• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. PENYUSUNAN TABEL INPUT-OUTPUT: TEKNIK

4.2. Estimasi Output dan Struktur Input Sektoral

4.2.9. Sektor Jasa-jasa

Sektor Jasa-jasa mencakup kegiatan usaha jasa perusahaan, jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan, dan jasa perorangan

dan rumah tangga. Adapun cakupan dari masing-masing kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Usaha Jasa Perusahaan

Mencakup kegiatan pemberian jasa hukum (advokat dan notaris), jasa akuntansi dan pembukuan, jasa pengolahan dan penyajian data, jasa bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan mesin dan peralatan, Semua jasa ini biasanya diberikan berdasarkan sejumlah bayaran atau kontrak.

Jasa Hukum (Advokat/pengacara, Notaris), yang dimaksud dengan

Advokat/pengacara adalah ahli hukum yang berwenang bertindak sebagai penasehat atau pembela perkara dalam pengadilan, baik perkara pidana maupun perdata. Sedangkan Notaris adalah orang yang ditunjuk dan diberi kuasa (oleh Departemen Kehakiman) untuk mensyahkan dan menyaksikan berbagai surat perjanjian, akte dan sebagainya.

Jasa Akuntansi dan Pembukuan adalah usaha jasa pengurusan tata buku

dan pemeriksaan pembukuan termasuk juga jasa pengolahan data dan tabulasi yang merupakan bagian dari jasa akuntansi dan pembukuan.

Jasa Pengolahan dan Penyajian Data adalah usaha jasa pengolahan dan

penyajian data yang bersifat umum baik secara elektronik komputer maupun manual atas dasar balas jasa atau kontrak, termasuk didalamnya adalah jasa komputer programing dan sebagainya yang ada hubungannya dengan kegiatan komputer.

Jasa Bangunan, Arsitek dan Teknik adalah usaha jasa konsultasi

bangunan arsitek/perancang bangunan, jasa survei geologi, penyelidikan

tambang/pencarian bijih logam untuk pertambangan dan jasa penyelidikan dan sejenisnya.

Jasa Periklanan dan Riset Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang

memberikan pelayanan kepada pihak lain (perusahaan/perseorangan) dalam bentuk pembuatan dan pemasangan iklan, yang bertujuan untuk menyampaikan informasi, membujuk dan mengingatkan kepada konsumen tentang produk dari suatu perusahaan/usaha serta dalam penyampaiannya dapat melalui berbagai media massa seperti: audio visual (TV, bioskop), radio, halaman surat kabar/majalah, poster dan sebagainya.

Jasa Persewaan Mesin dan Peralatan adalah usaha persewaan mesin dan

peralatannya untuk keperluan pertanian, pertambangan dan ladang minyak, industri pengolahan, konstruksi, penjualan dan mesin-mesin keperluan kantor.

Output jasa perusahaan diperoleh dari perkalian antara indikator produksi (jumlah perusahaan atau tenaga kerja) dengan indikator harga (rata-rata output per perusahaan atau rata-rata ouput per tenaga kerja).

Struktur input diperoleh dari hasil survei (SKIO). Data jumlah perusahaan diperoleh dari hasil Sensus Ekonomi. Perusahaan (asosiasi) seperti Ikatan Akuntan Indonesia, Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) dan sejenisnya, serta jumlah tenaga kerja diperoleh dari hasil Sensus Penduduk (SP).

b. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan

Meliputi jasa pendidikan, kesehatan, riset/penelitian, palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat/YPAC, rumah ibadat dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.

Output jasa sosial dan kemasyarakatan diperoleh dari hasil perkalian antara masing-masing indikator produksi seperti jumlah murid menurut

jenjang pendidikan, jumlah tempat tidur rumah sakit, jumlah dokter, jumlah anak yang diasuh, jumlah orang lanjut usia yang dirawat, jumlah anak cacad yang dirawat dengan rata-rata output per masing-masing indikator.

Struktur input sektor jasa sosial dan kemasyarakatan diperoleh dari hasil survei (SKIO), sedangkan data produksi diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Laporan Kegiatan Palang Merah Indonesia, Nota Keuangan dan RAPBN, BPS (Susenas, Sensus Penduduk) serta beberapa sumber lainnya.

c. Jasa Hiburan dan Kebudayaan

Meliputi kegiatan produksi dan distribusi film komersial dan dokumenter untuk kepentingan pemerintah serta reproduksi film video, jasa bioskop dan panggung hiburan, studio radio, perpustakaan, museum, kebun binatang, gedung olah raga, kolam renang, klab malam, taman hiburan, studio televisi dan stasiun pemancar radio yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah. Output kegiatan produksi film diperoleh dari perkalian antara jumlah film yang diproduksi dengan rata-rata output per film, Output kegiatan distribusi film diperoleh dari perkalian antara rasio biaya sewa film dengan output bioskop, sedangkan output bioskop diperoleh dari perkalian antara jumlah penonton dengan rata-rata output per penonton. Output panggung hiburan/kesenian dihitung berdasarkan pembagian antara pajak tontonan yang diterima pemerintah dengan rasio pajak tontonan, kemudian dikurangi dengan output bioskop. Output untuk jasa hiburan dan rekreasi lainnya pada umumnya didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja masing-masing dengan rata-rata outputnya.

Struktur input pada kegiatan ini didasarkan pada hasil survei (SKIO), sedangkan indikator produksi untuk jasa hiburan dan kebudayaan diperoleh dari Direktorat Jenderal Radio, Televisi dan Film, Statistik Keuangan Daerah, Statistik Bioskop, Statistik Lingkungan Hidup, Direktorat Jenderal Pariwisata dan berbagai sumber lainnya.

d. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga

Meliputi segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga, yang terdiri dari:

a. Jasa perbengkelan/reparasi kendaraan bermotor, mencakup perbaikan kecil-kecilan dari kendaraan roda empat, roda tiga dan dua, seperti mobil pribadi, mobil umum, bemo, sepeda motor dan sebagainya.

b. Jasa perbengkelan/reparasi lainnya seperti perbaikan/reparasi jam, televisi, radio, lemari es, mesin jahit, sepeda dan barang-barang rumah tangga lainnya.

c. Jasa pembantu rumah tangga, mencakup koki, tukang kebun, penjaga malam, pengasuh bayi dan anak, dan sejenisnya.

d. Jasa perorangan lainnya, mencakup tukang binatu, tukang cukur, tukang jahit, tukang semir sepatu, dan sejenisnya.

Output untuk jasa perbengkelan serta jasa perorangan dan rumah tangga diperoleh dari perkalian antara masing-masing jumlah tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja. Sedangkan output jasa pembantu rumah tangga, pengasuh bayi dan sejenisnya diperoleh dari perkalian antara pengeluaran perkapita untuk pembantu rumah tangga dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

Struktur input untuk kegiatan jasa perorangan dan rumah tangga diperoleh dari hasil survei (SKIO) yang dilengkapi dengan data pendukung dari sumber lainnya. Indikator produksi jasa perbengkelan, jasa perorangan dan rumah tangga adalah jumlah tenaga kerja di sektor tersebut. Angka tenaga kerja tersebut dihitung berdasarkan pertumbuhan tenaga kerja dari Sensus Penduduk.

Sama halnya dengan Bab 4, teknik estimasi yang dibahas pada bab ini adalah berdasarkan pendekatan survei sebenarnya transaksi permintaan akhir memiliki kharakteristik yang relatif berbeda dengan transaksi impor. Transaksi permintaan akhir merupakan komponen permintaan terhadap output suatu sektor ekonomi, sedangkan transaksi impor merupakan komponen penyediaan dari suatu sektor ekonomi. Akan tetapi karena permintaan akhir dan impor dalam tabel input-output berada pada kuadran yang sama (kuadran III) maka pembahasannya dilakukan pada satu bab yang sama.

Seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu, transaksi permintaan akhir akan mencakup semua transaksi barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir. Dalam bab ini permintaan akhir dirinci menjadi pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan inventori dan ekspor. Sementara transaksi impor barang dan jasa yang diperoleh dari luar wilayah pengamatan dalam rangka memenuhi permintaan terhadap output suatu sektor ekonomi.

Penyusunan

Tabel Input-Output:

Teknik Estimasi Permintaan

Akhir dan Impor

5.1 Estimasi Permintaan Akhir dan Impor

Dokumen terkait