• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. PENYUSUNAN TABEL INPUT-OUTPUT: TEKNIK

5.1. Estimasi Permintaan Akhir dan Impor

5.1.5. Ekspor

Pengertian ekspor dalam tabel input-output adalah transaksi-transaksi ekonomi yang dilakukan oleh penduduk suatu negara/region dengan pihak luar negeri/region lain. Transaksi ekonomi meliputi transaksi barang, jasa pengangkutan, jasa pariwisata, jasa komunikasi dan transaksi komoditi lainnya. Penilaian ekspor barang atas dasar harga produsen dinyatakan

dalam f.o.b (free on board). Transaksi barang dan jasa pada prinsipnya dicatat pada saat kepemilikan barang tersebut berpindah atau pada saat jasa tersebut diberikan ke bukan penduduk. Untuk itu akan dijelaskan lebih lanjut mengenai transaksi barang dan jasa, penduduk dan f.o.b yang sesuai dengan konsep SNA dan Neraca Pembayaran.

Transaksi ekonomi adalah suatu pertukaran nilai ekonomi oleh satu unit ekonomi dengan unit ekonomi lainnya. Yang dimaksud dengan nilai ekonomi adalah barang, jasa dan instrumen finansial. Transaksi ekonomi pada garis besarnya dapat digolongkan atas: penjualan barang-barang untuk ditukarkan dengan instrumen finansial, barter atau pertukaran barang dan jasa dengan barang dan jasa lainnya dan dapat juga merupakan pemberian barang dan jasa tanpa ada imbalan seperti hadiah, bantuan dan lain-lain.

Penduduk, yang dimaksud dengan penduduk dalam hal ini adalah lembaga pemerintah, perorangan, perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan negara, serta lembaga swasta nirlaba yang berada di wilayah domestik (wilayah yang berada dalam batas geografis).

- Penduduk Lembaga pemerintah terdiri atas pemerintah pusat dan daerah termasuk kedutaan dan konsulat di luar negeri. Badan dunia seperti IMF, Bank Dunia dan sejenisnya serta kedutaan dan konsulat asing yang berlokasi di wilayah domestik dianggap sebagai bukan penduduk.

- Penduduk perorangan adalah semua orang yang tinggal di wilayah domestik, kecuali:

a. wisatawan asing yang tinggal di wilayah domestik kurang dari satu tahun dengan tujuan untuk bertamasya, berobat, beribadah, kunjungan keluarga, pertandingan olah raga, konperensi dan sebagainya.

b. awak kapal/pesawat asing yang sedang singgah atau perbaikan di wilayah domestik.

c. pengusaha atau pegawai perusahaan yang berlokasi di luar negeri sedang berada di wilayah domestik kurang dari satu tahun.

d. pekerja musiman yang berada di wilayah domestik kurang dari satu tahun.

e. staf kedutaan/konsulat asing yang tinggal di wilayah domestik

f. pegawai badan internasional bukan warga negara yang bertugas di wilayah domestik kurang dari satu tahun.

- Penduduk perusahaan adalah unit usaha yang melakukan kegiatan produksi dan transaksi di wilayah domestik, termasuk cabang perusahaan asing.

- Penduduk lembaga nirlaba terdiri atas semua lembaga nirlaba yang berlokasi di wilayah domestik.

Harga Free on Board (f.o.b) adalah harga barang sampai di atas kapal

negara pengekspor, yang meliputi: harga barang, pajak ekspor dan sejenisnya, biaya pengangkutan sampai ke batas negara, biaya asuransi pengangkutan sampai ke atas kapal, komisi, biaya pembuatan dokumen, biaya kontainer, biaya pengepakan, biaya pemuatan barang ke kapal/pesawat udara/alat transport lainnya.

a. Klasifikasi Ekspor Barang dan Jasa

Jenis komoditi yang dicakup dalam transaksi ekspor barang dan jasa dirangkum dalam suatu klasifikasi yang meliputi:

- transaksi ekspor barang dagangan

- transaksi ekspor jasa pengangkutan dan komunikasi

- transaksi ekspor jasa asuransi

- pembelian langsung di wilayah domestik oleh kedutaan/konsulat asing serta badan internasional yang berada di wilayah dometik

- pembelian langsung di wilayah domestik oleh rumahtangga bukan penduduk

- ekspor barang dan jasa lainnya

b. Ekspor Barang Dagangan

Ekspor barang dagangan mencakup perpindahan barang dagangan dari wilayah domestik ke luar negeri, meliputi:

- penjualan kapal laut dan pesawat udara, baru maupun bekas, terlepas dari apakah barang tersebut melalui bea cukai atau tidak

- penjualan listrik, gas dan air

- penjualan emas untuk keperluan industri oleh penduduk ke bukan penduduk

- penjualan bahan baku dan perbekalan lainnya untuk kapal laut, pesawat udara dan sejenisnya oleh penduduk ke bukan penduduk

- minyak dan gas bumi yang diambil oleh penduduk dari perairan nasional atau internasional kemudian didaratkan langsung di luar negeri

- ikan yang dijual langsung oleh kapal nelayan nasional di luar negeri

- penjualan persenjataan dan peralatan militer

- penjualan karya seni dan koleksi barang antik

- barang selundupan, ditemukan atau tidak oleh bea cukai

- paket pos, selain langganan langsung surat kabar dan majalah

- dan sebagainya

Yang tidak termasuk ekspor barang dagangan seperti:

- barang transit langsung

- barang keperluan sehari-hari wisatawan manca negara

- barang untuk pameran, contoh atau barang yang tidak diperdagangkan, kontainer, serta binatang-binatang untuk pengembangbiakkan dan perlombaan

- pemindahan barang ke luar negeri semata-mata untuk perbaikan

- transfer mesin, peralatan dan barang lainnya (termasuk film untuk gedung bioskop dan teknisinya) ke bukan penduduk dengan sistem sewa

c. Ekspor Jasa Pengangkutan dan Komunikasi

Ekspor jasa pengangkutan dan komunikasi mencakup jasa angkutan barang (freight), jasa angkutan penumpang, serta jasa pengangkutan lainnya dan komunikasi.

Jasa angkutan barang meliputi pengangkutan barang oleh perusahaan

penduduk melalui pengoperasian alat angkutannya seperti kapal laut, pesawat udara dan sejenisnya.

Ekspor jasa angkutan barang meliputi jasa angkutan barang yang dilakukan perusahaan penduduk, sehubungan dengan:

- pengangkutan barang dagangan

- pengangkutan barang transit milik bukan penduduk yang melalui wilayah domestik

- pengangkutan barang milik bukan penduduk dalam dan antar negara di luar negeri

- pengangkutan barang impor menuju batas bea cukai negara pengekspor barang impor tersebut

Ekspor jasa angkutan penumpang meliputi semua jasa yang diberikan

perusahaan penduduk untuk pengangkutan penumpang bukan penduduk ke luar negeri, antar dan dalam negeri di luar negara. Tidak termasuk disini pengangkutan penumpang bukan penduduk di wilayah domestik oleh perusahaan penduduk (dimasukkan sebagai pembelian langsung barang dan jasa diwilayah domestik oleh rumah tangga bukan penduduk).

Ekspor jasa angkutan lainnya dan komunikasi meliputi biaya carter/sewa alat

angkutan, biaya buruh dan bongkar muat lainnya dan biaya pelabuhan (laut/udara), biaya untuk jasa kapal tunda dan sejenisnya, biaya untuk operasi penyelamatan, jasa pos, telegram, telepon, radio dan televisi yang

dikeluarkan oleh bukan penduduk sehubungan penggunaan jasa dari perusahaan penduduk.

d. Ekspor Jasa Asuransi

Ekspor jasa asuransi dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu jasa asuransi pengangkutan barang dan jasa asuransi lainnya. Ekspor jasa

asuransi pengangkutan barang meliputi jasa asuransi yang dihasilkan

perusahaan penduduk sehubungan dengan jaminan terhadap:

- ekspor barang dagangan

- pengangkutan barang yang tidak tergolong barang dagangan dari/ke wilayah domestik atas biaya bukan penduduk

- pengangkutan barang impor ke batas bea cukai negara pengimpor

- pengangkutan barang impor ke batas bea cukai negara pengekspor barang impor tersebut.

Ekspor jasa asuransi lainnya meliputi biaya sehubungan dengan asuransi

kebakaran, kehilangan dan kerusakan barang yang tidak berkaitan dengan pengangkutan barang, reasuransi pengangkutan barang, asuransi kecelakaan, kerugian, kesehatan dan sejenisnya, asuransi jiwa dan sebagainya yang dikeluarkan oleh bukan penduduk sehubungan dengan jasa asuransi yang dihasilkan.

Pembelian langsung di wilayah domestik oleh kedutaan/konsulat asing, badan internasional serta oleh rumah tangga bukan penduduk dicakup sebagai ekspor komoditi dan pembelian langsung oleh konsulat negara dan rumah tangga penduduk di luar negeri digolongkan sebagai impor komoditi.

e. Ekspor Barang dan Jasa Angkutan Lainnya

Bagian ini meliputi ekspor barang dan jasa selain dari ekspor barang dagangan, jasa pengangkutan dan komunikasi, jasa asuransi, pembelian langsung di wilayah domestik oleh kedutaan/konsulat asing serta badan internasional yang berada di wilayah domestik, pembelian langsung di wilayah domestik oleh rumah tangga bukan penduduk. Bagian ini terdiri atas barang dan jasa yang sangat beraneka ragam seperti: (i) biaya reparasi barang yang diterima dari luar negeri, (ii) margin perdagangan atas barang-barang yang dibeli dari negara lain ke negara ketiga, (iii) biaya administrasi, pengolahan dan konsultasi serta biaya kantor perusahaan cabang dan anak perusahaan yang dibayarkan perusahaan induk serta transaksi sejenis antara nonresiden dan residen, (iv) komisi untuk penanggung dan biaya lainnya atas penerbitan surat-surat berharga swasta yang dijual di luar negeri, (v) biaya agen perantara yang beroperasi untuk pihak asing dan biaya yang berkaitan dengan emas bukan industri, (vi) penyewaan mesin, peralatan, film, dan sejenisnya, (vii) biaya advertensi, (viii) penyewaan ruang kantor dan pengeluaran lain yang dibayar kembali oleh perusahaan, (ix) pembayaran langganan langsung surat kabar dan majalah, (x) keuntungan atau kerugian akibat pengambilan keputusan dalam hal pembagian deviden dengan orang asing, (xi) hadiah barang yang dikirim ke luar negeri oleh rumah tangga penduduk, (xii) barang dan harta benda milik rumah tangga migran, dan (xiii) transaksi barang dan jasa yang tidak tergolong dimana-mana.

f. Metode Estimasi dan Sumber Data

Untuk menghitung nilai ekspor barang dan jasa dalam penyusunan tabel input-output pada tingkat nasional permasalahan yang dihadapi tidak begitu sulit. Pada tingkat regional atau pada tingkat provinsi penghitungan ekspor menghadapi berbagai permasalahan, antara lain pada tingkat nasional antara

warga negara Indonesia dengan warga negara asing dapat dibedakan dengan jelas, namun tidak demikian halnya dengan penduduk provinsi, sangat sulit membedakan apakah orang tersebut penduduk provinsi tersebut atau bukan. Sehingga jasa yang diberikan ke penduduk provinsi lain sulit diperkirakan, misalnya jasa angkutan, jasa komunikasi dan sebagainya.

Sumber data yang digunakan dalam memperkirakan nilai ekspor barang dan jasa diperoleh dari buku Statistik Perdagangan Luar Negeri terbitan BPS, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia publikasi BI, buku Tahunan Statistik Pertambangan Indonesia publikasi Departemen Pertambangan dan Energi dan dari sumber data lainnya.

Dalam tabel Input-output transaksi ekspor barang dan ekspor jasa, masing-masing diberi kode: 305 dan 306.

g. Ekspor Barang

Perkiraan nilai ekspor barang dagangan (merchandise) dilakukan dengan menggunakan data statistik Perdagangan Luar Negeri BPS. Nilai ekspor barang yang tersedia adalah nilai ekspor barang yang diolah dengan metode "carry over". Untuk kebutuhan penyusunan tabel input-output, nilai ekspor barang yang diolah dengan metode carry over tersebut perlu disesuaikan untuk memperoleh nilai ekspor barang aktual, yaitu nilai ekspor barang yang tersedia pada tahun yang bersangkutan. Nilai ekspor barang yang tersedia tersebut dirinci menurut kode Harmonized System (HS), sehingga harus dilakukan konversi ke dalam klasifikasi kode input-output. Kode HS dalam hal ini adalah merupakan suatu kode klasifikasi baik untuk barang dagangan sebagai ekspor maupun sebagai impor yang digunakan sebagai pedoman dalam transaksi perdagangan internasional. Barang dagangan yang diekspor dari suatu negara atau region adalah merupakan bagian dari output/hasil produksi dari suatu sektor tertentu, karena itu kode HS yang digunakan harus disesuaikan dengan sektor yang identik. Dalam penyusunan input-output,

klasifikasi yang dibentuk sesuai dengan sifat atau karakteristik dari suatu komoditi. Sehingga semua ekspor barang yang mempunyai kode HS tertentu dapat dibagi habis ke dalam klasifikasi input-output. Tidak ada satupun kode HS yang tidak dapat disesuaikan atau dikonversi ke dalam kode input-output. Untuk satu kode input-output bisa terdapat satu atau lebih kode HS. Nilai ekspor barang yang dirinci menurut kode HS masih dalam satuan dolar US, sehingga untuk mendapatkan nilai barang dalam satuan rupiah perlu dikalikan dengan kurs ekspor (kurs dolar US terhadap rupiah untuk barang ekspor). Kurs tersebut diperoleh dari rata-rata kurs beli dolar US yang diperoleh dari BI, ditimbang dengan nilai nominal ekspor barang bulanan dolar US. Sebagai ilustrasi dapat dilihat prosedur konversi kode HS ke dalam kode input-output pada contoh penghitungan di bawah ini.

Tabel 5.3

Ekspor Barang (aktual) Indonesia

No Kode HS Uraian Berat

Bersih FOB (Rp. Ribu) Harga per Unit (Rp) 1. 2. 060110000 070810000 : dst Bulbs, tubus, tubuous, roots, couns & rhizuous, dormant Peas fresh/chilled 87465 74562 116.864,09 13.444,05 265.081,43 9.727,22 Jumlah 47.490.039.119,32 9.093.215.526,82

Nilai ekspor yang telah ditransformasikan ke dalam nilai rupiah dapat dilihat pada Tabel 5.3 kemudian dari tabel tersebut dilakukan konversi dari

kode HS ke dalam klasifikasi input-output, misalnya untuk kode HS 100610900 yang merupakan komoditi padi-padian. Dengan melihat dari jenis komoditi dengan kode HS tersebut, ini bisa merupakan hasil produksi/output dari sektor padi. Pada klasifikasi input-output berkode 001. Dan selanjutnya mengidentifikasi kode HS secara keseluruhan ke dalam klasifikasi input-output. Hasil dari konversi ini dapat ditunjukkan pada Tabel 5.4 Setelah diperoleh konversi kode HS ke dalam klasifikasi input-output, sub jumlah nilai FOB dari setiap kode input-output adalah merupakan ekspor barang yang terletak pada kolom 305 pada kuadran II.

Tabel 5.4

Ekspor Barang Menurut Klasifikasi input-output

Kode IO (baris) Kode HS FOB (Rp. Ribu) Ekspor Barang (Kode 305/kolom) 001 100610900 10.513,00 sub total 10.513,00 10.513,00 002 070990300 100510000 100590000 1.339.733,50 1.366.959,36 29.432.546,34 sub total 32.139.239,20 32.139.239,20 . . dst . . . . T o t a l 42.490.039.119,32 42.490.039.119,32

h. Ekspor Jasa

Nilai ekspor jasa diperkirakan dari publikasi Neraca Pembayaran BI. Nilai yang tersedia masih dalam dolar US, sehingga perlu dikalikan dengan kurs ekspor untuk mendapatkan nilai jasa dalam rupiah. Dalam publikasi tersebut, nilai ekspor jasa tidak tersedia secara terpisah, tetapi masih tergabung dengan nilai impor jasa. Perkiraan nilai ekspor jasa, dihitung berdasarkan komponen-komponen ekspor jasa yang terdiri dari penggunaan fasilitas jasa yang disediakan oleh penduduk Indonesia yaitu jasa perjalanan dan parawisata, jasa asuransi, jasa komunikasi, jasa perusahaan, serta jasa-jasa lainnya.

Dokumen terkait