunaan praktis menyangkut pemecahan yang aktual. Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis, peneliatian ini bermanfaat untuk:

a. Bagi mahasiswa jurusan akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan tinjauan dalam pembelajaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruuhi harga saham.

b. Penerapan ilmu-ilmu dan sebagai referensi untuk mahasiswa dalam melakukan peneltian lebih lanjut.

c. Menambahkan wawasan serta pengetahuan yang lebih lagi mengenai Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), Economic Vale Added (EVA) dan kebijakan dividen.

2. Secara Praktisi

Secara praktisi, penelitian in bermanfaat untuk:

a. Memberikan informasi yang terbaru kepada investor maupun perusahaan bagaimana Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR), Economic Vale Added (EVA) dan kebijakan dividen dapat mempengaruhi harga saham.

(32)

16 b. Memberikan keputusan yang tepat kepada investor dalam menanamkan

modal pada perusahaan.

c. Bahan pertimbangan perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan mengeluarkan informasi yang berkaitan dengan keuangan perusahaan secara nyata agar dapat dipercaya oleh investor.

(33)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Signalling Theory (Teori Sinyal)

Signalling Theory atau teori sinyal adalah teori yang dicetuskan oleh Spence tahun 1973. Menurut Spence dalam Hariningsih dan Harsono (2019), signaling dapat mempengaruhi pilihan pekerjaan di pasar yang menggambarkan adanya suatu proses perekrutan sebagai investasi. Dia menyamakan investasi ini seperti permainan lotre yang diacak dan bergantung pada keberuntungan. Teori sinyal ini memberikan suatu sinyal dari pengirim untuk memberikan informasi yang relevan pada penerima (pihak luar).

Teori sinyal dapat menjelaskan bagaimana informasi laporan keuangan perusahaan dapat tersampaikan oleh pihak luar. Teori sinyal mendorong perusahaan untuk mempublikasikan keterkaitan informasi yang ada dalam perusahaan agar pihak luar dapat mengetahui prospek perusahaan dimasa mendatang. Informasi yang diberikan kepada pihak luar adalah laporan keuangan. Laporan keuangan dijadikan sebagai suatu tindakan manajemen perusahaan dari pihak manajemen sebagai informasi untuk pihak ketiga atau investor (Dewi & Sujana, 2019).

Pemberian informasi laporan keuangan kepada pihak ketiga merupakan sebuah dorongan untuk perusahaan karena adanya sebuah asimetri informasi antara pihak perusahaan dengan pihak ketiga. Asimetri

(34)

18 informasi terjadi karena pihak perusahaan yang lebih mengerti informasi mengenai perusahaan dan mengetahui bagaimana keadaan investor dimasa mendatang tetapi investor tidak memiliki akses lebih selain yang diberikan perusahaan (Lestari & Supadmi, 2017). Adanya asimetris informasi disebabkan adanya pihak manajemen perusahaan yang memiliki informasi penuh perusahaan sehingga sering kali mengabaikan kepentingan investor.

Informasi yang asimetris akan mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan kedepannya (Suganda, 2018).

Informasi yang diberikan perusahaan akan menentukan kondisi investor dimasa mendatang sehingga manajemen perusahaan akan memberikan informasi yang kuat baik dengan informasi yang secara langsung dapat diamati secara langsung ataupun yang membutuhkan penelaahan. Informasi ini akan membentuk penilaian investor pada perusahaan. Investor yang tidak mendapatkan informasi perusahaan maka tidak bisa mengambil sebuah keputusan secara maksimal. Pengambilan keputusan yang maksimal nantinya akan mencerminkan elemen-elemen yang terdapat didalamnya sehingga dapat meyakinkan investor.

Penyinalan muncul pada suatu lingkungan yang memiliki kompetisi dan agresif. untuk memenangkannya maka sinyal ini diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak memiliki potensi menguntungkan (Gumanti et al., 2018).

Dengan pernyataan diatas maka investor membutuhkan laporan keuangan untuk melihat bagaimana keadaan perusahaan yang sebenarnya

(35)

19 dan pihak manajemen harus memberikan informasi secara lengkap, relevan, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya agar keduanya tetap saling menguntungkan. Jika hal tersebut sudah mampu didapatkan dan dianalisa oleh investor maka dapat dijadikan parameter untuk mengambil keputusan dalan berinvestasi (Saifaddin, 2020).

Keputusan yang diambil investor didapat dengan cara menganalisa Return On Asset , Debt To Total Asset Ratio (DAR) Economic Value Added (EVA). Komponen ini yang ada dalam informasi laporan keuangan sehingga investor bisa menganalisa sendiri bagaimana keadaan perusahaan agar investasi yang ditanamkan dapat sesuai dengan keinginannya yaitu mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, teori sinyal ini dapat dijadikan sebagai referensi oleh investor dalam pengambilan keputusan untuk investasi dengan memperhatikan informasi yang diberikan oleh pihak perusahaan terutama pada laporan keuangan perusahaan agar tidak timbul asimetris informasi dan diantara keduanya dapat saling menguntungkan.

2. Agency Theory (Teori Keagenan)

Teori keagenan merupakan teori yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Menurut Jensen and Meckling (1976) teori keagenan menjelaskan hubungan kontraktual yang melibatkan orang lain untuk melakukan layanan dan pendelegasian keputusan kepada agen. Teori keagenan menandakan adanya hubungan antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajer perusahaan (agent) sebagai pengelola yang dipercayakan dalam pengambilan keputusan terbaik. Tanggung jawab

(36)

20 agent berada pada pengelolaan perusahaan sehingga tujuan yang diinginkan dalam mengembangkan perusahaan dapat tercapai sedangkan tanggung jawab principal berada pada pengawasan kinerja agent dalam mengelola perusahaan dan mempertanggungjawabkan kepada pihak lain (Kusmawati, 2020).

Hubungan antara agent dan principal dalam hal perolehan informasi bersifat asymmetric information. Asymmetric information menandakan adanya ketidakmerataan informasi yang didapatkan diantara pihak agent dan principal (Johan & Ariawan, 2021). Tidak meratanya informasi dikarenakan pihak agent memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan principal. Pihak agent memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi perusahaan sedangkan pihak principal tidak memiliki akses langsung untuk mendapatkan informasi perusahaan (Handayani et al., 2021). Kemudahan agen dalam mendapatkan informasi perusahaan membuat agen tidak selalu memberikan hal-hal yang menyangkut kepentingan principal sehingga menimbulkan conflict of interest (Markury

& Iskak, 2020).

Adanya conflict of interest diantara para agent memberikan masalah keagenan yang merugikan principal (Simanjuntak, 2021). Pihak principal tidak mendapatkan akses langsung dalam pengelolaan perusahaan sehingga akan menyulitkan pihak principal untuk melihat kinerja perusahan. Masalah keagenan karena perbedaan tujuan yang ingin dicapai antara pihak agent dan principal (Markury & Iskak, 2020).

(37)

21 Untuk mengatasi masalah keagenan maka dibutuhkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan pengungkapan yang sesuai dengan keadaan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang meningkat akan mempengaruhi harga saham dengan tingkat kepercayaan dan keyakinan investor untuk menanamkan modal (Handayani et al., 2021). Pihak investor (principal) yang sudah memiliki kepercayaan terhadap kinerja perusahaan menunjukkan principal memperoleh informasi yang cukup untuk proses pengambilan keputusan.

Informasi yang cukup akan membantu investor dan calon investor menilai kinerja perusahaan. Bila kinerja perusahaan terus meningkat maka investor akan percaya untuk menanamkan modal pada perusahaan. Banyak sedikitnya investor yang minat menanamkan modal pada perusahaan akan mempengaruhi harga saham. Apabila permintaan meningkat maka harga sahampun meningkat begitu pula sebaliknya.

3. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis mengenai harga saham dengan cara mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dinilai dari kondisi keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diartikan sebagai prestasi perusahaan dalam meningkatkan kesehatannya (Sunardi, 2018). Apabila perusahaan memiliki kinerja yang baik maka dapat dicerminkan dari kondisi keuangan perusahaan yang baik pula. Dengan kondisi keuangan

(38)

22 yang baik maka dapat diartikan bahwa tingkat kesehatan perusahaan sangatlah baik.

Proses analisis fundamental sangat membantu investor dalam membuat keputusan investasi sehingga tidak lagi ada yang membeli saham pada perusahaan yang tidak memiliki kinerja baik. Dalam analisis fundamental, untuk mengukur kinerja perusahaan dari kondisi keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.Innvestor dapat menganalisis apakah perusahaan dapat menghasilkan laba, Return On Asset (ROA), Debt To Total Asset Ratio (DAR) dan Economic Value Added (EVA) secara terus menerus atau bahkan sebaliknya.

Dengan analisis ini maka investor dapat memantau uang yang sudah diinvestasikan akan memberikan hasil sesuai dengan keinginan investor.

Analisis fundamental dapat berkaitan dengan penilaian kewajaran harga saham. Kondisi keuangan yang baik dpaat menarik minat investor sehingga dapat permintaan akan meningkat pula sehingga harga saham akan meningkat (Sari, 2018).

4. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan pembelajaran mengenai tingkah laku pasar berdasarkan spekulasi grafik untuk dimasa yang akan mendatang.

Analisis yang digunakan oleh investor biasanya menggunakan analisis teknikal dengan mengamati perubahan harga saham pada waktu lampau dengan waktu saat ini (Sari, 2018).

(39)

23 Analisis teknikal digunakan untuk pembelian saham jangka pendek atua biasanya teknik ini digunakan untuk trading sehingga tidak untuk investasi jangka panjang yang saat harga tinggi serta sudah memiliki keuntungan dapat dijual. Untuk pennggunaan analisis ini sangat mempengaruhi keuntungan yang besar tetapi untuk resiko yang dihasilkan sangat besar pula. Investasi jangka pendek akan membantu pasar dalam mingindikasikan harga saham. Penggunaan analisis ini cukup banyak tetapi ada kelemahan yang bersifat subjektif karena harus pandai dalam melihat grafik. Terkadang analisis ini sulit dilakukan dan akan memberikan perkiraan yang salah sehingga mengakibatkan kerugian.

Untuk analiasis teknikal biasanya harus menggunakan indikator lebih dalam menganalisis harga saham agar investor mendapatkan keuntungan dan meminimalkan resiko. Jika resiko dapat diminimalisir maka akan mempengaruhi perilaku pasar modal sehingga berdampak pada harga saham (Yani, 2018).

5. Return On Asset (ROA)

Salah satu indikator untuk menghitung keuntungan dalam operasional perusahaan adalah dengan menghitung Return On Asset (ROA). Menurut Irawati Junaeni (2017) ROA adalah rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa besar kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan dari total aset yang dimiliki perusahaan setelah dihitung biaya-biaya yang berkaitan dengan perolehan aset tersebut.

(40)

24 Return On Asset (ROA) sebagai indikator keuangan yang menggambarkan keuntungan dari aset yang dimiliki juga digunakan sebagai rasio untuk tingkat pengembalian investasi dari hasil pengelolaan seluruh total aset tersebut. Nilai ROA yang dihasilkan perusahaan akan mempengaruhi minat investor untuk investasi. Bila ROA yang dihasilkan perusahaan tinggi, maka keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan tinggi begitu juga sebaliknya bila ROA yang dihasilkan rendah, maka keuntungan yang dihasilkan perusahaan rendah pula (Arnova, 2016).

Rasio ROA digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aset. Perusahaan yang sudah efisien dapat menghasilkan laba bersih yang tinggi dari penggunaan aset perusahaan. Untuk menghasilkan laba yang tinggi ada faktor- faktor yang mempengaruhinya. ROA mempunyai faktor-faktor yang sangat berhubungan dengan penjualan.

Menurut Munawir dalam Kamal, (2016) ada dua faktor yang mempengaruhi ROA, yaitu:

a. Turnover dari operating asset, seberapa jauh aktiva digunakan dalam operasional perusahaan.

b. Profit margin, keuntungan yang dihitung dari jumlah penjualan perusahaan.

Setiap perhitungan rasio pasti memiliki keunggulan dan juga kelemahan dalam perhitungannya. Menurut Arnova (2016), keunggulan dari perhitungan ROA yaitu:

(41)

25 a. Pengukurannya bersifat menyeluruh yang pada laporan keuangannya

bisa tercermin dari rasio ROA.

b. Mudah dihitung, dipahami dan bernilai mutlak.

c. Dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang memiliki unit usaha.

Selain keunggulan tersebut, ROA juga memiliki kelemahan.

Kelemahan ROA yang dikemukakan oleh Lisa dalam Arnova (2016) adalah:

a. Pengukuran ROA membuat manajer divisi sering melewatkan project yang menurunkan divisional ROA meski Projectnya dapat memberikan keuntugan secara keseluruhan.

b. Manajemen fokus pada jangka pendek bukan jangka panjang.

c. Sebuah project dalam ROA meningkatkan tujuan jangka pendek tetapi belum tentu menguntungkan untuk jangka panjang sehingga mempengaruhi tenaga penjualan, pengurangan pemasaran dan penggunaan bahan baku.

6. Debt to Total Assets Ratio (DAR)

Debt to Total Assets Tatio (DAR) merupakan rasio perhitungan untuk mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiyai oleh utang (Siburian & Nurlatifah, 2021). Rasio DAR memiliki peranan yang penting bagi perusahaan melalui presentase aktiva perusahaan dengan dukungan pendanaan daru utang (Febrianti & Suartini, 2021). Apabila perusahaan memiliki rasio DAR yang tinggi, maka menunjukkan bahwa sebagian besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari utang. Rasio DAR dapat

(42)

26 diukur dengan membandingkan total aktiva yang dimiliki perusahaan dengan total utang perusahaan baik utang jangka pendek ataupun jangka panjangnya (Andhani, 2019).

Perusahaan yang nilai utangnya lebih besar dari modal yang dimiliki saat membiayai operasional perusahaan terlihat bahwa kondisi perusahaan tidak baik (Febrianti & Suartini, 2021). Pada dasarnya, banyaknya utang perusahaan yang dijadikan sebagai pendanaan utama dalam proses operasionalnya sangat meningkatkan risiko bagi keuangan perusahaan (Nauli et al., 2021). Perusahaan dapat mengurangi tingkat risiko dengan pengelolaan dana yang produktif baik untuk investasi ataupun penggunaan operasional perusahaan yang memiliki pengaruh positif bagi profitabilitas perusahaan sehingga dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan yang dapat memberikan dampak positif pula pada investor.

Menurut Andhani (2019) Kinerja perusahaan dapat diperhitungakan dari persentase DAR yang apabila nilai DAR kurang dari 100%, maka perusahaan masih dikatakan baik sedangkan nilai DAR lebih dari 100%

perusahaan dikatakan tidak baik. Nilai DAR yang kurang dari 100%

menunjukkan bahwa utang perusahaan lebih kecil dari aktivanya yang berarti perusahaan masih mampu menjaga kinerjanya. Nilai DAR yang lebih dari 100% menunjukkan bahwa utang lebih besar dari aktiva perusahaan yang berarti bahwa pengelolaan dananya meningkatkan pengembalian bunga ataupun denda dalam pembayarannya. Dengan persentase DAR ini membuat penilaian bagi investor saat ingin

(43)

27 menanamkan modal pada perusahaan, karena dengan analisis DAR investor mengetahui seberapa produktif perusahaan dalam mengelola utang yang bisa memiliki prospek keuntungan dimasa mendatang.

Semakin banyak utang perusahaan maka dapat mengurangi profitabilitas perusahaan yang menyebabkan permintaan investor terhadap saham berkurang sehingga menyebabkan harga saham menurun (Tannia &

Suharti, 2020).

Menurut Kasmir (2012:154) memperhitungan Debt To Total Asset Ratio (DAR) memiliki manfaat yaitu:

a. Menganalisis kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan pada kreditor.

b. Menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiiban.

c. Menganalisis keseimbangan antara aktiva dan modal.

7. Economic Value Added(EVA)

Metode EVA pertama kali diperkenalkan oleh Stern Steward Management Service (perusahaan konsultan) pada tahun 1991. Model EVA menawarkan parameter yang cukup objektif karena bermula dari konsep biaya modal (cost of capital), yakni mengurangi laba dengan beban biaya modal, dimana beban biaya modal ini mencerminkan tingkat resiko perusahaan. Beban biaya modal ini juga mencerminkan tingkat kompensasi yang diharapkan investor atas sejumlah investasi yang ditanamkan di perusahaan. Konsep dasar EVA adalah metode ini melakukan estimasi atas nilai tambah (value creation) yang diciptakan

(44)

28 oleh perusahaan yang melebihi tingkat pengembalian yang dibutuhkan atau diharapkan oleh kreditur dan investor ekuitas perusahaan (Irawan &

Manurung, 2020).

Economic Value Added (EVA) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari satu investasi. EVA yang positif menunjukan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan. Analisis EVA merupakan salah satu analisis yang tepat untuk digunakan agar peneliti juga mengetahui apakah perusahaan dapat memberikan nilai tambah dari kinerja keuangan perusahaan kepada investor di periode tahun yang sudah ditentukan (Mahagiyani &

Herdiyana, 2019).

Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah ukuran laba ekonomis yang dapat ditentukan dari selisih antara laba bersih operasional setelah pajak (Net Operating Profit After Tax) dengan biaya modal. Biaya modal ini ditentukan melalui biaya rata-rata tertimbang dari hutang dan ekuitas (Weighted Average Cost of Debt and Equity Capital- WACC) dan jumlah dari modal yang digunakan. EVA mencerminkan residual income yang tersisa setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal (Firdausia, 2019).

(45)

29 Menurut Supriyanto dan Lestari (2015) EVA memiliki komponen- komponen yang dapat menunjang diperolehnya perhitungan Economic Value Added (EVA) yaitu sebagai berikut:

a. Net Operating Profit After Tax (NOPAT)

NOPAT merupakan laba operasi perusahaan setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi yang berjalan.

Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) dapat dirumuskan sebagai berikut:

NOPAT = Laba operasi + Penghasilan bunga – Pajak penghasilan – Pembebasan pajak atas bunga Atau

NOPAT = Laba (Rugi) usaha - Pajak b. Biaya Modal

Biaya Modal (Cost of Capital) merupakan tingkat pengembalian minimum yang harus diperoleh perusahaan dari modal yang diinvestasikan (invested capital). Young dan O’byrne (2010) berpendapat bahwa biaya modal sama dengan modal yang diinvestasikan perusahaan dikalikan dengan rata-rata tertimbang dari biaya modal (WACC). Biaya modal dapat dirumuskan sebagai berikut Biaya Modal = Rata-rata tertimbang dari biaya modal (WACC) x

Modal yang diinvestasikan (Invested Capital)

Dari adanya komponen-komponen EVA sehingga menghasilkan sebuah rumus akan menghasilkan sebuah angka dan dapat dinyatakan

(46)

30 sebagai penilaian. Menurut Fernandus & Widjaja (2019) kriteria penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut :

a. Jika EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perusahaan.

b. Jika EVA = 0, menunjukkan posisi impas atau Break Even Point.

c. Jika EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perusahaan.

8. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan hasil dari kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berdasarkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola usaha dan mengelola pembiayaan (Simatupang & Sudjiman, 2019). Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan dari usahanya maka perusahaan akan menentukan besaran keuntungan tersebut yang dialokasikan untuk para investornya sebagai pendapatan.

Pembagian pendapatan oleh perusahaan sangat erat kaitannya dengan kebijakan perusahaan. Perusahaan akan memberikan kebijakan dengan membagi keuntungan tersebut kepada investor ataupun digunakan dalam perusahaan sebagai laba ditahannya perusahaan (Husein &

Kharisma, 2020).

Kebijakan dividen dapat diketahui dari perhitungan rasio Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio akan menentukan seberapa

(47)

31 besar keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan pada akhir periode yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Dengan adanya perhitungan ratio tersebut maka perusahaan bisa memperhitungkan pembagian dividennya. Jumlah hasil perhitungan dividen yang dibagikan kepada investor akan memberikan reaksi terhadap harga saham. Apabila dividen yang dibagikan besar maka akan memberikan sinyal kepada investor untuk terus menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga terjadi permintaan yang berlebihan dan akhirnya harga saham bereaksi meningkat (Simatupang & Sudjiman, 2019).

Dalam perhitungan Dividend Payout Ratio (DPR) memiliki faktor- faktor yang akan mempengaruhinya. Menurut Meidawati et al., (2020) ada tiga faktor yang mempengaruhi DPR, yaitu:

a. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Likuiditas menggambarkan keadaan kas dan aset yang dimiliki perusahan dengan kewajibannya pada perusahaan . Dividen erat kaitannya dengan likuiditas karena dividen sebagai kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan perusahaan dan akan mempengaruhi posisi kas perusahaan sebagai uang keluar.

Semakin likuiditas perusahaan tinggi maka perusahaan akan membayarkan dividen kepada investornya tinggi.

b. Profitabilitas

(48)

32 Profitabilitas dapat diartikan sebagai efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aset ataupun investasi perusahaan.

Semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola usaha, maka akan memberikan laba yang besar sehingga akan memberikan jumlah dividen yang besar untuk investornya begitu juga sebaliknya jika perusahan tidak efektif dan efisien dalam mengelola usaha maka menimbulkan laba yang kecil atau bahkan mendapatkan kerugian sehingga berpengaruh terhadap perhitungan dividen yang diberikan kepada investor.

c. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan sangat mempengaruhi investor dalam berinvestasi. Menurut para investor ukuran perusahaan sangat mempengaruhi dalam keputusan investasinya. Perusahaan yang terbilang besar, maka akan mendapatkan kepercayaan dari investor untuk pembagian dividennya karena akan mudah dalam mendapatkan pendanaan secara internal. Dengan ukuran perusahaan yang besar maka investor yakin bahwa perusahaan akan memberikan dividen yang besar.

Untuk ukuran perusahaan yang masih kecil sulit untuk dipercaya oleh investor, sebab investor berpikir bahwa perusahaan yang kecil akan sulit mendapatkan pendanaan secara internal sehingga akan memberikan dividen yang kecil pula.

(49)

33 9. Harga Saham

Menurut Permatasari & Fitria (2020) saham merupakan selembar kertas atas pernyataan kepemilikan seseorang dalam perusahaan. Saham terbagi menjadi dua yaitu saham biasa (common stock) dimana pemegang saham mewakili kepemilikan pada perusahaan sebesar modal yang sudah ditanamkan dan saham preferen (prefered stock) dimana pemegang saham ini memiliki hak suara yang lebih dan hak pendahuluan atas dividen dibandingkan spemegang saham biasa. Kepemilikan saham akan mendapatkan hasil imbal balik atas keuntungan yang dimiliki perusahaan.

Tingkat keuntungan tersebut dapat terbagi menjadi dua, yaitu : a. Capital gain/loss

Capital gain dihitung dari selisih harga investasi saat ini dengan harga investasi sebelumnya. Apabila harga saat ini lebih tinggi maka akan mendapatkan keuntungan (Capital gain) sedangkan apabila harga saat ini lebih kecil dibandingkan harga sebelumnya maka akan mendapatkan kerugian (Capital loss).

b. Dividen

Dividen merupakan nilai total pendapatan bersih dari perusahaan yang sudah dikurangi dengan laba ditahan. Dividen ini yang dibagikan kepada pemegang saham.

Harga saham merupakan satuan perubahan kelipatan saham yang telah ditetapkan. Pembentukan harga saham ini sesuai dengan adanya permintaan dan juga penawaran atas suatu saham perusahaan. Kondisi

(50)

34 permintaan dan penawaran karena adanya faktor kinerja perusahaan yang terbilang baik, sektor industri perusahaan, keadaan ekonomi, sosial dan politik negara dalam keadaan aman terkendali (Nurasila et al., 2020).

Harga saham juga dikemukakan oleh Firmansyah (2019) adalah harga penutupan setiap lembar saham yang dipantau oleh investor untuk memaksimalkan kekayaan diwaktu mendatang. Penyertaannya dalam bentuk selembar kertas yang dapat mencatumkan nama pemilik serta nama perusahaan yang telah menerbitkan. Perusahaan akan menerbitkan saham ketika membutuhkan permodalan. Untuk mendapatkan modal tersebut, perusahaan harus mencerminkan keadaan yang baik agar menarik perhatian investor.

Harga saham akan mencerminkan keadaan dari perusahaan tersebut.

Jika perusahaannya memiliki pencapaiannya bagus maka akan diminati banyak investor. Pencapaian perusahaan yang baik dapat dilihat dari laporan keuangan sehingga perusahaan berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan untuk dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan berinvestasi. Pada saat berinvestasi, biasanya investor akan melihat harga saham perusahaan. Jika dirasa harganya seimbang dengan pencapaian perusahaan maka investor akan dengan yakin untuk berinvestasi. Menurut Widoatmojo dalam Muhibah, (2020) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Harga nominal, harga yang diberikan oleh emiten untuk setiap lembar sahamnya dan tercantum pada sertifikat saham.

(51)

35 b. Harga perdana, harga yang tertera pada saat awal saham tersebut

masuk kedalam dan tercatat di bursa efek.

c. Harga pasar, harga yang diberikan dari satu investor ke investor lainnya. Biasanya harga yang sudah terjadi pada waktu tutup pasar modal maka disebut dengan harga penutupan (Closing Price).

Penentuan harga saham dapat dilakukan dengan cara pendekatan penilaian harga saham sebelum investor menanamkan modal pada perusahaan. Pendekatan penilaian harga saham berguna untuk analisa dalam menentukan tingkat keuntungan yang menarik untuk investor. Ada dua teknik yang digunakan dalam menganalisis saham agar harganya dapat sesuai dengan keadaan perusahaan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Ulya & Rachmawati, 2019).

Analisis fundamental mengestimasi harga saham dari variabel- variabel yang berhubungan dengan faktor-faktor yang menpengaruhi harga saham sedangkan analisis teknikal mengestimasi harga saham dari adanya perubahan harga saham diwaktu lampau. Kedua analisis tersebut dalam proses penilaian harga sahamnya akan melakukan analisis yang berbeda- beda dengan proses analisisnya.

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Kontribusi Investor Domestik Tahun 2016-2020  Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Data Diolah (2021)
Gambar 1.3 Rata-rata Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman  yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2020
Tabel 2.1   Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis fundamental dan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh informasi arus kas, laba kotor, ukuran perusahaan, Return On Asset (ROA), dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap return

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend payout Ratio

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh dari Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara signifikan terhadap Retrun on Asset (ROA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Assets Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang

“Pengaruh Return On Asset (ROA), Current Ratio, Debt to Asset Ratio (DAR), Ukuran Perusahaan, Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid-19

Oleh karena itu, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO) Dan Return On Asset (ROA)

i PENGARUH RETURN ON EQUITY ROE, RETURN ON ASSET ROA, DAN DEBT TO EQUITY RATIO DER TERHADAP CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY CSR Studi pada Sub Sektor Properti yang terdaftar di

Keywords : current ratio; debt to asset ratio; total asset turnover; return on investment PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET RATIO, DAN TOTAL ASSET TURNOVER TERHADAP RETURN ON