• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Analisis Program Layanan Kesehatan Rumah Bersalin Gratiis (RBG) Bagi Orang Miskin di Jakarta Timur terdiri dari gambaran

BERSALIN GRATIIS BAGI ORANG MISKIN DI JAKARTA TIMUR

C. Penemuan dan Pembahasan

3. Efisiensi Program Rumah Bersalin Gratiis

Efisiensi yang diperlihatkan perbandingan output dengan input. Dalam hal ini penulis memfokuskan pembahasan tentang layanan ibu hamil yaitu pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus. Berikut penjelasan tentang efisiensi:

a. Layanan Ibu Hamil

Menurut Bidan layanan kesehatan rumah bersalin gratiis terhadap ibu hamil yaitu:

1) Pelayanan prenatal yaitu perawatan pra lahir mengacu pada perawatan medis dan keperawatan direkomendasikan untuk perempuan sebelum dan selama kehamilan. Kehamilan dimulai dari usia 0-42 minggu kehamilan. Tujuan prenatal adalah untuk mendeteksi, mencegah dan mengarahkan untuk memeriksakan kesehatan saat atau ingin hamil.

2) Pelayanan Persalinan dimulai dari mules sampai bayi mau keluar. Untuk persalinan normal melalui 10 pembukaan yaitu sampai posisi kepala bayi.

3) Pelayanan postnatal dan neonatus periode awal segera setelah melahirkan. Pasien wajib kontrol nifas kesehatan ibu dan anak setelah seminggu kelahiran.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa pelayanan untuk kesehatan ibu hamil mulai dari pelayanan prenatal, pelayanan persalinan, pelayanan postnatal dan neonatus dilaksanakan secara berurutan berdasarkan usia kehamilan.

b. Tindakan Medis Ibu Hamil

Menurut bidan tindakan medis terhadap ibu hamil yaitu:

1) Tindakan medis pra lahir adalah menganjurkan kepada ibu yang akan atau sedang hamil mengkonsumsi vitamin dan asam folat untuk mencegah cacat tabung saraf. Tindakan medis saat hamil timbang, tensi, ukur tinggi fundus, pemberian tablet besi, riwayat medis, penyuluhan dan pemeriksaan hasil USG.

2) Trimester pertama usia kandungan 0-3 bulan mengalami keluhan yaitu mual, nga mau makan, muntah dan pusing maka bidan memberikan vitamin, asam folat dan obat-obatan yang disesuaikan kondisi pasien. Trimester kedua usia kandungan 3-6 bulan jarang ada keluhan maka bidan memberikan 90 tablet besi dan anjuran ibadah sholat lima waktu. Trimester ketiga usia kandungan 6-9 bulan mengalami keluhan yaitu resah, sering buang air kecil, pegal pada pinggang, sulit tidur maka bidan menganjurkan shalat tahajud, dzikir, putar puting dan hubungan suami-istri untuk membuat rangsangan pada bayi.

3) Tindakan medis untuk mengetahui tanggal kelahiran bayi pasien, bidan menggunakan kalender terhitung mulai awal kehamilan. Tujuan dari penanggalan adalah memprediksi tanggal persalinan sebagai batasan untuk melahirkan secara normal dan menghindari rujuk ibu.

4) Rujuk ibu terdiri dari riwayat bedah sesar, pendarahan pervagiman, persalinan kurang bulan usia hamil kurang dari 37 minggu, ketuban pecah lama lebih dari 24 jam, ketuban pecah pada persalinan kurang dari 37 minggu usia kandungan, ikterus, anemia berat, gejala infeksi, hipertensi dalam kehamilan, tinggi fundus 40 cm/ lebih gawat janin, primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5. Persalinan normal dapat terjadi jika berat badan bayi 2,5-4 kg dan usia ibu hamil 20-35 tahun.

5) Dalam proses persalinan jika terjadi pendarahan yang bidan tidak dapat mengatasi selama masa krisis yaitu 2 jam setelah melahirkan maka segera di rujuk ke rumah sakit yang berada di harmoni. Di rumah sakit harmoni akan ditangani oleh dokter ahli kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Untuk pembiayaan pasien khusus RBG mendapat diskon (potongan harga) yang disesuaikan kondisi ekonomi pasien.

6) Tindakan medis setelah melahirkan. Pasien wajib kontrol seminggu setelah melahirkan, bidan akan meriksa kesehatan ibu

dan anak. Tiga minggu setelah melahirkan kontrol nifas dan 40 hari setelah melahirkan mengikuti program keluarga berencana. Menurut Manager RBG dari awal keanggotaan, dari kami sudah menjelaskan kepada pasien, jika persalinannya di rujuk, maka biaya ditanggung sendiri oleh pasien, karena RBG belum punya dana khusus untuk menangani biaya rujukan. Jika ada donasi dari donatur untuk anggota RBG, maka dana itu baru bisa dikeluarkan untuk membantu biaya persalinan anggota yang di rujuk. Solusi yang sering RBG berikan ke pasien saat di rujuk, mereka harus buat SKTM agar bisa dibebaskan dari biaya persalinan di R.S. atau Klinik lain. Pasien RBG biasa di rujuk ke Klinik Harmoni atau R.S. terdekat atau bisa atas pilihan pasien sendiri.

Dari data diatas dapat saya simpulkan bahwa bidan yang menangani ibu hamil selain berpendidikan bidan juga pengalaman dalam tindakan medis yang dilakukan berdasarkan standarisasi bidan.

c. Jumlah Anggota Ibu Hamil

Tabel 10.

Jumlah Anggota Rumah Bersalin Gratiis Tahun 2007-2011

Tahun Jumlah Anggota

2007 115 orang

2008 39 orang

2009 64 orang

2010 53 orang

2011 23 orang

Pada tahun 2011 data anggota masih dapat berubah karena pencataan data yang direkap hanya sampai bulan Maret. Total

sementara ibu hamil yang menjadi anggota dari tahun 2007-2011 sebanyak 294 orang.

Menurut general administrasi selama proses persalinan anggota melahirkan dengan normal, kondisi ibu dan anak dalam keadaan sehat. Untuk bukan anggota (non member) ada dua kasus bayi meninggal karena tidak punya pernafasan, dan satu bayi menderita bibir sumbing.

Dari data diatas dapat saya simpulkan bahwa keahlian bidan dalam menangani ibu hamil sampai melahirkan secara normal tidak ada perbedaan antara anggota dan bukan anggota semua mendapat pelayanan yang sama secara profesional.

d. Penilaian Anggota Layanan Kesehatan Gratis

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap anggota maka dapat disimpulkan dalam efisiensi menggunakan reliability. Reliability merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat dan handal. Hal ini dapat dilihat dari:98 1) Prosedur administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran

pasien.

Gambar 1.

Skema Alur Tindakan Pengobatan

       Datang berobat Pulang Depo Obat (Infaq) Dokter Atau Bidan Tindakan Perawat Pendaftaran 98

Wawancara Pribadi dengan Ibu Sitisa’diah, Jakarta, 18 April 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Dianti dan Ibu Marlina, Jakarta, 2 Mei 2011. Wawancara Pribadi dengan Ibu Triwiyanti dan Ibu Caturwiyanti, Jakarta, 20 April 2011.

Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti, ibu Dianti, ibu Tri sudah bagus. Begitu juga menurut ibu Catur untuk administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran di RBG setelah penanganan persalinan berbeda saat saya melahirkan anak pertama di R.S. Persahabatan itu administrasi penerimaan, pendaftaran dan pembayaran diurus sampai selesai baru proses penanganan persalinan. Lain hal dengan ibu Marlina menurutnya posisi tempat pendaftaran dengan tempat tindakan perawat sebaiknya berdekatan agar memudahkan pasien.

2) Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. Dari 5 anggota yang diwawancarai untuk ibu Siti, ibu Dianti dan ibu Marlina memeriksakan kehamilan rutin dilakukan di RBG. Untuk ibu Catur pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas karena saat mengajukan jadi anggota usia kandungan 8 bulan. Untuk ibu Tri memeriksakan kehamilan tidak rutin karena penghasilan suami setiap bulan hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

3) Pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan pasien secara cepat dan tepat. Dari 5 anggota yang diwawancarai dapat disimpulkan mereka memanfaatkan kartu anggota dengan baik karena menggunakan pelayanan kesehatan gratis sesuai kebutuhan bukan hanya persalinan, perawatan setelah lahir tetapi saat sakit juga berobat di RBG.

4) Jadwal pelayanan tepat, waktu pemeriksaan di RBG dan pelayanan di bidang kesehatan. Dari 5 anggota yang diwawancarai dapat disimpulkan bahwa untuk pemeriksaan dokter umum atau bidan 15 menit, di depo obat 30 menit sampai 1 jam. Pemeriksaan untuk diagnosa penyakit dilakukan oleh dokter umum, sedangkan pemeriksaan kandungan, imunisasi dan persalinan dilakukan oleh bidan. Untuk tindakan suntik, kontrol kadar gula darah dan asam urat, penguapan, nimbang dan tensi dilakukan oleh perawat.

5) Prosedur layanan tidak berbelit. Dari 5 anggota yang diwawancarai ibu Catur, ibu Dianti, ibu Marlina, ibu Siti dan ibu Tri layanan di RBG karena saat pengajuan menjadi anggota mengutamakan pelayanan kesehatan terlebih dahulu, setelah itu baru administrasi yang kurang dilengkapi. Untuk non member pelayanan kesehatan yang didahulukan setelah itu biaya pengobatan dan perawatan. Untuk biaya pengobatan dan perawatan dapat dibayarkan pada depo obat.

Dari data di atas dapat saya simpulkan bahwa efisiensi berdasarkan realibility sesuai dengan harapan masyarakat dimana proses penanganan kesehatan didahulukan dibandingkan biaya pengobatan dan administrasi. Khusus saat proses persalinan sampai perawatan sedangkan pembayaran dilakukan ketika pasien non member sudah bisa pulang ke rumah.

e. Kesimpulan akhir dari pembahasan efisiensi di atas maka diperoleh nilai yang mengkategorikan sudah efisien. Walaupun perlu peningkatan dan perbaikan dalam kualitas kesehatan gratis buat masyarakat miskin.